Temu Teknis Fungsional non Peneliti 000 PENGARUH PERBEDAAN PENGGUNAAN PUPUK TERHADAP PRODUKSI RUMPUT RAJA (Pennisetum purpurephoides) DI LAPANGAN PERCOBAAN CIAWI M. Anwar dam Bambang Kushartono Balai Peneliuian Ternak Po Box Bogor 600 RINGKASAN Dua jenis pupuk dig nakan dalam pengamatan ini untuk mengetahui tingkat optimum pertumbuhan produksi rumput. Pupuk yang dtbenkan yaitu pupuk kandang dan urea. Rancangan pengamatan yang digunakan adalah pembuatan petak yaitu 3 buah dengan perlakuan dua pemupukan yang berbeda dan satu petak untuk kontrol tanpa pemberian pupuk, dengan masing-masing ulangan. Pengamatan dilakukan selama 5 bulan dengan periode pemanenan. Berdasarkan basil pengamatan menunjukan ada pengaruh yang nyata dan pemberian pupuk. Dan hasil rata-rata produksi yang diam ti diperoleh data sebagai beriku : tanpa pemberian pupuk,64 kg/ m, pupuk urea, kg/ m dan pupuk kandang 4,08 kg/ m. Dari basil basil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk kandang menghasilkan produksi rumput lebih balk bila dibandingkan dengan pemberian pupuk urea. Kata kunci : Pupuk kandang, pupuk urea, rumput Raja, produksi. PENDAHULUAN Peranan ternak dalam kehidupan petani sudah dikenal sejak dahulu, ternak ruminansia termasuk "raja kaya" yaitu salah satu kekayaan yang bermakna dalam kehidupan penduduk di pedesaan. Dalam rangka pengembangan ternak nuninansia dewasa ini, makanan khususnya hijauan menjadi masalah yang cukup penting dan perlu mendapat perhatian yang serius, sebab setiap kenaikan jumlah populasi temak tidak diikuti oleh peningkatan area] penanaman hijauan sebagai sumber makanan pokok. Untuk mengatasi keterbatasan lahan perlu adanya upaya dalam peningkatan produksi hijauan pakan, khususnya nunput dengan cara intensifikasi dan pendayagunaan pupuk (Wahyudi, 98 ). Dalam teknologi penggunaan pupuk untuk pertanian ada tiga hal yang perlu diperhatikan ketepatan dan kecermatannya yaitu dosis, waktu dan cara pemupukan (Sabri, 980). Jika ketiga hal tersebut telah dilaksanakan dengan baik maka kita berharap bahwa pemupukan tersebut akan mencapai tingkat daya guna yang tinggi. Menurut Siregar ( 988) nunput Raja merupakan salah satu jenis nunput unggul yang mempunyai nilai komersial tinggi dalam suatu usaha peternakan nuninansia. Untuk mendapatkan basil produksi yang tinggi perlu diberikan pemupukan 4
Temu Teknis Fungsionol non Penelh 000 dengan dosis yang tinggi pula yaitu 40 ton pupuk kandang, 900 kg urea, 450 kg TSP dan 450 kg KCL per ha/ tahun. Namun kenyataan di lapangan pemakaian pupuk majemuk seperti diatas sering menemui kendala, yaitu tidak selalu dapat dilakukan karena keteibatasan dana. Dengan dasar penelitian yang pernah dilakukan kami mencoba alternatifalternatif lain dalam pemberian pupuk vaitu pupuk tunggal seperti penggunaan pupuk kandang atau urea saja tanpa campuran pupuk yang lain. Tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk dan masing-masing perlakuan terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi. BAHAN DAN CARA Pengamatan dilakukan di Lapangan Percobaan Balai Penelitian Ternak Ciawi, mulai bulan Februari 000 sampai dengan bulan Juli 000. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran kambing) dan urea. pada percobaan ini adalah pemberian pupuk yang berbeda antara petak satu dengan yang lain. Dalam rancangan percobaan dibuat 3 petak, masing-masing seluas 00 m dengan jumlah tanaman 00 rumpun per petak. Petak pertama untuk kontrol tanpa pemberian pupuk, petak kedua dengan urea, dan petak ketiga diberikan pupuk kandang. Waktu pemupukan setiap satu minggu setelah pemanenan. Komposisi/ dosis dari masing-masing pupuk dapat dilihat pada Tabel. Tabel. pemupukan terhadap setiap petak rumput Raja yang ditanam, berikut dosis pupuk yang diberikan. A. B. C. Jenis pupuk Kontrol Pupuk Urea Pupuk Kandang Dosis Tanpa pemupukan 00 kg/ Ha 0 ton/ Ha Setiap perlakuan diamati pertumbuhan dan diukur penarnbahannya, lamanya pengamatan 5 bulan dengan kali pemanenan. Parameter yang diukur adalah rata-rata basil produksi rumput sewaktu dipanen dan setiap kelompok ulangan, jumlah pemberian pupuk secara kelompok, pengukuran lebar daun, diameter batang, tinggi rumput, panjang daun dan jumlah rumpun. Data dianalisis secara sederhana yaitu dijumlah dan dirata-ratakan. Rata-rata dari setiap perlakuan kemudian dibandingkan satu dengan yang lain dengan uji beda nyata. HAS L DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran yang dilakukan setiap pemanenan yaitu pada umur 60 han terhadap tinggi rumput, lebar daun, panjang daun maupun diameter batang menunjukan perbedaan yang nyata antar perlakuan disajikan pada Tabel, 3, 4, dan 5. 5
Temu Teknis Fungsional non Penehb 000 Tabel. Hasil pengukuran tinggi rumput Raja pada tiga perlakuan pemupukan yang berbeda pada setiap pemanenan dan rataratanya. A. Kontrol B.Pupuk Urea C.Pupuk Kandang - Tinggi Rumput (cm) 56 70 63 05 0 03 34 79 56.5 Tabel 3. Hasil pengukuran lebar daun rumput Raja pads tiga perlakuan pemupukan yang berbeda pads setiap pemanenan dan rata-ratanya A. Kontrol Lebar daun (cm).7 3.4 3.05 3. 5 3.7 3.48 4.03 3.84 3.93 Tabel 4. Hasil pengukuran panjang daun rumput Raja pads tiga perlakuan pemupukan yang berbeda pads setiap pemanenan dan rata-ratanya A. Kontrol Panjang daun (cm) Pemanenan I Pemanenan Rata-rata 0.6 83 9.58 06.33 0.99 04. 6 6.89 4.33 0.6 Tabel 5. Hasil pengukuran diameter batang rumput Raja pads tiga perlakuan pemupukan yang berbeda pads setiap _pemanenan dan rata-ratanya A. Kontrol C.Pupuk Kandang Diameter Batang (cm).37.34.35.68.60.64.8.70.75 Dan hasil ketiga kelompok perlakuan ini terlihat respon pertumbuhan rumput raja sangat nyata terhadap pemberian pupuk. Rumput Raja responsif terhadap pemberian pupuk terutama penggunaan pupuk kandang hasilnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang lainnya. hanya satu yang lebih rendah yaitu juinlah rumpun, terlihat pada Tabel 6. 6
Temu Teknis Fungsionai man Pendid 000 Tabel 6. A. Kontrol Hasil pengukuran jumlah rumpun rumput Raja pada tiga perlakuan pemupukan yang berbeda pada setiap pemanenan dan rata-ratanya Jumlah Rumpun (bt) 3 5 8 34 34 34 7 5 6 Kemungkinan yang menyebabkan jumlah rumpun menurun dikarenakan rumput lebih rimbun sehingga photosyntesis terganggu. Humpreys ( 978) mengatakan bahwa sinar matahari diperlukan dalam proses photosyntesis yang terjadi dalam tanaman, oleh karena gangguan penyinaran matahari akan mempengaruhi terhadap proses pertumbuhan dari tanaman. Pada penimbangan produksi rumput diketahui bahwa pemakaian pupuk kandang produksinya dan pemanenan ke dan ke stabil terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil pengukuran hasil produksi rumput Raja pads tiga perlakuan pemupukan yang berbeda pads setiap pemanenan dan rata-ratanya A. Kontrol Hasil Produksi kg per m..08.64.9.5. 0 4.8 3.36 4.08 Tabel 8. Daftar curah hujan harian dalam mm. Tanggal Peb. Maret April Mei Juni Juli 8. - 3.8 0. 3..5 8. 3.8 - - -.7 3 0. - 3. 7.4-9. 4... - - - 5. 3.4. -.8-6 0. - 4. - - 7 4.8. 3.4 6. - 0.4 8. 6. 0.5 - - - 9 4.3. -.0 - - 0.3 0. -.4 0..8 0.6 5.6 - - - 0.4 -..4 0.8 - - 3-6.4 - - 0.8-4 - - - 0.4 - - 5-3. - - - - 7
