Gambar 5.83 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000

dokumen-dokumen yang mirip
Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut:

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan.

Perhitungan momen pada pile cap tunggal juga dilakukan secara manual sebagai berikut: Perhitungan beban mati : Berat sendiri pilecap.

Berat sendiri balok. Total beban mati (DL) Total beban hidup (LL) Beban Ultimate. Tinjau freebody diagram berikut ini

COMB3 = 1.0DL+1.0C+1.0MCP1+1.0MCP2+1.0MCP3+1.0W COMB6 = 1.0DL+1.0C+1.0MCL1+1.0MCL2+1.0MCL3+1.0W+1.0G+1.0A+1.0M

Perancangan Dermaga Pelabuhan

PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA PETI KEMAS TELUK LAMONG TANJUNG PERAK SURABAYA JAWA TIMUR

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Analisis Struktur Dermaga Deck on Pile Terminal Peti Kemas Kalibaru 1A Pelabuhan Tanjung Priok

PEMODELAN DERMAGA DENGAN SAP 2000

TATA LETAK DAN DIMENSI DERMAGA

Bab 6 DESAIN PENULANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Sketsa Pembangunan Pelabuhan di Tanah Grogot Provinsi Kalimantan Timur

BAB VIII PENUTUP Kesimpulan

DESAIN STRUKTUR DERMAGA CURAH CAIR CPO PELINDO 1 DI PELABUHAN KUALA TANJUNG, MEDAN, SUMATERA UTARA

Perhitungan Struktur Bab IV

Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak

n ,06 mm > 25 mm sehingga tulangan dipasang 1 lapis

DESAIN STRUKTUR PERPANJANGAN DERMAGA B CURAH CAIR PELINDO I DI PELABUHAN DUMAI, RIAU

Jl. Banyumas Wonosobo

Laporan Tugas Akhir (KL-40Z0) Desain Dermaga General Cargo dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pulau Kalukalukuang Provinsi Sulawesi Selatan

Modul SAP2000 Ver.7.42

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Langkah Langkah Perancangan. Langkah langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini :

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

KAJIAN KEDALAMAN MINIMUM TIANG PANCANG PADA STRUKTUR DERMAGA DECK ON PILE

Desain Dermaga Curah Cair Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu

Diperlukannya dermaga untuk fasilitas unloading batubara yang dapat memperlancar kegiatan unloading batubara. Diperlukannya dermaga yang dapat

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

POLA PENURUNAN STRUKTUR PELAT LANTAI GUDANG RETAIL PADA TANAH LUNAK DI KAWASAN INDUSTRI WIJAYAKUSUMA SEMARANG (150G)

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane.

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

BAB V ANALISIS STRUKTUR GEDUNG. Analisa struktur bertujuan untuk menghitung gaya-gaya dalam, reaksi perletakan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tata Langkah Penelitian. Tata langkah yang akan dilakasanakan dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini : Mulai

BAB V ANALISIS KAPASITAS DUKUNG FONDASI TIANG BOR

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA

DESAIN STRUKTUR JETTY DI PELABUHAN PENAJAM PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

BAB IV ANALISA STRUKTUR

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

DAFTAR LAMPIRAN. L.1 Denah Tampak Depan Struktur Dermaga 59 L.2 Denah Tampak Samping Struktur Dermaga 60 L.3 Denah Pembalokan Struktur Dermaga 61

BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

PERENCANAAN JETTY CRUDE PALM OIL (CPO) PRECAST DI PERAIRAN TANJUNG PAKIS LAMONGAN, JAWA TIMUR JEFFWIRLAN STATOURENDA

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

BAB IV ALTERNATIF DESAIN DAN ANALISIS PERKUATAN FONDASI

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG

Penulangan pelat Perencanaan Balok PerencanaanKonstruksiBawahDermaga (Lower Structure)... 29

Pembangunan Gedung Kampus Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada (MM-UGM) Jakarta Selatan menggunakan pondasi tiang pancang berbentuk persegi deng

ANALISA DINAMIK DAN DESAIN DONUT FENDER DI TELUK BINTUNI

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

BAB III METODOLOGI MULAI. Investigasi Data Hidro- Oceanografi Dan Kepelabuhan

Perencanaan Dermaga Curah Cair untuk Kapal DWT di Wilayah Pengembangan PT. Petrokimia Gresik

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

TUTORIAL PORTAL 3 DIMENSI

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

PERHITUNGAN ULANG STRUKTUR GEDUNG ASRAMA KEBIDANAN LEBO WONOAYU DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH

Gambar 4.28 Fender Seibu tipe V.

