BAB IV Hasil dan Bahasan Dalam bab ini dikemukakan analisis dan bahasan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis. Penelitian dilakukan melalui dua tahap yaitu: tahap pretest dan penelitian aktual. Adapun tujuan dari analisis dan bahasan dalam bab ini adalah untuk menjawab persoalan penelitian. Analisis dan bahasan ini mencakup beberapa bagian, antara lain: profil responden, uji kualitas data, hasil analisis data dan pembahasan mengenai hasil analisis data. 4.1 Hasil Penelitian Aktual Pada penelitian aktual peneliti membagikan 40 kuesioner tambahan, penelitian aktual dilakukan dari tanggal 24 Oktober 2013 s/d 1 November 2013. 4.1.1 Profil Responden Deskripsi dari karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi gender, usia, penghasilan, dan pekerjaan yang terdiri dari 40 responden. Diagram 4.1 Responden Penelitian Aktual Berdasarkan Gender 24
Diagram diatas menunjukkan bahwa responden penelitian aktual terdiri dari 8 Pria (20%) dan 32 Wanita (78%), adapun usia dari responden aktual sebagai berikut: Diagram 4.2 Responden Penelitian Aktual Berdasarkan Usia Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa responden terbesar berusia 31-40 tahun sebesar 49% dari total responden, kemudian sebanyak 46% responden berusia 41-50, 2% berusia 20-30, dan 3% berusia 51-60 tahun. Berdasarkan Pendidikan akhir responden, tampak bahwa paling banyak responden berpendidikan akhir SLTA sebesar 55%, kemudian S1 sebesar 27%, 13 % responden berpendidikan SMK, 5% SMP, dan 3% D3. Hasil rinci dapat dilihat dari diagram berikut. Diagram 4.3 Responden Penelitian Aktual Berdasarkan Pendidikan Akhir \ 25
Berdasarkan penghasilan dari responden, sebanyak 43% responden memiliki penghasilan 1-2 juta, kemudian sebanyak 32% memiliki penghasilan < 1 juta, dan 25% responden memiliki penghasilan sebesar 2-3 Juta. Diagram 4.4 Responden Penelitian Aktual Berdasarkan Penghasilan Sebanyak 60% responden merupakan pegawai swasta, 30% responden sebagai ibu rumah tangga, 20 %, dan 1-% responden sebagai wiraswasta. Diagram 4.5 Responden Penelitian Aktual Berdasarkan Pekerjaan 26
1.1.2 Hasil Uji Kualitas Data Pengujian kualitas data adalah dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas data untuk mengetahui akurasi data dan konsistensi data yang telah terkumpul. Pengujian ini dilakukan terhadap masing-masing instrumen penelitian yang berupa pernyataan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 20. 4.1.2.1 Variabel Persepsi Orang Tua Tentang Keinginan Anak Validitas instrumen dilihat dengan teknik corrected item to total correlation coefficient. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa seluruh indikator untuk variabel persepsi orang tua tentang keinginan anak adalah valid, hal tersebut terlihat dari nilai corrected item to total correlation 0,25 (Anzwar, 2005). Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Uji Validitas Persepsi Orang Tua Tentang Keinginan Anak Item-Total Statistics Corrected Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted X1_1 11.9000 3.118.341.583 X1_2 11.7250 3.640.280.616 X1_3 11.4500 2.921.414.527 X1_4 11.5750 2.558.550.410 Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis Alpha Cronbach. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh Alpha Cronbach sebesar 0.613 yang berarti reliable atau andal karena nilai Cronbach s Alpha > 0.6 27
(Ghozali, 2005). Lebih rinci dapat dilihat dari tabel 4.5. Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Persepsi Orang Tua Tentang Keinginan Anak Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.613 4 4.1.2.2 Variabel Anak Sebagai Influencer Validitas instrumen dilihat dengan teknik corrected item to total correlation coefficient. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa seluruh indikator untuk variabel panak sebagai influencer adalah valid, hal tersebut terlihat dari nilai corrected item to total correlation 0,25 (Anzwar, 2005). Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.3 Uji Validitas Anak Sebagai Influencer Item-Total Statistics Corrected Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted X2_1 16.5750 24.712.463.847 X2_2 16.5500 23.587.533.836 X2_3 16.7750 21.820.733.800 X2_4 16.8250 21.122.638.817 X2_5 16.8750 21.804.649.814 X2_6 16.7750 19.666.746.793 Uji reliabilitas dari variabel Anak Sebagai Influencer menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0.845 hal tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas anak 28
