Suatu zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin untuk membantu mengatur fungsi organ bekerja secara terkoordinasi dengan sistem saraf

dokumen-dokumen yang mirip
FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

B. SISTEM HORMON / ENDOKRIN

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

SISTEM ENDOKRIN. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

10/17/2009 KONSEP DASAR. Kelenjar dalam sistem endokrin

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN Oleh Isrofah, S.Kep., Ns., M.Kep

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

1. Kelenjar Hipofi sis (Pituitari)

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

Endocrinology. dr. Prasetio Kirmawanto, M. Kes

Hormon-Hormon Dan Kelenjar-Kelenjar Hormon

SISTEM ENDOKRIN MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA

METABOLISME HORMONE. Disusun oleh: Ramdaniar Nurdiana 11/311941/KG/08821

Sistem Hormon BIO 3 A. PENDAHULUAN B. KELENJAR ENDOKRIN C. KELENJAR HIPOFISIS SISTEM HORMON. materi78.co.nr

Obat-obat Hormon Hipofisis anterior

b. Badan pankreas Merupakan bagian utama dan letaknya di belakang lambung dan vertebra lumbalis pertama. c. Ekor pankreas Merupakan bagian yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

HORMON REPRODUKSI JANTAN

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HIPERPITUITARISME

SISTEM ENDOKRIN. Dr. Donny Yawah Kursus Pembantu Veterinar Institut Kluang, JOHOR

D. Uraian Pembahasan. Sistem Regulasi Hormonal 1. Tempat produksinya hormone

Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh

Anatomi/organ reproduksi wanita

Sistem Endokrin. Herlihy

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

:

Pertumbuhan dan Perkembangan

BAB XII. Kelenjar Pankreas

SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

6. PENGENDALIAN KADAR GLUKOSE DARAH

SISTEM ENDOKRIN PADA IKAN

: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. menuju dewasa dimana terjadi proses pematangan seksual dengan. hasil tercapainya kemampuan reproduksi. Tanda pertama pubertas

UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi pengeluaran CRH (Corticotropin Realising Hormone) yang

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa lepas dari stres,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

HORMON DAN ANTAGONIS HORMON

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

RESPON FISIOLOGIS STRES

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

TUGAS AKHIR BIOKIMIA1. tentang HORMON. Disusun oleh ; NIM/BP : 17514/2010. : Pendidikan Kimia ISTE. : Fitri Amelia M.Si

BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TERAPEUTIK, FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011). Menstruasi adalah siklus discharge

DIVISI ENDOKRINOLOGI ANAK FKUSU/RSHAM Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. DR. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

BAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Hormon tiroid disintesis dan disekresi oleh kelenjar tiroid, sintesis dan sekresi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

I. PENDAHULUAN. mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini. merupakan kumpulan nada-nada dengan bermacam-macam intensitas yang

Kelenjar Kelamin. Kelenjar Pankreas. Kelenjar Pineal. Plasenta. Kelenjar Timus. Sistem Endokrin. Sumber:

BAB VI PEMBAHASAN. cedera abrasi menyerupai dengan cedera peritoneum saat operasi abdomen..

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAGIAN 1 PENGANTAR ENDOKRINOLOGI UMUM

BAB 2 ANATOMI DAN FUNGSI KELENJAR TIROID. Tiroid berarti organ berbentuk perisai segi empat. Kelenjar tiroid merupakan

Rangkuman P-I. dr. Parwati Abadi Departemen biokimia dan biologi molekuler 2009

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

KESEHATAN REPRODUKSI. Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN BAB I : KONSEP DASAR PSIKOLOGI FAAL 1

BAB XIII. Kelenjar Adrenal

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nutrition in Elderly

BAB V PEMBAHASAN. apakah ada hubungan antara lama menstruasi dengan kejadian anemia pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipahami. Ketiga konsep ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ketiga konsep pengertian tersebut adalah :

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memperoleh energi. Gula lain dalam makanan (terutama fruktosa dan

MENGAPA DISEBUT ENDOKRIN?? DISEBUT JUGA HORMON KARENA HASIL SEKRESINYA TIDAK DIBUANG KELUAR TUBUH TETAPI MASUK KE DALAM ALIRAN DARAH SEDANGKAN EKSOKRI

Transkripsi:

Nama : Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Pengkajian Sistem Endokrin

PENGKAJIAN ENDOKRIN BY. IKHSANUDDIN AHMAD HRP, S.Kp

PENGKAJIAN SISTEM ENDOKIN KELENJAR : EKSOKRIN Melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada seperti kulit atau organ internal permukaan tubuh, ENDOKRIN Langsung melepaskan sekresinya kedalam darah

