KATA PENGANTAR. Bogor, April Penulis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lima tahun kedepan kepada Bapak Susilo Bambang Yudhoyono terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) 2012

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan pengangguran yang tinggi, keterbelakangan dan ketidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono periode pertama berakhir tahun 2009,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan salah satu solusi meminimalkan dampak kenaikan harga BBM dengan memberikan subsidi langsung bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan akar dari segala permasalahan. Pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Krisis perekonomian tersebut telah mengakibatkan kondisi

APBN 2008 dan Program Kompensasi. Freddy H. Tulung Dirjen SKDI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan suatu strategi pembangunan untuk

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN LANGSUNG TUNAI UNTUK RUMAH TANGGA SASARAN

1 Universitas Indonesia

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, karena memiliki proses pembentukan yang cukup lama serta

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

PENDAHULUAN. Sumber : OPEC dalam Nasrullah (2009) Gambar 1 Perkembangan harga minyak dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

Diusulkan Oleh: M. Budi Muliyawan E / 2008 ( Anggota) Dimas Ardi Prasetya F / 2009 ( Anggota)

Teks Tantangan Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Program Kompensasi Penyesuaian Subsidi Bahan Bakar Minyak 2013

Buku GRATIS ini dapat diperbanyak dengan tidak mengubah kaidah serta isinya

Menjelaskan Kenaikan Harga Premium dan Solar

Menjelaskan Kenaikan Harga Premium dan Solar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

Alokasi Dana Hasil Penghematan Subsidi BBM: Sebuah Catatan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RASKIN berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No 3/2012 tentang kebijakan

Perkembangan Perekonomian, Subsidi BBM, dan Evaluasi Program BLT

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

TEORI PENGELUARAN NEGARA

BAB I BUDAYA POLITIK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan APBN 2013 memberikan alokasi yang cukup besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia upaya kepedulian terhadap persoalan kemiskinan sudah. Orde Baru, maupun pada masa pemerintahan di era Reformasi.

BANTUAN LANGSUNG UNTUK RAKYAT MISKIN DIBERIKAN HINGGA 2014

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang besar terhadap perekonomian Indonesia. Dalam periode 2005

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mempengaruhi variabel terikat yaitu tingkat kemiskinan.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 16/PUU-XIV/2016 Subsidi Energi (BBM) dan Subsidi Listrik dalam UU APBN

ANALISIS EFEKTIVITAS KELOMPOK USAHA BERSAMA SEBAGAI PROGRAM PEMBERDAYAAN RAKYAT MISKIN PERKOTAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

LAPORAN AKHIR PKM-K JUDUL PROGRAM. CELLO MINI (PARCEL ORGANIK MINI) : Paket Komplit Tanaman Organik Untuk Lahan Sempit

DAMPAK KEBIJAKAN BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI DESA KEBOAN ANOM KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga bahan pokok (sembako). (Debby, 2008 : 3). tahun Tiga tahun berikutnya harga terus naik seiring dengan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945.

f f f i I. PENDAHULUAN

BERALIH DARI SUBSIDI UMUM MENJADI SUBSIDI TERARAH: PENGALAMAN INDONESIA DALAM BIDANG SUBSIDI BBM DAN REFORMASI PERLINDUNGAN SOSIAL

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK DALAM PENANGANAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah dalam berbagai sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat, dikarenakan tingkat kebutuhan tiap daerah berbeda. Maka

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) adalah

Dampak Kenaikan Harga BBM bagi Golongan Termiskin di Dua Desa

BukuGRATISinidapatdiperbanyakdengantidakmengubahkaidahsertaisinya.

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

FINANCIAL PLANNING BAGI IBU-IBU PENERIMA BANTUAN PKH KEC. BLUTO

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

Bukan berarti rencana tersebut berhenti. Niat pemerintah membatasi pembelian atau menaikkan harga BBM subsidi tidak pernah berhenti.

