IbM KERAJINAN SANGKAR BURUNG DI KELURAHAN REJOMULYO KOTA MADIUN

dokumen-dokumen yang mirip
IbM KELOMPOK USAHA KRIPIK JAMUR TIRAM DI DESA PLOSO KECAMATAN SELOPURO KABUPATEN BLITAR

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober IbM KELOMPOK PRODUSEN SANGKAR BURUNG DESA BANDENGAN, KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, khususnya di negara

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

PELATIHAN DESAIN MODEL TEROMPAH (PACCAK) DESA SUMBEREJO BANYUPUTIH SITUBONDO

PENINGKATAN USAHA KRUPUK AMPLANG DI DESA KERTASADA KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

IbM PENERAPAN TEKNIK UKIR MOTIF PRING SEDAPUR PADA SANGKAR BURUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI JUAL PRODUK PENGRAJIN SANGKAR DI KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendampingan Kerajinan Bambu 1

WORKING PLAN SIMPLE WALL SHELF S001

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

V. POLA DAN TEHNIK PEMBELAHAN

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II METODE PERANCANGAN

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

KEGIATAN BELAJAR I SAMBUNGAN KAYU MEMANJANG

SNI MUTU SIRAP DEWAN STANDARDISASI NASIONAL- DSN SNI UDC STANDAR NASIONAL INDONESIA

BENGKEL JAYA MANDIRI UTAMA SURABAYA - INDONESIA

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM BAGIAN TUNA RUNGU ( SMALB-B)

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. lebar 8 cm, 7 cm, 6 cm, 5 cm, 4 cm, 3 cm. Mesin ini mengeluarkan hawa panas, digunakan untuk mengeringkan kayu yang

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

Keterbatasan produksi mainan lokal. Latar belakang + -

PENINGKATAN EFISIENSI INDUSTRI KECIL POLA PENGECORAN LOGAM CEPER

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB 3 METODE PENELITIAN

TLP 12 - Kebutuhan Mesin dan Peralatan

IbM Pengrajin Anyaman Rotan di Kabupaten Jember: Upaya Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Produksi

TINGKAT EFISIENSI PENGGUNAAN ALAT PEMOTONG KERUPUK RAMBAK SISTEM DOBEL PISAU DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH FIBER DI UKM KERUPUK RAMBAK

SOSIALISASI DAN APLIKASI PENAMBAHAN NILAI KAIN PERCA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUILTING DI GAMPONG TEUNGOH, KECAMATAN LANGSA KOTA, KOTA LANGSA

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

PENINGKATAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERAJINAN BAMBU MENGGUNAKAN MESIN PEMBUAT LIDI DI TUNGGAK SEMI BAMBOO HANDYCRAFT

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. A. Latar Belakang Masalah...

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

III RANCANGAN DAN PROFIL GIG! GERGAJI A. Tipe Gigi

RANCANG BANGUN MESIN PEMBELAH BAMBU UNTUK PRODUKSI JERUJI SANGKAR BURUNG

BAB III METODE PROYEK AKHIR. Motor dengan alamat jalan raya Candimas Natar. Waktu terselesainya pembuatan mesin

BAB IV MESIN SEKRAP. Laporan Akhir Proses Produksi ATA 2010/2011. Pengertian Mesin Sekrap

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

NAMA DAN FUNGSI MESIN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembuatan produk, setiap mesin tersebut mempunyai spesifikasi yang

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK

MENGGUNAKAN PERKAKAS BERTENAGA DENGAN OPERASI DIGENGGAM

PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHU DAN TEMPE SEBAGAI ALTERNATIF PANGAN DI DESA CURAHMALANG KECAMATAN RAMBIPUJI KABUPATEN JEMBER

MEMBUAT ULIR DENGAN TANGAN

MODIFIKASI ALAT PAHAT KAYU MASINAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS USAHA MEBELAIR DI DESA PURWOMARTANI KALASAN YOGYAKARTA

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat, hampir di semua sektor industri maupun sektor lainnya. sudah mengadopsi sistem permesinan. Dunia industri yang terpacu

GERGAJI TANGAN PADA KERJA BANGKU

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada

DAFTAR ISTILAH. tangan, berfungsi untuk melubangi suatu benda. : Proses membentuk atau mengukir bahan baku. : Proses menggambar atau membuat pola.