ENDOKRIN KELENJAR HIPOFISIS KELENJA TIROID KELENJAR PARATIROID KELENJAR ADRENAL KELENJAR PULAU-PULAU LANGERHANS PANKREAS KELENJAR OVARIUM DAN TESTIS

HORMON Suatu zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin untuk membantu mengatur fungsi organ bekerja secara terkoordinasi dengan sistem saraf Klassifikasi : Air : Polipeptida Lemak : Steroid Karakteristik : Diurnal (Insulin, Glukagon, ACTH, Katekolamin) (Estrogen, Progesteron, Glkokortikoid, Aldosteron) Pulsatif dan Siklik Pola naik turun dalam periode 24 jam (Kortisol) Pola naik turun sepanjang waktu tertentu (Bulanan) (Estrogen) Variabel Pola naik turun tergantung pada kadar substratnya (Paratiroid)

REGULASI KELENJAR PERAN HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Anatomi Fisiologi Berbobot 0,5 gram Ukuran 10 x 13 x 6 mm Perkembangan Floor of the diencephalon Roof of the Mouth

Menghubungkan sistem saraf dengan endokrin Hipotalamus mengeluarkan hormon releasing dan inhibiting yang bekerja pada sel-sel speifik dalam kelenjar pituitari untuk mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise SISTEM UMPAN BALIK Bila kadar hormon dalam darah telah mencukupi untuk mengahasilkan efek yang dimaksud, kenaikan hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif AKTIVASI SEL-SEL TARGET bila hormon telah mencapai organ target, hormon akan mempengaruhi cara sel berfungsi. Hormon Mediator intraselular (Cyclic Adenosine Monophophate/ camp) Berikatan dengan membrane sel Aktivasi gen-gen dalam sel Reaksi dan Proses seluler

STRUKTUR, FUNGSI DAN KERJA SISTEM ENDOKRIN Hipofise Lobus Anterior Growth hormone (GH) Prolaktin Thyrotropic hormone (TSH) Gonatropic hormone (LH dan FSH) Adrenocorticotropic hormone (ACTH) Melanocyte stiulating hormone (MSH) Merangsang pertumbuhan jaringan tubuh dan tulang Merangsang pertumbuhan jaringan payudara dan laktasi Merangsang kelenjar tiroid Mempengaruhi pertumbuhan, maturasi dan fungsi organ seks sekunder dan primer Merangsang pembentukan steroid oleh korteks adrenal, Merangsang pembentukan steroid, dapat mempengaruhi pigmentasi Lobu Posterior Antidiuretic hormone (ADH, Vasopressin) Oksitosin Meningkatkan reaborbi air oleh tubulus distal dan tubulus koledokus ginjal, sehingga menurunkan haluaran urine Merangsang pengeluaran ASI dari alveoli payudara, merangang kontraksi uterus, terlibat dalam ransport sperma dalam tractus reproduksi wanita

Thyroid Thyroxine (T4) Triiodothyronine (T3) Thyrocalcitonin (TCT) Meningkatkan aktivasi metabolik pada hampir semua sel, merangsang sebagian besar aspek metabolisme lemak, protein dan karbohidrat Menurunkan serum kalsium dan meningkatkan kadar fosfat, efek berlawanan dengan PTH Parathyroid Adrenal Korteks Medulla Parathormone (PTH) Hormon dibagi menjadi 3 kelompok besar : Glukokortikoid/ Kortisol Meneralokortikoid/ aldosteron Androgen/ hormone pria Epinefrin (Arenalin) : 80% Norepinefrin : 20% Meningkatkan kadar kalsium dan menurunkan kadar fosfat, meningkatkan reabsorbsi tulang Meningkatkan katabolisme Kh,P,L, meningkatkan kepekaan jaringan thd hormon lain Cendrung meningkatkan retensi natrium dan ekresi kalium Mengatur karakteristik seks sekunder tertentu Semua kortikoid penting untuk pertahanan thd stres atau cedera Meningkatkan TD, konveri glikogen mjd glukosa ketika dibutuhkan untuk energi, meningkatkan frekuensi jantung, meningkatkan kontrakstilitas jantung, mendilatasi bronkiole