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya yang menjadi masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS MAHASISWA. TERHADAP KETAHANAN PANGAN SERTA ALTERNATIF SOLUSI PEMECAHANNYA 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKMP-AI ( ) PKM-GT

I. PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor (2009)

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV. KESIMPULAN. Pembangunan sumberdaya manusia merupakan salah satu tujuan utama. dalam pembangunan ekonomi suatu negara di dalam jangka panjang.

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Analisis keterkaitan..., Bhima 1 Nur Santiko, FE UI, 2009 Universitas Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

PROGRAM RASKIN 2013 SUBSIDI BERAS BAGI RUMAH TANGGA BERPENDAPATAN RENDAH

Uka Wikarya. Pengajar dan Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat,

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

BAB I PENDAHULUAN. Krisis harga minyak yang sempat melonjak hingga lebih dari 120 dolar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN EKONOMI RAKYAT MELALUI PEMBANGUNAN DAERAH TINGKAT II

BAB II PENGATURAN PEMERINTAH DESA DALAM MENDIRIKAN BADAN USAHAMILIK DESA. A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian. Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil alamin, puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-nya, shalawat dan salam kepada Nabi Besar Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan gagasan tertulis ini dalam Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis. Gagasan Tertulis ini berjudul Peranan Gender dalam Peningkatan Efektifitas Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap Masyarakat Miskin Pada Konteks Pengembangan Masyarakat. Adapun yang menjadi inti pembahasan berkaitan dengan judul ini yaitu identifikasi masyarakat miskin, fenomena kenaikan BBM, dan efektifitas Bantuan Langsung Tunai (BLT). Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan gagasan tertulis ini tidak terlepas dari dukungan moral maupun materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati serta rasa hormat yang teramat dalam, kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Akhir kata, tim penulis berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi masukan bagi seluruh stakeholder yang berkepentingan dan terkait dalam program pemerintah yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT). Bogor, April 2009 Penulis i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii RINGKASAN...iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan dan Manfaat... 2 BAB II PENDEKATAN TEORITIS... 3 2.1 Definisi dan Konsep Miskin... 3 2.2 Modal Sosial... 4 2.3 Gender... 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 5 3.1Jenis Penelitian... 5 3.2 Teknik Pengumpulan Data... 5 3.4. Teknik Analisis Data... 5 BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS... 6 4.1 Kemiskinan... 6 4.1.1 Identifikasi Masyarakat Miskin... 6 4.1.2 Kelembagaan Sosial, Modal Sosial, dan Kaitannya dengan Kebijakan Pemerintah Terhadap Msyarakat Miskin... 7 4.1.3 Fenomena Kenaikan Bahan Bakar Minyak dan Dampaknya Bagi Msyarakat Miskin...9 4.2 Bantuan Langsung Tunai... 10 4.2.1 Pemantauan dan Evaluasi Program Bantuan Langsung Tunai... 11 4.2.2 Peranan Gender dalam Peningkatan Efektivitas Bantuan Langsung Tunai...12 KESIMPULAN...15 SARAN...15 DAFTAR PUSTAKA...16 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PESERTA...17 ii

