KAJIAN EFIKASI, EFISIENSI DAN PERKEMBANGAN GULMA JANGKA PENDEK DARI 3 HERBISIDA PADA KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU
|
|
- Hartono Handoko Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KAJIAN EFIKASI, EFISIENSI DAN PERKEMBANGAN GULMA JANGKA PENDEK DARI 3 HERBISIDA PADA KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU DR. IR. WAHYU WIBAWA, MP. FOKUS: KETAHANAN PANGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu Telp , Fax
2 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG DAN POKOK PERMASALAHAN Kelapa sawit paling diminati petani di Bengkulu Luas lahan sawit di Bengkulu sudah mencapai ha (34,55% total luas lahan perkebunan) Gulma dapat menurunkan produktivitas dan pendapatan secara signifikan. Pengendalian gulma secara khemis dinilai paling praktis, efektif dan ekonomis, tetapi juga mempunyai resiko. Penggunaan herbisida pada lahan sawit di Bengkulu diperkirakan > 900 ribu liter / tahun. Secara umum, pemahaman petani terhadap herbisida masih relatif rendah.
3 TUJUAN Menentukan efektifitas dari 3 herbisida berbahan aktif paraquat, glifosat dan oxyflourfene dalam pengendalian gulma campuran pada tanaman kelapa sawit. Menentukan lamanya masa pengendalian gulma yan efektif untuk masing-masing jenis herbisida. Untuk menentukan herbisida yang paling efisien dalam pengendalian gulma. Mengkaji tingkat pengetahuan dan keterampilan peta dikaitkan dengan penggunaan herbisida dan penggunaa perlengkapan keselamatan kerja.
4 METODOLOGI TEMPAT DAN WAKTU Percobaan dilaksanakan pada 2 tipe lahan (mineral dan bergambut) di Kabupaten Bengkulu Tengah. Percobaan dilakukan dari bulan Maret September 2012 pada kebun sawit yang telah menghasilkan (4-5 tahun). Kebun sawit yang digunakan harus memiliki komposisi Jenis gulma yang seragam (CC>71%). Dilakukan analisis vegetasi gulma awal... Dengan metode kuadrat (square) Ukuran square (50 x 50 cm)
5 RANCANGAN PERCOBAAN RCBD dengan 3 ulangan Ukuran plot 8 x 27 m (3 tanaman sawit) Perlakuan 1.Tanpa penyemprotan sebagai kontrol 2.Paraquat 600 g bahan aktif (b.a.) ha -1, 3.Glifosat 600 g b.a. ha -1 4.Oxyfluorfene 600 g b.a. ha -1 5.Paraquat 600 g b.a. + Metil metsulfuron 75 g b.a. ha -1 6.Glifosat 600 g b.a. + Metil metsulfuron 75 g b.a. ha -1, 7.Oxyfluorfene 600 g b.a. + Metil metsulfuron 75 g b.a. ha - 1.
