BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan terkait fokus penelitian pertama: Bagaimana implementasi

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas hasil temuan-temuan dari masing-masing tempat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2014

PELATIHAN PENGEMBANGAN PENILAIAN OTENTIK DAN PENULISAN RAPOR SD KURIKULUM 2013 BAGI GURU-GURU SD DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

Kelompok Materi: Pokok

INSTRUMEN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK SMP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 2 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilakukan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. A. Perbandingan Penjabaran Kompetensi Mata Pelajaran Al-Qur an Hadits

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

INSTRUMEN PENELITIAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2014/2015

psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

Kelompok Materi: Pokok

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.

BAB V PENUTUP. MIN Pandansari Ngunut Tulungagung, yaitu sebagai berikut: 1. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Proses Pembelajaran di MIN Pandansari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 2 Semarang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Implementasi Standar Proses Pembelajaran Pendidikan Agama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan kualitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui pembelajaran mengabstraksi teks negosiasi pada siswa kelas

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

STANDAR PROSES PENDIDIKANDASAR DAN MENENGAH BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

Transkripsi:

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut lebih menonjolkan kepribadian yang santun dan islami. MAN Purwodadi membuka 4 program jurusan yaitu IPA, IPS, Agama dan Bahasa. Mulai tahun ini ada program baru untuk kelas X yakni kelas unggulan. MAN Purwodadi merupakan salah satu sekolah di kab. Grobogan yang melaksanakan kurikulum 2013 pada ajaran sekarang 2014/2015. Dalam landasan teori telah disebutkan bahwa keberhasilan dari suatu kurikulum yang dicapai sangat bergantung pada faktor kemampuan yang dimiliki oleh guru. Guru bertugas melaksanakan kurikulum dan bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum. Penelitian ini mengacu pelaksanaan kurikulum 2013 pada pelajaran fiqih kelas X di MAN Purwodadi. Untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 terhadap mata pelajaran fiqih di MAN Purwodadi penulis mengadakan penelitian dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. 54

Metode observasi digunakan untuk mendapatkan hasil yang riel sesuai kenyataan di lapangan yang terjadi, dalam penelitian ini penulis bekerjasama dengan guru mata pelajaran fiqih kelas X yaitu Abdul Azis. Dalam observasi penulis bertanya dan melihat secara langsung perangkat pembelajaran dari guru fiqih tersebut. Perangkat pembelajaran fiqih kelas X di MAN Purwodadi dapat di lihat pada lampiran. Guru dengan adanya Kurikulum baru (Kurikulum 2013) dituntut untuk memahami bagaimana karakteristik dari kurikulum itu sendiri. Dari hasil wawancara terkait dengan kurikulum 2013 dalam sistem penerapannya penulis melakukan wawancara secara langsung kepada guru fiqih kelas X Abdul Azis selaku guru di bidang mapel fiqih kelas X. Disamping itu penulis juga melakukan wawancara kepada waka kurikulum di MAN Purwodadi beliau bapak Margono. 1. Pelaksanaaan kurikulum 2013 pada materi fiqih Mengenai pelaksanaan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 di bidang studi Fiqih di kelas X, pada penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. a. Perencanaan Pembelajaran Proses pembelajaran dimulai dengan fase perencanaan untuk terciptanya suasana pembelajaran yang baik, kondusif dan tepat sasaran agar mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berkaitan dengan hal ini, guru dituntut untuk 55

menyusun pengembangan program, silabus dan sistem penilaian serta perangkat pembelajaran sebelum proses pembelajaran dimulai. 1) Pengembangan Program Pembelajaran Langkah pertama persiapan pembelajaran yang dilakukan guru Fiqih kelas X di MAN Purwodadi adalah melakukan pengembangan program, yaitu berupa program tahunan dan program semester yang dilengkapi dengan rincian minggu efektif dan jam efektif. Dalam hal ini Abdul Azis mengatakan: secara umum kaldik, prota, promes, minggu efektif dan jam efektif kita buat sendiri akan tetapi tetap mengacu pada peraturan dinas supaya bisa di sesuaikan dengan kegiatan proses belajar mengajar kita di sini. 1 2) Penyusunan Persiapan Mengajar Sebagai persiapan mengajar guru Fiqih kelas X MAN Purwodadi menyusun perangkat pembelajaran sebagai persiapan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Penyusunan perangkat tersebut berdasarkan kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik yang disesuaikan dengan kebutuhan serta keadaan lingkungan sekolah dengan tetap menyesuaikan dengan peraturan dinas. 1 Wawancara dengan Abdul Azis Guru Mata Pelajaran Fiqih MAN Purwodadi kelas X, tanggal 6 Oktober 2014. 56

