BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang. Untuk mencapai hal tersebut tentu diperlukan biaya.

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, diperlukan suatu upaya untuk membangkitkan kembali elemen-elemen

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengambil peluang ini karena industri sektor properti yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya. Modal dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. mahal, hal ini dikarenakan jumlah populasi yang terus meningkat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. kalangan menengah kebawah hingga kalangan menengah keatas. Selain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi dunia yang semakin mengarah pada daerah Asia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kas perusahaan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public dapat menjual sahamnya kepada para investor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

I. PENDAHULUAN. (analisis perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global pernah terjadi pada tahun 2008 bermula pada krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EKA YULIANA B

BAB I PENDAHULUAN. seperti dilanggarnya prinsip kehati-hatian perbankan (prudential-banking

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak negara (termasuk Indonesia) menganggap sektor industri sebagai motor

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan tersebut. Aspek keuangan selalu membutuhkan perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. terhadap harga belinya. Emamgholipour et al. (2013), menyatakan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULIAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pendanaan merupakan sebuah keputusan yang penting untuk. kelangsungan perusahaan. Perusahaan memerlukan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pendanaan dan investasi bagi masyarakat. menyebabkan pertumbuhan pasar modal melambat dan penundaan Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, manusia

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, perekonomian Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi bisnis dengan berbagai cara agar investor mendapatkan keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian modern dan era globalisasi saat ini pasar modal di suatu

Tingginya permintaan pada sektor property residensial di tahun 2010 juga diiringi dengan peningkatan penjualan pada sektor tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. indonesia. Kondisi pertumbuhan ekonomi yang melambat, diproyeksikan

BAB I tahun 1998 salah satunya berdampak pada sektor industri Property dan Real Estate.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor kelembagaan dan inovasi ekonomi. Keberadaan sektor perbankan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan investasinya. Selama ini kebijakan BI rate selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari laporan keuangan (Kurnia, 2013:2). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

I PENDAHULUAN. fungsi keuangan. Dengan adanya pasar modal maka perusahaan publik dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari pemegang saham dan hutang. Menurut sifatnya ada dua macam tipe

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, efisiensi biaya, maupun kinerja yang makin tinggi. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan setiap perusahaan akan berusaha menghasilkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL ( STUDI PADA EMITEN SYARIAH DI BEI TAHUN ) Skripsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Globalisasi bermuara pada masalah tantangan dan peluang yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk lebih efisien dan lebih selektif dalam beroperasi sehingga tujuan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian negara. Pasar modal menjadi media yang dapat digunakan untuk memperoleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Banyak hambatan yang di alami oleh dunia usaha, dan salah satunya adalah masalah pendanaan. Salah satu keputusan penting yang dihadapi manajer, terutama manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal. Apabila perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan modalnya semakin meningkat sedangkan dana yang dimiliki terbatas, maka perusahaan tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar yaitu baik dalam bentuk hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Dengan kata lain, perusahaan melakukan pendanaan dengan utang (debt financing). Proporsi penggunaan hutang jangka panjang dan modal sendiri ataupun hutang jangka panjang dan aktiva yang didanai dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan yang selanjutnya disebut dengan struktur modal menjadi sangat penting dalam manajemen keuangan perusahaan. Struktur modal pun merupakan masalah penting karena keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan. 1

2 Secara teori, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal sulit untuk diukur. Berbagai penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan telah dilakukan, namun hasil penelitian tersebut belum bisa menentukan faktor-faktor yang tepat yang dapat mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan karena hasilnya tidak konsisten. Menurut Sujoko (2007:44), struktur modal didalam suatu perusahaan, diprediksi dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal perusahaan itu sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor yang berada diluar dan tidak dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Beberapa variabel yang termasuk dalam faktor eksternal diantaranya yaitu tingkat suku bunga, inflasi, dan pertumbuhan pasar. Sedangkan faktor internal merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Variabel-variabel yang termasuk dalam variabel faktor internal diantaranya adalah profitabilitas, pembayaran dividen, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva. Dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan kedalam faktor-faktor internal yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan yaitu profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan yang mempengaruhi struktur modal diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi evaluasi manajemen. Profitabilitas dapat ditunjukan dengan melihat kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Profitabilitas dapat diukur melalui rasio. Rasio merupakan alat untuk menyatakan pandangan terhadap

