Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Untuk Aplikasi Persetujuan Kredit Menggunakan Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Koperasi Asri )

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

PENERAPAN METODE AHP PADA SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AHP (Analytical Hierarchy Process)

Sistem Pendukung Keputusan Pembiayaan Mitra Madani Metode Analytycal Hierarchy Process (AHP) Pt. BPR Syariah Artha Madani Bekasi

PENERAPAN AHP UNTUK SELEKSI MAHASISWA BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. orang dan anggota tidak tetap sebanyak kurang lebih 200 orang. KSU Mitra saat

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi Simpan Pinjam atau koperasi kredit adalah salah satu jenis

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

BAB IV. A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan Mud{a<rabah di Koperasi. Penerapan referensi yang dilakukan di Koperasi BMT Nurul Jannah

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR UNTUK KONSUMEN PT.FIF CABANG MEDAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHI PROCESS (AHP)

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dinegara. kita diperlukan adanya pembangunan ekonomi yang seimbang.

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan BMT BIMA. Peranan BMT sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI UNIT DESA MEKAR UNGARAN DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT NASABAH DENGAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA KOPERASI KARYA MANUNGGAL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPKAR KARYA BHAKTI NUSANTARA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIERARCHY PROCESS )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

Analytic Hierarchy Process

BAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) BATANG TARUSAN

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN DURENAN MENGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

Perancangan Penilaian Karyawan di Bank X

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU FAVORIT DI MA AZ-ZAIN LENGKONG

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

BAB I PENDAHULUAN. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah di perjanjikan. Dalam kasus ini terjadinya kredit macet pasti akan

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

PEMILIHAN RANGE PLAFOND PEMBIAYAAN TERBAIK BMT DENGAN METODE AHP. Dwi Yuniarto, S.Sos., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika STMIK Sumedang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Kuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

MUHAMMAD FEBRI YOGA PURNOMO

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Perekrutan Karyawan Studi Kasus PT.Sumber AlfariaTrijaya Dengan Metode AHP.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisa Kelayakan Proyek e-government Untuk Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Studi Kasus pada Dinas Kominfo Medan

Seleksi Material Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Dan Pugh Gabriel Sianturi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

PENGALOKASIAN DANA BANK

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

Transkripsi:

Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Untuk Aplikasi Persetujuan Kredit Menggunakan Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Koperasi Asri ) Ega Pratama Rustandi Universitas Ciputra UC Town, Citraland Surabaya 60219 epratama01@student.ciputra.ac.id Alfandi Nugroho Yahya Universitas Ciputra UC Town, Citraland Surabaya 60219 alfandi.yahya@ciputra.ac.id ABSTRAK Perkreditan merupakan aktivitas peminjaman uang dari pemohon kredit pada pemberi kredit, misalnya pada koperasi simpan pinjam. Pemberi kredit akan menentukan pemberian kredit yang diajukan oleh pemohon kredit sesuai dengan kriteria kelayakan tertentu. Melalui adopsi teknologi, aktivitas pengkreditan dapat dibantu oleh sistem pendukung keputusan pemberian kredit. Sistem pendukung keputusan pemberian kredit dapat membantu menentukan kelayakan pemohon, bahkan dalam pemilihan kandidat yang terbaik untuk diberi pinjaman pada suatu jangka waktu tertentu. Penentuan keputusan ini penting bagi bisnis koperasi, sebab konsekuensi kesalahan dalam menentukan kandidat peminjam akan merugikan kedua belah pihak, koperasi dan anggota. Penelitian ini mengusulkan pemanfaatan metode Analytic Hierarchy Process untuk menentukan kandidat penerima kredit berdasarkan kriteria dari koperasi. Kata Kunci: sistem pendukung keputusan, permohonan kredit, AHP 1. PENDAHULUAN Perkreditan adalah salah satu cara penggalangan dana, misalnya untuk keperluan pengembangan usaha rakyat. Selain bank, lembaga pemberi kredit adalah koperasi, seperti Koperasi Simpan Pinjam Asri, Bondowoso. Kendala yang dihadapi koperasi adalah pemilihan kandidat terbaik untuk diberi persetujuan kredit yang cukup susah karena tidak adanya skala penilaian berupa angka sebagai dasar pengambilan keputusan. Skala penilaian yang masih bersifat subjektif dari pemberi keputusan membuat penilaian yang diambil sulit dilakukan karena tidak adanya angka perhitungan pasti. Kesalahan dalam memilih kandidat akan merugikan pihak koperasi yang berperan sebagai pemberi kredit, maupun pihak pemohon kredit sendiri yakni anggotanya. Masalah yang juga ada yakni kesulitan pihak koperasi dalam menentukan kandidat terbaik berdasarkan penilaian dari kemampuan dan kelayakan pemohon kredit. Hal tersebut disebabkan keterbatasan dana dimiliki oleh koperasi, sedangkan permintaan kredit cukup banyak. Penelitian ini mengusulkan pemanfaatan metode Analytic Hierarchy 51 TIM

