TABEL. Substansi Pengaturan Perjanjian Pengikatan Jual

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan memiliki rumah yang terjangkau bagi banyak orang.

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju dan terus berkembang. Kondisi demikian sangat menguntungkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan hidup terutama kebutuhan untuk tempat tinggal merupakan

BAB I PENDAHULUAN. harga tanah dan bangunan yang terus naik dari tahun ke tahun. Tanah dan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ketentuan umum Pasal 1 ayat (1) Undang undang Nomor 2 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Gejolak ekonomi di Negara Republik Indonesia yang ditandai dengan

PERJANJIAN KERJASAMA PEMBELIAN LAHAN (BERTAHAP)

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lainnya karena ingin selalu hidup dalam. kebersamaan dengan sesamanya. Kebersamaannya akan berlangsung baik

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman penduduk. Inovasi yang berkembang akhir-akhir ini adalah. dikenal dengan istilah rumah susun.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB IV PENUTUP. uraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tempat berlindung untuk berkumpul bersama keluarga. Rumah berbentuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Beserta Benda Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah. Undang undang Hak

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman yang mempunyai kelebihan uang bersedia meminjamkan uang kepada

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dapat menghasilkan suatu peristiwa-peristiwa tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Notaris sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya subsektor perumahan (hunian atau tempat tinggal). Tempat tinggal

KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE. Bismillahhirrahmannirrohim

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, maka berbagai macam upaya perlu dilakukan oleh pemerintah. lembaga keuangan yang diharapkan dapat membantu meningkatkan

PERJANJIAN KERJASAMA PENGELOLAAN LAHAN (BERTAHAP SESUAI PENJUALAN KAVLING)

BAB I PENDAHULUAN. lain sehingga muncul hubungan utang piutang. Suatu utang piutang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara terus menerus dan berkesinambungan, yaitu pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai investasi, mengingat nilainya yang

BAB I PENDAHULUAN. Notaris/PPAT merupakan profesi hukum sekaligus sebagai suatu profesi

BAB I PENDAHULUAN. bukti dalam ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka Pembangunan Nasional Indoinesia yang pada. hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) menentukan secara tegas bahwa negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainya, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi termasuk sektor keuangan dan perbankan harus segera

BAB V PENUTUP. 1. Persyaratan Pembangunan Rumah Susun dalam Tindakan. Hukum Pemesanan Rumah Susun

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 11/KPTS/1994 TENTANG PEDOMAN PERIKATAN JUAL BELI SATUAN RUMAH SUSUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. satu dari sepuluh kebutuhan pokok atau kebutuhan primer manusia.

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan akan tanah sebagai sumber kehidupan sehingga dapat dicermati

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan kegiatan ekonomi regional dan internasional,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaanya kedua belah pihak mengacu kepada sebuah perjanjian layaknya

BAB I PENDAHULUAN. Tanah yang merupakan kebutuhan pokok bagi manusia akan berhadapan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kerangka hukum formal yang komprehensif pada 30. September 1999 melalui Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

Memperhatikan: berbagai saran dan pendapat dari unsur dan instansi terkait dalam rapat-rapat koordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kemauan pihak-pihak tersebut (Subekti, 1979:7-8). Selain lahir

BAB I PENDAHULUAN. atas tanah berikut atau tidak berikut benda- benda lain yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam setiap hubungan hukum kehidupan masyarakat, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan sangat pesat. Masyarakat berbondong-bondong datang ke

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional dalam melaksanakan politik pertanahan bahwa negara. Tujuan Undang-undang Pokok Agraria adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia di dalam. kerjasama yang mengikat antara dua individu atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dan sosial, mempunyai bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, tidak akan lepas dari apa yang dinamakan dengan tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebuah keluarga, namun juga berkembang ditengah masyarakat. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 2 Kitab Undang-undang Hukum

BAB III HAK ATAS INFORMASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI APARTEMEN DI SIGNATURE PARK APARTMENT JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Perikatan di dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata. perikatan yang lahir dari undang undang. Akibat hukum suatu perikatan

BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMBELI UNIT KONDOTEL. Dalam perspektif hukum perjanjian, sebagaimana diketahui perikatan yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang merupakan salah satu upaya untuk mencapai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. sudah berlangsung kurang lebih 45 tahun sejak dilahirkannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. fungsi intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. risiko yaitu yang paling mungkin terjadi adalah terjadinya tunggakan

BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya dalam penulisan ini disebut Undang-undang Penerbangan, menimbang

PT. VITALITAS GAYA MANDIRI. Nomor : 110. h)

BAB I PENDAHULUAN. penghapusan dan pelepasan aset harus jelas dan transparan. Sehubungan hal