3 kondisi yang mendasari, dalam hal ini adalah kondisi finansial perusahaan. Salah satu ukuran atau indikator dari rasio profitabilitas adalah return on asset (ROA). Return on asset merupakan rasio yang digunakan untuk meramal apakah perusahaan dapat memberikan keuntungan dari keseluruhan aset yang dimiliki. Atas dasar alasan tersebut penulis tertarik untuk menggunakan rasio profitabilitas yang diwakili oleh return on asset dalam penelitian ini. Struktur aktiva pun menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan. Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Karena itu, perusahaan real estate dan property biasanya mempunyai leverage yang tinggi. Ukuran Perusahaan tak kalah penting dalam penentu struktur modal. Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol dari pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya perusahaan yang kecil, dimana sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian maka pada perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Investasi dalam bentuk properti masih menjadi pilihan utama kebanyakan orang, sebab orang beranggapan bahwa itu adalah salah satu cara terbaik untuk

4 mengembangkan uang. Banyak masyarakat menginvestasikan modalnya di industri properti karena harga tanah yang cenderung naik setiap tahunnya. Penyebabnya adalah supply tanah bersifat tetap sedangkan demand akan selalu lebih besar seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Investasi pada industri properti pada umumnya bersifat jangka panjang dan akan tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Fenomena yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah sejak terjadinya krisis keuangan global yang bermula pada 2008 silam yang menghempas negara super power Amerika Serikat utamanya diawali dari jatuhnya industri properti dan akhirnya berdampak pula pada wilayah Asia (Bisnis Indonesia, 2010). Krisis yang diawali dari kredit macet untuk perumahan tersebut sebenarnya sudah menunjukkan indikasi sekitar pertengahan Juni 2004 ketika ada kenaikan suku bunga untuk kredit perumahan. Yang pada akhirnya berdampak pula pada struktur modal perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2009 yaitu mengalami penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2005 dan 2008. Amerika Serikat memiliki peranan yang besar dalam perekonomian dunia, negara tersebut selama ini menjadi tujuan ekspor bagi negara-negara lain, serta transaksi di pasar modal yang diikuti banyak negara terbilang sangat besar. Mendadak negara tujuan ekspor mengurangi volume ekspornya cukup tajam, dan sekitar Juli sampai September 2007 bursa saham dunia mengalami kelesuan yang tak kunjung pulih. Indonesia sempat mengalami guncangan akibat krisis tersebut, sekitar quarter ketiga tahun 2008 lalu, pada 8 Oktober indeks bursa saham Indonesia tutup

5 sementara, dan rupiah terdepresiasi ke level Rp. 10.663 per USD, bahkan sempat lebih buruk dari itu. Kondisi ini dianggap mengancam sektor finansial Indonesia. Dengan adanya krisis global yang berasal dari kredit macet perumahan di Amerika, yang salah satunya diakibatkan kebangkrutan bank investasi raksasa legendaris Amerika Serikat, Lehman Brothers menimbulkan reaksi negatif dari berbagai pihak. Sektor properti merupakan salah satu sektor yang paling terpuruk sejak krisis global, sehingga terjadi penurunan demand untuk sektor properti Indonesia. Kenaikan harga material bangunan pada saat yang sama dianggap menjadi pukulan bagi industri properti dalam negeri. Perusahaan yang bergerak pada sektor real estate dan property tersebut adalah perusahaan yang sangat peka terhadap pasang surut perekonomian di Indonesia. Keadaan perusahaan menuntut kebutuhan dana yang cukup untuk dapat bertahan, menyebabkan perusahaan melakukan pendanaan. Hal ini didukung oleh trade-off theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan memanfaatkan adanya keuntungan pendanaan dengan menggunakan utang karena utang memberikan manfaat perlindungan pajak. Berikut merupakan tabel nilai rata-rata perkembangan struktur modal (Debt to Asset Ratio) pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 sampai dengan 2009:

6 Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Perkembangan Struktur Modal (Debt to Asset Ratio) Pada Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2009 Tahun Struktur Modal Debt To Asset Ratio (%) 2003 63,41 2004 58,82 2005 51,68 2006 48,55 2007 49,5 2008 46,97 2009 44,12 Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali) Berdasarkan tabel 1.1, perkembangan struktur modal yang diukur dengan rasio leverage Debt to Asset Ratio (DAR) yang merupakan perbandingan antara total utang dengan total aktiva, dari tahun 2003 sampai dengan 2009 mengalami fluktuasi. Perubahan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2005 dan 2008. Dimana penurunan struktur modal diikuti dengan penurunan profitabilitas, penurunan struktur aktiva, dan fluktuasi ukuran perusahaan. Dampak dari penurunan struktur modal tersebut mengakibatkan profitabilitas yang cenderung menurun pula terutama untuk tahun 2004 dan 2008, hal ini terjadi karena dampak krisis global yang menimpa Indonesia dimana tingginya angka inflasi pada Januari sampai dengan September tahun 2008 yaitu mencapai 10,47 persen dan naiknya BI rate menjadi 9,5 persen yang menjadi tahap awal goncangan industri properti, begitu juga yang terjadi pada tahun 2004, ketika awal terindikasinya krisis keuangan global yang ditandai dengan tingginya tingkat suku bunga untuk perumahan, karena ketika kredit properti yang berbunga

7 tinggi maka tingkat pengembalian dari debitur akan mengalami gangguan dan sulitnya memperoleh dana pihak ekstern, khususnya perbankan karena perbankan bertindak lebih hati-hati dalam memberikan pendanaan kepada perusahaan mengingat semakin besarnya risiko kredit macet, sehingga pada akhirnya berdampak pada pencapaian laba perusahaan yang didanai. Adanya penurunan struktur aktiva yang cukup signifikan terutama pada tahun 2006 dan 2008 merupakan jaminan yang kurang baik ketika perusahaan melakukan pendanaan, mengingat aktiva tersebut tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kredit sehingga tingkat leverage yang dimiliki cenderung rendah atau mengalami penurunan. Disamping hal tersebut, penurunan ukuran perusahaan diikuti dengan penurunan struktur modal karena banyak perusahaan yang tidak lagi dengan mudah memperoleh pendanaan pihak eksternal mengingat tingkat suku bunga perbankan yang cukup tinggi dan adanya kemacetan kredit-kredit yang diberikan ke dunia usaha, khususnya industri properti, karena perbankan bertindak lebih selektif dalam memberikan pendanaan suatu perusahaan sehingga perusahaan kurang dapat memenuhi kebutuhannya untuk membiayai penjualan, sekalipun perusahaan tersebut merupakan perusahaan besar yang sahamnya sangat luas. Adapun struktur modal pada tahun 2005 dan 2008 mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh dampak krisis global yang ditandai adanya kemunduran yang dialami dunia properti akibat kemacetan kredit-kredit yang diberikan ke dunia usaha, khususnya industri properti tanpa memperhitungkan batas maksimum pemberian kredit dimasa lalu oleh perbankan dan masalah

8 kelayakan kredit yang disetujui, mengingat sebagian besar industri properti di Indonesia didanai oleh modal asing atau mengandalkan dana perbankan dalam bentuk utang maupun dengan mengeluarkan saham baru untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Berdasarkan fenomena yang terjadi, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan yang diprediksi mempengaruhi struktur modal, maka penulis mencoba menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul: Analisis Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan Pengaruhnya Terhadap Struktur Modal (Kasus Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2009). 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Adanya perilaku para pengusaha properti yang terlalu agresif dalam ekspansi bisnis tanpa memperhitungkan permintaan pasar secara riil yang berdampak pada meningkatknya risiko di sektor properti. Akibatnya, banyak pasokan produk properti yang tidak mampu diserap pasar. Selain itu, tingginya angka inflasi pada Januari sampai dengan September tahun 2008 yaitu mencapai 10,47 persen dan naiknya BI rate menjadi 9,5 persen yang merupakan dampak

