BAB I PENDAHULUAN. dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpalemak.kandungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. cairan sedikit banyak dapat menyebabkan permasalahan bagi atlet yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

kemenangan pada olahraga sepakbola. Konsumsi karbohidrat dan menjaga dehidrasi, serta dapat menjaga performa atlet. Hasil penelitian Immawati

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan akibat penuaan. Sesuai dengan pertambahan usia, terjadi

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

HYDRATION & EXERCISE. 17 March 2016 JW Marriot Hotel, Kuningan Jakarta 1 st Indonesian H2C

BAB I PENDAHULUAN. lansia adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Menurut Surini dan Utomo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu objek untuk menghadapi objek tersebut. 1. mempunyai kemampuan yang berbeda-beda untuk mengontrol atensi.

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Online di :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tubuh manusia dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi seluruh manusia. Glukosa

STUDI KEBIASAAN MINUM DAN HIDRASI PADA REMAJA DAN DEWASA DI DUA WILAYAH EKOLOGI YANG BERBEDA

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

Dehidrasi. Gejala Dehidrasi: Penyebab Dehidrasi:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anaerobik adalah lari cepat jarak pendek, interval training, lari seratus. yard, renang sprint, serta bersepeda cepat.

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPOSISI CAIRAN REHIDRASI PADA OLAHRAGA

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA HIDRASI BAGI TUBUH. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

Ema Qurnianingsih, dr., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taufik Awaluddin Muharom,2013

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya jam aktivitas masyarakat serta meningkatnya kesadaran. terhadap makanan dan minuman yang bermanfaat bagi kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang telah direncanakan dan dilakukan secara berulang-ulang dengan

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

Pemanfaatan Energi dalam Olahraga

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

ARTIKEL E-JOURNAL UNESA PENGARUH KONSUMSI AIR KELAPA MUDA TERHADAP WAKTU REAKSI SETELAH MELAKUKAN INTERVAL TRAINING.

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

Kata kunci : air kelapa, ketahanan otot. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Interval training dapat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. primer manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Setiap hari manusia membutuhkan makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan. (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari di saat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Pengaruh Minuman Isotonik Terhadap Deyut Nadi pada Atlet Sepak Bola di Sekolah Sepak Bola (SSB) Persisac Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subjek

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NUTRISI PADA ATLET dr. Ermita I.Ilyas, MS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini minuman isotonik sedang berkembang pesat di Indonesia pada

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Lima puluh sembilan persen dari berat badan orang dewasa

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

ROLE OF NUTRITION TO WIN A MATCH

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: REISYA NURAINI J

BAB I PENDAHULUAN. gizi tubuh berperan dalam media transportasi dan eliminasi produk sisa metabolisme.

BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

PENDAHULUAN. suatu usaha peternakan Domba Priangan sehingga penyebaran dari suatu daerah

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Jl.Dr.Sutomo No.14, Semarang, Telp (024) ,

PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA HIBRIDA TERHADAP STATUS HIDRASI ATLET SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. (2007) menjelaskan bahwa tubuh manusia rata-rata tersusun atas 75% air dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Status hidrasi sebelum dan sesudah latihan atlet sepak bola remaja

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL 10 PEDOMAN MAKANAN BAGI OLAHRAGAWAN

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan oleh tubuh manusia. Konsumsi Susu pada saat remaja terutama

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia. Manusia dalam menjalankan kehidupannya. akan tetapi manusia dapat hidup berminggu-minggu tanpa makan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

METODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

8 Cara Menurunkan Kadar Gula Secara Alami

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia banyak sekali masyarakat yang mengkonsumsi produk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60% dari berat badan orang dewasa atau 70% dari bagian tubuh tanpalemak.kandungan air tubuh relatif berbeda antarmanusia, bergantung pada proporsi jaringan otot dan jaringan lemak. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air pada tubuh atlet lebih banyak daripada non-atlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak daripada orang tua (Almatsier, 2009). Air memegang peranan penting terhadap proses vital di dalam tubuh. Maka dari itu, keseimbangan air dan elektrolit sangat penting bagi seluruh organ tubuh agar dapat bekerja dengan baik sehingga tubuh tetap sehat. Menurut Gonzalez-Alonso et al. dalam Kavouras et al. (2012), diketahui bahwa kehilangan cairan tubuh sebesar 2% dari berat badan total secara signifikan dapat meningkatkan physiological strain, penurunan performa latihan (Montain& Coyle, 1992; Gonzalez-Alonso et al., 1997 dalam Kavouras et al., 2012) dan mengganggu keuntungan sistem thermoregulator yang dihasilkan oleh kebugaran aerobik yang tinggi (Cadarette et al., 1984 dalam Kavouras et al., 2012) dan penurunan penyesuaian tubuh terhadap panas (Sawka et al., 1983 dalam Kavouras et al., 2012). Kehilangan air terjadi secara konstan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan saluran pencernaan, dan 1

2 berdampak merugikan pada fisik dan kemampuan kognitif apabila kehilangan ini tidak segera diganti (Perrier et al., 2013). Kalman et al. (2012) menjelaskan bahwa kehilangan cairan selama melakukan aktivitas yang berat, seperti latihan dengan durasi waktu yang panjang adalah hal yang biasa terjadi dan akan berdampak pada thermal stress, gangguan kognitif dan kardiovaskular, cepat lelah, dan gangguan performa latihan. Aktivitas fisik menyebabkan peningkatan metabolic rate dan produksi panas, berdampak pada kehilangan air dan elektrolit dan deplesi glikogen dalam hati dan otot. Kehilangan yang terjadi dari elemen-elemen tersebut menyebabkan dehidrasi yang berdampak pada performa fisik dan gangguan kesehatan (Moreno et al., 2013). Dehidrasi, atau disebut juga ketidakseimbangan hiperosmolar (hyperosmolar imbalance), terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium. Kehilangan cairan (air) menyebabkan peningkatan kadar natirum, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler. Air berpindah dari sel dan kompartemen interstisial menuju ruang vaskular.kondisi ini menyebabkan gangguan fungsi sel dan kolaps sirkulasi.kelompok yang beresiko mengalami dehirdasi salah satunya adalah lansia.mereka mengalami penurunan respons haus atau pemekatan urin (Tamsuri, 2009). Dehidrasi dapat dideteksi dengan melakukan berbagai pemeriksaan, salah satunya dengan pemeriksaan osmolalitas urin.asupan cairan dan ekskresi urin berhubungan dengan osmolaitas urin (Perrier et al., 2013).Osmolalitas urin mengukur konsentrasi zat terlarut dari urin.tidak

3 seperti plasma, determinan utama dari osmolalitas urin adalah sisa nitrogen, seperti urea, kreatinin, dan asam urat.rentang fisiologis untuk osmolalitas urin ini berkisar dari 50-1400 mosm/kg.faktor-faktor yang dapat menurunkan osmolalitas urin adalah kelebihan volume cairan dan diabetes insipidus.sedangkan faktor-faktor yang dapat meningkatkan osmolalitas urin diantaranya adalah defisit volume cairan dan SIADH (syndromeofinappropriate ADH secretion) (Horne dan Swearingen, 2001). Penelitian di Singapura menunjukkan bahwa para remaja dan orang dewasa muda lebih berisiko mengalami dehidrasi dibanding kelompok lainnya. Penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Hardinsyah et al. (2008) dan bekerja sama dengan Danone Aqua Indonesia yang dilakukan di dataran tinggi (Lembang) dan dataran rendah (Jakarta Utara) menunjukkan bahwa presentasi dehidrasi ringan pada kelompok remaja dan dewasa lebih tinggi di dataran rendah dibandingkan di dataran tinggi, yaitu pada kelompok remaja yang mengalami dehidrasi ringan di dataran tinggi sebesar 24,75% dan di dataran rendah sebesar 41,70%. Sedangkan pada kelompok dewasa yang mengalami dehidrasi ringan di dataran tinggi sebesar 15,40% dan di dataran rendah sebesar 24,00%. Penelitian lainnya yang dilakukan Hardinsyah (2009) di enam kota yang terletak di dataran tinggi dan dataran rendah di Indonesia, yaitu Jakarta, Lembang, Surabaya, Malang, Makasar, dan Malino menunjukkan bahwa 46,1% dari 1.200 subjek mengalami dehidrasi. Penelitian yang dilakukan melalui kerjasama dengan tiga perguruan tinggi di Indonesia, yaitu IPB, UNHAS, dan UNAIR menunjukkan hasil bahwa jumlah remaja yang mengalami dehidrasi lebih besar yaitu sekitar 49,5%.

