ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ( Periode Tahun )

Analisis Efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) Tahun 2012

STUDI KOMPARASI TINGKAT EFISIENSI ANTARA BANK ASING DAN BANK SWASTA NASIONAL DI INDONESIA. Riska Laila Maulidah Noor Paidi Hidayat ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung perekonomian negara dimana sebagai salah satu pelaku. keseluruhan sistem keuangan (Abidin, 2007).

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui variable-variabel penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti

Kinerja Beberapa Bank Syariah Berdasar Tingkat Efisiensi Melalui Pengukuran DEA

Mengukur Tingkat Efisiensi Bank Pembiayaan Rakyat Syari ah dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat pesat setelah adanya liberalisasi keuangan dengan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika fungsi

A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE NONPARAMETRIK DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

KAJIAN EFISIENSI TEKNIS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan

EFISIENSI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. intermediasi. Aset, deposito dan beban personalia sebagai faktor input serta Kredit

ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH (BUS) DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perekonomian baik secara mikro maupun secara makro. Di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di dua obyek yaitu pada BPRK SAB yang

Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB V PENUTUP. Indonesia(BRI)Syariah, Bank Panin Syariah dan Bank Bukopin Syariah) periode

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DENGAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi pada 6 Bank Umum Syariah terdaftar di BI tahun 2010)

I. PENDAHULUAN. serangkaian deregulasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) telah membawa

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Manajemen ISSN:

Sumber : Statistik Perbankan Syariah 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS EFISIENSI BANK BUMD REGIONAL SUMATERA BERDASARKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) STUDI KASUS: BANK ACEH, BANK NAGARI DAN BANK SUMUT

BAB I PENDAHULUAN (pakjun 1983) dan paket kebijakan oktober 1988 (pakto 1988). Deregulasi

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE Mohammad Yunies Edward 1) Aan Zainul Anwar 2)

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 80 % dari keseluruhan system keuangan (Abidin, 2007).Perkembangan

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI PEBANKAN SYARIAH DI INDONESIA. Oleh : Suhel

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan suatu perekonomian.

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DAN BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN METODE DATA EVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor keuangan, terutama industri perbankan, berperan sangat penting

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. islam bahkan juga di negara-negara barat. Terbukti dengan ditandai semakin

I. PENDAHULUAN. Bank Umum Syariah telah muncul sejak tahun 1992 yang dipelopori oleh Bank

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan lapangan pekerjaan (Badan Pusat Statistik 2010). Oleh sebab itu

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU,

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu sebagai perantara pihak yang

DAFTAR PUSTAKA Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Tahun , Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. Tabel 2. 1 penelitian terdahulu

PENGEMBANGAN MODEL PARAMETRIK METODE DEA DALAM MENGUKUR TINGKAT EFISIENSI BIAYA PADA PERBANKAN SYARIAH DI KOTA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi di Amerika Serikat. Pada waktu itu bank- bank sentral

ANALISIS EFISIENSI PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN

ANALISIS EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DEVISA DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perbandingan yang mana akan berpengaruh positif. Diantaranya jurnal

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi. Meskipun demikian, konsep mengenai efisiensi dapat didefinisikan dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perubahan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

EFISIENSI BUS DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPEMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. tinggi bahkan melebihi tinggi dari rata-rata perbankan syari ah dunia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi di Amerika dan kawasan Eropa pada

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkanya paket kebijakan Menteri Keuangan pada Desemeber 1983 yang

Sasmita Claudia Pontoh Fakultas Eknomi dan Bisnis, Universitas Ma Chung Malang

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB V PENUTUP. variabel dependen. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut : a. Berdasarkan hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution)

BAB I PENGANTAR. perkembangan industri perbankan. Perkembangan dan pertumbuhan industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin modern ini yang. dilakukan dengan adanya perantara dalam kegiatannya.