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

ANALISIS DERMAGA DAN TRESTLE PELABUHAN TANAH GROGOT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ABSTRAK

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III METODOLOGI III-1

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan sistem struktur penahan gempa ganda, sistem pemikul momen dan sistem

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

Perbandingan Perancangan Gedung SRPMK di Atas Tanah dengan Kategori Tanah Lunak dan Tanah Baik

Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

BAB V PENUTUP. Pada tabel tersebut dengan nilai N = 27,9 maka jenis tanah termasuk tanah sedang.

BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

PERENCANAAN DERMAGA CURAH UREA DI KOTA BONTANG, KALIMANTAN TIMUR. Putri Arifianti

Perencanaan Gempa untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN L atar Belakang...

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

BAB III ANALISA STRKTUR

STUDI EVALUASI PENAMBAHAN KAPASITAS DERMAGA OIL JETTY PLTU PAITON DARI 8000 DWT MENJADI DWT

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR MENGGUNAKAN DINDING PENUH PADA SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI. Oleh : GALIH AGENG DWIATMAJA

BAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus

Transkripsi:

Beban Gelombang Gambar 5.83 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000 Beban Gelombang pada Tiang Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 1,4 ton dan terdistribusi dengan bentuk segitiga dari seabed hingga HWS. b HWS L Seabed 2a b = dimana: L a : besar beban hasil perhitungan = 1, 4 ton L : panjang tiang dari seabed hingga HWS = 5,42 m b : besar beban distribusi = 0,5 t/m BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-86

Beban Gelombang Tepi Trestle Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya besarnya beban gelombang tepi adalah 8,30 ton dan diaplikasikan pada join tepi trestle. Beban ini diaplikasikan pada pemodelan sebagai berikut: Gambar 5.84 Pemodelan beban gelombang tiang dan tepi trestle pada SAP 2000 Beban Arus Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 0,068 ton/m dan terdistribusi dengan bentuk segitiga dari seabed hingga HWS. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-87

2a b = L dimana: a L b : besar beban hasil perhitungan = 0,068 ton : panjang tiang dari seabed hingga HWS = 5,42 m : besar beban distribusi = 0,14 t/m Beban ini diaplikasikan pada pemodelan sebagai berikut: Gambar 5.85 Pemodelan beban arus pada SAP 2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-88

Beban Gempa Pada potongan melintang ini hanya terdapat gempa dari arah memanjang, sehingga besar beban gempa yang telah dihitung sebelumnya, yakni 78 ton dibagi dengan jumlah joint pada arah memanjang (19), sehingga menjadi 4,1 ton. Beban ini diaplikasikan pada pemodelan sebagai berikut: Gambar 5.86 Pemodelan beban gempa pada SAP 2000 Kombinasi Pembebanan Kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan SK SNI 03 2847-2002, sebagai berikut: Kombinasi Pembebanan Combo 1 Combo 2 Combo 3 Combo 4 Combo 5 1.4 DL+1.4 G+1.4 A 1.2 DL+1.6 LL 1.2 DL+1.0 LL+1.0 E 1.2 DL+1.6 LL+1.2 G+1.2 A 1.2 DL+1.0 LL+0.3 E Dimana: BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-89

DL LL E A G = beban mati = beban hidup = beban gempa = beban arus = beban gelombang Hasil Analisis Struktur Gaya Dalam Struktur Momen 3-3 Combo Geser 2-2 Combo ton m ton Balok 32,99 4 31,44 4 Pemodelan SAP dengan bentuk distribusi beban hidup dan beban pelat yang terdistribusi merata juga dilakukan untuk mengetahui gaya aksial pada pilecap dan tiang pancang serta untuk mengetahui besarnya momen pada pilecap. Berikut ini adalah gambaran pemodelan distribusi beban hidup dan beban pelat pada pemodelan SAP2000 untuk kasus ini. Beban Hidup Seperti telah disebutkan sebelumnya, beban hidup pada trestle adalah beban UDL maksimum, yakni sebesar 1,4 ton/m 2. Beban ini diaplikasikan pada lantai trestle sebagai berikut: BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-90