6 KALIBERASI SPRAYER Sprayer gendong (backpack Sprayer) kapasitas 15 L Kaliberasi untuk menentukan: 1.Volume semprotan/menit (flow rate, liter/menit) 2.Lebar bidang semprotan efektif (swath, m) 3.Kecepatan langkah (forward speed, m/menit) 4.Volume semprotan dalam liter /ha (application rate)
7 PARAMETER PENGAMATAN A. Analisis vegetasi awal 1. Jenis/spesies gulma yang ditemukan 1.Berat kering gulma per spesies, per kelompok (berdaun lebar/rumputan) dan total. 3. Kerapatan gulma per spesies (weed density) 4. Absolute density, frequency, dan dominance 5. Relative density, frequency, dan dominance 6. Important Value Index (IVI) 7. Summed Dominance Ratio (SDR) 8. Coeficient Community (CC)
8 PARAMETER PENGAMATAN B. EFIKASI, EFISIENSI DAN PERKEMBANGAN GULMA 1.Persentase gulma yang mati per spesies, kelompok, dan total pada 2, 4, dan 6 minggu setelah aplikasi. 2. Berat kering gulma per spesies, kelompok, dan total pada 4, 6, 8, 10, 12, 14, dan 16 minggu setelah aplikasi (MSA). 3. % penurunan pertumbuhan gulma (weed growth reduction) 4. Kerapatan gulma per spesies (4, 6, 8, 10, 12, 14, dan 16 MSA
9 Lanjutan... KALIBERASI SPRAYER HASIL (sementara) PARAMETER PENGAMATAN 5. Absolute Sprayer density, gendong frequency, (backpack dan Sprayer) dominance kapasitas 15 L 6. Relative density, frequency, dan dominance 7. Important Hasil Kaliberasi Value Index : (IVI) 8. Summed Dominance Ratio (SDR) 9.Coeficient 1.Volume Community semprotan/menit (CC) (flow rate, 0,9 liter/menit) 2.Lebar diamati bidang /dihitung semprotan pada efektif 4, 6, (18, m) 10, 12, 14, dan 16 MSA. 3.Kecepatan langkah (forward speed, 30 m/menit) 4.Volume semprotan dalam liter /ha (application rate = 300 l/ha)
10 Lanjutan... ANALISIS VEGETASI GULMA AWAL 1. Lahan Mineral Ditemukan 35 spesies gulma 80,28% komposisi gulma didominasi oleh 10 spesies (berdaun lebar dan rumputan): Ipomoa triloba, Borreria leavis, Melastoma affine, Lindernia procumbens,croton hirtus, Brachiaria reptans, Paspalum commersonii, Imperata cilindrica, Axonopus compresus, Paspalum conjugatum Komposisi spesies gulma seragam dengan nilai CC= 71,47 74,31%. Lahan layak untuk penelitian gulma.
11 Lanjutan Lahan Bergambut Ditemukan 48 spesies gulma Komposisi gulma didominasi oleh 15 spesies (berdaun lebar dan rumputan): Paspalum disticum, Paspalum commersonii, P. Longifolium, Ipomoa triloba, Bacopa procumbens, Paspalum conjugatum Komposisi spesies gulma seragam dengan nilai CC= 71,08 71,73%. Lahan layak untuk penelitian gulma
12 Lanjutan... Persentase gulma yang mati pada 2 dan 4 MSA 1. Lahan Bergambut Persentase Gulma yang Mati Minggu ke-2 Minggu ke-4 Perlakuan Berdaun Lebar (%) Rumputan (%) Total (%) Gulma Berdaun Lebar (%) Rumputan (%) Total (%) Kontrol Paraquat 600 g bahan aktif (b.a.) ha Glifosat 600 g b.a. ha Oxyfluorfene 600 g b.a. ha Paraquat 600 g b.a. + Metil Metsulfuron 75 g b.a. ha Glifosat 600 g b.a. + Metil metsulfuron 75 g b.a. ha Oxyfluorfene 600 g b.a. + Metil metsulfuron 75 g b.a. ha
13 TERIMA KASIH
HERBISIDA EFEKTIF, EFISIEN DAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU PENDAHULUAN
HERBISIDA EFEKTIF, EFISIEN DAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa dan Dedi Sugandi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lebih terperinciDOMINANSI GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU
DOMINANSI GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU Wahyu Wibawa 1, Dedi Sugandi 1, dan Yesmawati 1 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km 6,5 Bengkulu
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila),
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Universitas Lampung (Unila), Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Universitas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilaksanakan di lahan tanaman tebu PT. PG. Rajawali II Unit PG. Subang yang terletak di blok Cidangdeur, desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunitas Gulma Lingkungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Gulma Jenis gulma yang tumbuh di suatu tempat berbeda-beda, tergantung faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Menurut Sastroutomo (1990), komunitas tumbuhan memperlihatkan adanya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit Desa Mujimulyo, Kecamatan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit Desa Mujimulyo, Kecamatan Natar, Lampung Selatan dan di Laboratorium Gulma, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. Bertempat di salah satu kebun tebu di Kelurahan Cimahpar Kecamatan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP),