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Perjanjian dalam Pasal 1313

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat oleh pihak bank. Salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. utama sekaligus menentukan maju mundurnya bank yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi. menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (bordeless) dan menyebabkan

serta mengembangkan perangkat peraturan pendukung, serta pengembangan sistem pendanaan perumahan. Salah satu alternatif dalam pendanaan perumahan yang

TINJAUAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PERJANJIAN KREDIT BANK DIANA SIMANJUNTAK / D

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyediaan dana secara cepat ketika harus segera dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

CONTOH SURAT PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN (SPPJB)

A. Mekanisme Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah 1. Skema Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, perekonomian dimasyarakat dituntut untuk tetap stabil, agar membantu

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum positif yang berlaku di Indonesia menyatakan adanya Asas

BAB I PENDAHULUAN. begitu besar meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang sangat menjanjikan. Tak pelak apabila perusahaan. pembangunan perumahan ( Pengembang) swasta tumbuh menjamur.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisa hukum yang telah diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

Transkripsi:

TABEL Halaman Tabel Substansi Pengaturan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB)... 50 xiii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Perjanjian Lampiran 2. Akta Perubahan PT. Ciptagraha Nusalaras Lampiran 3. Berita Acara Serah Terima Lampiran 4. IMBB Lampiran 5. Akta Jual Beli xiv

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian yaitu kata sepakat, kecakapan, tertentu dan suatu sebab yang halal sebagaimana tercantum dalam Pasal 1320 Kitab Undang Undang Hukum Perdata. Apabila keempat syarat prjanjian itu telah terpenuhi maka perjanjian tersebut menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang membuatnya. Permasalahan hukum akan timbul apabila perjanjian tersebut belum sah dan mengikat para pihak yaitu dalam proses perundingan salah satu pihak telah melakukan perbuatan hukum misalnya telah membayar uang muka, membeli tanah padahal belum tercapai kesepakatan final mengenai kontrak bisnis yang dirundingkan. Hal ini terjadi karena salah satu pihak begitu percaya dan menaruh harapan terhadap janji janji yang diberikan oleh pihak lainnya. Apabila para pihak mengalami jalan buntu karena salah satu pihak mengalami wanprestasi dan pihak yang lain tidak dapat menuntut ganti rugi. 1 Demikian juga janji - janji developer yang tercantum dalam brosur brosur yang tercantum dan diedarkan dalam iklan belum dapat dituntut pertanggungjawabannya karena janji-janji tersebut masih dalam pra kontrak yang tidak tercantum dalam pengikatan jual beli, sehingga konsumen perumahan tidak dapat menuntut ganti rugi. 2 1 Suharnoko, Hukum Perjanjian Teori dan Analisa Kasus, Kencana Jakarta,2009, hlm. 1 2 Ibid, hlm. 2

2 Konsumen perumahan di Indonesia contohnya seolah tidak berdaya menghadapi tingkah laku pengembang karena sudah ribuan orang menjadi korban para pengembang yang fiktif dan nakal. Pada perumahan yang tidak fiktif pun konsumen seringkali tidak berdaya misalnya penyerahan rumah yang tidak sesuai dengan jadwal atau spesifikasinya yang telah diperjanjikan. Pada saat ini sering aspek-aspek hukum diabaikan oleh kedua belah pihak yang dibicarakan hanya masalah harga, lokasi, diskon maupun bentuk bangunan. Pada tahap ini para agen pemasaran selalu mengobral janji-janji indah perumahan yang dipasarkannya. Dalam prakteknya janji janji menggiurkan itu acapkali tidak sesuai dengan kenyataannya. Para pengembang pandai sekali memanfaatkan celah hukum untuk dipergunakan guna kepentingan pengembang misalnya status tanah yang belum dipecah- pecah masih menjadi satu sertifikat diagunkan kepada pihak bank dan di lain pihak pengembang melakukan perjanjian perikatan dengan masing masing konsumen dengan menyebut dengan jelas berapa luas yang dijual dan para konsumen tidak mengetahui bahwa status tanah yang dijual kepadanya masih menjadi jaminan oleh pihak pengembang. Konsumen tidak mengetahui bagaimana nanti apabila pengembang mengalami pailit ada tidak dapat melunasi hutangnaya. Bagaimana kedudukan konsumen yang sudah terlanjur melakukan perikatan dengan pengembang dan apa yang menjadi hak haknya. Kedudukan konsumen selalu lemah dihadapan developer. Sebenarnya pemerintah telah berupaya melakukan perlindungan terhadap konsumen