4 Sepakbola merupakan olahraga ketahanan karena berlangsung selama 90 menit, sehingga kebutuhan gizi bagi para pemain ini sama halnya dengan para olahragawan seperti lari dan balap sepeda. Seorang atlet yang baik harus makan-makanan tinggi karbohidrat, cukup protein, rendah lemak, dan cukup vitamin, mineral serta cairan (Penggalih dan Huriyati, 2007).Menurut Irawan (2007), sepakbola merupakan olahraga dengan intensitas tinggi bersifat intermittent/stop &go yang membutuhkan kekuatan dan ketahanan tubuh selama 90 menit. Aktivitas dalam olahraga sepakbola merupakan kombinasi antara aktivitas yang bersifat aerobik dan anaerobik.aktivitas dalam olahraga sepakbola yang bersifat aerobik biasanya merupakan aktivitas atau kegiatan dengan intensitas rendah seperti berjalan dan lari-lari kecil. Sedangkan aktivitas anaerobik dalam olahraga sepakbola merupakan aktivitas dengan intensitas tinggi seperti sprint mengejar bola/lawan, lari menjelajah (cruising), dribbling bola, meloncat, tackling atau juga menendang bola. Tomas et al. dalam Alfiyana dan Murbawani (2012) menyebutkan bahwa selama pertandingan, pemain sepak bola dapat berlari menempuh jarak 10-12 km, melakukan aktivitas pendek yang berubah setiap 4-6 detik, sprint, berlari dalam intensitas tinggi, dan pergerakan pemain bersama bola. Karena sepakbola berlangsung dalam waktu yang cukup lama, atlet akan rentan mengalami dehidrasi.selain itu, pemain sepak bola biasa berlatih dan bertanding pada cuaca yang panas, sehingga terjadi peningkatan pengeluaran keringat.menurut Irawan (2007), dehidrasi karena peningkatan pengeluaran keringat ini merupakan faktor yang menjadi penyebab menurunnya performa olahraga. Saat berolahraga, berkurangnya cairan

5 tubuh melalui keluarnya keringat dan uap air dalam proses pernafasan walaupun hanya sebesar 2-3% dapat menyebabkan terjadinya penurunan performa hingga 10%. Bergantung terhadap kondisi lingkungan dan intensitas pertandingan, atlet sepakbola dalam satu pertandingannya diperkirakan dapat mengalami pengurangan cairan tubuh melalui keluarnya keringat sebanyak 0,85 4,5 L. Berbagai penelitian dalam bidang olahraga sepakbola mencatat bahwa secara rata-rata pemain sepakbola akan kehilangan cairan melalui keluarnya keringat sebanyak 2,0-2,5 L dalam satu pertandingannya. Apabila keringat ini tidak segera diganti maka akan menyebabkan dehidrasi yang dapat berakibat fatal bagi kondisi pemain sepakbola. Dehidrasi dapat dicegah dengan mengkonsumsi air yang cukup untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.pemberian minuman yang mengandung karbohidrat dapat membantu tubuh untuk mencegah dehidrasi, menjaga konsentrasi glukosa darah dan simpanan glikogen (Alfiyana dan Murbawani, 2012).Perrier et al. (2013) menjelaskan bahwa asupan air dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk air minum dan minuman lain dan uap air yang terkandung dalam makanan, dan air yang diproduksi dalam tubuh melalui metabolisme oksidatif.rekomendasi untuk asupan cairan sebelum, selama menjalankan latihan sudah dideskripsikan dengan baik dan secara spesifik dijalani oleh kebanyakan atlet untuk meningkatkan performanya (Kalman et al., 2012). Untuk atlet dengan aktivitas fisik yang lebih tinggi daripada orang nonatlet, sebaiknya mengkonsumsi cairan isotonis untuk mencegah dehidrasi.cairan isotonis biasa digunakan untuk penanganan kehilangan