Ovarium Estrogen dan Progeteron Merangsang perkembangan karakteristik seks sekunder, berpengaruh thd penyembuhan pasca menstruasi Testis Testosteron Penting untuk dapat berfungsinya organ reproduktif pria, merangsang pertumbuhan karakteristik seks sekunder pria Pankreas Insulin Meningkatkan metabolisme Kh, P, L sehingga menurunkan kadar glukosa darah Glukagon Memobilisasi simpanan glikogen dengan demikian meningkatkan kadar glukosa darah Somatostatin Menurunkan sekresi insulin, glukagon, pertumbuhan hormon dan beberapa hormon gastrointestinal (Gastrin dan Sekretin)

STRUKTUR DAN FUNGI HIPOTALAMUS Terletak di batang otak (dienchepalon) dekat ventrikulus tertius Mrp pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin Menjalankan fungsi melalui humoral dan saraf Hormon yang dihasilkan disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon Hormon hipotalamus : ACRH : Adrenocortocoid Releasing Hormone ACIH : Arenocorticoid Inhibiting Hormone TRH : Thyroid Releasing Hormone TIH : Thyroid Inhibiting Hormone GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormone PTRH : Parathyroid Releasing Hormone PTIH : Parathyroid Inhibiting Hormone PRH : Prolaktin Releasing Hormone PIH : Prolaktin Inhibiting Hormone GRH : Growth Releasing Hormone GIH : Growth Inhibiting Hormone MRH : Melanosit Releasing Hormone MIH : Melanosit Inhibiting Hormone

STRUKTUR DAN FUNGSI HIPOFISE Terletak di sella turika, lekukan os spenoidalis basis cranii Berbentuk oval dengan diameter 1 cm yang terbagi atas lobus anterior dan posterior Lobus anterior : 2/3 bagian hipofise disebut juga Adenihipofise Lobus posterior 1/3 bagian hipofise Disebut juga neurohipofise Hipofese stalk (struktur saraf) menghubungkan lobus posterior dengan hipotalamus Lobus intermedia (pars intermedia) Antara area anterior dan posterior Diduga menghasilkan MSH

Third ventricle Internal carotid artery Superior hypophyseal arteries Capillary loops Veins Portal veins Inferior hypophyseal artery Third ventricle Capilaries of the portal system in the pars distalis

STRUKTUR DAN FUNGSI KELENJAR TIROID Terletak pada leher bagian depan, dibawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea Terbagi 2 lobus (kiri dan kanan) dengan ketebalan 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm Disuplai oleh arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior (lobus kanan lebih besar disuplai) Hormon T3, T4 dantirokalsitonin

PROSES PEMBENTUKAN HORMON TIROID (T3 DAN T4) MAKANAN/ MINUMAN Iodida Pump TRANSPORT AKTIF ATP IODIUM ION IODIUM (IODIDA MONO IODOTIRONIN DIIODOTIRONIN SEL KELENJAR TIROGLOBULIN Penguraian REAKSI PENGGABUNGAN MIT + DIT = T3 DIT + DIT = T4

STRUKTUR DAN FUNGSI KELENJAR PARATIROID Menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid Berjumlah 4 buah Terdiri dari 2 jeni sel : Chief cells Oxyphill cells

EFEK PARATHORMON THD JARINGAN TARGET PARATHORMON Ginjal Merangsang pembentukan vit. D Meningkatkan reabsorbsi tubulus ginjal thd Ca dan Mg Meningkatkan pengeluaran P, HCO -, 3 dan Na Tulang Meningkatkan mobilisasi Ca dan P dari tulang ke dalam cairan ekresi sel Mengurangi pembentukan tulang Meningkatkan penghancuran tulang Saluran Cerna Meningkatkan absorbsi Ca dan P dengan bantuan Vit. D MENINGKATKAN KALSIUM SERUM

PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN DATA DEMOGRAFI Usia dan jenis kelamin Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu meskipun proses patologis sudah berlangsung sejak lama Tempat tinggal RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Mengkaji kemungkinan kelainan pada anggota keluarga lainseperti yang dialami oleh pasien. Gangguan hormonal yang berhubungan langsung : Obesitas Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Kelainan pada kelenjar tiroid infertilitas

RIWAYAT KESEHATAN DAN KEPERAWATAN KLIEN Mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama walaupun tidak ada keluhan, seperti: Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang Berat badan tidak sesuai dengan usia Gangguan psikologis ; mudah marah, sulit bergaul, tidak konsentrasi Hospitalisasi

