BAB I PENDAHULUAN. tinggi bahkan melebihi tinggi dari rata-rata perbankan syari ah dunia. 1

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syari ah di Indonesia mulai berkembang pesat dari yang bukan apa-apa pada tingkat dunia sekarang sudah bersaing dibawah negaranegara islam lain seperti Iran, Malaysia dan Saudi Arabia. Fakta tersebut dilihat dari indeks daya saing, selain melalui pertumbuhan aset dan kontribusinya pada keseluruhan aset perbankan. Memang aset perbankan syariah relatif masih kecil, namun pertumbuhan aset syari ah tersebut relatif tinggi bahkan melebihi tinggi dari rata-rata perbankan syari ah dunia. 1 Industri perbankan syariah secara umum terus berkembang hingga pada Bulan Oktober 2011 pertumbuhan aset tertinggi mencapai 48,10%, sementara pertumbuhan total aset perbankan syariah di akhir 2011 diperkirakan tumbuh antara 40%-50%. Sedangkan pertumbuhan moderat total aset tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp 187 triliun, pertumbuhan pesimis hanya Rp 178 triliun, dan optimis mencapai hingga Rp 206 triliun. Untuk pangsa pasar perbankan syariah hingga mencapai 5% setelah tahun Berdasarkan laporan perkembangan perbankan syariah tahun 2012 pertumbuhan aset 1 Mifah Najahudin, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan dengan Metode Income Statement (ISA) dan Shari ate Value Added (SVA) pada Bank Syari ah, Skripsi Program Study Akuntansi, (Semarang; UNISULA, 2015). Hlm 3. 2 Outlook perbankan syariah, diakses dari pada tanggal 10 september 2015, pukul 09:27 wib 1

2 2 perbankan syariah akan terus berkembang setiap tahunnya dengan jumlah aset yang semakin besar. Pertumbuhan perusahaan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana total aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang akan datang. Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang meyakini bahwa persentase perusahaan total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth perusahaan. Baik buruknya suatu perusahaan dapat dilihat dari pertumbuhan asetnya, hal tersebut secara tidak langsung berhubungan dengan kinerja keuangan suatu perusahaan dalam hal ini perbankan syari ah. Kebutuhan akan informasi kinerja keuangan bank syari ah merupakan kewajiban agar dapat terus bersaing di tengah persaingan yang sangat ketat pada dunia perbankan. Bank sejatinya merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan mempertemukan antara pemilik dan pengguna dana. Keberadaan sektor perbankan ini bermanfaat dalam menjembatani kebutuhan akan modal kerja dan investasi pada sektor riil dengan pemilik dana. Untuk itu kinerja keuangan bank harus berjalan secara baik dan sehat. Kebutuhan informasi atas kinerja keuangan bank sangat dibutuhkan untuk memberi kepercayaan bagi nasabah, investor dan calon investor yang akan menanamkan modal pada

3 3 bank tersebut serta jasa yang diberikan oleh bank untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Pada tahun 1998 melalui Pemerintah yang diatur dalam UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan yang disempurnakan menjadi UU No.10 tahun 1998 berisi tentang, Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pada tahun inilah diperkenalkannya dua sistem perbankan (Dual Banking system) di Indonesia, yaitu : Bank Umum Konvensional (sistem bunga), Bank Umum Syariah (sistem bagi hasil). 3 Bank konvensional adalah lembaga keuangan yang memberikan layanan jasa dan produk kepada nasabahnya dengan tujuan mendapatkan pendapatan melalui bunga. Sedangkan Bank syari ah adalah lembaga keuangan berbasis syari ah (Al-qur an dan Al-Hadist) yang produk dan kegiatan operasionalnya sesuai dengan syariat Islam menggunakan sistem bagi hasil (mudharabah). Bank konvensional dan bank syari ah memiliki beberapa kesamaan yang paling utama dilihat dalam sisi teknis penerimaan kas, sistem transfer, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan (KTP, NPWP, Proposal, Laporan Keuangan) serta teknologi komputer yang digunakan untuk operasianal bank itu sendiri. Perbedaan umum dari bank 3 Kasmir, Bank dan Lembaga Lainnya, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 1999). Hlm 23.

