Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI

PERAN NEGARA DAN PEMERINTAH DALAM PELAYANAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

Disampaikan pada Peningkatan Kompetensi Pengelola di Bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi Semarang, 25 Oktober 2016

Disajikan oleh: Dr. FAUZI, M.Ag. (Dosen FTIK IAIN Purwokerto)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN LEMBAGA KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN PENGELOLAAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI PADA DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

BAB 2 PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN NILAI-NILAI LUHUR

PROFIL ORGANISASI MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME I N D O N E S I A MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

KEGIATAN TAHUN 2015 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2016

BERITA NEGARA. No.1486, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Indonesia. Warisan Budaya Takbenda. Pelaksanaan.

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL SIDANG KOMISI 8 REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

PERAN SUMBER DAYA PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DALAM MEMPERKUAT KEBHINEKAAN

PROGRAM PEMBINAAN KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI

PLEASE BE PATIENT!!!

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

CETAK BIRU NASIONAL PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

BAB V PENUTUP. maupun negatif kepada umat manusia. Dampak tersebut berakibat kepada perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN SOSIAL UNTUK KOMUNITAS BUDAYA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

EKSISTENSI DAN PERAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS LUHUR KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA ( M.L.K.I.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPMD

PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG BERBAHASA DAN BERPAKAIAN MELAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATA KULIAH : ILMU BUDAYA DASAR PERANAN BUDAYA LOKAL MENDUKUNG KETAHANAN BUDAYA NASIONAL

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PELESTARIAN BAHASA DAN BUDAYA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PETUNJUK TEKNIS SOSIALISASI

2017, No Pemajuan Kebudayaan Nasional Indonesia secara menyeluruh dan terpadu; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang banyak. Hal tersebut

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG BUDAYA BANUADANKEARIFAN LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Di dalam tubuh negara Indonesia terdapat nilai-nilai kemanusiaan yang

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

PENGUKUHAN PENGURUS MAJELIS AGUNG RAJA SULTAN INDONESIA (MARS INDONESIA)

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

RESOLUSI AGAMA LELUHUR. Tobelo, 20 Aprill 2012

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

Transkripsi:

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Indonesia kaya ragam budaya, adat istiadat, suku bangsa, bahasa, agama dan kepercayaan Bhineka Tunggal Ika Luas wilayah Tanah Air -+ 5.180.053 km2 Jumlah Pulau 17.500 pulau (data PBB 13.466 pulau) Jumlah Penduduk 249,9 juta jiwa (menurut Data Bank Dunia 2014) 1128 suku bangsa (Sensus BPS 2010) + 746 bahasa daerah

Eksistensi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Sejak berabad-abad silam, nenek moyang bangsa Indonesia telah menabur benih budaya yang adi luhung, yakni budaya spiritual. Kepercayaan terhadap Tuhan YME, dan masyarakat penghayatnya, mempunyai asal-usul yang amat tua dalam sejarah kebudayaan bangsa Indonesia, yang pada kenyataannya telah hidup sejak jaman sebelum agama-agama lain masuk ke nusantara Nenek moyang bangsa Indonesia telah mendalami dan menyelami pengalaman hidup dan kehidupan. Dari pendalaman hidup itu tumbuh dan berkembang sikap serta pandangan mengenai hidup dan kehidupan manusia yang selanjutnya menjadi bagian dari kebudayaan yang berkembang dari masa ke masa dan dari generasi ke generasi.