RINGKASAN Kesejahteraan sosial baik individu ataupun masyarakat merupakan salah satu aspek yang penting dalam pembangunan suatu bangsa dan merupakan suatu indikator keberhasilan pemerintahan. Peningkatan taraf hidup masyarakat adalah tujuan yang ingin dicapai pemerintah untuk menjadikan suatu bangsa yang mandiri dan kuat. Oleh karena itu terdapat program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dilaksanakan sejak 2005 merupakan program jangka pendek yang bersifat sementara yang dilaksanakan oleh pemerintah. Program bertujuan untuk membantu rakyat miskin pada saat terjadinya kenaikan harga BBM. Oleh karena itula tujuan dari gagasan tertulis ini adalah untuk mengidentifikasi tolak ukur masyarakat yang tergolong dengan masyarakat miskin, mengetahui bagaimana pengaruh kenaikan BBM terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat miskin serta bagaimana keefektifan kebijakan serta sistem BLT sebagai program pemerintah terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat dan mengetahui bagaimana gender dapat menjadi solusi atas masalah-masalah yang ada. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari individu/ institusi/ yang melakukan penelitian terlebih dahulu daripada peneliti. Data ini dapat diperoleh dari perpustakaan dan internet. Data sekunder tersebut didapatkan dengan menelusuri buku, artikel, skripsi dan laporan badan Pusat Statistik. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik terdapat kenaikan penduduk miskin, yaitu 3,95 juta jiwa berdasar kenaikan jumlah kemiskina tahu 2005 ke 2006. Hal ini menyimpulkan bahwa butuh perhatian lebih terhadap kondisi masyarakat miskin. Pemerintah merancang berbagai program penanggulangan kemiskinan demi meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin, yaitu program kompensasi jangka pendek yang disebut program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Adanya BLT bertujuan membangun rakyat untuk lebih maju. Melalui sistem dan mekanisme yang terencana dengan baik, serta mempertimbangkan aspek konteks sosial yang sudah ada di masyarakat sejak dahulu seperti modal sosial dan kelembagaan sosial. Hal ini terkait dengan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi di pedesaan. Melalui pemahaman karakteristik masyarakat yang beragam dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merancang program yang tidak merusak tatanan nilai-nilai masyarakat dan menjadikan program tersebut berkelanjutan, efisien dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Pemerintah menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam rangka mengurangi beban subsidi pada tahun 2005 karena tingkat kenaikan harga BBM tergolong tinggi dibanding kenaikan-kenaikan harga sebelumnya, yaitu bensin: 87,5%, solar: 104,8%, dan minyak tanah: 185,7%. Adanya kenaikan harga BBM diambil dengan latar belakang diantaranya peningkatan harga BBM, yaitu mencapai di atas US$ 120 per barel sehingga berakibat pada makin besarnya penyediaan dana subsidi yang dengan sendirinya makin membebani anggaran belanja negara. Jika tidak dilakukannya penyesuaian harga BBM dalam negeri, APBN yang merupakan salah satu pilar perekonomian menjadi tidak berkelanjutan. Hal ini akan menyebabkan runtuhnya kepercayaan pasar yang pada iii

gilirannya berakibat pada perekonomian nasional. Disamping itu, pemberian subsidi selama ini cenderung lebih banyak dinikmati kelompok masyarakat menengah ke atas. Sebanyak 20% masyarakat kelompok terkaya menikmati hampir 50% subsidi BBM atau energi yakni sebesar Rp 185 trilyun dari Rp 265 trilyun. Sementara 20% masyarakat termiskin hanya menikmati 5,15% subsidi BBM. Besarnya subsidi BBM mengakibatkan berbagai program untuk masyarakat miskin menjadi tidak mungkin dilaksanakan akibat terganggu. Penyebab lainnya yakni perbedaan harga yang besar antara dalam dan luar negeri memicu terjadinya penyelundupan BBM ke luar negeri. Oleh karenanya sejak tahun 2005, melalui instruksi presiden no 12 Tahun 2005 tentang Bantuan Langsung Tunai bagi masyarakat miskin sebagai upaya menjaga daya beli bagi pemenuhan kebutuhan hidup. Permasalahan yang timbul akibat adanya BLT tidak hanya mencakup aparat pemerintah, namun juga meliputi masyarakat miskin penerima BLT. Mayoritas penerima BLT adalah keluarga atau rumah tangga miskin. Namun di satu pihak masih banyak keluarga atau rumah tangga yang sama miskinnya dilaporkan tidak menjadi penerima. Sementara itu ditemukan justru beberapa rumah tangga yang tergolong mampu yang mendapatkannya. Ketidaktepatan sasaran ini menimbulkan ketegangan sosial baik yang berbentuk keluhan hingga demonstrasi. Ketegangan tersebut antara lain disebabkan oleh lemahnya sosialisasi serta ketiadaan pedoman umum mengenai program yang dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak yang berkepentingan, pelaksanaan pendataan rumah tangga miskin yang kurang terbukan dan mengikutsertakan masyarakat, dan petugas pendataan tidak sepenuhnya mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Oleh karena itulah terdapat kriteria dalam menjaring keluarga atau rumah tangga miskin, yaitu yang pertama pencacah meminta daftar keluarga atau rumah tangga miskin kepada ketua RT yang kemudian dilengkapi dengan daftar keluarga atau rumah tangga miskin dari sumber lain dan dilakukan observasi langsung ke masing-masing rumah untuk menilai layak tidaknya diajukan sebagai keluarga atau rumah tangga yang diduga miskin. Kriteria yang kedua daftar yang sudah dinilai diserahkan kepada petugas BPS untuk dilakukan verifikasi secara kasat mata guna menentukan keluarga yang layak untuk di data sebagai keluarga atau rumah tangga miskin. sedangkan pencacah menerima daftar keluarga atau rumah tangga layak di data yang kemudian dicacah dengan menggunakan formulir Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 Rumah Tangga (PSE05.RT). Peranan gender dalam BLT bukan berarti membedakan wanita dan pria berdasarkan jenis kelamin tetapi lebih menekankan pada keadilan dalam pekerjaan dan kehidupan sosialnya. Pada umumnya wanita akan lebih berperan dalam pengaturan ekonomi keluarga khususnya pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti makanan. Hal ini dikarenakan seorang wanita akan cenderung mengatur jumlah makanan dan jenis makanan yang akan disediakan pada hari tersebut dan hari selanjutnya sesuai dengan kondisi ekonomi dan jumlah anggota keluarga. Pemberian BLT yang sadar gender, akan membantu meminimalisir pemakaian uang BLT untuk hal-hal yang tidak berguna dan tidak bermanfaat. Hal ini dikarenakan banyak warga penerima BLT yang kurang arif serta menjadi konsumtif dalam penggunaan uang BLT. Seperti yang terjadi di dua kecamatan iv