17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), kebun percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Spesifikasi walking type cultivator
LAMPIRAN 48 Lampiran 1. Spesifikasi walking type cultivator Model Te 550 n Uraian Satuan Posisi Stang Kemudi Atas Tengah Bawah Panjang keseluruhan mm 1504 1472 1418 Dimensi dengan roda karet Lebar keseluruhan
Lebih terperinciLampiran 1. Sidik Ragam Persentase Penutupan Gulma Total
LAMPIRAN Lampiran 1. Sidik Ragam Persentase Penutupan Gulma Total Parameter Sumber Derajat Jumlah Kuadrat Nilai F Pr > F KK (MSA) Bebas Kuadrat Tengah (%) Ulangan 3 19.50000 0.50000 9.7** 0.00 Perlakuan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan perkebunan PTPN VII Unit Usaha Way Galih
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan perkebunan PTPN VII Unit Usaha Way Galih dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan
Lebih terperinciPERGESERAN DOMINANSI SPESIES GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SETELAH APLIKASI HERBISIDA SISTEMIK
PERGESERAN DOMINANSI SPESIES GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SETELAH APLIKASI HERBISIDA SISTEMIK Araz Meilin 1 ABSTRACT This research aims at identification of 1) weeds domination in palm oil plantation
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lahan Penelitian Bataranila Lampung Selatan dan
21 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan Penelitian Bataranila Lampung Selatan dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung, yaitu pada
Lebih terperinciMETODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun
METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Kebun Percobaan Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan di
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH : MUHAMMAD IQBAL / BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
PENGENDALIAN GULMA DENGAN SAFLUFENACIL SECARA TUNGGAL DAN CAMPURAN PADA PERTANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) BELUM MENGHASILKAN DI LAHAN GAMBUT SKRIPSI OLEH : MUHAMMAD IQBAL 120301106/ BUDIDAYA
Lebih terperinciEFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 1 No.1 ; November 214 ISSN 247-4624 EFEKTIFITAS AIR KELAPA FERMENTASI SEBAGAI LARUTAN PENGHEMAT HERBISIDA KOMERSIL *SETIADI KURNIAWAN 1, YUYUN KURNIAWATI 1, DWI SANDRI
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Kecamatan Natar, Kabupaten
30 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan pertanaman tebu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Gulma, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinci= Paraquat diklorida 414 g b.a./ha + Metil metsulfuron 15 g b.a./ha. 1,5 L Gramoxone/ha + 75 g Ally/ha
P2 = Paraquat diklorida 414 g b.a./ha 414 x 1 L Gramoxone 276 = 1,5 L Gramoxone/ha P3 = Paraquat diklorida 414 g b.a./ha + Metil metsulfuron 15 g b.a./ha 414 x 1 L Gramoxone + 15 x 1 g Ally 267 0,2 1,5
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada areal perkebunan kopi menghasilkan milik Balai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada areal perkebunan kopi menghasilkan milik Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian di Kecamatan Natar Lampung Selatan
Lebih terperinciKOMBINASI HERBISIDA GOLONGAN BIPIRIDILIUM DENGAN GOLONGAN SULFONILURA UNTUK MENGENDALIKAN PAKIS Stenochlaena pallustris
KOMBINASI HERBISIDA GOLONGAN BIPIRIDILIUM DENGAN GOLONGAN SULFONILURA UNTUK MENGENDALIKAN PAKIS Stenochlaena pallustris Edison Purba Departemen Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinci= hasil pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j. V- = nilai tengah umum atau rata-rata hitung.