POMPA TALI 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN 4. PERALATAN

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

PENINGKATAN EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERAJINAN BAMBU MENGGUNAKAN MESIN PEMBUAT LIDI DI KARTIAJI BAMBOO HANDYCRAFT

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

PENGABDIAN MASYARAKAT PADA UMKM BAKSO SAPI

BAB IV PROSES PRODUKSI

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

LOMBA KOMPETENSI SISWA (LKS) SMK SELEKSI TINGKAT PROPINSI BALI BIDANG LOMBA CABINET MAKING PEMERINTAH PROPINSI BALI

Nama Alat Peraga: Ruang Ajaib Gambar Alat Peraga:

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGERJAAN KAYU DAN SIFAT PEMESINAN KAYU

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

ANALISA KERUSAKAN PISAU POTONG MESIN GAP SHEAR DI PT. INKA NAMA : M. RIMANU NRP :

VI. RANCANGAN KERJA DAN TATA LETAK. A. Prinsip Rancangan dan Kerja Industri Penggergajian

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

Mesin sekrap disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin inidigunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,beralur, dan

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN USAHA MIKRO DHI SABLON & PRINTING DAN THE JOKER S SABLON & OFFSET DI MALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MESIN PEKERJAAN KAYU

METODE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DP2M DIKTI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

IBM USAHA KERAJINAN PERHIASAN PERAK GUNA MENUMBUHKAN MINAT BERWIRAUSAHA BAGI KARANG TARUNA KELURAHAN TANJUNGREJO

Transkripsi:

IbM KERAJINAN SANGKAR BURUNG DI KELURAHAN REJOMULYO KOTA MADIUN Sigit Setyowibowo 1 & Indah Dwi Mumpuni 2 1,2 STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang Alamat: Jl. LA. Sucipto No. 249A Malang E-mail: 1) densetyo@yahoo.com, 2) indahstimata@yahoo.com ABSTRAK Perkembangan produksi sangkar burung yang dihasilkan oleh mitra usaha dalam satu bulan berkisar 20 unit. Kondisi ini dikarenakan hanya memiliki dua tenaga kerja. Padahal permintaan rata-rata tiap bulan kurang lebih 50 unit sangkar burung. Mitra usaha mengalami kendala dalam memenuhi permintaan tersebut disebabkan selain tenaga kerja, peralatan pendukung sangat minim. Untuk meningkatkan jumlah produksi dilakukan proses pengadaan mesin: (1) mesin gergaji meja sangat diperlukan untuk mempercepat pekerjaan dengan tingkat akurasi yang lebih baik, (2) mesin gergaji scroll saw digunakan untuk membentuk pola, (3) mesin serut bambu digunakan untuk membuat lidi. Program IbM ini bertujuan untuk meningkatkan mitra usaha menjadi usaha mikro yang maju dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut : (1) pelatihan sumber daya manusia, (2) pelatihan manajemen keuangan. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan bahwa mitra mampu meningkatkan jumlah produksi sangkar burung menjadi rata-rata 35 unit sangkar burung perbulan terlebih lagi sebelumnya hanya mampu membuat 1 model sekarang bisa membuat berbagai model dan ukuran berdasarkan pesanan, mitra usaha mampu melakukan pencatatan pembukuan dan pelaporan keuangan dengan baik, kegiatan pelatihan dan pendampingan direspon dengan baik, terbukti dengan keterlibatan mitra dan partisipasi aktif mitra selama kegiatan berlangsung. Kata kunci: Sangkar Burung, Mesin, Mikro. PENDAHULUAN Analisis Situasi Usaha pembuatan sangkar burung di Kelurahan Rejomulyo tersentral di Jl. Sembada Mulya. Lokasi ini berjarak kira-kira satu kilometer dari pasar burung di Madiun. Usaha pembuatan sangkar burung sudah berjalan selama beberapa tahun. Salah satu perajin sangkar burung setempat, Bapak Samsul mengatakan, karyanya banyak diburu pemelihara burung dari Madiun dan sekitarnya. Awalnya ia hanya memproduksi sangkar untuk burung kicauan, karena permintaan pasar saat ini terus berkembang dan melayani pesanan. Perkembangan produksi sangkar burung saat ini, masih terbatas, jumlah sangkar burung yang dihasilkan dalam satu bulan berkisar 20 unit. Keterbatasan jumlah produksi dikarenakan hanya memiliki dua tenaga kerja. Padahal permintaan rata-rata tiap bulan kurang lebih 50 sangkar burung. Produksi sangkar terbuat dari bahan baku kayu jati dengan harga jual Rp. 150.000 per sangkar. Proses pembuatan sangkar burung dimulai dari pemotongan kayu menggunakan gergaji potong kemudian menyerut / mengetam kayu bertujuan untuk meratakan, mengurangi ketebalan dan membuat permukaan kayu menjadi halus. Mengetam kayu merupakan dasar dari semua pekerjaan kayu, dan sangat menentukan untuk produk yang dihasilkan, karena bila kayu yang diketam tidak rata akan mempengaruhi tingkat akurasi pr oses-pr oses berikutnya seperti penyambungan, membuat profil, membuat alur, dan lain-lain. Alat yang digunakan untuk mengetam kayu yaitu menggunakan Ketam Listrik / Power Planer. Proses dilanjutkan dengan membelah kayu menjadi pilar kecil-kecil berukuran 50 mm yang nantinya digunakan untuk rangka, pada proses ini masih menggunakan peralatan konvensional sehingga pengerjaannya sangat lama, setelah itu pilar kecil-kecil tadi diserut lagi dan dibulatkan, kemudian dihaluskan. Berikutnya dilakukan pemilahan untuk menentukan pilar yang dipakai untuk tiang dan pilar yang dipakai untuk vertikalnya. Pilar yang dipakai vertikal, dibuatkan pola untuk lubang lidi, setelah itu dibor. Pada 55

