EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMASI PRODUKSI PUPUK KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DAN APLIKASINYA PADA TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika

I. PENDAHULUAN. Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan semusim yang termasuk golongan rerumputan

OPTIMASI PEMBUATAN ASAP CAIR DARI SEKAM PADI DAN APLIKASINYA SEBAGAI PUPUK TANAMAN HIDROPONIK

I. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari,

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut

Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut

KAJIAN EFIKASI, EFISIENSI DAN PERKEMBANGAN GULMA JANGKA PENDEK DARI 3 HERBISIDA PADA KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang penting bagi Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk meningkatkan aktivitas proses komposting. Bioaktivator

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

I. PENDAHULUAN. Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan manusia

OPTIMASI PROSES PIROLISIS ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA DAN APLIKASINYA SEBAGAI KOAGULAN LATEKS

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan sayuran rempah yang tingkat

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Pengolahan Limbah Padat Pabrik Karet Sebagai Bahan Campuran Pembuatan Pupuk Alternatif Zaimahwati*

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Mei

EFEKTIVITAS PEMBERIAN EM (Effective Microorganism) TERHADAP PERTUMBUHAN Anthurium plowmanii PADA MEDIA CAMPURAN PAKIS CACAH DAN ARANG SEKAM SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia gula tebu merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI AKTIVITAS EKSTRAK BUAH SAWO MENTAH (Acrhras zapota ) DENGAN BERBAGAI PELARUT PADA Salmonella typhii

JURNAL ISSN TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 4 No. 1; Juni 2017

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Subsektor perkebunan merupakan salah satu sektor pertanian yang dapat

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi

TINJAUAN PUSTAKA. yang terkait erat dengan jarak tanam dan mutu benih. Untuk memenuhi populasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan

PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bahan bakar. Sumber energi ini tidak dapat diperbarui sehingga

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

50,85 a B 50,98 b B. 53,32 b A

TINJAUN PUSTAKA. Sifat sifat Kimia Tanah. tekstur tanah, kepadatan tanah,dan lain-lain. Sifat kimia tanah mengacu pada sifat

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada lahan alang-alang di Kelurahan Segalamider,

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT)

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN I PENGEMBANGAN FORMULASI HERBISIDA BERBASIS ASAM ASETAT UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. Perkebunan merupakan sektor yang strategis bila dilihat dari tingkat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

POTENSI BIJI KARET (HAVEA BRASILIENSIS) SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SABUN CUCI TANGAN PENGHILANG BAU KARET

BAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah marginal merupakan tanah yang memiliki mutu rendah karena

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Kakao di Indonesia. No Tahun Luas Areal (Ha)

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

TINJAUAN PUSTAKA Ekologi Gulma

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

PENGARUH PELILINAN LILIN LEBAH TERHADAP KUALITAS BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum)

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

PERGESERAN DOMINANSI SPESIES GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SETELAH APLIKASI HERBISIDA SISTEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kebutuhan bahan bakarnya

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

UJI ORGANOLEPTIK DAN DAYA SIMPAN SELAI GULMA KROKOT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN

PENGARUH KONSENTRASI RAGI DAN WAKTU FERMENTASI PADA PROSES PEMBUATAN BIOETANOL DARI AIR KELAPA

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

BAB I PENDAHULUAN. atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya (Parwiro,

Lampiran 1. Teknik Pengambilan Parameter Kadar Klorofil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

Transkripsi:

JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; November 214 ISSN 247-4624 EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL *SETIADI KURNIAWAN 1, YUYUN KURNIAWATI 1, DWI SANDRI 2, FATIMAH 2 1 Mahasiswa Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km 6, Ds. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan 1 Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Politeknik Negeri Tanah Laut, Jl. A. Yani, Km 6, Ds. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan Naskah diterima : 7 Oktober 214; Naskah disetujui : 24 November 214 ABSTRAK Herbisida merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan terutama pencemaran tanah dan air. Selain menyebabkan pencemaran lingkungan, harga herbisida relatif mahal sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan formulasi herbisida jenis baru dengan harga yang ekonomis. Penelitian dilakukan dengan cara memfermentasi air kelapa dengan menggunakan ragi tape (1.5 %, 5 %,dan 1 %) selama 6 hari. Penyemprotan dilakukan dengan mengencerkan sampel. Aplikasi lapangan dilakukan pada plot berukuran 5 cm x 5 cm sebanyak 3 kali pengulangan. Setelah 14 hari penyemprotan dilakukan penghitungan presentase mortalitas gulma pada setiap plot. Hasil pengamatan menunjukan sampel dengan konsentrasi ragi 5 % memiliki tingkat mortalitas 93%, sedangkan herbisida memiliki tingkat mortalitas 97%. Herbisida jenis baru ini efektif terhadap gulma berdaun sempit. Kata kunci : Herbisida, air kelapa, Ragi Tape, Inkubasi, mortalitas. PENDAHULUAN Herbisida merupakan senyawa kimia yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan tumbuhan (gulma). Herbisida dapat mempengaruhi satu atau lebih proses - proses (seperti pada proses pembelahan sel, perkembangan jaringan, pembentukan klorofil, fotosintesis, respirasi, metabolisme nitrogen, aktivitas enzim dan sebagainya) yang sangat diperlukan tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Herbisida berasal dari metabolit, hasil ekstraksi, atau bagian dari suatu organisme. Herbisida merupakan senyawa kimia peracun gulma yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan mematikan tumbuhan tersebut (Riadi, 211). Herbisida masih banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia untuk memberantas gulma. Herbisida merupakan salah satu penyebab pencemaran lingkungan terutama pencemaran tanah dan air. Selain menyebabkan pencemaran lingkungan, harga herbisida relatif mahal sehingga banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Masyarakat tidak memiliki pilihan selain mempergunakan herbisida karena mereka membutuhkan penanganan cepat terhadap gulma tanpa memikirkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh herbisida tersebut. *Korespondensi : Telepon/nomor faks : 512-21537 19 Email : dwisandri@yahoo.com