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia FMIPA Universitas Riau untuk kegiatan ekstraksi. Sedangkan aplikasi lapangan dilaksanakan di Unit Pelaksana
Lebih terperinciEFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH METIL METSULFURON TUNGGAL DAN KOMBINASINYA DENGAN 2,4-D, AMETRIN, ATAU DIURON TERHADAP GULMA PADA PERTANAMAN TEBU
EFIKASI HERBISIDA PRATUMBUH METIL METSULFURON TUNGGAL DAN KOMBINASINYA DENGAN 2,4-D, AMETRIN, ATAU DIURON TERHADAP GULMA PADA PERTANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) LAHAN KERING Nico Alfredo, Nanik
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Laboratorium Lapang Terpadu Natar Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kecamatan Natar, Kabupaten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Sub sektor perkebunan mempunyai peranan
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS HERBISIDA GLIFOSAT DAN 2,4 D TERHADAP PERGESERAN GULMA DAN TANAMAN KEDELAI TANPA OLAH TANAH
ISSN 1411 0067Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 5, No. 1, 2003, Hlm. 27-33 27 PENGARUH DOSIS HERBISIDA GLIFOSAT DAN 2,4 D TERHADAP PERGESERAN GULMA DAN TANAMAN KEDELAI TANPA OLAH TANAH EFFECTS
Lebih terperinciMETODELOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
III. METODELOGI PERCOBAAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Ilmu Gulma Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di Indonesia gula tebu merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia gula tebu merupakan salah satu kebutuhan primer masyarakat. Hingga saat ini belum ada komoditas yang mampu menggantikan peranan tebu sebagai salah satu penghasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di tengah krisis global yang melanda dunia saat ini, industri
Lebih terperinciEFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER
EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER DAN KNAPSACK MOTOR PADA PENYEMPROTAN GULMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Yuliyanto 1 ; Nafrin Wijaya Kesuma 2 ; & Rufinusta Sinuraya 3 1,2,3 Program Budidaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Karet merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia seharihari, hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen
Lebih terperinciEfikasi Herbisida Metil Metsulfuron Terhadap Gulma pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaesis guinensis Jacq.) yang Belum Menghasilkan (TBM)
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 15 (1): 1-7 http://www.jptonline.or.id ISSN 1410-5020 eissn Online 2047-1781 Efikasi Herbisida Metil Metsulfuron Terhadap Gulma pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaesis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun milik petani di desa Muara Putih, Kecamatan
23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kebun milik petani di desa Muara Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Gulma Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN I PENGEMBANGAN FORMULASI HERBISIDA BERBASIS ASAM ASETAT UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT
LAPORAN KEMAJUAN PENELITIAN I PENGEMBANGAN FORMULASI HERBISIDA BERBASIS ASAM ASETAT UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA Fokus
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
7 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan selama tiga bulan dari 13 Februari hingga 13 Mei 2012 bertempat di Tambusai Estate, Kec. Tambusai Utara, Kab. Rokan Hulu, Riau. Tambusai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di
I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit adalah salah satu sumber utama minyak nabati di Indonesia. Peluang pengembangan tanaman kelapa sawit di Indonesia sangat besar dikarenakan
Lebih terperinciUJI EFEKTIFITAS PENGENDALIAN GULMA. KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) di DUSUN SUKA DAMAI DESA PONDOK MEJA KABUPATEN MUARO JAMBI
