BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah yang berisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini berisi tentang teori-teori yang mencakup brand (merek) yakni

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. (performance), keistimewaan tambahan (features), keandalan (reliability),

BAB I LATAR BELAKANG. dilakukan oleh Rio, Vazquez, dan Iglesias (2001) yang berfokus pada sepatu

BAB V PENUTUP. Brand Satisfaction terhadap Brand Trust dan Brand Affect serta Dampaknya pada

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis. baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan kemajuan teknologi, dunia bisnis saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sebelum produk itu dipasarkan adalah merk. pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Seiring dengan kemajuan teknologi, dunia bisnis saat ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lain. Manusia tidak dapat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Intensitas persaingan yang semakin ketat dalam bisnis fashion dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dari kelompok usaha yang telah memiliki merek yang terkenal di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, baik di dalam industri jasa maupun perdagangan dituntut untuk

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua orang pernah minum kopi, namun yang berbeda hanya. masalah waktu dan tempat pada saat meminumnya. Dahulu, minum kopi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan merek tertentu di pasar negara lain. Strategi ini dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Asosiasi Perusahaan Retail Indonesia (APRINDO), mengungkapkan bahwa pertumbuhan bisnis retail di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemasaran merupakan ujung tombak bagi suatu perusahaan untuk tetap dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Fashion di Indonesia Tahun Kenaikan (%) Sumber:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Sejarah Perusahaan Nike, Inc.

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN. sepatu olahraga telah menjadi bagian dari fashion (Fadli, 2015) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar potensial

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. memposisikan produknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. variabel yang mempengaruhi kepercayaan terhadap produk.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang baik. Salah satu jenis sepatu olah raga yang banyak diminati

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Ekonomi (S1) Pada Program Studi Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASOSIASI MEREK SEPATU OLAH RAGA MEREK NIKE MENURUT PENGGUNA DAN CALON PEMBELI SEPATU OLAH RAGA MEREK NIKE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perceived Value merupakan penukaran yang menjadi pokok dalam pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat secara nyata barang atau jasa yang mereka inginkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang menginginkan lokasi belanja yang lebih bersih tertata dan rapi. Utami

BAB I PENDAHULUAN. khusunya produk sepatu olah raga. Ada banyak sekali produk-produk sepatu yang

BAB I PENDAHULUAN Sumber : BPS di internet

nilai merek nya di mata para pelanggan setianya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah banyak merubah dan meninggalkan paradigma lama

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap Word Of Mouth, dengan demikian, hal tersebut dapat di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi pasar, pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya perkembangan dalam dunia bisnis secara otomatis telah

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi dimana antar individu, antar kelompok, dan antar

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini, fungsi olahraga yang pada awalnya hanya sekedar media untuk

BAB I PENDAHULUAN. industri sepatu membuat para pengusaha saling membuat strategi dan inovasi, selain

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin. mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dewasa ini semakin mengarah pada persaingan ketat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB I PENDAHULUAN. untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. brand loyalty merupakan isu utama yang peneliti pandang penting untuk

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua.

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang eksistensi penampilan masyarakat tertentu. namun juga sebagai shopping goods dan speciality goods.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB Ι PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive dengan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan pelanggan dan loyalitas menjadi tujuan utama para perusahaan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah yang berisi tentang bagaimana perusahaan khususnya merek terkenal dapat meningkatkan kepuasan konsumen, kesetiaan konsumen, kepercayaan konsumen serta mengurangi risiko dari merek terkenal tersebut. Selain itu, subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah mahasiswa pria di Yogyakarta yang menggunakan produk fashion merek Nike dan/ atau Adidas. Merek Nike dan Adidas dipilih berdasarkan pilot studi yang telah dilakukan penulis. Selain latar belakang masalah, pada bab ini juga dijelaskan mengenai apa saja rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat persaingan bisnis di Indonesia sangat ketat, setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan. Oleh karena itu, perusahaan harus bekerja keras dengan melihat pada pengalaman konsumen untuk memastikan bahwa apa yang konsumen lihat dan pikirkan adalah apa yang mereka inginkan. Merek yang kuat tidak selalu menghasilkan loyalitas konsumen dalam jangka panjang. Ini terjadi jika merek menjadi kategori produk bukan menjadi identitas 1

