Modul ke: Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial Langkah-Langkah Observasi dan Wawancara Klinis dan Sosial Fakultas Psikologi Aulia Kirana, M.Psi.Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id
Tahap Persiapan Menetapkan Maksud dan Tujuan Observasi Keperluan penelitian, Diagnostik, dan membuat program intervensi. Siapa yang akan diobservasi? Anak, remaja, dewasa, orangtua, individu atau kelompok? Apa yang diobservasi? Target behavior TL spesifik apa yang akan diamati??? Target behavior harus didefinisikan dengan objektif, terperinci/spesifik, ke dalam definisi operasional
Definisi Operasional yang Kurang Jelas dan Spesifik Anak dapat melompat Anak menyukai sekolah Anak dapat berbagi Definisi Operasional yang jelas dan Spesifik Anak dapat melompat dalam jarak selangkah ke depan, dari posisi berdiri, dan mendarat dengan kedua kaki tanpa terjatuh. Anak dapat membuat pernyataan verbal, bahwa ia menyukai sekolah tanpa diarahkan. Ketika bermain dengan mainannya dan anak lain mendekati dan meminta mainannya, anak memberikan mainannya pad anaklain tersebut tanpa ada pernyaaab verbal yang negatif. (1) Dimana observasi dilakukan, (2) Kapan observasi diselenggarakan?, (3) Bagaimana pengukuran/pencatatatn data observasi?
Menetapkan Landasan Teoretik Observer menetapkan landasan teoretik yang akan dijadikan acuan dlm memahami TL yang diukur. Menentukan jenis data yang akan diamati Verbal behavior (TL verbal) atau non-verbal behavior (TL non verbal) atau keduanya.
Menetapkan Pengukuran dan pencatatan Data Behavior Tallying dan Charting Penjelasan Mencatat TL yang diskrit. TL dicatat dalam bentuk frekuensi. Checklist Mencatat TL objektif yang muncul pada proses observasi sedang berjalan, untuk mentukan ada atau tidaknya suatu TL tertentu dalam situasi tertentu. Anecdotal Record Mencatat TL yang tidak dapat diantisipasi. TL yg tidak biasanya ditampilkan. Rating Scale Mencatat perilaku yang telah diketahui sebelumnya dan observer membutuhkan catatan mengenai frekuensi atau kualitas lain dari TL tersebut.
Menetapkan Subjek yang akan diobservasi Keperluan penelitian subjek dapat ditentukan secara acak (random sampling) atau melalui kriteria tertentu (purposive sampling). Keperluan assessment subyek ditentukan berdasarkan rujukan (guru, orangtua, dokter).
Mechaincal Device Alat-alat untuk mencatat peneliti juga dilengkapi dengan alat-alat sebagai berikut. Tape recorder, untuk merekam pembicaraan. Kamera, untuk merekam berbagai kegiatan secara visual. Film atau video, untuk merekam kegiatan objek penelitian secara audio-visual. Buku dan pulpen, untuk mencatat hasil penelitian. Penggunaan alat-alat tersebut disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan kemampuan peneliti.
Keterampilan Dasar Wawancara
Kemampuan Membina Rapport Rapport is a warm, comfortable environment and a relationship that encourages the client to speak freely and honestly about whatever topics are relevant to the interview Senyum hangat, sambutan yang bersahabat, jabat tangan, percakapan kecil tentang cuaca atau kesulitan menemukan tempat. Jangan lupa mempersilakan klien untuk duduk
Kemampuan Membina Rapport Terkadang rapport akan tercipta secara berangsur-angsur. Sikap i-ter merupakan kuncinya. Hindari raut muka datar Ekspresi kepedulian serta ketertarikan akan membuat i-tee nyaman. Jangan menampakkan wajah yang judgemental Perhatikan karakteristik ruangan, termasuk sediakan kursi dengan tinggi setara (tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah kedudukannya)
Kemampuan Membina Rapport Jangan menerima telepon dan hindari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya percakapan, agar dapat memusatkan perhatian sepenuhnya dan secara tulus menunjukkan ketertarikan dengan perkataan klien. Untuk menjalin rapport yang baik, i-tee harus tahu bahwa i-ter mengerti, namun jangan sok tahu I ve never been in that position, so I just can only imagine how you felt
Questioning technique: OPEN QUESTION Sifatnya tidak mengarahkan Klien lebih dibebaskan untuk mengekspresikan perasaannya. Dengan open question kita akan mendapatkan informasi yang lebih kaya dari klien.
Questioning technique: OPEN QUESTION Open questions sebagai pembuka Apa yang bisa saya bantu? Open questions untuk mengelaborasi dan memperkaya cerita klien Dapatkah Anda menceritakan lebih lanjut? Open questions untuk memperjelas sudut pandang klien Apa yang kamu maksud dengan menyakiti?
Questioning Adalah pertanyaan technique: yang CLOSED merujuk QUESTION pada jawaban tertentu. Bersifat mengarahkan Jawaban dari closed question ini akan pendek dan sebatas ya dan tidak Namun terkadang akan menjadi leading question dan membuat klien merasa konselornya memiliki agenda tertentu pada kliennya.
Questioning technique: CLOSED QUESTION Closed question akan membuat klien menjadi terpengaruh dengan pemikiran konselor dan menjadi terdistorsi. Contoh : Apakah anda marah?
Jangan gunakan kata Mengapa Pertanyaan dengan mengapa tidak akan dapat mengungkap hal yang berada di dalam diri klien, melainkan justru hanya mengungkap hal yang di luar diri klien. Pertanyaan mengapa justru akan memunculkan rasionalisasi klien saja. Membuat klien merasa ia harus bertanggung jawab akan segala sesuatu Lebih baik menggunakan Apa, Bagaimana, dan Kapan
Active Listening Skills: Encouraging NONVERBAL ENCOURAGEMENT Berikan jarak 10-15 detik untuk diam, jangan berbicara tanpa henti. Namun jangan terlalu lama, karena akan terlihat anda tidak tertarik atau tidak mendengarkan. Gunakan body language dan kontak mata namun jangan berlebihan
Active Listening Skills: Encouraging VERBAL ENCOURAGEMENT Gunakan hmm.., Ya, oke.., lalu.. Ulangi kata terakhir yang baru saja diucapkan i-tee dengan nada yang berbeda. Uraikan perkataan yang diucapkan oleh i-tee sebelumnya
Terima Kasih Aulia Kirana, M.Psi, Psikolog.