Process (AHP) dalam bentuk sistem pendukung keputusan untuk membantu koperasi melakukan penentuan kandidat penerima kredit berdasarkan kriteria kelayakan yang ditentukan koperasi. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Kredit Prinsip prinsip yang dianut dalam pemberian kredit oleh suatu badan usaha adalah 5C (Jusuf, 2008), sebagai berikut: 1) Character. Pengertian karakter nasabah yakni pada sifat dan latar belakang calon penerima kredit. Tujuannya untuk meyakinkan pihak pemberi kredit untuk memilih calon debitur yang tepat untuk diberi pinjaman kredit.penilaian yang diambil dapat bersifat pribadi seperti latar belakang pendidikan, latar belakang usaha, watak dan gaya hidup. Pada dasarnya penilaian karakter adalah penilaian kemauan calon debitur untuk mengembalikan pinjaman. 2) Capacity. Untuk mengetahui sejauh mana calon penerima kredit mampu mengembalikan pinjaman, maka dapat dilihat dari kapasitas calon penerima kredit tersebut. Kapasitas dapat diukur dari pekerjaan dan bagaimana mengelola bisnisnya untuk mendapat laba, sehingga dapat diperkirakan kemampuan calon debitur dalam proses pengembalian kredit. 3) Capital. Pihak pemberi kredit juga akan menganalisa tentang sumber sumber pembiayaan lain yang dimiliki oleh calon debitur. Sehingga kepercayaan untuk diberikan kredit semakin besar dan berpengaruh pada keputusan pemberian pinjaman. 4) Collateral. Merupakan jaminan yang diberikan calon debitur dalam pengajuan proses kreditnya. Jaminan yang diberikan seharusnya lebih besar dari nominal yang diberikan. Fungsi jaminan adalah pelindung pihak pemberi pinjaman dari segi resiko kerugian. Jaminan ada baiknya untuk diteliti keabsahannya sehingga mengurangi resiko penipuan dan terjadinya masalah. 5) Condition of Economy. Dalam pemberian kredit, layaknya pihak pemberi kredit melihat kondisi ekonomi pada saat ini dan mendatang. Sehingga mengetahui sejauh mana pemberian kredit tersebut tidak merugikan dan membahayakan keuangan badan usaha. Selain itu juga dapat diketahui prospek usaha pada masa mendatang. 2.2. Analytic Hierarchy Process (AHP) AHP adalah metode terstruktur untuk mengorganisasi dan menganalisis keputusan yang kompleks berdasarkan matematika dan psikologi. Cara kerja metode AHP, seperti diilustrasikan oleh 52 TIM