2 produk secara individual. Logika umum yang berkembang adalah untuk mencapai merek yang kuat, dinilai dari ekuitasnya yang tinggi, terlebih dahulu produsen menciptakan loyalitas merek kuat atau brand loyalty. Tingkat loyalitas merek dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi penjualan maupun penguasaan pangsa pasar. Sedangkan sumber loyalitas merek adalah keyakinan konsumen. Salah satu elemen yang mulai dipercaya sebagai pembentuk loyalitas merek adalah brand trust. Dalam kasus pakaian bermerek atau merek terkenal, konsumen cenderung bersedia untuk membayar dengan harga yang lebih tinggi dan mencari utilitarian value (nilai yang berdasarkan asas manfaat) serta hedonic value (nilai yang berdasarkan emosi, kepuasan, dan kenikmatan) melalui pengalaman pembelian. Konsumen membeli barang mewah atau merek terkenal untuk memenuhi keinginan mereka atas dasar harapan mereka tentang status sosial serta kualitas yang berhubungan dengan barang tersebut. Carpenter dan Fairhurst dalam Song et al. (2012:332) menyatakan bahwa manfaat dari utilitarian dan hedonik berasal dari pengalaman pembelian pakaian dan merek suatu produk mewah yang secara positif terkait dengan kepuasan. Sebuah pengalaman pembelian yang positif cenderung akan mendapatkan respon emosional yang positif dan dapat meningkatkan persepsi dari kedanalan merek pada pandangan konsumen. Ketika konsumen puas pada merek, mereka akan mengembangkan ikatan emosional pada merek tersebut, dan hal ini dapat mempengaruhi sikap konsumen ke arah komitmen yang lebih besar dalam bentuk loyalitas (Chaudhuri dan Holbrook dalam Song et al., 2012:332). Pada saat yang

3 sama, konsumen akan memperkuat keyakinan mereka bahwa merek tersebut akan memenuhi kewajibannya dan kinerja nyatanya (Doney dan Cannon dalam Song et al., 2012:333). Meskipun konsep brand affect dan brand trust sama - sama timbul dan dikembangkan dari brand satisfaction, tetapi perbedaan karakteristik keduanya harus diperhatikan. Menurut Chaudhuri dan Holbrook dalam Song et al. (2012:333), brand affect merupakan penentu emosional dari brand loyalty dan perlu dipertimbangkan secara terpisah. Chaudhuri dan Holbrook juga menekankan bahwa brand trust melibatkan sebuah proses yang dipikirkan dengan baik dan seksama, sedangkan brand affect lebih spontan, lebih cepat, dan kurang beralasan. Seperti yang telah diungkapkan di awal, bahwa brand trust adalah kunci penentu brand loyalty. Menurut O Shaughness dalam Song et al. (2012:333), kepercayaan (trust), kesediaan untuk bertindak tanpa menghitungkan biaya langsung dan manfaat, selalu mendasari loyalitas. Namun, Moorman et al. dalam Song et al. (2012:333) menyarankan bahwa kepercayaan (trust) hanya relevan dalam situasi berisiko dan tidak pasti. Dengan demikian, kepercayaan (trust) dapat digambarkan sebagai fungsi dari tingkat risiko yang terlibat dalam situasi menurut Koller dalam Song et al. (2012:333). Berkenaan dengan hubungan antara brand trust, brand loyalty, dan brand risk, Chaudhuri dan Holbrook dalam Song et al. (2012:333) menekankan bahwa brand trust berkaitan dengan pembelian kedua dan loyalitas, dan bahwa brand trust cenderung untuk mengurangi ketidakpastian dalam lingkungan dimana konsumen merasa rentan, karena mereka tahu bahwa mereka dapat mengdanalkan merek terpercaya.