3 yaitu dengan mengeluarkan produk hukum Undang undang Nomor : 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2001 tentang Badan Perlindungan Konsumen, Peraturan Pemerintah Nomor : 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen dan Keputusan Presiden Nomor : 90 Tahun 2001 tentang Pembentukan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen pada Pemerintah Kota. Perangkat peraturan perundangan tersebut diperlukan dalam rangka mewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha di kemudian hari. Meskipun berbagai ketentuan telah dibuat untuk melindungi konsumen dari ulah para pengembang yang nakal, namun demikian masih saja banyak konsumen perumahan yang dirugikan oleh para pengembang. Demikian juga PT. Cipta Graha Nusalaras Yogyakarta sebagai pengembang perumahan Timoho Griya Laras di Jalan Balirejo Nomor : 1 Kelurahan Muja Muju Yogyakarta, melalui brosur perumahan ataupun iklan baik melalui media maupun spanduk yang menawarkan dan menyediakan fasilitas perumahan dengan berbagai type, jenis bentuk dan harga yang bervariasi dengan pembayaran melalui sistem kredit/cicilan maupun tunai diharapkan sangat membantu konsumennya dalam memenuhi kepemilikan rumah. Konsumen tinggal menyerahkan sejumlah uang dan mereka dapat memasuki rumah pada waktu yang telah disepakati, beserta sertifikat rumahnya. PT. Cipta Graha Nusalaras dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat melalui berbagai media, baik media masa, papan reklame yang dipasang disepanjang

4 jalan raya, maupun dengan menyebarkan brosur pemasangan perumahan yang didalamnya memuat berbagai fasilitas, manfaat maupun keistimewaan perumahan yang dikelolanya. Brosur pemasaran perumahan yang merupakan salah satu bentuk penawaran sepanjang dilaksanakan dalam batas-batas yang wajar dan informatif akan membantu konsumen dalam menentukan pilihannya, namun seringkali informasi dalam brosur pemasaran perumahan tidak selalu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, Hal ini disebabkan lemahnya kedudukan konsumen dibanding dengan pengembang yang mempunyai kedudukan lebih kuat. Hal ini dapat dilihat dalam perjanjian kredit kepemilikan rumah antara Pengembang Perumahan Timoho Griyalaras dalam hal ini PT. Ciptagraha Nusalaras dengan konsumenpada Perumahan Timoho Griyalaras di Yogyakarta dimana konsumen biasanya hanya tinggal menerima saja isi perjanjian yang telah dibuat oleh pihak Pengembang, baik itu perjanjian pemesanan kavling, maupun perjanjian jual beli rumah pada Perumahan Timoho Grialaras di Yogyakarta. Dalam penelitian ini penulis menitik beratkan pada Pasal 8 ayat (2) Surat Perjanjian Pemesanan Antara PT. Cipta Graha Nusalaras Pengembang Perumahan Timoho Griyalaras (Pihak kesatu) dengan Konsumen Perumahan Timoho Griyalaras Yogyakarta (Pihak kedua), Nomor 004/SPP-TGL- 11/T/V/2009, Tentang Peralihan Kepemilikan atas Obyek Perjanjian menyebutkan sebagai berikut :

5 Penandatangan akta jual beli dilaksanakan selambat-lambatnya di dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak pihak kedua melunasi seluruh kewajibannya kepada pihak kesatu dan setelah pihak kedua melunasi kewajibannya atas ongkos dan pajak yang berkaitan dengan jual beli tersebut. Kemudian dalam Pasal 9 Surat Perjanjian Pemesanan Antara PT. Cipta Graha Nusalaras dengan Konsumen, Nomor 004/SPP-TGL-11/T/V/2009, Tentang Peralihan Kepemilikan atas Obyek Perjanjian menyebutkan sebagai berikut : Penyerahan Sertifikat dilaksanakan pada saat penandatanganan akta jual beli antara pihak kesatu dengan pihak kedua dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Dua Pasal tersebut diatas yang merupakan bagian dari perjanjian jual beli rumah baik secara kredit maupun tunai antara PT. Cipta Graha Nusalaras dengan konsumennya memakai perjanjian yang telah dibuat oleh Pengembang Perumahan yaitupt. Cipta Graha Nusalarassecara sepihak, konsumen tinggal menandatangani saja. Konsumen sebagai pihak yang menerima saja bentuk perjanjian yang sudah baku tersebut sangat rentan sebagai pihak yang dirugikan. Guna menjawab apa yang telah diuraikan tersebut di atas penulis bermaksud untuk meneliti bagaimana akibat hukumnya ketika Pengembang wanprestasi sehingga pihak pengembang terlambat untuk memenuhi kewajibannya yaitu menyerahkan sertifikat kepemilikan kepada konsumen tepat pada waktunya? (wanprestasi), dan bagaimana pertanggungjawaban pengembang terhadap konsumen atas wanpretasi yang dilakukannya