BAB V PENUTUP. Bank Mandiri selama tahun 2010 sampai 2014 tidak ada bank umum persero

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian yang digunakan adalah data kuartalan dari tahun 2011 sampai

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Arsitektur Perbankan Indonesia (API). untuk menghadirkan alternatif jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN PENDEKATAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Dea Anisa Miranti 1 Kartika Sari 2

Oleh: PINAESTRI CAHYANINGSIH B / I TWINNING PROGRAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS & FAKULTAS AGAMA ISLAM

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui perbedaan nilai efisiensi pada bank umum persero (BUMN) dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya. Untuk meningkatkan perekonomian, fokus pemerintah. Indonesia salah satunya pada sektor keuangan dan sektor riil.

Abstract. Rakhmat Purwanto Dra. Hj. Endang Tri Widyarti, MM

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL DENGAN PERBANKAN SYARIAH

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: ASTRIA KUSUMA WARDANI B 100110296 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 i

HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca Naskah Publikasi dengan judul: ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL Yang ditulis oleh: ASTRIA KUSUMA WARDANI B 100110296 Penandatanganan berpendapat bahwa Naskah Publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. ii

ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat efisiensi bank syariah dengan bank konvensional periode 2013. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh bank yang bersangkutan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan mengambil sampel 3 bank syariah dan 3 bank konvensional. Pengukuran efisiensi dalam penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan frontier. Variabel input yang digunakan dalam penelitian adalah simpanan, aset, dan biaya tenaga kerja, sedangkan variabel outputnya adalah pembiayaan dan pendapatan operasional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bank syariah yang belum mencapai tingkat efisiensi 100 persen adalah Bank Mandiri Syariah (96.61 %), sedangkan bank konvensional yang belum mencapai tingkat efisiensi 100 persen adalah Bank Rakyat Indonesia (14.46 %). Disisi lain bank syariah yang sudah mencapai tingkat efisiensi 100 persen antara lain Bank Muamalat Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia, sedangkan bank konvensional yang telah mencapai tingkat efisiensi 100 persen adalah Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia. Kata kunci: Efisiensi, Data Envelopment Analysis, Bank Syariah, Bank Konvensional. PENDAHULUAN Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, yaitu sebagai lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) yang menyimpan kelebihan dananya di bank dengan pihak yang kekurangan dana (deficit unit) yang meminjam dana ke bank. Fungsi dari intermediasi akan berjalan baik apabila surplus unit dan deficit unit memiliki kepercayaan terhadap bank. Berjalannya fungsi intermediasi perbankan akan meningkatkan penggunaan dana. Dana yang telah dihimpun kemudian akan disalurkan ke masyarakat dalam berbagai bentuk aktivitas produktif yang kemudian akan meningkatkan output dan lapangan kerja sehingga akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Muharam dan Pusvitasari, 2007). Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer 1

yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, Proposal, Laporan Keuangan, dan sebagainya. Perbedaan diantara keduanya yaitu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja (Antonio, 2001). Pengukuran kinerja bank konvensional dan bank syariah dalam penulisan ini yaitu mengukur tingkat efisiensi bank konvensional dan bank syariah dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). DEA adalah metode pengukuran matematis dengan pendekatan non parametrik yang digunakan untuk mengukur efisiensi relatif antar DMU yang memiliki input dan output yang sama. Metode DEA pertama kali diperkenalkan oleh Charness, Cooper, dan Rhodes (CCR) pada tahun 1978, dan sekarang telah banyak digunakan oleh literatur luar negeri maupun dalam negeri. Data Envelopment Analysis (DEA) mengukur tingkat efisiensi dengan membandingkan variabel output dengan variabel input suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) atau Decision Making Unit (DMU). Didalam teori perusahaan dan analisis biaya dinyatakan bahwa perusahaan sejenis akan survive apabila mereka mempunyai kiat produksi tersendiri dan manajemen yang efisien dengan pasar yang sama (Siswandi,2004: 22). Dengan menggunakan metode DEA yang telah dipilih diharapkan tingkat efisiensi bank konvensional dan bank syariah dapat diketahui dan bisa dijadikan pertimbangan pengambilan kebijakan oleh pihak yang membutuhkan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan mengambil objek tiga bank umum syariah (Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, Bank Rakyat Indoneia Syariah) dan tiga bank umum konvensional (Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia). Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dengan menggunakan 2