Pengertian (Bab I, Pasal 1 Ayat 2 Peraturan Bersama Menteri No. 43 dan 41 Tahun 2009)

Unsur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Wadah Ajaran SDM 5

Jumlah Organisasi Penghayat Kepercayaan di Indonesia (tahun 2015) Tingkat pusat 182 Tingkat cabang 937 Organisasi aktif 156 Organisasi Tidak aktif 26

Penyebaran Organisasi Pusat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Tahun 2015) 1. Propinsi Sumatera Utara 6 kab, 1 kota 13 organisasi 12 aktif 1 tidak aktif 2. Propinsi Lampung 2 kab, 5 organisasi 5 aktif - 3. Propinsi DKI Jakarta 5 kota 14 organisasi 12 aktif 2 tidak aktif 4. Propinsi Banten 1 kab 1 organisasi - 1 tidak aktif 5. Propinsi Jawa Barat 2 kab, 3 kota 7 organisasi 7 aktif - 6. Propinsi Jawa Tengah 19 kab, 4 kota 51 organisasi 47 aktif 4 tidak aktif 7. Propinsi DIY 3 kab, 1 kota 25 organisasi 20 aktif 5 tidak aktif 8. Propinsi Jawa Timur 11 kab, 4 kota 45 organisasi 37 aktif 8 tidak aktif 9. Propinsi Bali 2 kab, 1 kota 8 organisasi 8 aktif - 10. Propinsi NTB 2 kab 2 Organisasi 1 aktif 1 tidak aktif 11. Propinsi NTT 4 kab 5 organisasi 4 aktif 1 tidak aktif 12 Propinsi Kalimantan Timur 1 kab 1 organisasi - 1 tidak aktif 13. Propinsi Sulawesi Utara 3 kab 1 kota 4 organisasi 3 aktif 1 tidak aktif 14 Propinsi Riau 1 kota 1 organisasi 1 aktif - Jumlah 62 kab, 15 kota 182 organisasi 157 aktif 38 tidak aktif

Data di atas merupakan hasil reinventarisasi tahun 2000 s.d. 2015 dan secara kuantitatif bersifat fluktuatif. 8

DASAR HUKUM 1. Universal Declaration of Human Rights (Pasal 18) 2. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29 3. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yang diubah menjadi Undang-Undang No. 24 Tahun 2013 5. Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. 6. Peraturan Bersama Menteri (PBM) Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. 43 dan 41 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelayanan Kepada Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 77 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pembinaan Lembaga Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Lembaga Adat. 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor. 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Satuan Pendidikan

Isu Strategis dan Tantangan Pembangunan Derasnya arus informasi global dan interaksi lintas budaya yang menuntut kemampuan profesional untuk memperkuat daya saing bangsa, termasuk bidang kebudayaan; Memberi implikasi pada tantangan untuk penguatan Ketahanan Budaya Bangsa melalui penguatan jatidiri, pembentukan pekerti dan karakter bangsa, serta pemahaman akan nilai-nilai multikultural, solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan dan rasa cinta tanah air. Sistem perekonomian kapitalis telah menggiring dominannya swasta dalam memutar perekonomian dunia dengan sistem pasar bebas telah membawa kecenderungan khusus dimulai terpinggirkannya pemerintah atau negara dalam kegiatan perekonomian dan digiring sebatas menjadi fasilitator dan regulator atau terjauhkan dari mencari keuntungan.

Ancaman Yang Dihadapi Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan YME 11

Permasalahan yang Dihadapi 1. Terhambatnya regenerasi dalam organisasi kepercayaan. 2. Minimnya pembinaan yang dilakukan oleh pengurus / sesepuh organisasi kepercayaan terhadap anggotanya. 3. Managemen organisasi kepercayaan umumnya belum tertata dengan baik. 4. Kurangnya pengenalan nilai-nilai ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan YME kepada masyarakat luas. 12