6 mengingat kekhawatiran konsumen apabila pengembang mengalami pailit. Hal semacam ini sering terjadi dalam masyarakat dan penulis sangat tertarik untuk dilakukan penelitian tersebut. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk wanprestasi yang dilakukan pengembang PT. Ciptagraha Nusalaras terhadap konsumennya? 2. Bagaimana proses penyelesaian wanprestasi oleh pengembang terhadap konsumen? C.Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran pada beberapa kepustakaan, masalah antara Pengembang perumahan dengan konsumen perumahan sudah banyak yang meneliti dan menulis hal ini, baik Perguruan Tinggai Negeri maupun Swata, antara lain sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dalam Bisnis Properti di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Penulis Ricky Rangkuti, Mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Tahun Tesis 2008, yang pada intinya meneliti tentang Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Bisnis Properti di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang bertujuan untuk mengetahui

7 bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum oleh pemerintah pusat maupun daerah terhadap konsumen dalam bisnis properti di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 3 2. Tanggung Jawab Developer Terhadap Konsumen Dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah (Suatu Studi Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Di Perumahan Bukit Indah Regensi Semarang), Penulis Ari Murbawani, S.H., Mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang, meneliti tentang ketidakseimbangan kedudukan hak dan kewajiban antara pelaku usaha perumahan dengan konsumen di Perumahan Bukit Indah Regency, yang menimbulkan konflik, di antara pengembang dan konsumen perumahan tersebut, dikeranakan rumahrumah banyak yang rusak karena tanahnya ambles ambles. 4 3. Proses Penyelesaian Sertifikat Tanah Hak Milik Dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, Penulis Andi Nurbaya Kuddir, Mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Tahun Tesis 2007, yang pada intinya meeliti tentang Proses Penyelesaian Sertifikat Tanah Hak Milik dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), untuk mengetahui dan mengkaji pengaruh proses penyelesaian sertifikat tanah hak milik terhadap kepastian hukum 3 Riky Rangkuti, Pelaksanaan Perlindungan HukumHukum Terhadap Konsumen Bisnis Properti di Daerah Istimewa Yogyakarta,Magister kenotariatan UGM,Yogyakarta, 2008, hlm. v 4 Ari Murbawani,Tanggungjawab Developer Terhadap Konsumen Dalam Kredit Kepemilikan Rumah, Magister Kenotariatan UNDIP, Semarang,2003, hlm. Ix.

8 pengikatan jaminan bagi pihak bank selaku kreditur dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Kabupaten Marros, Sulawesi Selatan. 5 4. Pelaksanaan Jual Beli Perumahan Dengan Cara Pemesanan Pada Perusahaan Real Estate di Kota Pekalongan, Penulis Budi Santoso, Mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,Tahun Tesis 2007, yang intinya menulis tentang Pelaksanaan jual beli perumahan dengan cara pemesanan pada perusahaan real estate di Kota pekalongan dan kendala yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan jual beli perumahan berikut peranan notaris dan PPAT dalam jual beli tersebut. 6 Namun pada penelitian lain masalah yang akan diteliti tidak sama dengan yang akan penulis teliti. Baik dari masalah yang dihadapi, segi wilayah/lokasi penelitian, Pengembang Perumahan, Konsumen, maupun tahun kejadiannya, namun apabila dalam penelitian ini terdapat kesamaan maupun perbedaan penulis berharap semoga dapat saling melengkapi antara penulis yang satu dengan lainnya. 5 Andi Nurbaya Kuddir, Proses Penyelesaian Sertifikat Tanah Hak Milik Dalam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Di Kabupaten Maros Sulawesi Selata, Magister Kenotariatan UGM,2007,hlm. vii 6 Budi Santoso Pelaksanaan Jual Beli Perumahan Dengan Cara Pemesanan Pada Perusahaan Real Estate di Kota Pekalongan,Magister Kenotariatan UGM,2007, hlm. vii.

9 D.Faedah Yang Diharapkan 1. Diharapkan dalam penelitian ini, dapat mengetahui bentuk-bentuk wanprestasi yang dilakukan oleh Pengembang Perumahan Timoho Griya Laras terhadap para konsumennya sehingga akan lebih berhati hati dalam melakukan perjanjian jual beli rumah. 2. Untuk melindungi konsumen apabila terjadi wanprestasi dari pihak pengembang. 3. Supaya pengembang tidak menganggap bahwa konsumen adalah pihak yang lemah dan mudah dilanggar hak haknya. E. TujuanPenelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui : 1. Bagaimana bentuk wanprestasi Pengembang perumahan Timoho Griya Laras yang dilakukan terhadap para konsumennya. 2. Bagaimana pertanggungjawaban pengembang terhadap konsumen ketika pengembang wanprestasi.