Air kelapa memiliki ph yaitu 5,6 (Palungkun, 1992). Adanya asam-asam organik dan anorganik dalam air kelapa menyebabkan ph air kelapa rendah. Asam-asam yang terdapat pada air kelapa antara lain asam amino, asam-asam non volatil, asam nukleat, asam shikinat dan asam kuinat (Tuleckle, 1961). Berdasarkan penelitian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (212), asam asetat (termasuk asam asetat alami) dapat digunakan sebagi bahan dasar dalam pembuatan formula herbisida. Dalam usaha mengurangi penggunaan herbisida, berbagai penelitian terus dilakukan. Salah satu ide yang penulis miliki yaitu mempergunakan air kelapa yang belum termanfaatkan secara optimal sebagai bahan penghemat herbisida. Penelitian ini mempergunakan air kelapa fermentasi sebagai larutan yang akan ditambahkan pada herbisida dengan tujuan mendapatkan herbisida jenis baru. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan antara lain air kelapa, Herbisida (Merek Kleen up ) kandungan bahan aktif isopropil amina glifosat 48 g/l (setara glifosat 356 g/l), ragi tape, aquades, dan air tanpa klorin. Pembuatan sampel Pembuatan sampel dilakukan dengan memfermentasikan 1 ml air kelapa dengan ragi tape (konsentrasi ragi 1,5 %, 5 % dan 1 %) selama 6 hari. Air kelapa hasil fermentasi kemudian ditambahkan herbisida sebanyak 29 %. Setelah ditambahkan herbisida, sampel akan diinkubasi selama 8 hari sebelum dilakukan aplikasi lapangan. Pembuatan Kontrol 1 Pembuatan kontrol 1 dilakukan dengan cara mengencerkan 4 ml herbisida dalam 1 ml air. Dari pengenceran tersebut diambil sebanyak 1 ml yang akan diencerkan kembali dalam 75 ml air sebelum dilakukan aplikasi lapangan. Pembuatan Kontrol 2 Pembuatan kontrol 2 dilakukan dengan mengencerkan 1 ml herbisida dalam 75 ml air. Kemudian siap dilakukan aplikasi lapangan 2

Aplikasi Lapangan Aplikasi lapangan dilakukan dengan cara melarutkan masing masing 1 ml sampel dalam 75 ml air pada hand sprayer. Aplikasi lapangan dilakukan pada plot berukuran 5 cm x 5 cm dengan vegetasi tertentu. Penyemprotan dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan pada masing masing sampel. Data awal yang harus dicatat sebelum aplikasi lapangan dilakukan yaitu jumlah rumput yang terdapat pada masing masing plot agar mempermudah perhitungan mortalitas. Perhitungan mortalitas dilakukan dengan rumus sebagai berikut : HASIL DAN PEMBAHASAN Harga 1 liter herbisida dengan merek Kleen up mencapai Rp 52.. Bagi para petani bermodal kecil, harga tersebut tergolong mahal. Mahalnya herbisida mendorong petani berpikir kreatif untuk menghemat biaya pembelian herbisida yaitu dengan cara mencampurkan air kelapa dan ragi tape kedalam herbisida agar volume herbisida menjadi lebih banyak. Dalam penelitian ini, ph sampel merupakan salah satu parameter yang menjadi bahan pengamatan dalam 1 hari (Tabel 1). Air kelapa tanpa ragi memiliki ph yang lebih rendah jika dibandingkan air kelapa dengan penambahan ragi. Hal tersebut mungkin terjadi karena tidak ada pemecahan glukosa menjadi etanol sehingga ph sampel tidak sama dengan ph sampel dengan penambahan ragi tape. Dalam air, etanol memiliki ph hampir netral. 1 % etanol memiliki ph 7.33 (Anonim, 213). Apabila ph sampel yang mengandung etanol dengan ph tertentu (sesuai dengan kadar etanol yang dikandung) dapat dipastikan ph sampel menjadi lebih tinggi. Herbisida yang digunakan dalam penelitian ini mengandung bahan aktif isopropil amina glifosat 48 g/l (setara glifosat 356 g/l) dengan merek Kleenup. Kleenup merupakan herbisida purna tumbuh yang bersifat sistemik berbentuk larutan dalam air berwarna coklat muda untuk mengendalikan alang-alang pada pertanaman karet, kelapa sawit, lahan tanpa tanaman serta gulma berdaun sempit pada tanaman teh. 21