Perangkat pembelajaran yang disusun berupa silabus dan RPP. b. Pelaksanaan Pembelajaran Mengenai pelaksanaan pembelajaran Fiqih dengan menggunakan kurikulum 2013 pada kelas X masih seperti biasa yang meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut: 1) Kegiatan Awal atau Pembukaan Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kegiatan awal atau pembukaan pembelajaran selalu dimulai dengan kegiatan apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran, menagih hasil tugas belajar materi yang akan dipelajari, melakukan pre-tes, serta persiapan bahan pembelajaran baik oleh guru ataupun siswa dan guru melakukan pengkondisian agar siswa senang dan antusias di dalam pembelajaran. 2) Kegiatan Inti Dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang telah dilakukan dapat diketahui kegiatan yang dilakukan pada proses pembelajaran Fiqih kelas X yang diuraikan sebagai berikut: a) Metode atau Strategi Pembelajaran Penggunaan metode atau strategi dalam proses pembelajaran Fiqih kelas X tidak selalu sama di setiap pertemuan. Akan tetapi selalu menyesuaikan 57

situasi dan kondisi serta menyesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Seperti diskusi, ceramah, presentasi, tanya jawab, penugasan di luar kelas, observasi, dan lain sebagainya. Pemilihan metode atau strategi pembelajaran sangat disesuaikan dengan kompetensi materi yang akan diajarkan nantinya. Dan pemilihan metode/strategi sudah tertulis di dalam RPP yang sudah dibuat oleh guru. b) Sumber Belajar Terkait dengan sumber belajar yang digunakan pada saat proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih di kelas telah menggunakan berbagai sumber. Diantaranya adalah buku pelajaran Fiqih dari berbagai sumber, buku Fiqih yang tersedia di perpustakaan yang sudah sesuai dengan Kurikulum 2013, dan buku-buku lain yang relevan dengan mata pelajaran Fiqih. c) Media Pembelajaran Media pada dasarnya merupakan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran 58

pada bidang studi Fiqih kelas X telah menggunakan media pembelajaran yang variatif untuk menunjang pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Dari pemanfaatan papan tulis, proyektor, alat praktik sampai penggunaan fasilitas internet yang sudah tersedia di sekolah. 3) Kegiatan Akhir atau Penutup Bagian akhir pembelajaran digunakan oleh guru untuk memberikan tugas rumah pada siswa, baik berupa tugas membaca dan mempelajari materi berikutnya atau tugas untuk mengerjakan soal-soal latihan yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas. Tapi sebelum tugas rumah itu diberikan, guru beserta seluruh siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah berlangsung baru kemudian tugas itu diberikan. c. Penilaian Hasil Belajar Bagian lain yang perlu memperoleh perhatian dalam kerangka pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah pelaksanaan dan pengembangan sistem penilaian. Karena pada kurikulum ini model penilaiannya berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Penilaian yang dilakukan oleh guru fiqih dipandu dengan instrumen penilaian yang sebelumnya telah dibuat. Abdul Azis mengungkapkan Model penilaiannya juga berbeda-beda untuk setiap aspek. Aspek pengetahuan biasanya dinilai lewat ulangan harian, pos-tes. Kalau penilaian 59

keterampilan bisa diambil dari nilai praktik dan nilai portofolio. Kemudian untuk penilaian sikap dilakukan selama pembelajaran berlangsung. 2 Program remidi dan pengayaan juga dilakukan oleh guru fiqih. Program remidi dilakukan jika ada nilai dari peserta didik yang belum tuntas atau masih dibawah KKM dan yang lainnya dikasih pengayaan untuk menambah ilmu peserta didik. Remidi dilakukan untuk semua aspek yang dinilai dari aspek pengetahuan, aspek keterampilan sampai dengan aspek sikap juga ada remidinya. Pernyataan dari siswa kelas X 3 yang bernama Muhammad Nasir mengenai penilaian dan pelaksanaan program remidi serta pengayaan yang dilakukan oleh guru sebagai berikut: remidi dan pengayaan selain itu juga ada ulangan harian juga penilaian dari keaktifan siswa di kelas dalam menjawab atau bertanya, kadang juga dari partisipasi diskusi. 3 2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kurikulum 2013 Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis di MAN Purwodadi dalam pelaksanaan kurikulum 2013 guru fiqih menemui beberapa kendala diantaranya: 2 Wawancara dengan Abdul Azis Guru Mata Pelajaran Fiqih MAN Purwodadi kelas X, tanggal 6 Oktober 2014. 3 Wawancara dengan Muhammad Nasir Kelas X 3 MAN Purwodadi kelas X, tanggal 6 Oktober 2014. 60