4 4 konvensional dan bank syari ah ini terdapat pada struktur keorganisasiannya, legalitas, lingkungan kerja, serta bentuk usaha yang dibiayai. 4 Pengukuran kinerja keuangan bank syari ah dilakukan melalui analisis laporan keuangan yang diterbitkan bank tersebut. Dengan cara menganalisa tingkat profitabilitas bank syari ah itu sendiri, dengan menggunakan empat rasio antara lain ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), NPM (Net Profit Margin), dan REO (Rasio Efisiensi Operasional). Rasio-rasio tersebut merupakan indikator yang menunjukkan profitabilitas dalam kinerja keuangan. Kemampuan kinerja keuangan bank syari ah dapat dibandingkan dari seberapa besar rasio kinerja keuangan yang didapat bank tersebut. Semakin kecil rasio yang diperoleh bank syari ah artinya kemampuan dalam memberikan keuntungan bagi hasil kepada nasabah semakin rendah, sedangkan kebalikannya apabila rasio kinerja keuangan semakin besar maka keuntungan dari bagi hasil kepada nasabah bank akan semakin tinggi. 5 Saat ini analisis kinerja keuangan bank syari ah belum dapat dilakukan secara tepat, melihat laporan keuangan bank syari ah yang termuat dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 101 tahun 2015, memuat beberapa elemen laporan keuangan seperti aset, kewajiban, dana syirkah temporer, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, arus kas, dana zakat, dan dana kebajikan. 6 Laporan keuangan tersebut 4 Muhammmad Syafi i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta; Gema Insani, 2001), hlm Ana Damayanti, Analisis Perrbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Metode Income Statement Approach Dan Value Added Approach dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Bank, Jurnal Akuntansi, (Bandung; Universitas Siliwangi, 2012). Hlm Diakses pada 27 Januari 2016, pukul 21:42 w.i.b.

5 5 ditambah dengan beberapa laporan seperti Perubahan Dana Investasi Terikat, Laporan Dana Zakat, Infaq, Shodaqoh dan juga Laporan Qardul Hasan. Secara implisit standar tersebut menggunakan konsep entity teory yang bila dikaji secara mendalam sebenarnya banyak didasarkan pada nilai-nilai kapitalisme dan utilitarianisme. Dalam konsep kepemilikan badan usaha didirikan, digunakan dan dimiliki secara mutlak berada pada pemilik modal (kapitalis). 7 Konsep ini jelas tidak sependapat dengan konsep syari ah enterprise teory yang menyatakan tujuan laporan keuangan bisnis syari ah bukan terbatas pada direct stakeholder saja akan tetapi pada indirect stakeholder juga. Berhubungan dengan pemenuhan akuntabilitas laporan keuangan bank syari ah, Baydoun dan Willet merekomendasikan laporan nilai tambah (value added statement), agar ditambahkan dalam laporan keuangan bank syari ah. Menurutnya value added statement merupakan laporan keuangan yang berprinsip full disclosure serta didorong pada kesadaran etika dan moral, karena prinsip ini merupakan gambaran kepekaan manajemen terhadap aktivitas bisnis pada pihak yang terlibat di dalamnya. Kepekaan ini nampak dalam penyajian informasi akuntansi melalui pembagian pendapatan yang adil. Laporan nilai tambah sudah merubah kebiasaan tujuan akuntansi dari pembuat keputusan berganti menjadi pertanggung jawaban sosial. 8 7 Agus Rifa i, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syari ah Menggunakan Pendekatan Income Statement (ISA) dan Value Added Reporting (VAR), Jurnal Akuntansi, (Semarang; UNNES, 2013), Hlm Amrullah reza Putra Tara, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Menggunakan Pendekatan Laba Rugi (Income Statement) Dan Nilai Tambah (Value Added Statement), Skripsi Ekonomika dan Bisnis, (Semarang; UNDIP, 2014), Hlm 7.

6 6 Nilai tambah dalam laporan keuangan bank syariah disebut juga dengan istiah shari ate value added (SVA), dalam pengertiannya adalah bentuk pertambahan nilai (zakat) yang terjadi secara material dan sudah disucikan (tazkiyah) secara spiritual. Dengan adanya SVA sebagai laporan keuangan tambahan maka kemampuan bank syariah dalam menghasilkan profitabilitas dihitung dengan juga memperhatikan kontribusi pihak lain, seperti karyawan, masyarakat, pemerintah, dan lingkungan. sehingga profit yang diperoleh dalam distribusinya tidak hanya sebatas direct stakeholders saja melainkan juga kepada indirect stakeholders. 9 Sementara itu jika mengingat bank syariah adalah unit usaha bisnis yang berdasarkan syariah Islam, maka seyogyanya akuntansi keuangan yang digunakan adalah akuntansi syariah. Hal tersebut yang menjadi alasan pentingnya menggunakan metode SVA dalam mengukur kinerja keuangan karena metode SVA merupakan nilai tambah ekonomi, mental, dan spiritual yang diperoleh, diproses, dan didistribusikan secara halal. Manfaat menggunakan metode SVA adalah dapat mewujudkan kepedulian manajemen terhadap pihak-pihak lain yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung terhadap proses mendapatkan nilai tambah syariah. Kepedulian itu diwujudkan dengan kesediaan manajemen untuk mendistribusikan nilai tambah kepada semua pihak yang dimaksud secara adil, yaitu: (1) nasabah sebagai pihak ketiga yang telah menggunakan jasanya, (2) karyawan sebagai 9 Muhammad Wahyudi, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Menggunakan Pendekatan Laba Rugi Dan Nilai Tambah, Skripsi, (Semarang; Universitas Negeri Semarang, 2005). Hlm 17.

