APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

dokumen-dokumen yang mirip
STANDAR PRAKTIK KEBIDANAN. IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS By: Raden Sanjoyo D3 Rekam Medis FMIPA Universitas Gadjah Mada

Pada UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran khususnya pada pasal 52 juga diatur hak-hak pasien, yang meliputi:

Pilihlah satu jawaban yang benar pada pilihan di lembar jawaban.

dr. SETYO TRISNADI, Sp.F, G.Bioethics

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II PENGATURAN MENGENAI MALPRAKTEK YANG DILAKUKAN OLEH BIDAN. 1. Peraturan Non Hukum (kumpulan kaidah atau norma non hukum)

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Kesehatan adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

Perubahan pada diri Anda

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

ETIKA PENELITIAN KESEHATAN

ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM DOKUMENTASI KEPERAWATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu. Nama saya Ester Selfia Napitupulu, saat ini saya sedang menjalani

Pedoman Penyusunan Lembar Penjelasan kepada Calon Subyek

PERMOHONAN MENJADI INFORMAN. Bersama surat ini saya sampaikan bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini: : Mahmudah Khusnul Khotimah

Tanggung Jawab Hukum Dokter Terhadap Pasien. 1. Tanggung Jawab Etis

BAB IV PENUTUP. pelayanan kebidanan komprehensif di Puskesmas Kec.Lakudo. Kab.Buton Tengah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

A. Definisi Etika Penelitian B. Prinsip Prinsip Etika Penelitian

TENTANG TATA BERACARA PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG BADAN KEHORMATAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS KLINIK PRATAMA TABITA PENDAHULUAN

Apa yang perlu dokter ketahui agar tidak masuk penjara? Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F PIT IDI Tangerang 11 Februari 2018

Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu

Lampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul

PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH

3. Apakah landasan dari informed consent?

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

PUSAT MEDIASI NASIONAL

I. Ketua Komite Keperawatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Institute for Criminal Justice Reform

Dr. Sholahuddin MHKes. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

BAB I PENDAHULUAN. optimal dimana hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum.

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DAN RSUP

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

Kode etik perawat. Profesi moral community : Cita-cita dan nilai bersama. Anggota profesi disatukan oleh latar belakang pendidikan yg sama Profesi mem

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN. Disajikan Pada : RAPAT 23 SEPTEMBER 2014

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RAHASIA KEDOKTERAN. Dr.H Agus Moch. Algozi, SpF, DFM. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga PENDAHULUAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk

ETIKA KEPERAWATAN YUNIAR MANSYE SOELI

PEMBUKTIAN MALPRAKTIK

lain rumah sakit atau prosedur hari pusat dicabut, ditangguhkan atau memiliki kondisi tempat

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

KEPUTUSAN PENGURUS BESAR ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB ABKIN) Nomor: 010 Tahun 2006 Tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEBIDANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Majelis Kehormatan Notaris

PELANGGARAN ETIK, DISIPLIN PROFESI & GUGATAN HUKUM DI AREA PRAKTEK KEDOKTERAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

PERUBAHAN KODE ETIK NOTARIS KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

Transkripsi:

APLIKASI ETIKA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN IRMA NURIANTI, SKM. M.Kes

Praktek Kebidanan Oleh Bidan meliputi: 1. Pemeriksaan kehamilan 2. Pertolongan persalinan 3. Pelayanan keluarga berencana 4. Pemeriksaan ginekologi 5. Pelayanan asuhan kebidanan 6. Pendokumentasian 7. Bidan komunitas

Persoalan Hukum yang terkait 1. Hak-hak pasien 2. Rekam medis 3. Rahasia medis 4. Informed consent 5. Sistim rujukan 6. Perbuatan melawan hukum 7. Tindakan malpraktek

Pasal 53 UU No. 23 ttg Kesehatan : Tenaga kesehatan dalam menjalankan pekerjaan harus sesuai dengan standar profesi dan menghormati hak-hak pasien

Hak-hak Pasien : 1. Mendapatkan informasi 2. Memberikan persetujuan 3. Kerahasiaan 4. Dibuatkan rekam medis 5. Mendapatkan pendapat kedua