4 Seperti halnya yang terjadi pada mahasiswa sekarang ini, baik pria maupun maupun wanita rata-rata memiliki pilihan barang-barang bermerek baik merek buatan lokal tapi bermerek asing seperti LEA atau Van Hausen maupun merek internasional seperti Polo Ralph Lauren, Nike, Adidas, Levi s, Calvin Klein, dan lain-lain. Dengan berbagai latar belakang yang berbeda mereka mempunyai motivasi masing-masing dalam pemilihan merek ini. Ada yang benar-benar karena selera tetapi ada juga yang karena gengsi. Pada mahasiswa pemilihan objek-objek konsumsi yang berupa komoditi misalnya saja pakaian, tidak lagi sekedar dilihat dari manfaat (nilai guna) dan harga (nilai tukar). Lebih dari itu, apa yang dikonsumsi kini melambangkan status, prestise, dan kehormatan (nilai tanda dan nilai simbol) Brand atau merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau semua kombinasi ini, yang menunjukkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing (Kotler, 2008:275). Sebagian studi yang ada mengenai merek terkenal biasa menargetkan wanita sebagai sampel. Namun mempertimbangkan bahwa konsumen pria dalam pembelian merek terkenal sebanyak 35% (Unity Marketing, 2006), dan bahwa pengaruh kepercayaan merek (brand trust) dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pria lebih jelas dibandingkan dengan konsumen wanita. Oleh karena itu, akan lebih bermanfaat untuk meneliti peran kepercayaan merek (brand trust) dengan hubungannya antara konsumsi merek terkenal dan brand loyalty pada mahasiswa pria.

5 Sesuai dengan pilot studi yang telah penulis lakukan maka penulis memilih untuk meneliti para konsumen yang pernah membeli produk dengan merek Nike dan Adidas. Berikut adalah tabel hasil pilot studi merek produk fashion yang pernah dibeli dan paling sering dibeli. Data diambil dari 10 mahasiswa pria Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pilot studi yang lebih lengkap tersedia di Lampiran 1. Tabel 1.1 Hasil pilot studi nama produk fashion dengan merek terkenal yang sering digunakan atau dibeli oleh mahasiswa pria Universitas Atma Jaya Yogyakarta Nama Merek (brand) Jumlah responden Nike 7 Adidas 6 Raplh Laurent Polo 4 Nevada 4 Giordano 2 Lain-lain (billabong, rip curl, the executive, dll) 10 Sumber : data diolah penulis Dari tabel 1.1 diatas terlihat bahwa merek Nike dan Adidas berada di posisi pertama dan kedua, kemudian diikuti dengan merek Raplh Laurent Polo, Nevada, dan Giordano dengan masing skor 4, 4, dan 2. Dan yang terakhir adalah gabungan dari semua merek lain yang jarang dibeli oleh sebagian besar responden dengan 10 orang karena tentu saja seorang responden pasti memiliki variasi merek dalam berpenampilan. Selain dari hasil pilot studi di atas, produk Nike dan Adidas dipilih untuk penelitian ini karena Nike dan Adidas merupakan dua perusahaan yang bergerak

6 dibidang pakaian, sepatu, dan alat - alat olahraga yang terbesar di dunia. Nike urutan pertama dan Adidas diurutan kedua (wikipedia). Nike, Inc. adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian, dan alat-alat olahraga Amerika Serikat yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Mereka terkenal karena mensponsori beberapa olahragawan terkenal di dunia seperti Tiger Woods, Ronaldo, dan Michael jordan. Selain itu mereka juga memiliki perjanjian dengan berbagai tim sepak bola dunia seperti Barcelona, Arsenal, Juventus, dan lain-lain. Produk sepatu dan pakaian Nike dengan mudah diidentifikasi oleh khas logo perusahaan, para swoosh tik, dan slogan Just Do it. Di Indonesia, Nike telah beroperasi sejak tahun 1988. Adidas adalah sebuah perusahaan multinasional Jerman yang desain dan pembuatan pakaian olahraga dan aksesoris berada di Herzogenaurach, Bavaria, Jerman. Perusahaan ini merupakan perusahaan induk untuk grup Adidas yang terdiri dari perusahaan pakaian olah raga Reebok, TaylorMade-Adidas perusahaan golf (termasuk Ashworth), dan Rockport. Selain sepatu olahraga, Adidas juga memproduksi produk lain seperti tas, kemeja, jam tangan, kacamata, dan barang olahraga serta pakaian terkait lainnya. Adidas adalah produsen olahraga terbesar di dunia. Adidas didirikan pada tahun 1948 oleh Adolf Dassler, menyusul perpecahan Gebruder Dassler Schuhfabrik antara dia dan Rudolf kakaknya. Rudolf kemudian mendirikan Puma, yang merupakan rival awal Adidas. Profil produk selengkapnya ada di Lampiran 2. Fokus penelitian ini adalah lebih pada keberlanjutan brand equity, karena itu brand loyalty dan hubungan dengan pendahulunya seperti, brand trust, brand