Gambar 1, terdiri dari tahapan berikut (Otok, 2009): Gambar 1. Flowchart tahapan AHP 1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan. Dalam tahap ini, masalah yang akan dipecahkan harus didefinisikan secara jelas, detail dan mudah dipahami. Kemudian, ditentukan solusi yang mungkin cocok bagi masalah tersebut. Solusi dari masalah mungkin berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut nantinya di kembangkan lebih lanjut dalam tahap berikutnya. 2) Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas, level berikutnya berupa kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif, sekaligus menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbedabeda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan). 3) Membuat matrik perbandingan berpasangan untuk menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. 4) Melakukan perbandingan berpasangan. Hasil perbandingan dari masingmasing elemen akan berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang dibandingkan. 5) Menguji konsistensi dari matriks perbandingan kriteria. Nilai rasio konsistensi harus lebih kecil sama dengan 0,1 atau kurang dari (CR < 10%). Jika tidak konsisten (lebih besar) maka pengambilan data terlalu acak dan perlu diperbaiki (diulangi). (Otok, 2009). 53 TIM

6) Menghitung nilai eigenvector dari matriks kriteria. 7) Mengulang langkah 4, 5, 6 untuk tingkatan alternatif. 8) Mendapat nilai eigenvalue dengan cara mengkalikan eigenvector kriteria dengan eigenvector alternatif sehingga didapat nilai prioritas. 3. PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Hasil Wawancara Koperasi Asri menjalankan proses administrasi simpan pinjamnya masih dengan menggunakan cara manual. Anggota yang akan mengajukan permohonan kredit, diminta untuk mengisi pada kertas formulir pengajuan kredit yang berisi tentang segala data yang diperlukan bagi pihak koperasi dalam penentuan pemberian kredit. Formulir tersebut juga disertai dengan formulir survei untuk mengetahui kemampuan dan jaminan pemohon kredit dalam mengembalikan pinjamannya. Dari hasil survei tersebut, orang yang berwenang dalam memberi keputusan, akan menentukan pemohon kredit tersebut apakah layak diberi pinjaman kredit atau tidak. Jika layak, pemberian nominal pinjaman sesuai dengan barang jaminan yang dijaminkan oleh pemohon kredit yang juga merupakan bagian dari syarat dalam pengajuan pinjaman. Berdasarkan temuan hasil wawancara di atas, aplikasi pendukung keputusan ini akan merekam data seluruh anggota dan calon anggota yang telah mendaftar pada koperasi. Data anggota tersebut diperlukan dalam pemrosesan kredit, karena kredit hanya diberikan untuk anggota koperasi saja. Pengelolaan data digital oleh sistem ini akan memudahkan pengaksesan dan menjaga integritas data. Proses administrasi, seperti pengisian form survei, juga akan dikelola melalui aplikasi. Survei tersebut dikelompokkan ke dalam tiga bagian besar yaitu karakter, jaminan, dan pekerjaan sesuai dengan ketentuan koperasi. Seluruh data yang diperlukan aplikasi untuk pembuatan keputusan akan disimpan dalam database. 3.2. Kriteria Peneriman Kredit Kriteria penerimaan kredit di Koperasi Asri didasarkan pada karakter, kapasitas, finansial dan jaminan. Kriteriakriteria tersebut menjadi bahan acuan dalam menentukan nilai dari setiap pemohon kredit untuk menentukan prioritas. Subkriteria dari karakter yakni latar belakang (goodwill) nasabah, riwayat hutang, dan riwayat pembayaran tagihan lainnya. Subkriteria dari kapasitas yakni status tempat tinggal, lama usaha / masa kerja, prospek usaha, dan angsuran lain. Subkriteria finansial yaitu penghasilan dan pengeluaran nasabah tiap bulannya. Dan yang menjadi subkriteria jaminan yaitu 54 TIM