sebagai influencer masuk dalam kategori reliabel atau andal karena nilai Cronbach s Alpha > 0.6 (Ghozali, 2005). Lebih rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Anak Sebagai Influencer Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.845 6 4.1.2.3 Variabel Keputusan Beli Orang Tua Validitas instrumen diukur dengan teknik corrected item to total correlation coefficient. Seluruh item dari keputusan beli orang tua adalah valid, terbukti melalui nilai corrected item to total correlation coeficient 0.25 (Anzwar, 2005). Tabel 4.5 Uji Validitas Keputusan Beli Orang Tua Item-Total Statistics Corrected Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted Y_1 10.4500 7.844.643.737 Y_2 11.3000 5.344.842.620 Y_3 10.7000 7.959.625.745 Y_4 10.3000 9.959.405.835 29
Hasil perhitungan menunjukkan semua item adalah valid dengan nilai Alpha Cronbach 0.61 dan > 0.6 (Ghozali, 2005). Hal ini berarti bahwa variabel keputusan beli orang tua reliabel atau andal. Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Keputusan Beli Orang Tua Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.800 4 4.1.3 Uji Asumsi Klasik Dalam perhitungan menggunakan analisis regresi berganda di perlukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang baik, sehingga dapat digunakan untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependennya (Ghozali, 2005). X1 : persepsi orang tua tentang keinginan anak X2 : anak sebagai influencer Y : keputusan beli orang tua 4.1.3.1 Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran data variabel-variabel penelitian terdistribusi dengan normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan normal, terlihat dari nilai Kolmogorov Smirnov untuk X1 1.99, untuk X2 1.88, dan untuk Y 1.57 dimana 30
masing-masing nilai p > 0.05. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Tabel Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 X2 Y N 40 40 40 Normal Parameters a Mean 4.0250 3.4500 3.6500 Std. Deviation.61966.93233.92126 Most Extreme Differences Absolute.316.297.248 Positive.316.203.177 Negative -.309 -.297 -.248 Kolmogorov-Smirnov Z 1.999 1.881 1.568 Asymp. Sig. (2-tailed).001.002.015 4.1.3.2 Uji Heterokedastisitas Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas. Uji Heterokedastisitas dapat dilihat melalui grafik scatterplot. Diagram 4.6 Uji Heterokedastisitas Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta 31
tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak digunakan. 4.1.3.3 Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas (independen). Menurut Ghozali (2005) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas (independen). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel bebas (independen), terbukti melalui nilai tolerance > 0.1 dan VIF < 10. Tabel 4.8 Uji Multikolonieritas Coefficients a Unstandardize d Coefficients Standardize d Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Con stant ) 1.694.755 2.244.031 X1 -.099.196 -.067 -.506.616.856 1.168 X2.683.131.691 5.230.000.856 1.168 a. Dependent Variable: Y 32
4.1.4 Hasil Uji Model Berikut ini akan disampaikan hasil uji model penelitian dimana Uji model dalam penelitian ini dilakukan dengan perhitungan uji regresi parsial (Uji T) dan regresi berganda (Uji F). 4.1.4.1 Uji t Uji regresi parsial dikenal juga dengan uji t. Uji t dilakukan dengan tujuan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebas (independen) secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya (dependen). Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 10% = 0.10. Jika p value < 0.10 maka terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 4.9 Uji t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 1.694.755 2.244.031 X1 -.099.196 -.067 -.506.616 X2.683.131.691 5.230.000 a. Dependent Variable: Y Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel X1 0.62, nilai tersebut > 0.1. Hal itu berarti bahwa persepsi orang tua tentang keinginan anak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan beli orang tua. Nilai 33
signifikansi X2 sebesar 0.00 dan < 0.1 sehingga dapat disimpulkan bahwa anak sebagai influencer secara signifikan terhadap keputusan beli orang tua. 4.1.4.2 Uji F Uji F dikenal juga dengan Uji serentak / Uji Model. Uji dilakukan untuk melihat bagaimanakah pengaruh dari semua variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Tabel 4.10 Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 14.796 2 7.398 14.954.000 a Residual 18.304 37.495 Total 33.100 39 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y Dari uji ANOVA didapat nilai F sebesar 14.954 dengan probabilitas 0.000. Karena probabilitas < 0.05, maka dapat dikatakan bahwa persepsi orang tua tentang keinginan anak dan anak sebagai influencer secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan beli orang tua. 34