Temu Teknis Fungsional non Peneliti 000 6-0..6 5.0 - - 7 -.6 6. 0.4 -.4 8-0. -.4 - - 9. 0..4 - - - 0.0 0. - - - 7.8 -.4 8. 9.4 7.8 - - 0. - 7. - - 3..0 - - - - 4. 0. 0. -.9-5 6.0 6.6.6-6.4-6.4 4.4 3. - 0. 7.4 7-0.. - - 0.3 8-6.4..4-0. 9 - - - 0.7-3. 30 - - 8.6.4 0. 0. 3 - - - - - - Jumlah 07. 90.3 9.9 60.5 44. 57.3 Hari hujan 7 5 7 6 9 3 Penurunan produksi pada pemanenan ke kemungkinan berkaitan berkurangnya turun hujan. Namun terlihat sekali pada penggunaan pupuk urea hasil produksi dari pemanenan ke jauh lebih menurun bila dibandingkan dengan hasil produksi dari pemanenan ke. Kemungkinan hal ini dikarenakan urea tidak terserap seluruhnya oleh rumput akibat berkurangnya turun hujan, lihat Tabel 8. Setelah melihat Tabel curah hujan tersebut terlihat dengan jelas bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil produksi. Pada bulan Pebruari, Maret dan April dengan curah hujan yang cukup tinggi hasil produksinya meningkat, sedangkan pada pemanenan yang kedua dengan curah hujan yang menurun pada bulan Mei, Juni dan Juli hasil produksinya juga ikut turun. Rumput raja sifat dan bentuknya menyerupai tanaman tebu menurut Rais ( 979) pada tanaman tebu untuk pertumbuhan batang sangat diperlukan tersedianya air yang cukup. Cepat lambatnya pertumbuhan batang mempunyai korelasi positif dengan kadar air dalam pelepah daun, sedangkan kadar air dalam pelepah daun juga mempunyai korelasi positif dengan kandungan air dalam tanah. Dari ketiga kelompok yang diamati terlihat yang paling parah pertumbuhannya yaitu kelompok A sebagai kontrol tanpa pemberian pupuk. selain batang-batangnya mengecil jumlah rumpunnya turun drastis. Pada pemberian pupuk urea hasil produksi pemanenan ke dengan kondisi hujan yang berkurang juga mulai menurun. Kemungkinan pada pemanenan berikutnya dengan kondisi hujan yang makin menurun bisa kami simpulkan sementara hasil produksinya akan semakin menurun. Untuk itu kami ingin mencoba pengamatan ini sampai selesai ± tahun dengan harapan diperoleh data musim hujan maupun musim kemarau. 8
Tenor Teknis Fungdonal non Penehh 000 KESIMPULAN Dari hasil pengamatan sampai saat ini (sampai dengan pemanenan ke kali) sementara yang dapat disimpulkan bahwa : ditinjau dari hasil parameter yang diukur pada setiap kali pemanenan, baik pupuk kandang maupun pupuk urea memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif dan peningkatan hasil produksi. Dari basil rata-rata produksi yang diamati diperoleh data sebagai berikut : tanpa pemberian pupuk,64 kg/ m, pupuk urea, kg/ m, dan pupuk kandang 4,08 kg/ m. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa, pemberian pupuk kandang menghasilkan produksi lebih baik bila dibandingkan dengan pemberian pupuk urea. DAFTAR BACAAN Humpreys, CR, 978. Environmental Adaptation of Tropical Pasture Plants. Macmillan Publishers Ltd. London. Rais, K. 979. Peranan Air pada Pertumbuhan Tanaman Tebu. Dinas Perkebunan Daerah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Majalah Pertanian. Departemen Pertanian Jakarta. No.. Hal 6-9. Sabri, SA., 980. Tingkat Daya Guna Pemupukan Tanaman Padi Sawah di Wilayah HI Cirebon. Majalah Pertanian no., XXVII, th 980. Departemen Pertanian. Siregar, ME, 988. King Grass Sebagai Hijauan Pakan Ternak. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Republik Indonesia. 0 (4) Juli 988. Wahyudi, D., 98. Pengelolaan Rumput Gajah. Balai Penelitian Pegawai Pertanian. Songgoriti-Batu Malang. 9