UJI EFEKTIFITAS PENGENDALIAN GULMA SECARA KIMIAWI dan MANUAL pada LAHAN REPLANTING KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) di DUSUN SUKA DAMAI DESA PONDOK MEJA KABUPATEN MUARO JAMBI Hayata 1*, Araz Meilin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman industri penting penghasil minyak masak, bahan industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunan kelapa
Lebih terperinciDINAMIKA GULMA LAHAN PERTANIAN PADA SISTEM OLAH TANAH KONSERVASI GATRA SATRIA PUTRA
DINAMIKA GULMA LAHAN PERTANIAN PADA SISTEM OLAH TANAH KONSERVASI GATRA SATRIA PUTRA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
Lebih terperinciUmi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI MELAKUKAN ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN PANGAN MENJADI PERKEBUNAN SAWIT (STUDI KASUS DI DESA KUNGKAI BARU, KECAMATAN AIR PERIUKAN, KABUPATEN SELUMA) Umi Pudji Astuti,
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi Pengambilan Data. Lampiran 2. Gambar Aplikasi Herbisida di Lahan. Lampiran 3. Perhitungan Unjuk Kerja dan Biaya Aplikasi Herbisida
LAMPIRAN 30 Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Data Lampiran 2. Gambar Aplikasi erbisida di Lahan Lampiran 3. Perhitungan Unjuk Kerja dan Biaya Aplikasi erbisida 31 Ulangan ke- Tabel Debit Penyemprotan Masing-masing
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Efektivitas Penyemprotan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum pengaplikasian herbisida, terlebih dahulu diukur jumlah persentase gulma dilahan A, B, dan C. Menurut usumawardani (1997) penutupan gulma
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
A III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2012 hingga April 2012 di areal lahan hak guna usaha (GU) Divisi I PT PG Laju Perdana Indah site OKU, Palembang,
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PENGGUNAAN SUNGKUP TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENYEMPROTAN HERBISIDA DI PEMBIBITAN UTAMA KELAPA SAWIT. Aang Kuvaini.
ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN SUNGKUP TERHADAP EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENYEMPROTAN HERBISIDA DI PEMBIBITAN UTAMA KELAPA SAWIT Aang Kuvaini Abstrak Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 bertempat
Lebih terperinciEFEKTIVITAS APLIKASI BEBERAPA HERBISIDA SISTEMIK TERHADAP GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT
EFEKTIVITAS APLIKASI BEBERAPA HERBISIDA SISTEMIK TERHADAP GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT RAKYAT Application Effectiveness Some Weeds Systematical Herbicide at Public Palm Oil Plantation Yardha 1 dan
Lebih terperinciYos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP
VII. KALIBRASI PESTISIDA & ALAT SEMPROT KALIBRASI PESTISIDA DAN ALAT SEMPROT Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-07 Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State
Lebih terperinciJurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays. L) PADA BERBAGAI PENGELOLAAN GULMA DI KABUPATEN DELI SERDANG Growth and Production of Maize (Zea mays L) in the Various of Weed Control in Distric Deli Serdang
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Hajimena Kecamatan Natar mulai
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Hajimena Kecamatan Natar mulai bulan November 2011 sampai Februari 2012. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang
Lebih terperinciWarlinson Girsang Staf Pengajar Kopertis Wilayah I DPK USI
PENGARUH TINGKAT DOSIS HERBISIDA Isopropilamina glifosat DAN SELANG WAKTU TERJADINYA PENCUCIAN SETELAH APLIKASI TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN GULMA PADA PERKEBUNAN KARET (Hevea brasiliensis) TBM ABSTRAK
Lebih terperinciPENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI HERBISISDA TIGOLD 10 WP (pirizosulfuron etil 10%) TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH
PENGUJIAN LAPANGAN EFIKASI HERBISISDA TIGOLD 10 WP (pirizosulfuron etil 10%) TERHADAP GULMA PADA BUDIDAYA PADI SAWAH Uum Umiyati 1*, Ryan Widianto 2, Deden 3 1. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis
Lebih terperinciPENGELOLAAN GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGELOLAAN GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) TANAMAN MENGHASILKAN DI PT JAMBI
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIP DAN VARIETAS JAGUNG DENGAN METODE PENGENDALIAN GULMA YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh:
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIP DAN VARIETAS JAGUNG DENGAN METODE PENGENDALIAN GULMA YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh: JOSEF EDISON LUMBANTORUAN 090301095/AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
Lebih terperinciLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012
[I.26] PENGEMBANGAN INTEGRASI SAPI PADA PERKEBUNAN SAWIT DI KALIMANTAN TIMUR Ir. Wirdateti, M.Si Prof. Gono Semiadi Dra. Hellen Kurniati Hadi Dahruddin, S.Si Yuli Sulistya Fitriana, S.Si Lembaga Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciEfikasi Beberapa Herbisida Secara Tunggal dan Campuran Terhadap Clidemia hirta (L.) D. Don. Di Perkebunan Kelapa Sawit
Efikasi Beberapa Herbisida Secara Tunggal dan Campuran Terhadap Clidemia hirta (L.) D. Don. Di Perkebunan Kelapa Sawit Efficacy of Selected Herbicides In Single And Mixed on Clidemia hirta (L.) D. Don.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman karet (Hevea brasiliensis [Muell.] Arg.) berasal dari Brazil, Amerika Selatan, pertama kali ada di Indonesia sebagai tanaman koleksi yang ditanam
Lebih terperinciRespon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Gulma Terhadap Berbagai Jarak Tanam
Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Gulma Terhadap Berbagai Jarak Tanam Oleh: Nurlaili Abstract This study titled plant growth response of maize (Zea mays L.) and weed to various plant
Lebih terperinciHariyadi 1, Adolf Pieter Lontoh 1
Akse/erasi Incroasi Industri Kelapa Sawit untuk Meningkatkan Daya Saing Global EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUINEENSIS) BELUM MENGHASILKAN
Lebih terperinciKEEFEKTIFAN PARAKUAT DIKLORIDA SEBAGAI HERBISIDA UNTUK PERSIAPAN TANAM PADI TANPA OLAH TANAH DI LAHAN PASANG SURUT
Sarbino & Edy Syahputra Keefektifan Parakuat Diklorida Sebagai Herbisida untuk Persiapan Tanam Padi Tanpa Olah Tanah Di Lahan Pasang Surut KEEFEKTIFAN PARAKUAT DIKLORIDA SEBAGAI HERBISIDA UNTUK PERSIAPAN
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. dengan jenis tanah regosol. Penelitian sampel tanah dilaksanakan di Greenhouse
III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pengambilan sampel dilakukan di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Kasihan, Sewon, dan Godean pada lahan bekas tanaman jagung, kedelai, padi, dan tebu dengan jenis
Lebih terperinciUji Efikasi Herbisida Pratumbuh untuk Pengendalian Gulma Pertanaman Tebu (Saccharum officinarum L.)
Uji Efikasi Herbisida Pratumbuh untuk Pengendalian Gulma Pertanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) Efficacy Trial of Pre Emergence Herbicides to Control Weeds in Sugarcane (Saccharum officinarum L.) Plantation
Lebih terperinciV. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Semua kegiatan lapangan yang dilakukan harus benar-benar diamati dan
40 V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Semua kegiatan lapangan yang dilakukan harus benar-benar diamati dan data yang diperoleh digunakan sebagai bahan penyusunan laporan magang. Data yang
Lebih terperinciPERANAN HERBISIDA GLIFOSATE DAN AIR KELAPA FERMENTASI DALAM MENGENDALIKAN GULMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG BELUM MENGHASILKAN
PERANAN HERBISIDA GLIFOSATE DAN AIR KELAPA FERMENTASI DALAM MENGENDALIKAN GULMA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG BELUM MENGHASILKAN (The role of herbicides glifosate and fermentation of coconut water in
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinci[ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ]
logo lembaga [ X.223 ] [ ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKSI KELAPA SAWIT RAKYAT DI PROVINSI BENGKULU ] [ Zul Efendi, S.Pt, Dr. Dedi Sugandi, MP, Dr. Umi Pudji Astuti, MP Wahyuni