Sampel A B C D E ph sampel Hari Hari ke- ke-2 5.5 3.6 5.5 4.3 5.5 3.8 5.5 3.7 5.5 3.7 Tabel 1. Pengukuran ph sampel fermentasi Hari ke-3 4.1 3.6 Hari ke-4 4 3.9 3.8 3.7 Keterangan Pada hari ke 6 hasil fermentasi dicampurkan dangan herbisida (C, D, dan E) Keterangan : A : Air Kelapa B : Air Kelapa + Herbisida C : Air Kelapa + ragi tape 1,5 g + Herbisida D : Air Kelapa + ragi tape 5 g + Herbisida E : Air Kelapa + ragi tape 1 g + Herbisida Aplikasi lapangan dilakukan pada lahan plasma kelapa sawit di desa Panggung Kecamatan Pelaihari yang berusia 4 tahun (Tanaman Menghasilkan Tahun Pertama). Tanaman kelapa sawit pada usia ini membutuhkan perawatan khusus agar menunjang pertumbuhan tanaman. Perawatan yang sering dilakukan yaitu membersihkan gulma yang terdapat di sekitar pohon kelapa sawit dengan cara penebasan dan semprot. Perawatan tanaman ini bertujuan agar mempermudah pemanenan buah dan pemupukan. Gulma yang terdapat disekitaran lahan penelitian didominasi oleh rumput Kerbau (Paspulum conjugatum). Gulma jenis ini merambat pada bagian bawah tanaman kelapa sawit sehingga akan mempersulit pemanenan maupun pemupukan kelapa sawit sehingga rumput kerbau harus dibasmi. Pengamatan pasca aplikasi lapangan merupakan upaya untuk memperoleh data mengenai keefektifan sampel uji Selama 14 hari pengamatan (Tabel 2). Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil terbaik ditunjukan pada sampel D yaitu mortalitas mencapai 93%. Hal tersebut menunjukan hasil terbaik karena ketersediaan unsur hara dan mikroorganisme seimbang sehingga mikroorganisme dapat menguraikan unsur hara dengan sempurna. Sampel C dan E juga menunjukan hasil efektif namun tidak seefektif sampel D. Perbedaan keefektifan ini disebabkan oleh perbedaan pada konsentrasi ragi yang digunakan pada tiap-tiap sampel. 22

Tabel 2. Data Mortalitas Gulma rumput Kerbau (Paspulum conjugatum) Sampel A B C D E Kontrol 1 Kontrol 2 Konsentrasi Herbisda (%).38.38.38.38.38 1.31 Mortalitas (%) Plot I Plot II Plot III Rataan 73 67 66 68 67 65 72 68 95 94 91 93 73 71 7 71 82 86 9 86 98 97 96 97 Menurut Riadi (211), herbisida dibedakan berdasarkan jenis senyawa organik. Salah satu senyawa organik tersebut adalah glifosat. Glifosat merupakan suatu herbisida yang bersifat non-selektif yang diserap oleh daun yang di angkut perlahan-lahan ke seluruh bagian tumbuhan. Glifosat efektif dalam membunuh berbagai tanaman, termasuk rumput berdaun lebar dan tanaman berkayu. Pengamatan lain menunjukan bahwa terdapat beberapa gulma yang resisten (kebal) terhadap sampel yaitu jenis rumput babandotan dan perdu (karamunting) setelah 14 hari aplikasi lapangan dilakukan. Kombinasi herbisida komersil dengan air kelapa fermentasi pada sampel D efektif dalam memberantas gulma dengan nilai mortalitas terbaik yaitu 93%. Tetapi kombinasi ini mengubah sifat herbisida komersil menjadi selektif, hanya dapat membasmi gulma berdaun sempit. UCAPAN TERIMA KASIH kami mengucapkan terima kasih kepada petani pemilik kebun plasma kelapa sawit di desa Panggung Kecamatan Pelaihari yang telah bersedia menjadi tempat percobaan aplikasi herbisida. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 213. Ethanol <URL : id.m.wikipedia.org/wiki/etanol, April, 213. Palungkun, R. 1992. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta: Penebar Swadaya. Riadi, M, 211. Herbisida dan Aplikasinya. Progam Studi Agoteknologi, jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin. Tuleckle. 1961. Coconut. Longmans Geen and. Co., London. 23