9 dari krisis keuangan global menjadi tahap awal goncangan industri properti, karena ketika kredit properti yang berbunga tinggi maka tingkat pengembalian dari debitur akan mengalami gangguan. Kedua hal tersebut disinyalir berdampak pada pencapaian laba (profitabilitas) perusahaan properti menjadi kurang optimal. 2. Adanya tingkat struktur aktiva yang tidak terlalu tinggi yang sering kali menjadi hambatan industri properti dalam melakukan pendanaan eksternal untuk mendapatkan pinjaman kredit mengingat perusahaan yang aktivanya sesuai, sering dijadikan jaminan kredit karena cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang. Sehingga, struktur aktiva yang kurang baik tidak dapat dijadikan jaminan kredit bagi perusahaan, sehingga tingkat leverage cenderung rendah. 3. Adanya pengetatan penyaluran kredit oleh perbankan khususnya untuk industri properti mengingat terus meningkatnya BI rate sebagai dampak dari krisis keuangan global. Sehingga, hanya pengembang besar yang memiliki kecukupan kapitalisasi yang akan mampu bertahan, mengingat perbankan terkadang melihat indikator penyaluran kredit tersebut dari ukuran perusahaan. Sebab, perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan yang didasarkan pada penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil. 4. Adanya kemunduran yang dialami dunia properti diakibatkan oleh kemacetan kredit - kredit yang diberikan ke dunia usaha, khususnya industri properti

10 tanpa memperhitungkan batas maksimum pemberian kredit dimasa lalu oleh perbankan dan masalah kelayakan kredit yang disetujui, mengingat sebagian besar industri properti di Indonesia didanai oleh modal asing atau mengandalkan dana perbankan dalam bentuk utang maupun dengan mengeluarkan saham baru untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Proporsi penggunaan hutang jangka panjang dan modal sendiri dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan tersebut selanjutnya akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan tersebut. 1.2.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang penelitian di atas maka peneliti membatasi pembahasannya pada masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan profitabilitas yang ada pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. 2. Bagaimana perkembangan struktur aktiva yang ada pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. 3. Bagaimana perkembangan ukuran perusahaan pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. 4. Bagaimana perkembangan struktur modal pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. 5. Seberapa besar pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan real estate dan property yang

11 terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009, baik secara parsial maupun simultan. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dari objek penelitian mengenai profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan pengaruhnya terhadap struktur modal pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. 1.3.2 Tujuan Penelitian Sejalan dengan identifikasi di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui perkembangan profitabilitas yang ada pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. 2. Untuk mengetahui perkembangan struktur aktiva yang ada pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. 3. Untuk mengetahui perkembangan ukuran perusahaan pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. 4. Untuk mengetahui perkembangan struktur modal pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009.

12 5. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009, baik secara parsial maupun simultan. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas dasar pemikiran bagi permasalahan yang dibahas, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi penulis, perusahaan, investor, maupun untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Kegunaan penelitian ada dua, yaitu kegunaan praktis dan kegunaan akademis. 1.4.1 Kegunaan Praktis 1. Bagi perusahaan yang menjadi penelitian ini, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai masukan dan dapat mengetahui informasi yang diperoleh dari hasil analisis profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan pengaruhnya terhadap struktur modal pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009, serta sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan besarnya sumber dana yang diperlukan (baik dari pinjaman ataupun ekuitas) dalam membiayai aktivitas operasional perusahaan. 2. Bagi karyawan bagian keuangan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai cara-cara menganalisis khususnya tentang analisis

13 profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan pengaruhnya terhadap struktur modal pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. 3. Bagi investor, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam pemberian pinjaman kepada perusahaan dengan melihat struktur modal perusahaan tersebut. 1.4.2 Kegunaan Akademis Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, semoga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan mengenai analisis profitabilitas, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan pengaruhnya terhadap struktur modal pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009 dan menjadi referensi serta memberikan kegunaan empiris bagi kepentingan pengembangan ilmu manajemen keuangan, khususnya, dan dunia ilmu pengetahuan secara umum. Serta untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian selanjutnya dan sebagai bahan referensi yang diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi pembaca. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di 41 perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan

14 penelitian yang terkait dengan data laporan keuangan perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2009. Pengambilan data melalui Capital Market Center Universitas Sangga Buana YPKP dan melalui http://www.idx.co.id. 1.5.2 Waktu Penelitian Adapun jangka waktu dalam menyusun penelitian ini adalah kurang lebih selama enam bulan, terhitung dari bulan Februari 2011 sampai dengan Juli 2011. Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian: Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian No. Jadwal Kegiatan 1 Pra Survei : a. Persiapan judul b. Persiapan teori c. Pengajuan judul penelitian d. Menentukan tempat penelitian 2 Usulan Penelitian Pengumpulan 3 Data 4 Pengolahan Data Penyusunan 5 Laporan Penelitian Bulan Februari Maret April Mei Juni Juli Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke Minggu Ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4