lokasi barang jaminan, tahun pembuatan, keadaan barang jaminan, dan status kepemilikan barang jaminan. 4. PENERAPAN DAN PENGUJIAN 4.1. Menentukan Matriks Kriteria Penilaian yang akan diberikan didasarkan pada keputusan petugas berwenang di koperasi Asri. Hasil dari wawancara pada pihak Koperasi Asri, maka didapatkan penilaian kriteria sebagai berikut berdasar pada tabel kepentingan, Tabel 1, dari Saaty (2008): Tabel 1. Tabel Kepentingan Saaty Maka terbentuk sebuah matriks: Karakter 7x penting dibanding Jaminan pemohon kredit. Karakter 3x penting dibanding Kapasitas pemohon kredit. Kapasitas 3x penting dibanding Jaminan pemohon kredit. Finansial sama penting (1) dengan Kapasitas. Tabel 2. Matriks perbandingan kriteria Karakter Kapasitas Finansial Jaminan Karakter 1 3 3 7 Kapasitas 1/3 1 1 7/3 Finansial 1/3 1 1 7/3 Jaminan 1/7 3/7 3/7 1 4.2. Menghitung Konsistensi Matriks Kriteria Tahapan ini digunakan untuk mendapatkan nilai konsistensi dari sebuah matriks kriteria yang merupakan tahapan awal dari AHP. Rasio Konsistensi (CR) menurut Saaty (2008) harus lebih kecil dari < 0.1 sehingga matriks dikatakan konsisten. Cara hitung nilai konsistensi ditunjukkan oleh snippet code berikut: //hitung konsistensi double satu = 0; double dua = 0; double tiga = 0; double empat = 0; satu = A.m[0][0] + A.m[1][0] + A.m[2][0] + A.m[3][0]; dua = A.m[0][1] + A.m[1][1] + A.m[2][1] + A.m[3][1]; tiga = A.m[0][2] + A.m[1][2] + A.m[2][2] + A.m[3][2]; empat = A.m[0][3] + A.m[1][3] + A.m[2][3] + A.m[3][3]; double[] plus = new double[4]; plus[0] = (A.m[0][0] / satu) + (A.m[0][1] / dua) + (A.m[0][2] / tiga) + (A.m[0][3] / empat); plus[1] = (A.m[1][0] / satu) + (A.m[1][1] / dua) + (A.m[1][2] / tiga) + (A.m[1][3] / empat); plus[2] = (A.m[2][0] / satu) + (A.m[2][1] / dua) + (A.m[2][2] / tiga) + (A.m[2][3] / empat); plus[3] = (A.m[3][0] / satu) + (A.m[3][1] / dua) + (A.m[3][2] / tiga) + (A.m[3][3] / empat); j++) { k++) { double[] bagi = new double[4]; for (int j = 0; j < bagi.length; bagi[j] = plus[j] / 4; double[] nbagi = new double[4]; double lamda = 0; for (int k = 0; k < nbagi.length; nbagi[k] = plus[k] / bagi[k]; lamda += nbagi[k]; double CI = 0; CI = ((lamda / 4) - 4) / (nbagi.length - 1); double CR = 0; CR = CI / 0.89; CR = (CR < 0)? CR * -1 : CR; 55 TIM