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.669 a.447.417.70335 a. Predictors: (Constant), X2, X1 Dari tampilan output SPSS model summary besarnya R 2 adalah 0.447, hal ini berarti 44.7% keputusan beli orang tua dapat dijelaskan oleh dua variabel Independen persepsi orang tua tentang keinginan anak dan anak sebagai influencer. Sedangkan sisanya (100%-44.7%=55.3%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel lain tersebut diduga meliputi reference group dan parents belief, Childers dan Rao (1992) disampaikan bahwa reference group dari anggota keluarga dan teman sebaya memiliki pengaruh terhadap keputusan beli pada berbagai macam jenis produk. Fetalvero (2010) menyampaikan bahwa parents belief mempengaruhi pengambilan keputusan beli untuk pengembangan anak. 4.1.4.3 Kesimpulan Hipotesis Ringkasan kesimpulan dari pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: 35
Tabel 4.12 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis H1 H2 Pernyataan Hipotesis Persepsi Orang Tua Tentang Keinginan Anak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Beli Orang Tua Anak Sebagai Influencer berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Beli Orang Tua Keputusan Ditolak Diterima H3 Persepsi Orang Tua Tentang Keinginan Anak dan Anak Sebagai Influencer berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Beli Orang Tua Diterima 4.1.5 Bahasan Pada bagian bahasan ini akan diuraikan hasil analisis yang telah disampaikan. Bahasan ini dimaksudkan untuk menjelaskan lebih rinci mengenai hasil analisis dan untuk menjawab persoalan penelitian yang telah diajukan. 4.1.5.1 Pengaruh Persepsi Orang Tua Tentang Keinginan Anak Terhadap Keputusan Beli Orang Tua Dari hasil penelitian diperoleh bahwa persepsi orang tua tentang keinginan anak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan beli orang tua. Berdasarkan hasil analisi deskritif, 48% responden memiliki pendapatan keluarga tiap bulannya Rp.1.000.000 Rp.2.000.000, yang berati mayoritas responden berada dalam kelas ekonomi menegah kebawah. Dengan penghasilan yang relatif 36
rendah, maka orang tua akan cenderung untuk memenuhi kebutuhan primer, sekunder, ditambah dengan tabungan terlebih dahulu, sebelum memenuhi keinginan anak yang belum tentu menjadi kebutuhan anak (Santoso, 2008). Gudam (2006) menytakan bahwa kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingan dibagi menjadi prioritas pertama : kebutuhan primer (kebutuhan yang benar-benar amat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi), prioritas kedua : kebutuhan kebutuhan sekunder (kebutuhan sekunder merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok (primer) telah terpenuhi dengan baik), prioritas ketiga : kebutuhan tresier (kebutuhan manusia yang sifatnya mewah,tidak sederhana dan ebrlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder). Objek dalam penelitian ini ialah KFC yang dianggap oleh orang tua yang memiliki pendapatan tidak berlebihan sebagai barang tresier karena harganya yang tidak murah. Oleh karena itu persepsi orang tua tentang keinginan anak tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian orang tua dikarenakan orang tua akan mengalokasi pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang siftatnya lebih penting daripada untuk memenihi keinginan anak akan KFC yang dianggap sebagai kebutuhan tresier. 4.1.5.2 Pengaruh Anak Sebagai Influencer Terhadap Keputusan Beli Orang Tua Dari hasil penelitian diperoleh bahwa anak sebagai influencer berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan beli orang tua. Berdasarkan analisi deskriptif, 58% responden bekerja sebagai pergawai swasta, yang berarti 37
kurangnya alokasi waktu untuk merawat anak. Maka dari itu sebagai timbal balik dari perasaan yang bersalah (guity feeling) karena sering meninggalkan anaknya, orang tua akan melakukan pembelian sesuai dengan keinginan anaknya (anak sebagai infuencer) (Santoso, 2008). Hasil dari penelitian ini senada dengan hasil penelitian dari Mangleburg (1990) Anak memiliki pengaruh terhadap keputusan beli pada berbagai macam jenis produk. Chaudary (2013), dalam penelitiannya disampaikan bahwa anak memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan akhir pembelian pada produk. 4.1.5.3 Persepsi Orang Tua Tentang Keinginan Anak dan Anak Sebagai Influencer Terhadap Keputusan Beli Orang Tua Dari hasil penelitian diperoleh bahwa persepsi orang tua tentang keinginan anak dan anak sebagai influencer berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan beli orang tua. Hal tersebut menunjukkan bahwa keputusan beli orang tua akan semakin cepat terlaksana bila persepsi positif antara orang tua dan keinginan dari anak tertuju pada suatu produk yang sama. Schiffman dan Kanuk (2007) menyampaikan bahwa keputusan pembelian akan cepat terlaksana apabila muncul persepsi positif mengenai produk yang hendak dibeli. Oleh karena itu, ketika anak-anak meminta suatu produk maka orang tua akan cenderung menolak, mengalihkan perhatian terhadap keingnian anak, akan tetapi karena anak memiliki peran sebagai influencer maka orang tua akan cenderung untuk memenuhi permintaan anaknya, tetapi dengan batasan-batasan tertentu menurut persepsi orang tua tentang keingnian anak. 38