RIWAYAT DIIT Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan Pola makan dan minum sehari-hari Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat menggangu fungsi endokrin ; bersifat Goiterogenik STATUS SOSIAL EKONOMI Bagaimana klien dan keluarga memperoleh makanan yang sehat dan bergizi Upaya yang dilakukan dalam mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarga membutuhkan Kurangi salah penafsiran

MASALAH KESEHATAN SEKARANG Apa yang dirasakan klien? Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan dan sejak kapan dirasakan? Bagaimana sehari-hari? gejala mempengaruhi aktivitas hidup Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine? Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi? Apakah ada perubahan mengganggu klien? fisik tertentu yag angat

Selain alasan klien datang ke RS, juga perlu diidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum seperti : Tingkat energi Perawat mengkaji Bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari Apakah mandiri atau dibantu atau kepayahan Asupan makanan berlebihan atau kurang Pola eliminasi dan keseimbangan cairan Perawat mengkaji Pola berkemih dan volume urine out put Apakah klien sering bangun tengah malam untuk berkemih Apakah klien kekurangan cairan atau kelebihan cairan

Pertumbuhan dan perkembangan Secara langsung dibawah pengaruh hormon GH, Thyroid, Gonadotropic. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi sejak masa kandungan hingga bayi dilahirkan, maka perlu dikaji : Tubuh ; kerdil/ besar Tingkat inteligensi Kemampuan berkomunikasi Inisiatif dan rasa tanggung jawab Apakah perubahan fisik mempengaruhi kejiwaan klien

Seks dan reproduksi Kaji: Siklus menstruasi ; mencakup lama, volume, frekuensi, perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kramp abdomen, usia haid pertama Pernah hamil dan melahirkan Kemampuan ereksi dan orgasme Ukuran dan bentuk alat genitalia

Pemeriksaan fisik Inspeksi Palpasi auskultasi Penkajian Psikososial Hal yang perlu dikaji Keterampilan koping Dukungan keluarga, teman Keyakinan Kemampuan keluarga dalam merawat dan penggunaan obat

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK SISTEM ENDOKRIN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR HIPOFISE Foto tengkorak (Kranium) Untuk melihat kondisi sella turika ; tumor/ atropi Pend. Kes penting!!! Foto tulang (Osteo) untuk melihat kondisi tulang (Gigantisme) ; ukuran tulang bertambah CT scan otak untuk melihat kemungkinan adanya tumor hipofise atau hipotalamus Pend. Kes penting!!!

Pemeriksaan darah dan urine Kadar Growth Hormone Nilai normal 10 µg/ml (anak-anak dan dewasa) Spesimen adalah darah vena 5 cc Kadar TSH Nilai normal 6 10 µg/ml, untuk mentukan gangguan tiroid primer atau sekunder Spesimen adalah darah vena 5 cc

Kadar ACTH dilakukan dengan test supresi dekametason spesimen darah vena 5 cc dan urine 24 ja Persiapan Tidak ada pembatasan makanan dan minuman Bila klien menggunakan obat-obatanobatan seperti korisol atau antagonisnya, dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya Bila obat-obatanobatan harus diberikan, lampirkan jenis obat dan dosisnya pada lembaran pengiriman spesimen Cegah stress fisik dan psikologis

Pelaksanaan Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/ hari selama 2 hari Besok paginya darah vena diambil 5 cc Urine ditampung selama 24 jam Kirim spesimen ke lab. Hasil Normal bila : ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl 17-Hydroxi-Cortico-Steroid (17-OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR TIROID UP TAKE RADIOAKTIF (RA) Untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap iodida Persiapan : Klien puasa 6 8 jam Jelaskan tujuan prosedur Pelaksanaan : Klien diberi radioaktif Iodium (I 131 ) per oral sebanyak 50 microcuri Ukur radioaktif yang tertahan dengan alat pengukurdiatas kelenjar tiroid Dapat juga diukur dengan clearence I 131 melalui ginjal dengan mengumpulkan urine 24 jam

Hasil : Normal : 10 35 % < 10 % : menurun Hipotiroid > 35 % : meningkat Hipertiroid

T3 DAN T4 SERUM Persiapan fisik secara khusus (-), spesimen darah vena 5 10 cc Nilai norma dewasa : Iodium bebas : 0,1 0,3 mg/dl T3 : 0,2 0,3 mg/dl T4 : 6 12 mg/dl Nilai normal bayi/ anak anak : T3 : 180 240 mg/dl

UP TAKE T3 RESIN Untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau tiroid binding globulin (TBG) tdk jenuh Spesimen darah vena 5 cc Klien puasa 6 8 jam Nilai normal : Dewasa : 25 35 % Anak-anak : ( - )