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai dengan bulan Desember 2013. Penelitian dilakukan di kebun percobaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir terus menunjukkan
Lebih terperinciPengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut
Pengendalian Gulma di Lahan Pasang Surut Penyusun E. Sutisna Noor Penyunting Arif Musaddad Ilustrasi T. Nizam Proyek Penelitian Pengembangan Pertanian Rawa Terpadu-ISDP Badan Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting bagi kehidupan manusia yang dapat memenuhi kebutuhan akan minyak nabati. Tanaman lain yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia. Jagung menjadi salah satu bahan pangan dunia yang terpenting karena mempunyai kandungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Nilai Jumlah Dominansi (NJD). a. Analisis vegetasi sebelum Aplikasi. Hasil analisis vegetasi menunjukan bahwa sebelum dilakukan aplikasi, atau pemberian herbisida glifosat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Di Indonesia produksi nanas memiliki prospek yang baik. Hal ini dilihat dari permintaan pasar internasionalyang terus meningkat dari tahun ke tahun. Nanas
Lebih terperinciDiversitas Gulma pada Budidaya Padi dan Jagung di Lahan Pasang Surut Desa Banyu Urip Kecamatan Tanjung Lago
Jurnal Lahan Suboptimal ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id) Vol. 4, No.1: 1-8, April 2015 Diversitas Gulma pada Budidaya Padi dan Jagung di Lahan Pasang Surut
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU DAN METODE PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)
Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2, Februari 2017: 191 197 ISSN: 2527-8452 191 PENGARUH WAKTU DAN METODE PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) THE EFFECT OF TIME
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karbon Biomassa Atas Permukaan Karbon di atas permukaan tanah, meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan bawah (semak belukar berdiameter < 5 cm, tumbuhan menjalar dan
Lebih terperinciPENGARUH INTERVAL PENGENDALIAN GULMA DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA DAN TANAMAN KARET TBM
Jurnal Penelitian Karet, 016, 34 () : 13-4 Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 016, 34 () : 13-4 PENGARUH INTERVAL PENGENDALIAN GULMA DAN APLIKASI HERBISIDA TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA DAN TANAMAN KARET TBM The
Lebih terperinciTabel 25. Spesifikasi teknis Boom sprayer Spesifikasi Teknis. Condor M-12/BX. Tekanan maksimum (rekomendasi)
9. PEMBAHASAN UMUM Beberapa metode analisa komputasi cerdas digunakan dalam penelitian pendeteksian serangan gulma. Masing-masing metode diarahkan untuk mencapai tujuan analisa utama yaitu pendeteksian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Lebih terperinciSTUDI EFEKTIVITAS PENCAMPURAN SURFAKTAN DENGAN HERBISmA UNTUK JALUR TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN
Bul. Agron. 27(1) 25-29 (1999) STUDI EFEKTIVITAS PENCAMPURAN SURFAKTAN DENGAN HERBISmA UNTUK JALUR TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN Study of the Effectiveness of Surfactant with Herbicide Mixing for Young
Lebih terperinciEFIKASI HERBISIDA ISOPROPILAMINA GLIFOSAT DALAM MENGENDALIKAN GULMA PERKEBUNAN KARET (Hevea Brasiliensis) BELUM MENGHASILKAN.
EFIKASI HERBISIDA ISOPROPILAMINA GLIFOSAT DALAM MENGENDALIKAN GULMA PERKEBUNAN KARET (Hevea Brasiliensis) BELUM MENGHASILKAN (Skripsi) Oleh HENDI PAMUNGKAS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah di laksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian, Jalan Bina Widya KM 12,5 Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru yang berada
Lebih terperinciPENGENDALIAN GULMA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
Makalah Seminar Program Studi Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor PENGENDALIAN GULMA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq.)