Kabupaten Klaten dimana diketahui pemberian BLT telah meningkatkan pendapatan rumah tangga petani Rp.90.792 per bulan atau 18,46 % dan menaikan pengeluaran sebesar Rp.171.372 atau naik 35.15 % dibanding sebelum menerima BLT. Peningkatan konsumsi non pangan lebih besar dibanding peningkatan pangan. Melalui perbaikan sistem dan mekanisme penyaluran BLT yang lebih jelas dan terkontrol, hendaknya ada pemantauan yang lebih dalam dan spesifik terhadap masyarakat miskin. Pemantauan tersebut tidak hanya mengenai bentuk fisik rumah, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, namun juga perlu ditambahkan bahwa siapa yang lebih berperan dalam pengaturan perekonomian keluarga. Hal ini ditujukan sebagai pengawasan agar BLT tersebut sesuai dengan yang diharapkan yakni memberi bantuan langsung kepada masyarakat miskin sebagai upaya mengurangi beban kehidupan mereka. Kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang secara jumlah jauh dari kecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan tersebut diiringi dengan pemenuhan kebutuhan mendesak yang dirasakan masyarakat miskin. Salah satu bentuknya yakni dengan pembangunan dapur umum karena beberapa wilayah banyak ternyata masyarakat yang tidak memiliki dapur. Dana pembangunan tersebut diambil dari sebagian dana Bantuan Langsung Tunai yang sebelumnya dilakukan pengkajian secara mendalam dan identifikasi kebutuhan terbesar masyarakat pada daerah tersebut. Contoh kongkretnya, yaitu melalui dapur umum sebagai program pengembangan masyarakat, akan dapat menumbuhkan tingkat kerjasama antar warga. Dapur umum yang dibangun secara partisipatif oleh masyarakat yang didukung pemerintah dapat dijadikan wadah bagi warga dalam bertukar informasi. Informasi tersebut dapat berguna baik pengembangan kemampuan dalam hal memasak dan rasa kekeluargaan sesama warga masyarakat. Pembangunan dapur umum yang di dalamnya terdapat pertukaran informasi seperti pembuatan masakan dan kue khususnya yang dilakukan oleh para Ibu, dapat memberikan inspirasi bagi para ibu untuk berwirausaha khsusnya dalam bidang kuliner. Pada akhirnya kondisi tersebut dapat menunjang perekonomian keluarga dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga akan terbentuk jaminan sosial yang berkelanjutan. v