4.3. Menghitung Eigenvalue Kriteria Penghitungan nilai eigenvalue kriteria dalam penerimaan kredit ditunjukkan oleh snippet code berikut: if (CR < 0.1) { B = mmult(a, A); double[] sembarang = new double[b.m.length]; for (int i = 0; i < B.m.length; i++) { sembarang[i] = 0; for (int j = 0; j < B.m[i].length; j++) { sembarang[i] = sembarang[i] + B.m[i][j]; System.out.println("hasil jumlah row=" + sembarang[i] + ""); double total = 0; int counter; for (counter = 0; counter < sembarang.length; counter++) { total += sembarang[counter]; System.out.println("hasil tambah=" + total); double[] hasil = new double[sembarang.length]; for (int count = 0; count < sembarang.length; count++) { hasil[count] = 0; for (int k = 0; k < sembarang[count]; k++) { hasil[count] = sembarang[count] / total; System.out.println("eigenvector=" + hasil[count]); matrix kriteria = new matrix(4, 1); for (int i = 0; i < hasil.length; i++) { kriteria.m[i][0] = hasil[i]; 4.4. Menghitung Eigenvalue Alternatif Penghitungan nilai eigenvalue alternatif dalam penerimaan kredit Koperasi Asri, yaitu semua pemohon kredit, diperoleh dengan mengalikannya kepada eigenvalue kriteria untuk mendapat prioritas. Caranya ditunjukkan oleh snippet code berikut: //hitung eigenvalue alternatif double karakterorang = 0; double kapasitasorang = 0; double penghasilanorang = 0; double jaminanorang = 0; double[][] alternatif = new double[kumpulannoanggota.size()][4]; for (int l = 0; l < kumpulannoanggota.size(); l++) { karakterorang = jumlahkarakter[l] / jumlahsemuakarakter; alternatif[l][0] = karakterorang; kapasitasorang = jumlahkapasitas[l] / jumlahsemuakapasitas; alternatif[l][1] = kapasitasorang; penghasilanorang = jumlahpenghasilan[l] / jumlahsemuapenghasilan; alternatif[l][2] = penghasilanorang; jaminanorang = jumlahjaminan[l] / jumlahsemuajaminan; alternatif[l][3] = jaminanorang; matrix resultalternatif = new matrix(kumpulannoanggota.size(), 4); resultalternatif.m = alternatif; matrix Z = mmult2(resultalternatif, kriteria); 4.5. Menghitung Nominal Kredit Nominal kredit adalah jumlah kredit yang akan disetujui untuk dipinjamkan kepada kreditur. Perhitungan besarnya didasarkan pada harga jaminan dan kemampuan membayar (mengembalikan pinjaman) pemohon kredit. Snippet code berikut menunjukkan caranya: //hitung nominal double[] nominal = new double[kumpulannoanggota.size()]; NumberFormat f = NumberFormat.getInstance(); f.setgroupingused(false); for (int n = 0; n < kumpulannoanggota.size(); n++) { nominal[n] = 0.25 * tempatsimpan[n][13]; System.out.println("nominal" + nominal[n]); double[] kemampuanbayar = new double[kumpulannoanggota.size()]; for (int z = 0; z < kumpulannoanggota.size(); z++) { kemampuanbayar[z] = (0.6 * jumlahpenghasilan[z]) * 18; System.out.println("kemampuan bayar" + kemampuanbayar[z]); 56 TIM

4.6. Hasil Prioritas Pemohon Kredit Berdasar Skenario Ilustrasi hasil penghitungan dengan data contoh ditunjukkan oleh Tabel 3. Tabel 3: Nilai eigenvalue penerimaan kredit dan nominal pinjaman setiap kandidat Pemohon Eigenvalue penerimaan kredit Nominal Kandidat A 0,397959777 2.000.000 Kandidat B 0,283606511 2.160.000 Kandidat C 0,318443712 1.500.000 Dengan melihat dari nilai eigenvalue prioritas penerimaan kredit pada skenario di atas disimpulkan bahwa kandidat A yakni bapak Joni diberi pinjaman kredit dengan nilai prioritas terbesar serta nominal sebesar Rp 2.000.000. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengujian, maka diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Aplikasi ini memberikan bantuan pengambilan keputusan dalam pemilihan dan penerimaan kandidat pemohon kredit dengan metode AHP yang menghasilkan nilai prioritas terbaik sebagai latar belakang pengambilan keputusan serta nominal yang diberikan. 2) Proses penghitungan AHP pada aplikasi menghasilkan angka prioritas penerimaan kredit, yang dibandingkan dengan permodelan secara manual yang dihitung pada Excel melalui beberapa skenario pengujian yang dilakukan, hasilnya sesuai. Saran untuk pengembangan aplikasi ini antara lain: 1) Aplikasi di-porting ke lingkungan jaringan atau internet, agar mudah digunakan oleh koperasi simpan pinjam lain. 2) Lingkup layanan pendukung keputusan diterapkan ke proses lain, seperti pemilihan anggota, pembayaran cicilan kredit, dan penentuan tafsiran jaminan. 6. DAFTAR PUSTAKA Jusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit Untuk Account Officer. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Otok, Bambang Widjanarko. 2009. Analytical Hierarchy Process. <www.its.ac.id>. Saaty, Thomas L. 2008. Decision Making With The Analytic Hierarchy Process. USA: Inderscience Entreprises Ltd. 57 TIM