Sigit Setyowibowo 1 & Indah Dwi Mumpuni 2 JURNAL DEDIKASI, ISSN 1693-3214 proses ini pembuatan lubang masih konvensional sehingga sering meleset dari pola yang mengakibatkan patahnya pilar. Pada rangka bagian atas/kap sangkar berbentuk ukiran. Pembuatan ukiran ini lebih sulit dan lama. Proses pembuatan kap sangkar dilakukan dengan gergaji triplek/ gergaji kecil. Langkah pertama membuat pola/gambar pada kayu, kemudian digergaji/ dipotong, selanjutnya pilar dihaluskan, kemudian pembuatan lubang lidi, langkah selanjutnya proses pembubutan dan ukiran sebagai aksesoris. Proses akhir adalah merangkai tiang vertikal dan atap/ kap sangkar burung. Mitra yang lain, Bapak Harto usahanya fokus pada pembuatan lidi sangkar burung. Proses pembuatan lidi dimulai dari pemotongan bambu dengan gergaji potong sesuai kebutuhan setelah itu dilakukan mencacah / membelah ukuran kurang lebih 30 mm, dengan tebal kurang lebih 4 mm kemudian dilakukan penipisan bambu / irat menjadi 3 mm. Proses ini diperlukan kehati-hatian karena bisa menyebabkan ketebalan tidak sama. Kemudian dibelah lagi menjadi 3x3 mm. Selanjutnya dilakukan proses penyerutan menjadi lidi dengan alat: (1) pisau jeruji beberapa ukuran, (2) pangkon / penjepit pisau jeruji, (3) pisau welat. Proses kerja dari alat tersebut adalah memasang pisau jerujinya kedalam press pada pangkonan, kencangkan pakai obeng, tempatkan pangkonan pada media seperti bangku atau kursi, dudukkan dengan kuat dan dipaku atau sejenisnya, siapkan bambu yang hendak dibuat jeruji, runcingkan ujung bambu seukuran muat lubang pangkonan dengan pisau welat lalu masukkan ke dalam lubang pangkonan tembus ke mata pisau jeruji, kemudian ditarik maka jadilah jeruji sangkar yang diinginkan. Proses ini membutuhkan ketelatenan dikarenakan mudah patahnya lidi. Permasalahan Mitra Berdasarkan analisis situasi pada mitra usaha sangkar burung dapat diketahui bahwa prospek pengembangan usaha kearah lebih besar cukup menjanjikan, hal ini ditegaskan oleh pedagang bahwa berapapun jumlah produksinya siap membeli. Kendala yang dihadapi adalah memperoleh ukuran yang presisi: (1) ukuran atap / kap, (2) ukuran tiang, (3) ukuran vertikal, dan (4) ukuran lidi. Disisi lain ada kendala untuk mengembangkan produksi menjadi lebih besar dalam hal ini belum adanya peralatan/mesin yang dapat membantu proses pengerjaanya. Solusi Yang Ditawarkan Guna mengatasi ukuran yang presisi sangkar burung diperlukan : Mesin gergaji meja, sangat diperlukan untuk mempercepat pekerjaan dengan tingkat akurasi yang lebih baik, Mesin Gergaji Scroll Saw digunakan untuk membentuk pola, Mesin serut bambu digunakan untuk membuat lidi. Kontribusi Partisipasi Mitra Peran Serta Mitra Dalam Kegiatan Peranan mitra usaha dalam kegiatan dirancang sebagai pihak yang aktif dalam kegiatan khususnya dalam pelatihan mengoperasikan mesin. Bahan pokok berupa kayu jati dan bambu dalam kegiatan ini disediakan oleh pihak mitra usaha. Keaktifan ini dihar apkan mitra memperoleh kemampuan mengoperasikan mesin dengan baik sebagai bekal menjalankan usahanya. Peranan Mitra Peranan dalam kegiatan pelatihan ini mitra menentukan jadwal, teknis pelaksanaan, tempat dan waktu kegiatan. Dengan jadwal yang dibuat oleh mitra diharapkan pelaksanaan kegiatan akan berjalan efektif dan produktif. METODE PELAKSANAAN Untuk memenuhi target utama peningkatan produksi sangkar burung dilakukan dengan proses pengadaan alat-alat sebagai berikut: Mesin Gergaji Meja, alat ini digunakan untuk membelah papan kayu menjadi pilar-pilar yang kecil dengan ukuran yang presisi dan cepat. Proses penggunaan mesin ini adalah (1) menyalakan mesin, (2) meletakkan papan kayu dimeja mesin, diposisikan mata gergaji tepat digaris pola yang sudah dibuat, kemudian dorong lurus kedepan, dan (3) matikan mesin. 56 Mei 2016: 55-59