pendekatan frontier approach yaitu dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan cara menentukan jenis input dan output terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan tahunan bank syariah dan bank konvensional pada tahun 2013. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode dokumentasi. Mengukur efisiensi perbankan dapat menggunakan pendekatan parametrik maupun non parametrik DEA. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi Teknik 3 Bank Syariah Di Indonesia 2013 Table 4.3 Tingkat Efisiensi Teknik 3 Bank Syariah Di Indonesia Tahun 2013 (Persen) Nama Bank 2013 Bank Muamalat Indonesia 100.00 Bank Syariah Mandiri 96.61 Bank Rakyat Indonesia Syariah 100.00 Pencapaian rata-rata 98.87 Sumber: Data diolah (Output DEAWIN) Statistik pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2013 terdapat dua bank syariah yang mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen (efisiensi), yaitu Bank Muamalat Indonesia dan Bank Rakyat Indonesia Syariah. Sedangkan salah satu bank yang belum mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen (inefisien) adalah Bank Syariah Mandiri (96.61 persen). 3

Tabel 4.4 Nilai Actual, Target, To gain, dan Achieved Input-Output bagi Bank Syariah yang Inefisien pada Tahun 2013 Nama Bank Tingkat Efisiensi Actual Target To gain Achieved BSM Simpanan 9.115.336 8.806.514,2 3.4% 96.6% Asset 63.965.361 61.798.255 3.4% 96.6% Biaya tenaga kerja 96.61 1.192.402 1.088.466,5 8.7% 91.3% Pembiayaan 10.752.404 18.193.189,9 69.2% 59.1% Pendapatan 5.437.851 5.437.851 0.0% 100.0% Sumber: Data diolah (Output DEAWIN) Input (simpanan, asset, biaya tenaga kerja) pada Bank Syariah Mandiri membutuhkan peningkatan efisiensi sebesar 96.6 persen pada (simpanan dan asset), serta 91.3 persen (biaya tenaga kerja) dikarenakan simpanan yang digunakan berjumlah 9.115.336 juta, sedangkan targetnya adalah 8.806.514,2 juta, pada input asset yang digunakan berjumlah 63.965.361 juta, sedangkan targetnya adalah 61.798.255 juta dan pada input biaya tenaga kerja jumlah yang digunakan sebesar 1.192.402 juta, sedangkan targernya adalah 1.088.466 juta. Disisi lain output Bank Syariah Mandiri harus meningkatkan efisiensinya sebesar 59.1 persen pada (pembiayaan). Hal tersebut terjadi karena jumlah outputnya adalah 10.752.404 juta, padahal target outputnya mencapai 18.193.189,9 juta. Tabel 4.5 Nilai Actual, Target, To gain, dan Achieved Input-Output bagi Bank Syariah yang Efisien pada Tahun 2013 Nama Bank Tingkat Efisiensi Actual Target To gain Achieved BMI Simpanan 6.295.092 6.295.092 0.0% 100.0% Asset 54.694.020 54.694.020 0.0% 100.0% Biaya tenaga kerja 100.00 754.058 754.058 0.0% 100.0% Pembiayaan 18.673.772 18.673.772 0.0% 100.0% Pendapatan 4.352.254 4.352.254 0.0% 100.0% 4