PROTEIN BOUND IODINE (PBI) Untuk mengukur iodium yang terikat dengan protein plasma Spesimen darah vena 5 10 cc Klien puasa 6 8 jam Nilai norma : 4 8 mg % dalam 100 ml darah

LAJU METABOLISME BASAL (BMR) Untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh dibawah kondisi basal selama beberapa waktu Persiapan : Klien puasa sekitar 12 jam Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress Klien harus tidur minimal 8 jam Tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif Jelaskan prosedur Tidak boleh bangun dri tempat tidur sampai pememriksaan dilakukan Pelakanaan : Segera setelah bangun, lakukan pengukuran TD dan Nadi Dihitung dengan rumus : BMR (0,7 x Pulse) + (0,7 x TD) 72 Nilai norma; : - 10 15 %

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR PARATIOROID I. Percobaan Sulkowitch Untuk memeriksa perubahan jumlah kalium dalam urine, sehingga diketahui aktivitas kelenjar paratioroid Persiapan Urine 24 jam ditampung Makanan rendah kalsium 2 hari berurut-turutturut Pelaksanaan Masukkan urine 3 ml kedalam tabung (2 tabung) Masukkan reagen Sulkowitch 3 ml pada tabung I Tabung II sebagai kontrol

Hasil Negati ( - ) : tidak terjadi kekeruhan Positif ( + ) : terjadi kekeruhan yang halus Positif ( ++ ) : kekeruhan sedang Positif ( +++ ): kekeruhan banyak ; < 20 detik Positif ( ++++ ) : kekeruhan hebat ; seketika

II. Percobaan Ellwort Howard berdasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon Pelaksanaan : Klien disuntik dengan parathormon IV Urine ditampung dan diukur kadar pospornya Hasil : 5 6 x nilai normal : Hipotiroid Hasil : III. Percobaan Kalsium IV berdasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar serum kalsium akan menekan pembentukan Parathormon Hasil : Normal : pospor serum >> dan pospor diuresi << Hipoparatiroid : pospor diuresis >>>>

IV. Pemeriksaan Radiologi Persiapan khusus ( - ) Untuk melihat kemungkinan adanya kalsifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis Hasil : Hipotiroid : dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak Hipertiroid : tulang menipis, terbentuk kista dalam tulang serta tuberculae pada tulang

V. Pemeriksaan Elektrocardiogram (ECG) Untuk mengidentifikasi kelainan gambaran kadar kalsium serum terhadap otot jantung Hasil : Hiperparatiroid: Interval Q-T memanjang Hipoparatiroid : Interval Q-T normal VI. Pemeriksaan Elektromiogram (EMG) Untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot akibat perubahan kadar kalsium serum

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR PANKREAS Pemeriksaan Glukosa Untuk menilai kadar gula darah puasa selama 8 10 jam Nilai normal : Dewasa : 70-110 mg/dl Anak-anakanak : 60-100 mg/dl Bayi : 50-80 mg/dl

Persiapan Klien puasa Jelakan tujuan prosedur Pelakanaan : Spesimen darah vena 5 10 cc Gunakan anti koagulan bil atidak segera diperiksa Hentikan sementara insulin Setelah pengambilan sample darah, klien diberi makan dan minum serta obat sesuai program

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR ADRENAL Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah Nilai normal : Dewasa wanita : 37 47 % Dewasa pria : 45 54 % Anak-anakanak : 31 40 % Bayi : 30 40 % Neonatal : 44 62 % Spesimen darah perifer

Pemeriksaan elektrolit serum (Na, K, Cl) Nilai normal : Natrium : 310 335 mg (13,6 14 meq/ liter) Kalium : 14 0 mg % (3,5-5,05,0 meq/liter) Chlorida: 350 375 mg% (100-106 106 meq/liter) Hipofungis adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi Hiperfungsi adrenal kebalikan hipofungsi

Pemeriksaan elektrolit serum (Na, K, Cl) Nilai normal : Natrium : 310 335 mg (13,6 14 meq/ liter) Kalium : 14 0 mg % (3,5-5,05,0 meq/liter) Chlorida: 350 375 mg% (100-106106 meq/liter) Hipofungis adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi Hiperfungsi adrenal kebalikan hipofungsi

Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA) Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine Spesimen urin 24 jam Nilai normal : 1 5 mg Stimulasi Test Untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi adrenal Pemberian ACTH untuk kortisol Pemberian Sodium untuk aldosteron