Mesin gergaji scroll saw, alat ini digunakan untuk memotong papan kayu dengan bentuk berukir. Proses penggunaan mesin ini adalah (1) menyalakan mesin, (2) meletakkan papan kayu dimeja mesin, diposisikan mata gergaji tepat digaris pola yang sudah dibuat, kemudian dorong sambil papan diputar-putar mengikuti pola, dan (3) matikan mesin Mesin serut bambu, alat ini digunakan untuk membuat lidi. Proses menjalankan mesin ini adalah (1) letakkan bak untuk menampung hasil serutan, (2) menyalakan mesin, (3) masukkan iratan bambu pada mesin serut, dan (4) matikan mesin. Selain memenuhi target utama, program ini untuk meningkatkan kemampuan mitra usaha dari mikro menjadi usaha kecil, dilakukan proses sebagai berikut: Pelatihan Sumber Daya Manusia Pelatihan ini dimaksudkan untuk membekali pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja pada mitra usaha pengrajin sangkar burung dalam menjalankan mesin sehingga dapat membantu dalam memperbaiki pelaksanaan kerja yang tidak efisien. Pelatihan bagi sumber daya manusia sangat diperlukan agar tenaga kerja bisa paham dan mengerti dan mampu mengoperasikan mesin sehingga apa yang menjadi tujuan mitra usaha pengrajin sangkar burung bisa cepat terlaksana dan mencapai target. Tenaga Ahli : Sigit Setyowibowo, ST Pelatihan Manajemen Keuangan Pelatihan manajemen keuangan dimaksudkan agar pemilik mampu mencatat pemasukan, pengeluaran dan membuat laporan keuangan sederhana dalam periode waktu tertentu. Tenaga Ahli : Jauharul Maknunah, SE., MM. Peningkatan jumlah produksi akan meningkatkan keuntungan dari mitra usaha, hal ini dapat dicapai dengan pengadaan mesin: (1) mesin gergaji meja sangat diperlukan untuk mempercepat pekerjaan dengan tingkat akurasi yang lebih baik, (2) mesin gergaji scroll saw digunakan untuk membentuk pola, (3) mesin serut bambu digunakan untuk membuat lidi. Peningkatkan status mitra usaha dari usaha mikro ditingkatkan menjadi usaha kecil dilakukan dengan cara : (1) Pelatihan sumber daya manusia dengan cara pelatihan penggunaan mesin gergaji meja, gergaji scroll saw dan mesin serut bambu dimaksudkan untuk membekali kemampuan mitra usaha dalam menjalankan mesin. Dampak dari pelatihan ini, mitra kerja mempunyai keterampilan dalam menjalankan mesin. (2) Pelatihan manajemen keuangan karena diprediksi setelah produksi meningkat, cash flow juga lebih besar sehingga perlu persiapan agar mitra usaha dapat mengelola keuangannya dengan baik. Pelatihan ini juga bermaksud agar mitra usaha dapat tertib administrasi (Amrun, 2014). Gambar 1. Foto Bersama dengan Ketua STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang Ibu Indah Dwi Mumpuni, S.Kom., MM HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kegiatan IbM pada mitra usaha sangkar burung di Kelurahan Rejomulyo ini diharapkan mampu meningkatkan produksinya dan membantu meningkatkan status mitra usaha dari usaha mikro ditingkatkan menjadi usaha kecil. Peningkatan produk dilakukan melalui perbaikan proses produksi. Gambar 2. Serah Terima Mesin oleh Ketua LPPM Ibu Liudina Asih Primandari, S.Si., M.Si 57