Hak Asasi Pasien Hak untuk menentukan diri sendiri (the right to self determination) Dasar dari seluruh hak pasien Tindakan yang dilakukan terhadap dirinya tidak boleh bertentangan dengan UU, ketertiban dan kesusilaan

Hak Atas Informasi Permenkes No. 585/89 Baik diminta atau tidak diminta kewajiban tenaga kesehatan untuk memberikan informasi Tenaga kesehatan berhak untuk tidak memberikan seluruh informasi, apabila diduga pasien tidak sanggup menerima informasi tersebut

Ibu hamil yang telah melangsungkan perkawinan menurut hukum berapapun umurnya disebut DEWASA/CAKAP dan berhak untuk mendapatkan informasi serta tidak diberikan kepada keluarga (termasuk kepada suami?) Apabila ibu hamil umur kurang 18 tahun dan belum melangsungkan perkawinan masih berada dibawah kekuasaan orang tua Informasi diberikan kepada orang tua

Hak Atas Persetujuan Hak untuk menentukan diri sendiri tidak bertentangan dengan per-uu-an, ketertiban dan kesusilaan Persetujuan atas suatu tindakan dapat dilakukan secara diam-diam Penolakan atas sesuatu harus dinyatakan secara tegas

Apabila ibu hamil menolak suatu pemeriksaan atau tindakan, maka harus dihormati sebagai hak pasien untuk menentukan diri sendiri Setelah memberikan penjelasan secara jelas, maka tenaga kesehatan harus menerima apapun keputusan pasien Yang memberikan persetujuan adalah ibu hamil sendiri Dalam hal bertentangan dengan suami, maka pendapat ibu hamil yang diikuti Hak perempuan atas alat reproduksi

Rahasia Medis Rahasia pribadi yang diberitahukan oleh ibu hamil adalah rahasia yang harus dipegang teguh Harus dirahasiakan bahkan sampai ybs meningggal dunia Hukuman membuka rahasia jabatan diatur dalam pasal 322 KUHP

Bila dipanggil oleh pihak kepolisian untuk menjadi saksi thd ibu hamil, bila menyangkut rahasia jabatan, maka harus dirahasiakan dan MENOLAK untuk membukanya Sekalipun di pengadilan juga harus menolak Hakim yang menentukan, bila harus membuka Hakim yang menentukan, bila harus membuka rahasia jabatan dgn membuat surat keputusan Tanpa perintah hakim tenkes dapat diadukan membuka rahasia jabatan

Pendapat Kedua Hak pasien untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) Pendapat kedua biasa berlaku untuk profesi dokter Apabila bidan minta pendapat dokter kandungan bukan disebut pendapat kedua tetapi rujukan Antara tenkes pertama dan kedua harus ada komunikasi dan kerjasama Tanpa komunikasi bukan pendapat kedua

Rekam Medis Berisi catatan ttg pasien mulai dari identitas sampai dengan seluruh kegiatan yg dilakukan Sebaiknya dibuat lengkap, selain sebagai pegangan dapat juga digunakan sebagai alat bukti Diatur dg permenkes 749 a dan berlaku untuk seluruh tenaga kesehatan

Isi milik pasien dan berkas milik tenkes atau sarkes Harus dijaga kerahasiaannya dan disimpan dengan baik (min sampai 5 tahun) Apabila pasien meninggal tidak boleh diberikan kepada keluarga kec. jika diminta oleh kepolisian, kejaksaan atau pengadilan Bukan merupakan barang warisan Terlebih bila ada rahasia yg harus dijaga

Hak Reproduksi UU No. 10/92 ttg pengembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera UU No. 23/92 ttg kesehatan UU No. 23/03 ttg penghapusan kekerasan di dalam rumah tangga

Keluarga Berencana Hak suami dan istri menentukan jumlah anak dan cara pembatasan kelahiran Bila terjadi kegagalan KB hak pengguguran kandungan? Apakah perlu ijin suami untuk kontrasepsi? Apakah perlu ijin suami bila terjadi kegagalan KB dan akan dilakukan terminasi kehamilan?