Nama Bank Tingkat Efisiensi Actual Target To gain Achieved BRI S Simpanan 3.151.441 3.151.441 0.0% 100.0% Asset 17.400.914 17.400.914 0.0% 100.0% Biaya tenaga kerja 100.00 400.267 400.267 0.0% 100.0% Pembiayaan 3.970.205 3.970.205 0.0% 100.0% Pendapatan 1.737.511 1.737.511 0.0% 100.0% Sumber: Data diolah (Output DEAWIN) Hasil Perhitungan dan Analisis Tingkat Efisiensi Teknik 3 Bank Konvensional di Indonesia 2013 Table 4.6 Tingkat Efisiensi Teknik 3 Bank Konvensional Di Indonesia Tahun 2013 (Persen) Nama Bank 2013 Bank Rakyat Indonesia 14.46 Bank Mandiri 100.00 Bank Negara Indonesia 100.00 Pencapaian rata-rata 71.49 Sumber: Data diolah (Output DEAWIN) Tabel 4.7 Nilai Actual, Target, To gain, dan Achieved Input-Output bagi Bank Konvensional yang Inefisien pada Tahun 2013 Nama Bank Tingkat Efisiensi Actual Target To gain Achieved BRI Simpanan 504.281.382 14.146.170,2 97.2% 2.8% Asset 626.182.926 90.527.361,3 85.5% 14.5% Biaya tenaga kerja 14.46 12.231.994 1.768.381,2 85.5% 14.5% Pembiayaan 13.784.030 24.513.680,7 77.8% 56.2% Pendapatan 8.348.459 8.348.459 0.0% 100.0% Sumber: Data diolah (Output DEAWIN) 5

Bank Rakyat Indonesiatidak menggunakan input (simpanan, asset, dan biaya tenaga kerja) secara maksimal, hal tersebut terlihat dengan jumlah input yang tidak sesuai dengan target inputnya. Jumlah input yang di alokasikan sebesar 504.281.382 juta (simpanan), 626.182.926 juta (asset), dan 12.231.994 juta (biaya tenaga kerja), sedangkan target inputnya 14.146.170,2 juta (simpanan), 90.527.361,3 juta (asset), 1.768.381,2 juta (biaya tenaga kerja). Hal yang perlu diupayakan adalah peningkatan efisiensi sebesar 2,8 persen (simpanan), 14.5 persen pada (asset dan biaya tenaga kerja). Disisi lain, output BRI berjumlah 13.784.030 juta (pembiayaan), padahal target yang harus dicapai adalah 24.513.680,7 juta (pembiayaan). Maka yang harus dilakukan adalah peningkatan efisiensi sebesar 56.2 persen pada pembiayaan. Sedangkan bank konvensional yang mampu mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen di tahun 2013 adalah Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesia. Tabel 4.5 menunjukkan nilai actual, target, to gain, dan achieved bank tersebut. Tabel 4.8 Nilai Actual, Target, To gain, dan Achieved Input-Output bagi Bank Konvensional yang Efisien pada Tahun 2013 Nama Bank Tingkat Efisiensi Actual Target To gain Achieved Bank Mandiri Simpanan 508.996.256 508.996.256 0.0% 100.0% Asset 733.099.762 733.099.762 0.0% 100.0% Biaya tenaga kerja 100.00 9.431.337 9.431.337 0.0% 100.0% Pembiayaan 450.634.798 450.634.798 0.0% 100.0% Pendapatan 9.431.337 9.431.337 0.0% 100.0% BNI Simpanan 280.612.823 280.612.823 0.0% 100.0% Asset 370.716.158 370.716.158 0.0% 100.0% Biaya tenaga kerja 100.00 5.405.324 5.405.324 0.0% 100.0% Pembiayaan 243.757.807 243.757.807 0.0% 100.0% Pendapatan 7.519.094 7.519.094 0.0% 100.0% Sumber: Data diolah (Output DEAWIN) 6