7 affect, brand satisfaction, dan perceived value diteliti. Secara empiris, menguji hubungan tersebut dalam konteks manajemen merek terkenal, penulis berusaha untuk mengidentifikasi peran kepercayaan merek (brand trust) dan brand affect dalam meningkatkan loyalitas pada merek terkenal. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dapat dinyatakan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh utilitarian value terhadap brand satisfaction pada merek terkenal pada mahasiswa? 2. Bagaimana pengaruh hedonic value terhadap brand satisfaction pada merek terkenal pada mahasiswa? 3. Bagaimana pengaruh brand satisfaction terhadap brand trust pada merek terkenal pada mahasiswa? 4. Bagaimana pengaruh brand satisfaction terhadap brand affect pada merek terkenal pada mahasiswa? 5. Bagaimana pengaruh brand affect terhadap brand trust pada merek terkenal pada mahasiswa? 6. Bagaimana pengaruh brand affect terhadap brand loyalty pada merek terkenal pada mahasiswa? 7. Bagaimana pengaruh brand affect terhadap persepsi brand risk pada merek terkenal pada mahasiswa? 8. Bagaimana pengaruh brand trust terhadap brand loyalty pada merek terkenal pada mahasiswa?

8 9. Bagaimana pengaruh brand trust terhadap persepsi brand risk pada merek terkenal pada mahasiswa? 1.3 Batasan Masalah Keterbatasan ditambahkan pada studi ini karena ruang lingkup penelitian ini sangat luas dan kompleks. Oleh karena itu batasan masalah dari penelitian ini dinyatakan sebagai berikut: 1. Penelitian ini terbatas hanya meneliti sikap mahasiswa pria di Yogyakarta terhadap merek terkenal seperti Nike dan Adidas. 2. Brand atau merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau semua kombinasi ini, yang menunjukkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing (Kotler, 2008:275). Dalam brand sendiri hanya terbatas pada: a. Brand satifaction atau kepuasan terhadap merek dapat didefinisikan sebagai hasil dari evaluasi subyektif pada saat merek alternatif terpilih sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen (Bloemer dan Kasper dalam Lau dan Lee, 2000). Pada brand satisfaction ini hanya terbatas pada tingkat kepuasan, pemenuhan harapan konsumen, dan kinerja produk dengan merek Nike dan Adidas tersebut dibandingkan merek lain. b. Brand trust adalah kemauan dari rata-rata konsumen untuk bergantung kepada kemampuan dari sebuah merek dan melaksanakan segala kegunaan atau fungsinya (Chaudhuri dan

9 Holbrook, 2001:65). Pada brand trust sendiri hanya terbatas pada tingkat kepercayaan terhadap merek Nike dan Adidas, dan kehandalan merek Nike dan Adidas. c. Brand affect menurut Chaudhuri dan Holbrook (2001:82) merupakan potensi merek untuk mendapatkan respon emosional positif pada rata-rata konsumen sebagai akibat dari penggunaannya. Pada brand affect sendiri hanya terbatas pada tingkat pemberian rasa senang atau kesenangan merek Nike dan Adidas, dan adakah niatan konsumen untuk berlangganan dengan merek Nike dan Adidas diwaktu selanjutnya. Ditegaskan penilaian brand affect dibagi menjadi dua kriteria (Daniel dan Park, 2002). 1). Hedonic value (nilai yang berdasarkan emosi, kepuasan, dan kenikmatan) Yaitu harapan konsumen untuk merasakan adanya kepuasan dan kenikmatan pada saat menggunakan produk dengan pilihan merek tertentu. Konsumen yang memberikan keputusannya berdasarkan kriteria hedonic relatif lebih dapat dipercaya karena nilai yang langsung dialami oleh konsumen. Pada hedonic value ini hanya terbatas pada tingkat kesukaan dan kenyamanan terhadap penggunaan produk dengan merek Nike dan Adidas pada mahasiswa pria di Yogyakarta. 2). Utilitarian value (nilai yang berdasarkan asas manfaat)