UU No. 23/03 menentukan hak perempuan atas alat reproduksinya Maksudnya tidak jelas benar Pasti bukan ttg hak untuk pengguguran kandungan Pasal 15 UU No. 23/92 : pengguguran Pasal 15 UU No. 23/92 : pengguguran kandungan dapat dilakukan dg indikasi medis. Tanpa indikasi medis tetap merupakan perbuatan melawan hukum Tujuan untuk menyelamatkan jiwa ibu

Rekam medis dan rahasia medis slide pogi pangandaran PMH slide Kewenangan bidan Malpraktek slide Bandung malpraktek

Ciri-ciri jabatan professional, Memberi pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan Keberadaannya diakui dan diperlukan masyarakat Mempunyai peran dan fungsi yang jelas Mempunyai kewenangan yang disahkan atau diberikan oleh pemerintah Memiliki organisasi profesi sebagai wadah Memiliki kode etik bidab Memiliki etika bidan Memiliki standar pelayanan Memiliki standar praktek Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sebagai kebutuhan masyarakat. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan kompetensi

Sebagai bidan professional, selain memiliki syaratsyarat jabatan professional bidan juga dituntut memiliki tanggung jawab sebagai berikut: Menjaga agar pengetahuannya tetap up to date dan mengembangkan ketrampilan dan kemahiran agar bertambah luas serta mencakup semua aspek peran seorang bidan Mengenali batas-batas pengetahuan, ketrampilan pribadinya dan tidak berupaya melampaui wewenangnya dalam praktek klinik Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari keputusan tersebut Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan lainnya (bidan, dokter dan perawat) dengan rasa hormat dan martabat

Memelihara kerjasama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan system rujukan yang optimal Melaksanakan kegiatan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan, mengkaji ualang kasus audit maternal/ perinatal Bekerjasama dengan masyarakat tempat bidan praktek, Meningkatkan akses dan mutu asuhan kebidanan Menjadi bagian dari upaya meningkatkan status wanita, kondisi hidup mereka dan menghilangkan praktek kultur yang sudah terbukti merugikan kaum wanita.

Pelaksanaan Etika pelayanan Kebidanan Aborsi Dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 15, dinyatakan bahwa dalam upaya menyelamatkan Ibu dan atau janinnya dapat dilakukan tindakan tertentu. Namun, tindakan tertentu ini belum dijelaskan lebih detil, seperti apa dan kriteria tertentu dalam pelaksanaan tindakan medis yang dimaksud. (UU Kesehatan, 1992)

Kontrasepsi Menurut etika kedokteran, pelaksanaan kontrasepsi dapat dilaksanakan, walaupun penggunaan AKDR dan kontap menimbulkan berbagai pertentangan. Belakangan, AKDR terutama yang mengandung copper berfungsi sebagai kontrasepsi, bukan hanya mencegah nidasi. Dari segi hukum, kontap dapat dianggap melanggar KUHP pasal 354 yang melarang usaha pencegahan kehamilan dan melanggar pula pasal 351 karena merupakan mutilasi alat tubuh. Namun, karena KB telah menjadi program pemerintah, maka terhadap hal ini dapat dibuat pengecualian. (Hanafiah et. al., 1999).

Etika Penelitian Kebidanan

1. Informed Consent Beberapa informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain : a. Penjelasan manfaat penelitian b. Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan c. Penjelasan manfaat yang akan didapatkan d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subyek berkaitan dengan prosedur penelitian e. Persetujuan subyek dapat mengundurkan diri kapan saja f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.

2. Anonimity ( tanpa nama) Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3.Kerahasiaan ( confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika degan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

4. Melindungi peneliti. Karena subjek penelitian telah menyepakati apa yang tertuang dalam informed consent maka hal ini akan melindungi peneliti dari gugatan yang mungkin muncul dari subjek penelitian

5. Menghormati martabat Penelitian yang dilakukan harus manjunjung tinggi martabat seseorang (subjek penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek harus dihargai.

6. Asas kemanfaatan. Penelitian yang dilakukan harus mepertimbangkan manfaat dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada resiko yang akan terjadi. Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus menjaga kesejahteraan manusia.

7. Berkeadilan. Dalam melakukan penelitian, perlakuannya sama dalam artian setiap orang diberlakukan sama berdasar moral, martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subjek juga harus seimbang.