Lebih terperinciANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG. (Zea mays L.) DI LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI MALAMPAH KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI SARJANA BIOLOGI
ANALISIS VEGETASI GULMA PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI MALAMPAH KABUPATEN PASAMAN SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH: RAHMATUL MUHARRAMI B.P. 07 133 059 JURUSAN BIOLOGI
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU
ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa dan Andi Ishak Balai Pengkajian Pertanian Bengkulu,
Lebih terperinciJENIS DAN STUKTUR GULMA PADA TEGAKAN Acacia crassicarpa DI LAHAN GAMBUT (STUDI KASUS PADA HPHTI PT ARARA ABADI, RIAU)
JENIS DAN STUKTUR GULMA PADA TEGAKAN Acacia crassicarpa DI LAHAN GAMBUT (STUDI KASUS PADA HPHTI PT ARARA ABADI, RIAU) Weed and it Structure at Acacia crassicarpa Plantation on Peatland (Case Study at Plantation
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU
189 Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN
Lebih terperinciDOSE RESPONSE BIOTIP RUMPUT BELULANG (Eleusine indica (L.) Gaertn.) RESISTEN-PARAKUAT TERHADAP PARAKUAT, DIURON, DAN AMETRIN
1 DOSE RESPONSE BIOTIP RUMPUT BELULANG (Eleusine indica (L.) Gaertn.) RESISTEN-PARAKUAT TERHADAP PARAKUAT, DIURON, DAN AMETRIN SKRIPSI OLEH: DANI HAMBALI 100301189/BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman penghasil minyak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan di masa depan karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan
Lebih terperinciPaket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU
Paket ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN FINANSIAL PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN PENGHASIL KAYU Jenis Bambang Lanang Analisis Ekonomi dan Finansial Pembangunan Hutan Tanaman penghasil kayu Jenis bawang Analisis
Lebih terperinciAsystasia intrusa: PENYEBARAN BIJI DAN DOSE RESPONSE TERHADAP PARAKUAT, GLIFOSAT, DAN CAMPURAN GLIFOSAT + 2,4 - D
Asystasia intrusa: PENYEBARAN BIJI DAN DOSE RESPONSE TERHADAP PARAKUAT, GLIFOSAT, DAN CAMPURAN GLIFOSAT + 2,4 - D SKRIPSI ROMALI K. D. SITOHANG 050301021 BDP - AGRONOMI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciEFIKASI HERBISIDA NABATI 1,8-CINEOLE TERHADAP GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGHASILKAN. Skripsi.
EFIKASI HERBISIDA NABATI 1,8-CINEOLE TERHADAP GULMA PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGHASILKAN Skripsi Oleh CITRA BARA KURNIASTUTY FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem agroforestry Register 39 Datar Setuju KPHL Batutegi Kabupaten Tanggamus. 3.2 Objek
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,
Lebih terperinciEfektivitas Herbisida IPA Glifosat 486 SL Untuk Pengendalian Gulma Pada Budidaya Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Belum Menghasilkan
Efektivitas Herbisida IPA Glifosat 486 SL Untuk Pengendalian Gulma Pada Budidaya Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Belum Menghasilkan Effectiveness of Herbicide Glyphosate IPA 486 SL For Weed
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan asal daerah dan negaranya seperti Weed (Inggris), Unkraut (Jerman), Onkruit (Belanda),
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Moenandir, (1993). Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat. Sebagai tumbuhan, gulma selalu berada di sekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI
1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN HERBISIDA KONTAK TERHADAP GULMA CAMPURAN PADA TANAMAN KOPI Oleh NUR AYSAH NIM. 080500129 PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perusahaan PT. PG. Rajawali II Unit PG. Subang terletak di blok Cidangdeur, desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Perusahaan ini memiliki
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia tercatat sebagai negara produsen kopi terbesar ketiga setelah Brazil dan Kolumbia. Kopi Indonesia sebagian besar dihasilkan dari daerah segitiga emas kopi, yaitu
Lebih terperinciPENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian
PENGENALAN HERBISIDA (Laporan Praktikum Ilmu Dan Teknik Pengendalian Gulma) Oleh Yudi Des Yulian 1014121192 LABORATORIUM HAMA PENYAKIT TANAMAN JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2007 di UPT Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kampus Bina Widya, Jl. Bina Widya Km.
Lebih terperinci