*Persoalan Regenerasi Organisasi Penghayat Kepercayaan 1. Kurangnya sosialisasi tentang ajaran kepercayaan terhadap Tuhan YME kepada generasi muda penghayat. 2. Lemahnya sistem pewarisan ajaran dari sesepuh ke generasi selanjutnya. 3. Rendahnya minat generasi muda Penghayat untuk berperan serta dalam pelestarian ajaran Kepercayaan karena pencitraan yang relatif kurang baik. 4. Belum adanya suatu wadah yang khusus menampung aktifitas generasi muda penghayat. 5. Kurangnya pelatih/ fasilitator/juru penerang tentang kepercayaan dari kalangan generasi muda penghayat kepercayaan. 6. Belum adanya wadah untuk kegiatan khusus perempuan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 7. Belum diikutsertakannya penghayat kepercayaan secara formal dalam proses pembangunan karakter dan penguatan jati diri bangsa. * Hasil Elaborasi Komisi II (Regenerasi, Program Penghayat, dan Aktualisasi Nilai-Nilai Ajaran) pada Sarasehan Nasional Penghayat Kepercayaan di Yogyakarta, tahun 2014)

Urgensi Regenerasi Organisasi 1. Kondisi masing-masing organisasi bervariasi baik dari usia, pendidikan, sosial ekonomi dan sebagainya. Dari segi usia, separuhnya rata-rata memasuki usia tua. 2. Karenanya perlu adanya persiapan dan penataan, serta regenerasi untuk kelangsungan keberadaan organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 3. Generasi muda perlu mendapat perhatian seiring dengan era kesejagatan. Pemuda penghayat mempunyai fungsi dan peranan sebagai sumber insani, penerus cita-cita, pelestari kebudayaan di bidang budaya spiritual, serta harus mampu mempertahankan nilainilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur dan sesepuhnya.

Urgensi Regenerasi Organisasi 4. Sebagaimana generasi muda pada umumnya, pemuda penghayat merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani pembangunan nasional. 5. Kemampuan sumber daya dan peran serta generasi muda penghayat diharapkan lebih maju dan mandiri dalam menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kepercayaan melalui organisasinya masing-masing di tengah-tengah bangsa yang sedang menghadapi era globalisasi sekarang ini, serta semakin nyata dalam mengaktualisasikan perannya di dalam ikut membangun bangsa.

Peluang 1. Pengurus organisasi kepercayaan secara aktif dan rutin melakukan pembinaan terhadap anggotanya / warganya. 2. Memperbaiki manajemen organisasi. 3. Memanfaatkan nilai-nilai ajaran kepercayaan sebagai rujukan pembentukan karakter dan jati diri dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan NKRI. 4. Meningkatkan sosialisasi/pemahaman kepada instansi dan petugas yang terkait. 5. Payung hukum yang melindungi hak-hak penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME. 16

Penguatan Tata Kelola Kelembangaan Kepercayaan terhadap Tuhan YME Pemerintah Masyarakat Swasta

VISI & MISI Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi Tahun 2016 VISI TERBENTUKNYA INSAN DAN EKOSISTEM KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI YANG BERKARAKTER DENGAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG

MISI 1 2 3 4 5 Mewujudkan insan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi yang kuat, tangguh, dan berkarakter Mewujudkan pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan YME yang berkelanjutan Mewujudkan pelestarian pengetahuan dan ekspresi budaya yang berkelanjutan Mewujudkan pemberdayaan budaya komunitas adat yang berkesinambungan Mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi yang berkualitas

Kegiatan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi Tahun 2016 1. Sosialisasi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perikehidupan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME. 2. Sarasehan Daerah Penghayat Kepercayaan 3. Dialog Nasional Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi 4. Dialog Pemberdayaan Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 5. Pembinaan Generasi Muda Penghayat Kepercayaan 6. Pembinaan Kelembagaan Kepercayaan terhadap Tuhan YME

Kegiatan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi Tahun 2016 7. Pengenalan Nilai Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 8. Penyusunan Ensiklopedi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 9. Gelar Budaya Kepercayaan dan Tradisi 10. Sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pelayanan Peserta Didik Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME. 11. Fasilitasi Komunitas Budaya 12. Pameran dan Perekaman Budaya Kepercayaan dan Tradisi 13. Anggara Kasih (pertemuan para penghayat setiap Senin Malam Selasa Kliwon)

Terima Kasih Rahayu 22