a. Kurang maksimalnya sosialisasi dari pemerintah daerah mengenai penerapan kurikulum 2013. b. Guru masih kesulitan dalam menilai keaktifan siswa di kelas yang disesuaikan dengan tatacara penilaian kurikulum 2013 karena perhatian guru belum bisa menjangkau semua siswa yang ada. c. Guru masih disibukan dengan pembuatan RPP karena setiap masuk kelas guru di tuntut untuk selalu menyusun RPP. d. Masih terbatasnya jumlah buku refrensi yang ada tentang kurikulum 2013 sehingga guru terpaksa menggunakan buku lain untuk acuan refrensi yang di sesuaikan dengan kurikulum 2013. B. Analisa Data Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik supaya mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang menjadi permasalahan yang mereka temui. Dimana pada KTSP guru yang lebih aktif memberikan materi kepada peserta didik. Perbedaan antara Kurikulum 2013 dan KTSP selain pada pendekatan yang diberlakukan juga terdapat pada sistem penilaian. Dimana sistem penilaian pada kurikulum 2013 mencakup sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang mana sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati Untuk mendeskripsikan mengenai pemahaman guru fiqih tentang Kurikulum 2013, mengenai pelaksanaan pada pembelajaran fiqih faktor pendukung dan faktor penghambat 61

dalam melaksanakan kurikulum 2013 pada pembelajaran fiqih di MAN Purwodadi, berikut ini disajikan hasil wawancara dengan beberapa informan dalam penelitian, selain itu penulis juga akan mendeskripsikan data dari hasil observasi dan studi dokumentasi. 1. Pelaksanaan kurikulum 2013 Berdasarkan hasil wawancara, observasi serta studi dokumentasi yang dilakukan mulai tanggal 1 Oktober 31 Oktober 2013 dapat diketahui persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru fiqih di MAN Purwodadi. Secara garis besarnya meliputi sebagai berikut: a. Perencanaan Pembelajaran Langkah pertama dalam proses belajar mengajar guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran, Kemampuan merencanakan dan membuat persiapan mengajar merupakan komponen yang harus dimiliki oleh guru, dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan situasi pembelajaran. Hal yang pokok pada kegiatan awal guru harus mempersiapkan RPP dan Silabus. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar 62

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 4 Dalam penyusunan RPP harus memuat komponenkomponen berikut diantaranya: identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran. (lihat di lampiran). Sedangkan pada penulisan Silabus harus mencakup: identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, tema, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar. (lihat di lampiran) 4 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang: Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 63

b. Pelaksanaan Pembelajaran Dalam pelaksanaan kurikulum 2013 melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba, mengumpulkan data, menalar, dan mengomunikasikan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis terhadap guru fiqih di MAN Purwodadi beberapa waktu lalu dapat diketahui bahwa Pembelajaran fiqih pada kelas X dilakukan sesuai dengan acuan kurikulum 2013 dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir. Walaupun menurut Abdul Azis belum berjalan dengan sempurna. Dalam pembelajaran di kelas guru sudah berusaha semaksimal mungkin dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Metode yang di gunakan bervariatif mulai dengan mengajar dengan ceramah menulis di papan tulis, sampai menggunakan LCD dan strategi dalam pembelajaran juga beragam sesuai dengan materi yang diajarkan. Penanaman nilai sikap ilmiah serta pembentukan kompetensi dan karakter sudah berusaha diwujudkan meskipun belum maksimal. Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran yakni tentang referensi buku yang belum terupdate. Akan tetapi guru semaksimal mungkin menggunakan buku yang ada di 64

perpustakaan yang sesuai dengan aturan kurikulum yang baru. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Dari hasil wawancara dengan guru fiqih bapak Abdul Azis beliau mengungkapkan: kurikulum 2013 pendekatannya sangat bagus untuk siswa kami. 5 c. Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi penilaian yang di gunakan oleh sekolah MAN Purwodadi kelas X mengacu pada Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan yakni kriteria 5 Wawancara dengan Abdul Azis Guru Mata Pelajaran Fiqih MAN Purwodadi kelas X, tanggal 6 Oktober 2014 65

mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. 6 Jenis penilaian yang digunakan yakni jenis Penilaian otentik disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Diantara teknik dan instrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut: 7 a) Penilaian kompetensi sikap Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. 6 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 tentang: Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 7 Lukmanul Hakim Abdullah, Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013: Kajian Dokumen Terhadap Kurikulum 2013, tidak diterbitkan. 66