10 Kriteria utilitarian menekankan kemampuan merek yang sesuai dengan fungsi kehidupan konsumen sehari-hari. Konsumen yang mempunyai konsep berdasarkan kriteria utilitarian tidak mengaitkan pengalaman informasi yang telah diterima sebelumnya sebagai dasar keputusannya. Pada utilitarian value ini hanya terbatas pada tingkat ketergantungan dan keharusan penggunaan produk merek Nike dan Adidas pada mahasiswa pria di Yogyakarta. d. Brand loyalty (loyalitas merek) menurut Freddy Rangkuti (2004:60) adalah ukuran kesetiaan konsumen terhadap merek. Pada brand loyalty sendiri hanya terbatas pada tingkat pembelian ulang konsumen terhadap merek Nike dan Adidas dan kesediaan untuk merekomendasikan merek Nike dan Adidas pada orang lain. e. Brand risk adalah ancaman dari ekuitas merek atau ancaman terhadap diferensiasi merek yang membuat konsumen memilih salah satu produk atau jasa atau yang lain. Pada brand risk sendiri hanya terbatas pada kesan orang lain terhadap penggunaan produk merek Nike dan Adidas.

11 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk menganalisis tentang pengaruh utilitarian value terhadap brand satisfaction pada merek terkenal pada mahasiswa. 2. Untuk menganalisis tentang pengaruh hedonic value terhadap brand satisfaction pada merek terkenal pada mahasiswa. 3. Untuk menganalisis tentang pengaruh brand satisfaction terhadap brand trust pada merek terkenal pada mahasiswa. 4. Untuk menganalisis tentang pengaruh brand satisfaction terhadap brand affect pada merek terkenal pada mahasiswa 5. Untuk menganaisis tentang pengaruh brand affect terhadap brand trust pada merek terkenal pada mahasiswa. 6. Untuk menganalisis tentang pengaruh brand affect terhadap brand loyalty pada merek terkenal pada mahasiswa. 7. Untuk menganalisis tentang pengaruh brand affect terhadap persepsi brand risk pada merek terkenal pada mahasiswa. 8. Untuk menganalisis tentang pengaruh brand trust terhadap brand loyalty pada merek terkenal pada mahasiswa. 9. Untuk menganalisis tentang pengaruh brand trust terhadap persepsi brand risk pada merek terkenal pada mahasiswa.

12 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi manajerial Perusahaan dapat menggunakan hasil dari penelitian ini untuk memahami faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepercayaan konsumen khususnya pria terhadap pembelian produk dengan merek terkenal. Perusahaan dapat mengembangkan strategi pemasaran baru untuk meningkatkan atau menciptakan kepercayaan konsumen terhadap produk dengan merek terkenal. 2. Bagi penulis atau pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktek untuk membuktikan adanya fenomena mengenai adanya hubungan antara utilitarian value dan hedonic value terhadap brand satisfaction, brand affect dan brand satisfaction terhadap brand trust, brand satisfaction terhadap brand affect, brand trust dan brand affect terhadap brand loyalty, dan brand trust dan brand affect terhadap persepsi brand risk dalam pembelian produk fashion dengan merek terkenal. Sehingga dapat digunakan sebagai referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya.

13 1.6 Sistimatika Penulisan Penelitian ini terbagi menjadi 5 bab, setiap bab akan menjelaskan bagian yang berbeda dalam penelitian ini. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini berisi tentang teori-teori yang didapat digunakan sebagai dasar penelitian, riset terdahulu, dan pengembangan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari lokasi penelitian, obyek penelitian, subyek penelitian, populasi, sampel, teknik sampling, metode pengumpulan data, definisi operasional, dan metode pengujian instrumen penelitian. BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini data telah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan alat analisis yang telah ditentukan guna mencapai tujuan penelitian.

14 BAB V PENUTUP Bab ini merupakan penutup yang memuat kesimpulan dari hasil dan implikasi manajerial yang diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan dan saran.