Gambar 5.87 Pemodelan beban hidup pada SAP 2000 Beban Pelat BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-91

Gambar 5.88 Pemodelan beban pelat pada SAP 2000 Untuk beban arus dan gelombang pada tiang, beban balok melintang, beban gempa, dan beban gelombang tepi dilakukan seperti pemodelan untuk mengetahui momen pada balok. Dengan pemodelan seperti di atas didapat hasil analisis struktur sebagai berikut : Gaya Dalam Struktur Momen 3-3 Combo Geser 2-2 Combo ton m ton Balok 39,42 4 46,06 4 Pile Cap 30,88 4 5,18 4 Daya Dukung Tiang Di dapat nilai daya dukung terbesar dari hasil reaksi perletakan adalah 74,24 ton. Unity Check Range (UCR) UCR dicek dengan menggunakan pemodelan beban pelat dan beban hidup terdistribusi merata sedangkan untuk beban arus, gelombang dan gempa dimodelkan seperti pada pemodelan untuk penentuan momen balok. Untuk pengecekan UCR kombinasi pembebanan yang digunakan tanpa dikalikan dengan load factor sebagai berikut : BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-92

Kombinasi Pembebanan Combo 1 Combo 2 Combo 3 Combo 4 1.0 DL+1.0 G+1.0 A 1.0 DL+1.0 LL 1.0 DL+1.0 LL+1.0 E 1.0 DL+1.0 LL+1.0 G+1.0 A Dari pengecekan UCR dapat diketahui nilainya berada pada range 0,4-0,6 sehingga struktur tiang masih dalam batas aman. Gambar 5.89 Unity Check Range struktur trestle arah melintang pada SAP 2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-93

5.2 Analisis Struktur 3D Analisis struktur 3D dilakukan untuk mengetahui perilaku struktur dermaga secara keseluruhan. Analisis ini dilakukan dengan bantuan program SAP 2000. 5.2.1 Pemodelan 3D Struktur Dermaga a. Pemodelan Pemodelan 3 dimensi dilakukan untuk 1 modul dengan kedalaman perairan yang terdalam di lokasi dermaga yaitu 4,1 meter. Dalam model 3 dimensi ini pelat dimodelkan sebagai thin shell dengan ketebalan 0,35 m. Hasil yang ingin diketahui dari pemodelan 3 dimensi ini adalah lateral displacement pada struktur dermaga, lateral displacement ini akan dibandingkan dengan defleksi ijin untuk mengetahui apakah defleksi yang terjadi di struktur dermaga akibat beban yang bekerja masih dalam batas yang diijinkan atau tidak. Gambar-gambar dan uraian berikut ini merupakan pemodelan 3 dimensi struktur dermaga. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-94

b. Pembebanan Pada Model Beban Mati Gambar 5.90 Pemodelan 3D dermaga pada SAP 2000 Beban mati pada analisis struktur 3D ini adalah berat sendiri yang secara otomatis akan dihitung oleh SAP. Beban Hidup Seperti telah disebutkan sebelumnya, beban hidup pada dermaga adalah beban UDL maksimum truk 7,8 ton sebesar 1,4 ton/m 2. Distribusi beban hidup mengikuti peraturan SKSNI dengan area distribusi sebagai berikut: Diketahui: a = panjang area b = lebar area ---- = distribusi beban Bila a b, maka: BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-95

a b Bila a = b, maka: Gambar 5.91 Pemodelan Beban Hidup pada SAP2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-96

Beban Gelombang Beban Gelombang pada Tiang Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 1,4 ton/m dan bekerja dari seabed hingga HWS. Beban Gelombang pada Tepi Dermaga Beban memiliki besar yang telah dihitung sebelumnya, yakni 1,04 ton/m. Gambar 5.92 Pemodelan Beban Gelombang pada Tiang dan Gelombang Tepi pada SAP2000 Beban Arus Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 0,068 ton/m dan bekerja dari seabed hingga HWS. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-97