b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan (menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan). c) Penilaian Kompetensi Keterampilan. Selanjutnya, ketentuan skala nilai telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, khususnya pada lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran. 8 Pada kurikulum 2013 skala nilai tidak lagi 0 100, melainkan 1 4 untuk aspek kognitif dan psikomotor, sedangkan untuk aspek afektif menggunakan SB = Sangat Baik, B = Baik, C = Cukup, K = Kurang. Skala nilai 1 4 dengan ketentuan kelipatan 0,33. Diantara aspek penilaian pada kurikulum 2013 adalah penilaian knowledge, penilaian skill, dan penilaian sikap. 9 a) Penilaian Sikap 1) Sikap (spiritual dan sosial) untuk LHB terdiri atas sikap dalam mata pelajaran dan sikap antar mata pelajaran. Sikap dalam mata pelajaran diisi oleh setiap guru mata 8 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang: Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 9 Lukmanul Hakim Abdullah, Sistem Penilaian dalam Kurikulum 2013: Kajian Dokumen Terhadap Kurikulum 2013, tidak diterbitkan. 67

pelajaran berdasarkan rangkuman hasil pengamatan guru, penilaian diri, penilaian sejawat, dan jurnal, ditulis dengan predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), atau Kurang (K). Sikap antar mata pelajaran diisi oleh wali kelas setelah berdiskusi dengan semua guru mata pelajaran, disimpulkan secara utuh dan ditulis dengan deskripsi koherensi. 2) Penilaian Sikap dalam mata pelajaran diperoleh dari hasil penilaian Proses, penilaian diri sendiri, penilaian antar teman, dan jurnal catatan guru. 3) Nilai Observasi diperoleh dari hasil Pengamatan terhadap Proses sikap tertentu sepanjang proses pembelajaran satu Kompetensi Dasar (KD). 4) Untuk penilaian Sikap Spiritual dan Sosial (KI-1 dan KI-2) menggunakan nilai Kualitatif sebagai berikut: Tabel 4.1 penilaian sikap sepiritual dan sosial Bentuk Nilai Nilai (Angka) SB = Sangat Baik = 80 100 B = Baik = 70 79 C = Cukup = 60 69 K = Kurang = < 60 68

b) Penilaian Pengetahuan Adapun bentuk penilaian pengetahuan terdiri atas: 1) Nilai Proses (Nilai Harian = NH) 2) Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS), dan 3) Nilai Ulangan Akhir Semester (UAS). c) Penilaian Keterampilan Penilaian Ketrampilan terdiri atas: Nilai Praktik, Nilai Projek dan Nilai Portofolio. Penilaian rapor untuk pengetahuan dan keterampilan menggunakan penilaian kuantitatif dengan skala 1 4 (kelipatan 0,33), dengan 2 (dua) desimal dan setiap aras (tingkatan) diberi predikat sebagai berikut: Tabel 4.2 Skala Penilaian Huruf Nilai angka Huruf Nilai angka A : 3,67 4.00 C + : 2,01 2,33 A - : 3,34 3,66 C : 1,67 2,00 B + : 3,01 3,33 C - : 1,34 1,66 B : 2,67 3,00 D + : 1,01 1,33 B - : 2,34 2,66 D : 1,00 Dalam masalah penilaian Abdul Azis mengungkapkan: bahwa dalam penilaian belum bisa berjalan dengan maksimal karena ada kendala yang di alami oleh guru, khususnya pada penilaian sikap yang kurang maksimal. 10 Hal serupa juga di 10 Wawancara dengan Abdul Azis Guru Mata Pelajaran Fiqih MAN Purwodadi kelas X, tanggal 6 Oktober 2014 69

nyatakan oleh Margono selaku waka kurikulum: penilaian 2013 kami akui belum bisa berjalan sesuai tuntutan kurikulum 2013, akan tetapi dalam format penilaiannya sudah kami sesuaikan dengan kurikulum baru yakni kurikulum 2013. 11 C. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menemui beberapa kendala diantaranya: 1. Keterbatasan Waktu Faktor waktu ini yang sering menghambat dari langkah penelitian, karena sadar dalam proses penelitian ini peneliti kurang bisa memanfaatkan waktu luang dengan maksimal 2. Jarak tempuh Selain faktor waktu, jarak tempuh juga menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Karena secara tidak langsung peneliti harus pulang pergi dari semarang ke Purwodadi. Jarak dari semarang ke Purwodadi lumayan jauh sehingga menjadi problem tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini. 11 Wawancara dengan Margono waka kurikulum MAN Purwodadi, tanggal 6 Oktober 2014. 70