Analisis dan Interpretasi Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa ada beberapa bank konvensional maupun bank syariah yang mengalami inefisiensi. Ketidakefisienan tersebut disebabkan kurang maksimalnya penggunaan input dan outputnya baik oleh bank konvensional maupun bank syariah. Inefisiensi terjadi pada variabel input (simpanan, aset, dan biaya tenaga kerja) dan variabel outputnya (pembiayaan dan pendapatan). Sutawijaya dan Lestari (2009) menyatakan bahwa pengukuran efisiensi teknik cenderung terbatas hanya pada hubungan teknik dan operasional dalam proses konversi input menjadi output. Hal tersebut berarti bahwa untuk meningkatkan efisiensi teknik hanya perlu menggunakan kebijakan mikro yang bersifat intenal, yaitu dengan cara pengendalian dan mengalokasikan sumber daya secara optimal. Pertama, ketidakefisienan penggunaan input simpanan oleh bank konvensional dan bank syariah terlihat dengan jumlah input simpanan yang masih lebih besar dibandingkan targetnya. Hal ini menandakan bahwa perannya sebagai input tidak maksimal untuk menghasilkan output. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengalokasikan input simpanan yang berlebih ke bagian total aset khususnya aset yang bersifat produktif. Cara ini dapat dilakukan dengan peningkatan jumlah pemberian kredit atau pembiayaan seperti kredit produktif dan kredit perdagangan untuk bank konvensional, serta pembiayaan mudharabah, istishna, dan ijarah untuk bank syariah. Salah satu cara lainnya adalah dengan menaikkan biaya administrasi pada dana simpanan seperti tabungan, sehingga pendapatan bank dapat lebih baik lagi. Kenaikan biaya administrasi juga harus diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan bank agar bank tersebut tetap dapat mampu bersaing. Kedua, ketidakefisienan input aset terjadi karena penggunaan jumlah aset melebihi target yang dibutuhkan. Aset adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh bank meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, pembiayaan atau kredit, dan aktiva tetap yang dimiliki. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah porsi pembiayaan yang merupakan bagian dari aset total itu sendiri. Meningkatnya jumlah pembiayaan akan 7

memperlancar proses intermediasi baik bank konvensional maupun bank syariah dan menambah pendapatan operasional terutama yang berasal dari penyaluran dana. Sedangkan aset tetap yang telah dimiliki oleh bank tidak perlu dikurangi, hanya saja harus digunakan secara maksimal agar tidak terjadi inefisiensi.pembelian aset tetap seyogyanya harus sejalan dengan penggunaannya secara maksimal sehingga berpengaruh positif terhadap pendapatan bank. Ketiga, inefisiensi input biaya tenaga kerja terjadi karena jumlah biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan lebih besar dari yang dibutuhkan. Besarnya biaya tenaga kerja bisa diakibatkan karena banyaknya jumlah tenaga kerja yang digunakan. Bank konvensional dan bank syariah memiliki masalah yang sama, yaitu peningkatan jumlah tenaga kerja tidak diimbangi dengan skill yang memadai sehingga menyebabkan bank mengalami penurunan produktivitas (Sutawijaya dan Lestari, 2009). Kondisi tersebut sesuai dengan teori law of diminishing marginal return, dimana penambahan tenaga kerja justru akan menyebabkan penurunan marjinal tenaga kerja. Rekomendasi kebijakan yang disarankan adalah dengan adanya aturan internal bank untuk menggunakan sistem kontrak untuk pegawainya (Sutawijaya dan Lestari, 2009).Cara lainnya yang dapat ditempuh adalah dengan bekerjasama dengan lembaga pendidikan atau Universitas-universitas dalam hal penyediaan SDM yang berkualitas dan kompeten. Khusus untuk bank syariah, kerjasama dengan Universitas-universitas ini hendaknya dapat dilakukan secara optimal mengingat kebutuhan akan tenaga kerja syariah yang meningkat, namun tidak diimbangi dengan jumlah SDM yang mengerti dengan baik perbankan syariah. Ketidakefisienan output terjadi pada pembiayaan dan pendapatan. pertama, jumlah pembiayaan lebih kecil dari target yang telah ditentukan. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya prinsip kehati-hatian oleh bank sebelum memberikan kredit. Namun hendaknya kehati-hatian yang dilakukan oleh bank tidak menghambat target yang telah ditentukan. Solusi yang dapat ditempuh adalah dengan tetap melaksanakan prinsip kehati-hatian dan tidak menghambat target yang telah ditentukan serta melakukan pengawasan secara ketat setelah memberikan kredit. Cara lainnya adalah 8