Pada dasarnya seluruh penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai subyekpenelitian harus mendapatkan Ethical Clearance

Tanggung Jawab dan Tugas Komisi Etik Penelitian Kesehatan Komisi Etik mempunyai tugas : 1. Melakukan review dari protokol penelitian yang akan dibahas dengan benar sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. 2. Membahas hasil review 3. Meneliti isi informed consent (persetujuan bagi subyek penelitian) beserta naskah penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dari subyek penelitian. 4. Memberikan ethical clearance untuk semua penelitian yang memerlukannya. 5. Mengevaluasi pelaksanaan penelitian yang terkait dengan etik 6. Menghadiri rapat rutin Komisi Etik setiap bulannya dan pada waktuwaktu tertentu yang dianggap perlu.

Tugas sekretariat Komisi Etik : Untuk melaksanakan kegiatan kesekretariatan, Komisi Etik Badan Litbangkes dibantu oleh Sekretariat Komisi Etik yang bertugas : 1. Menerima berkas usulan/pengajuan Ethical Clearance dan memeriksa kelengkapan berkas usulan tersebut, lalu mencatat hasilnya pada form check list. 2. Bertanggung jawab dalam kegiatan surat menyurat yang berhubungan dengan kegiatan Etika Penelitian Kesehatan di Badan Litbangkes 3. Bertanggung jawab dalam pengarsipan usulan penelitian yang mengajukan ethical clearance mulai dari masuknya ke Badan Litbangkes, selama proses di Komisi Etik, review ulangan jika penelitian itu berjalan lebih dari setahun 4. Mengurus penyelenggaraan rapat dan pertemuan Komisi Etik. 5. Sebagai fasilitator antara peneliti dan anggota Komisi Etik. 6. Membuat laporan tentang kegiatan Komisi Etik, termasuk laporan tertulis dari setiap rapat/pertemuan Komisi Etik (Notulen), laporan triwulan kegiatan komisi etik (berikut rekapitulasi ethical clearance yang telah dikeluarkan).

Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam suatu informed consent adalah sebagai berikut : 1. Kesediaan subyek untuk secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam penelitian itu, termasuk penelitian eksperimen. 2. Penjelasan tentang penelitian. 3. Pernyataan tentang berapa lama subyek penelitian perlu berpartisipasi dalam penelitian 4. Gambaran tentang apa yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian, sebagai peserta sukarela penelitian. Setiap prosedur eksperimental perlu dijelaskan.

5. Gambaran mengenai resiko dan rasa tidak enak yang mungkin dialami subyek, jika subyek berpartisipasi dalam penelitian. 6. Gambaran tentang keuntungan atau ganti rugi bagi subyek, jika subyek berpartisipasi dalam penelitian ini. 7. Informasi mengenai pengobatan dan alternatif lain yang akan diberikan kepada subyek, jika subyek mengalami resiko dalam penelitian. 8. Gambaran tentang terjaminnya rahasia biodata dan hasil pemeriksaan medis sunyek. 9. Penjelasan mengenai pengobatan medis dan ganti rugi yang akan diberikan kepada subyek, jika subyek mengalami masalah yang berhubungan dengan penelitian. 10. Nama jelas dan alamat berserta nomor telepon yang lengkap, kepada siapa calon subyek dapat menanyakan tentang masalah kesehatan yang mungkin muncul berkaitan dengan penelitian tersebut.

11. Pengertian partisipasi dalam penelitian haruslah sukarela, bahwa subyek dapat memutuskan untuk meninggalkan penelitian tanpa dirugikan, bahwa apabila ia bersedia berpartisipasi kemudian sesudah jangka waktu tertentu ia meninggalkan penelitian, ia bebas pergi tanpa ada sanksinya. 12. Jumlah subyek penelitian yang akan turut serta dalam penelitian dan lokasi penelitian akan dilaksanakan. 13. Subyek akan diberitahukan jika terjadi problem yang membahayakan subyek dalam penelitian tersebut

Tindakan administratif juga dapat dikenakan apabila seorang tenaga kesehatan: 1. melalaikan kewajiban; 2. melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak boleh diperbuat oleh seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah jabatannya maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan; 3. mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan; 4. melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang-undang.

Terima Kasih