Sigit Setyowibowo1 & Indah Dwi Mumpuni2 Gambar 3. Pelatihan Manajemen Keuangan oleh Ibu Jauharul Maknunah, SE Gambar 4. Peserta Pelatihan Manajemen Keuangan JURNAL DEDIKASI, ISSN 1693-3214 Gambar 7. Peserta Mencoba Mesin Scroll Saw Gambar 8.Model Sangkar Burung Sebelum Gambar 5. Pelatihan Pengoperasian Mesin Serut Lidi Sangkar Burung oleh Bapak Sigit Setyowibowo, ST Gambar 9.Model Baru Sangkar Burung Setelah Gambar 6. Pelatihan Pengoperasian Mesin Scroll Saw Sangkar Burung oleh Bapak Sigit Setyowibowo, ST Gambar 10. Model Baru Sangkar Burung Setelah 58 Mei 2016: 55-59

KESIMPULAN DAN SARAN K esimpulan Setelah melaksanakan pengabdian kepada mitra usaha sangkar burung di Kelurahan Rejomulyo Kota Madiun, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Alat bantu produksi berupa (1) mesin gergaji meja, (2) mesin gergaji scroll saw, (3) mesin serut bambu mampu meningkatkan jumlah produksi dari 20 unit sangkar menjadi 35 unit sangkar tiap bulan dan sebelumnya hanya mampu memproduksi 1 model sekarang bisa membuat berbagai model dan ukuran berdasarkan pesanan. Mitra usaha mampu melakukan pencatatan pembukuan dan pelaporan keuangan dengan baik. Kegiatan pelatihan dan pendampingan direspon dengan baik, terbukti dengan keterlibatan mitra dan partisipasi aktif mitra selama kegiatan tersebut. Saran Berdasarkan laporan pelaksanaan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat Kerajinan Sangkar Burung yang telah diselenggarakan oleh tim IbM, disarankan sebagai berikut : 1. Mendorong mitra terus meningkatkan manajemen usaha untuk mengembangkan pencapaian hasil yang lebih tinggi. 2. Perlu dukungan dana dari pemerintah untuk pengembangan usaha kedepannya. DAFTAR PUSTAKA Amrun A, 2014, Panduan Mengelola Keuangan Sederhana untuk Usaha Kecil, http:// kampungwirausaha.com/panduan-mengelolakeuangan-sederhana-untuk-usaha-kecil/ Haryono Y. A., 1999. Dasar-dasar Akutansi, YKPN, Yogyakarta. Tasrifin M., 2011, Modul 4 Manajemen Usaha dan Keuangan UMKM, http:// tasrifin.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/ Modul-KUMKM-4-Manajemen-Usaha- Keuangan-UMKM.pdf 59