dengan menurunkan tingkat suku bunga kredit untuk kredit produktif.hal ini dilakukan agar banyak masyarakat baik perorangan atau perseroan mengajukan pembiayaan, imbasnya adalah target pembiayaan dapat tecapai serta turut andil dalam pembangunan ekonomi. Kedua, jumlah pendapatan masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, peningkatan pembiayaan dengan cara inovasi produk dan biaya-biaya pelayanan jasa terkait dengan input simpanan (safe deposit box, biaya administrasi dan lainnya). Langkah tersebut akan meningkatkan pendapatan bunga/bagi hasil dan pendapatan operasional. Kedua, penggunaan atau pengalokasian total aset hendaknya digunakan secara optimal sehingga diharapkan pendapatan operasional bank juga akan meningkat. Ketiga, perbaikan kualitas SDM harus dilakukan untuk meningkatkan pendapatan operasional dan pendapatan operasional lainnya, karena hal ini berhubungan dengan produktivitas kerja dan kreativitas karyawan (inovasi produk) untuk menghasilkan output yang maksimal. Bank konvensional masih terlalu dominan dibandingkan dengan bank syariah, terbukti dengan jumlah simpanan, aset, dan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi dibandingkan bank syariah. Kinerja bank syariah yang semakin baik akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat, dan nantinya akan diikuti dengan meningkatnya jumlah simpanan dan aset yang dimiliki. Sehingga kedepannya bank syariah diharapkan mampu bersaing dengan bank konvensional yang telah ada terlebih dahulu. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari 6 bank yang menjadi sampel penelitian (3 bank syariah dan 3 bank konvensional), terdapat empat bank yang mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen pada tahun 2013, terdiri dari dua bank syariah dan dua bank konvensional, yaitu Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Rakyat Indonsia Syariah untuk bank syariah, pada bank konvensional terdiri dari Bank Mandiri dan Bank Negara 9

Indonesia. Disisi lain bank yang belum mencapai tingakt efisiensi teknik 100 persen adalah Bank Syariah Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia. 2. Ketidak efisienan pada dua bank terjadi pada semua variabel input (simpanan, asset, dan biaya tenaga kerja) dan variabel outputnya (pembiayaan). Ketidakefisienan pada semua variabel input menandakan penggunaan input yang yang berlebihan dan tidak sesuai dengan target. Pada sisi output, ketidakefisienan pembiayaan menandakan bahwa output yang dihasilkan masih belum maksimal dan belum mencapai target yang ditentukan. Saran 1. Bank konvensional dan bank syariah yang belum mampu mencapai efisiensi teknik 100 persen, dapat melakukan upaya kebijakan internal dengan cara: a. Ketidakefisienan penggunaan input simpanan oleh bank konvensional dan bank syariah terlihat dengan jumlah input simpanan yang masih lebih besar dibandingkan targetnya. Hal ini menandakan bahwa perannya sebagai input tidak maksimal untuk menghasilkan output. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengalokasikan input simpanan yang berlebih ke bagian total aset khususnya aset yang bersifat produktif. Cara ini dapat dilakukan dengan peningkatan jumlah pemberian kredit/pembiayaan seperti kredit produktif dan kredit perdagangan untuk bank konvensional, serta pembiayaan mudharabah, istishna, dan ijarah untuk bank syariah. b. Ketidakefisienan input aset terjadi karena penggunaan jumlah aset melebihi target yang dibutuhkan. Aset adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh bank meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, surat berharga yang dimiliki, pembiayaan atau kredit, dan aktiva tetap yang dimiliki. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menambah porsi pembiayaan yang merupakan bagian dari aset total itu sendiri. Meningkatnya jumlah pembiayaan akan memperlancar proses intermediasi baik bank 10