7 7 pihak yang telah mencurahkan daya dan upaya dimiliki agar perusahaan mendapatkan keuntungan, (3) pemerintah (melalui pajak), (4) pemilik modal (melalui deviden), (5) masyarakat (melalui zakat), dan (6) lingkungan sekitar. Selain itu SVA juga sejalan dengan tujuan akuntansi syariah yaitu muamalah, antara lain : Amar ma ruf nahi munkar, keadilan dan kebenaran, maslahat sosial, kerjasama, menghapus riba dan mendorong zakat. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis akan meneliti laporan keuangan bank syariah pada periode , karena pada interval tahun tersebut bank umum syariah di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. 10 Maka judul yang diambil dalam penelitian ini adalah Pengaruh Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Shari ate Value Added (SVA) Terhadap Pertumbuhan Asset pada Bank Syariah di Indonesia Periode Tahun A. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Apakah dengan metode SVA, ROA berpengaruh terhadap Pertumbuhan Asset Bank Syariah? 2. Apakah dengan metode SVA, ROE berpengaruh terhadap Pertumbuhan Asset Bank Syariah? 10 Statistik Perbankan Syariah, Tabel Jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Berdasarkan Total Aset, diakses dari pada tanggal 01 oktober 2015.

8 8 3. Apakah dengan metode SVA, NPM berpengaruh terhadap Pertumbuhan Asset Bank Syariah? 4. Apakah ROA, ROE, dan NPM dengan menggunakan metode SVA berpengaruh secara simultan terhadap Pertumbuhan Asset Bank Syariah? B. Batasan Masalah Pembatasan masalah yang ada pada penelitian ini hanya terbatas pada variabel Kinerja Keuangan yang diukur menggunakan rasio return on asset (ROA), return on equity (ROE), net profit margin (NPM) dengan menggunakan metode shari ate value added (SVA). Kemudian untuk variabel terkaitnya yaitu Pertumbuhan Bank yang diukur menggunakan Pertumbuhan Asset. Dengan pembatasan masalah ini bisa diketahui tentang pengaruh dari kinerja keuangan dengan menggunakan metode SVA terhadap pertumbuhan bank syariah di Indonesia periode tahun C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap pertumbuhan asset bank syari ah dengan menggunakan metode pendekatan nilai tambah syari ah. Pengaruh pertumbuhan asset bank syari ah dilihat dari rasio kinerja keuangan yang terdiri dari ROA, ROE, dan NPM.

9 9 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan dua manfaat, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Menambah khasanah pengetahuan dalam akuntansi syariah dan pengetahuan tentang perbankan syariah serta sebagai masukan kepada penelitian dengan topik yang sama pada masa yang datang. 2. Manfaat Praktis Kepada praktisi, sebagai bahan masukan tentang pentingnya menambahkan laporan nilai tambah syariah dalam elemen laporan keuangan perbankan syariah yang diterbitkan. Kepada pengguna jasa perbankan syariah, sebagai bahan informasi untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan syariah.

10 10 G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah : Bab I Pendahuluan Menguraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Menguraikan mengenai landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini, penelitian-penelitian terdahulu yang memperkuat penelitian ini, serta kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Menguraikan mengenai deskripsi variabel penelitian yang digunakan, penentuan sampel dan populasi data yang akan digunakan. Selain itu bab ini juga berisi akan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data yang akan digunakan, serta metode analisis yang digunakan. Bab IV Hasil dan Pembahasan Menguraikan mengenai pembahasan dari deskripsi obyek penelitian dan hasil analisis data. Bab V Penutup Menguraikan mengenai kesimpulan dari penelitian ini serta saran-saran bagi penelitian di masa yang akan datang.