Gambar 5.93 Pemodelan Beban Arus pada Tiang dengan SAP2000 Beban Gempa Dari arah memanjang = 8 ton Dari arah melintang = 24 ton BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-98

Gambar 5.94 Pemodelan beban gempa arah x pada tiang dengan SAP2000 Gambar 5.95 Pemodelan beban gempa arah y pada tiang dengan SAP2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-99

Beban Berthing Beban berthing yang diaplikasikan pada model tiga dimensi adalah sebesar 32,8 ton. Penempatan beban ini adalah pada satu join struktur dermaga, lokasinya dipindah-pindah di 10 join struktur dermaga. Dari posisi beban berthing yang berbeda ditentukan lateral displacement maksimum yang terjadi di struktur dermaga. Berikut ini merupakan gambar-gambar penempatan beban berthing pada pemodelan 3 dimensi dermaga. Posisi 1 Gambar 5.96 Pemodelan beban berthing posisi 1 dengan SAP2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-100

Posisi 2 Gambar 5.97 Pemodelan beban berthing posisi 2 dengan SAP2000 Posisi 3 Gambar 5.98 Pemodelan beban berthing posisi 3 dengan SAP2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-101

Posisi 4 Gambar 5.99 Pemodelan beban berthing posisi 4 dengan SAP2000 Posisi 5 Gambar 5.100 Pemodelan beban berthing posisi 5 dengan SAP2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-102

Posisi 6 Gambar 5.101 Pemodelan beban berthing posisi 6 dengan SAP2000 Posisi 7 Gambar 5.102 Pemodelan beban berthing posisi 7 dengan SAP2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-103

Posisi 8 Gambar 5.103 Pemodelan beban berthing posisi 8 dengan SAP2000 Posisi 9 Gambar 5.104 Pemodelan beban berthing posisi 9 dengan SAP2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-104

Posisi 10 Gambar 5.105 Pemodelan beban berthing posisi 10 dengan SAP2000 Beban Mooring Beban mooring yang diaplikasikan pada model tiga dimensi adalah sebesar 25 ton yang diaplikasikan pada lokasi seperti beban berthing namun dalam arah yang berlawanan. Satu dari 10 posisi beban mooring dapat dilihat pada Gambar 5.106 berikut ini. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-105

Posisi 1 Gambar 5.106 Contoh pemodelan beban mooring dengan SAP2000 c. Kombinasi Pembebanan Kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan SK SNI 03 2847-2002, sebagai berikut: Kombinasi Pembebanan Combo 1 Combo 2 Combo 3 Combo 4 Combo 5 Combo 6 1.0 DL+1.0 G+1.0 A 1.0 DL+1.0 LL 1.0 DL+1.0 LL+1.0 Ex+1.0Ey 1.0 DL+1.0 LL+1.0 G+1.0 A+1.0 B 1.0 DL+1.0 LL+1.0 G+1.0 A+1.0 M 1.0 DL+1.0 LL+1.0 Ex+1.0 Ey Dimana: DL LL E A G B M Ex = beban mati = beban hidup = beban gempa = beban arus = beban gelombang = beban berthing = beban bollard = beban gempa arah x BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-106

Ey = beban gempa arah y d. Hasil Analisis Struktur Defleksi Struktur SK SNI 03 2847 2002 mensyaratkan defleksi struktur sebagai berikut : δ L/ 240. L= panjang tiang mulai dari fixity point L = 10,22 m Besarnya lateral displacement dalam pemodelan 3 dimensi dermaga didapat dari 10 skenario pemodelan dengan posisi beban berthing dan mooring yang berbeda-beda. Besarnya lateral displacement untuk masing-masing skenario pemodelan adalah sebagai berikut : Tabel 5.1 Lateral displacement dermaga Posisi Beban Berthing dan Lateral Displacement Combo Mooring (cm) Posisi 1 1,8 3 Posisi 2 1,8 3 Posisi 3 1,8 3 Posisi 4 1,8 3 Posisi 5 1,8 3 Posisi 6 1,8 3 Posisi 7 1,8 3 Posisi 8 1,8 3 Posisi 9 1,8 3 Posisi 10 1,8 3 Pada struktur dermaga ini, defleksi izin adalah 4,25 cm, sedangkan hasil analisis 3D, defleksi maksimum adalah sebesar 1,8 cm. Jadi defleksi yang terjadi masih dalam batas aman. Unity Check Dari hasil analisis struktur 3 dimensi didapat nilai unity check dalam range 0,1-0,6 artinya struktur tiang masih dalam batas aman. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-107