konvensional maupun bank syariah dan menambah pendapatan operasional terutama yang berasal dari penyaluran dana. c. Kebijakan mengenai inefisiensi input biaya tenaga kerja dapat dilakukan adalah dengan adanya aturan internal bank untuk menggunakan sistem kontrak untuk pegawainya dan yang bekerjasama dengan lembaga pendidikan atau Universitas-universitas dalam hal penyediaan SDM yang berkualitas. Dengan melakukan cara diatas, diharapkan dapat memperkecil biaya tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas bank karena memiliki SDM yang berkualitas. d. Kebijakan yang berkaitan dengan output pembiayaan adalah dengan cara tetap melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam pembiayaannya dengan tidak menghambat target yang telah ditentukan dan melakukan pengawasan secara ketat setelah memberikan kredit. Cara lainnya adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga kredit untuk kredit produktif. Hal ini dilakukan agar banyak masyarakat baik perorangan atau perseroan mengajukan pembiayaan, imbasnya adalah target pembiayaan dapat tecapai serta ikut turut andil dalam pembangunan ekonomi. 2. Efisiensi perbankan merupakan indikator penting untuk melihat bagaimana kinerja bank. Semakin efisien suatu bank, maka akan semakin baik bank tersebut dalam mengelola input secara optimal dan menghasilkan output dengan maksimal. Diharapkan pihak-pihak yang terkait dengan bank konvensional dan bank syariah terus meningkatkan efisiensinya agar mampu bersaing dalam dunia perbankan nasional yang berkembang semakin pesat. 11

DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zaenal dan Endri. 2009. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 11 No. 1 Antonio, Muh. Syafi i (2001). Islamic Banking: Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik. Gema Insani & Tazkia Cendikia, Jakarta. Danupranata, Gita. 2013. Manajemen perbankan syariah. Jakarta: Salemba Empat. Endri. 2011. Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi two-stage data envelopment analysis. Skripsi. STEI Tazkia. Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti. 2010. Pengantar Manajemen Perkreditan. Bandung: Alfabeta. Hadad, Muliaman D., dkk. 2003. Pendekatan Parametrik Efisiensi Perbankan Indonesia. www.bi.go.id. Hasan, I. 2000. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Interensif). Jakarta: Bumi Aksara. Huri, M. D. dan Indah Susilowati. 2004. Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus: Bank-bank yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2002). Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol. 1 No 2. Kasmir. 2004. Dasar-dasar Perbankan. Edisi Kesatu. Cetakan ke-3. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Lie, C. L. and Lih A. T. 2005. Application of DEA and SFA on the Measurement of Operating Efficiencies for 27 International Container Ports. Paper dalam Proceedings of the Eastern Asia Society for Transporation Studies, Vol. 5, Hal. 592-607. Taiwan 12

Maflachatun. 2010. Analisis Efisiensi Teknik Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Semarang. Mokhtar, Hamim. S A, et al. 2006. Efficiency of Islamic Banking in Malaysia: A Stochastic Frontier Approach. Journal of Economic Cooperation, Vol. 27, No.2, Hal 37-70. Malaysia. Muharram, H dan Pusvitasari, R. 2007. Analysis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis (Periode Tahun 2005). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol II, No. 3, Yogyakarta. Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya, Edisi 5. Yogyakarta: Aditya Media Putri, Vicky Rahma dan Niki Lukviarman. 2008. Pengukuran Kinerja Bank Komersial Dengan Pendekatan Efisiensi: Studi Terhadap Perbankan Go- Public di Indonesia. JAAI. Vol 12 No.1. Suseno, Priyonggo. 2008. Analisis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada Indsutri Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 2. No. 1. Yogyakarta: Pusat pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Fakultas Ekonomi UII. Sutawijaya, A. Dan Lestari, E.P. 2009. Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 10. No. 1. Siswadi, Erwita. 2004. Analisis Laporan Keuangan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Usahawan. No. 12. 13