Gambar 5.107 Unity Check pemodelan 3 dimensi dermaga 5.2.2 Pemodelan 3D Struktur Trestle a. Pemodelan Pemodelan 3 dimensi dilakukan untuk 1 modul dengan kedalaman perairan yang terdalam di lokasi trestle yaitu 3,8 meter. Dalam model 3 dimensi ini pelat dimodelkan sebagai thin shell dengan ketebalan 0,35 m. Hasil yang ingin diketahui dari pemodelan 3 dimensi ini adalah lateral displacement pada struktur trestle, lateral displacement ini akan dibandingkan dengan defleksi ijin untuk mengetahui apakah defleksi yang terjadi di struktur trestle akibat beban yang bekerja masih dalam batas yang diijinkan atau tidak. Gambar-gambar dan uraian berikut ini merupakan pemodelan 3 dimensi struktur trestle. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-108

Gambar 5.108 Pemodelan 3D trestle pada SAP 2000 b. Pembebanan Pada Model Beban Mati Beban mati pada analisis struktur 3D ini adalah berat sendiri yang secara otomatis akan dihitung oleh SAP. Beban Hidup Seperti telah disebutkan sebelumnya, beban hidup pada trestle adalah beban UDL truk 7,8 ton sebesar 1,4 ton/m 2. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-109

Gambar 5.109 Pemodelan Beban Hidup pada SAP2000 Beban Gelombang Beban Gelombang pada Tiang Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 1,4 ton dan bekerja dari seabed hingga HWS. Beban Gelombang Tepi Beban gelombang yang diaplikasikan pada model tiga dimensi adalah sebesar 1,04 ton/m pada sisi terluar trestle. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-110

Gambar 5.110 Pemodelan beban gelombang pada tiang dan gelombang tepi pada SAP2000 Beban Arus Telah dihitung sebelumnya, besar beban ini adalah 0,068 ton/m dan bekerja dari seabed hingga HWS. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-111

Gambar 5.111 Pemodelan Beban Arus pada Tiang dengan SAP2000 Beban Gempa Dari arah memanjang Dari arah melintang = 4,1 ton = 38,9 ton BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-112

Gambar 5.112 Pemodelan beban gempa arah x pada tiang dengan SAP2000 Gambar 5.113 Pemodelan beban gempa arah y pada tiang dengan SAP2000 BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-113

c. Kombinasi Pembebanan Kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan SK SNI 03 2847-2002, sebagai berikut: Kombinasi Pembebanan Combo 1 Combo 2 Combo 3 Combo 4 Combo 5 1.0 DL+1.0 G+1.0 A 1.0 DL+1.0 LL 1.0 DL+1.0 LL+1.0 Ex +1.0Ey 1.0 DL+1.0 LL+1.0 G+1.0 A 1.0 DL+1.0 LL+1.0 Ex+1.0 Ey Dimana: DL LL E A G Ex Ey = beban mati = beban hidup = beban gempa = beban arus = beban gelombang = beban gempa arah x = beban gempa arah y d. Hasil Analisis Struktur Defleksi Struktur SK SNI 03 2847 2002 mensyaratkan defleksi struktur sebagai berikut : δ L/ 240. L= panjang tiang mulai dari fixity point L = 9,92 m Pada struktur trestle ini, defleksi ijin adalah 4,13 cm sedangkan hasil analisis 3 dimensi, defleksi maksimum adalah sebesar 3,6 cm jadi memenuhi persyaratan δ L/ 240. BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-114

Unity Check Dari hasil analisis struktur 3 dimensi didapat nilai unity check dalam range 0,3-0,71 artinya struktur tiang masih dalam batas aman. Gambar 5.114 Unity Check untuk pemodelan 3 dimensi trestle BAB 5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN SAP2000 5-115