6 cairan, dehidrasi dan hipernatremia.cairan isotonis memiliki osmolaritas 250 375 mosm/l. Cairan ini digunakan untuk memperluas kompartemen cairan ekstraseluler (Alexander, et al., 2010).Menurut Moreno et al. (2013), penggantian cairan menggunakan cairan isotonis dapat mencegah gangguan metabolik, kardiovaskular, thermoregulator dan performa. Air kelapa muda merupakan minuman isotonis alami.air kelapa muda mengandung elektrolit dalam jumlah tinggi, bahkan lebih tinggi daripada kandungan elektrolit dalam minuman isotonis(sport drink).kandungan elektrolit ini bermanfaat untuk menggantikan mineraldan ion tubuh yang hilang melalui keringat, selama berolahraga maupun aktivitas lainnya.karena itulah air kelapa bermanfaat untuk mengobati dehidrasi akibat diare dan olahraga dalam waktu yang lama (Pangkalan Ide, 2010). Kalman et al. (2012) juga menjelaskan bahwa air kelapa secara natural terdapat dalam kelapa dengan kandungan yang kaya akan kalium, selain itu juga mengandung natrium, klorida dan karbohidrat. Secara klinis, air kelapa digunakan sebagai pertolongan rehidrasi oral untuk mengganti cairan yang hilang dari saluran pencernaan pada pasien yang menderita dehidrasi berat karena diare. Air kelapa juga dikabarkan memberikan efek yang sama dengan carbohydrateelectrolyte sport drinks. Nira atau air siwalan memiliki rasa dan warna yang mirip dengan air kelapa dan diyakini mengandung beberapa elektrolit yang baik bagi tubuh.pohon siwalan atau lontar (Borassus flabellifer L.) merupakan salah satu jenis palem dengan sebaran geografis meliputi India, Sri Lanka, Asia Tenggara, sampai Papua.Pohonnya dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian sampai 500 m di atas permukaan laut.bunganya bersifat

7 dioecious, artinya bunga jantan dan bunga betina tidak berada dalam satu pohon.sehingga terdapat pohon lontar jantan dan pohon lontar betina. Nira lontar dapat diambil dengan cara disadap sebelum bunganya mekar. Nira lontar dapat dibuat menjadi gula.kandungan gula lontar mengandung lebih banyak nutrisi dibandingkan dengan gula tebu. Nutrisi yang tekandung dalam gula lontar terdiri atas protein (1,04%), lemak (0,19%), sukrosa (76,86%), glukosa (1,66%), mineral total (3,15%), kalsium (0,861%), dan fosfor (0,052%), zat besi per 100 g, 11,01 mg, tembaga per 100 g, 0,767 mg. Sadapan nira segar dilaporkan merupakan sumber vitamin B kompleks yang bagus (Juhara, dkk., 2005).Karena kemiripan air siwalan dengan air kelapa serta air siwalan diyakini memiliki kandungan elektrolit yang baik bagi tubuh, peneliti ingin membuktikan apakah air siwalan juga memiliki kemampuan yang sama seperti air kelapa dalam merehidrasi tubuh. Selain itu, penelitian mengenai pengaruh pemberian air siwalan sebagai sport drink terhadap rehidrasi belum pernah dilakukan sehingga diharapkan dari penelitian ini memberikan manfaat bagi dunia olahraga dan alternatif lain di dunia sport drink. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh pemberian air siwalankemasan terhadap status hidrasi kelompok perlakuan yang diketahui melalui pengukuran osmolalitas urin? 2. Bagaimana pengaruh pemberian air kelapakemasanterhadap status hidrasi kelompok kontrol yang diketahui melalui pengukuran osmolalitas urin?

8 3. Apakah ada perbedaan osmolalitas urin pada kelompok perlakuan dan kontrol sebagai akibat dari pemberian air siwalan kemasan dan air kelapakemasan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian air siwalan kemasan dan air kelapa kemasan terhadap osmolalitas urin. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui osmolalitas urin pada kelompok perlakuan yang diberikan air siwalan kemasan. b. Mengetahui osmolalitas urin pada kelompok kontrol yang diberikan air kelapakemasan. c. Mengetahui perbedaan osmolalitas urin antara pemberian air kelapa dengan air siwalankemasan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a) Memberikan pengalaman penelitian yang merupakan penerapan dari teori-teori yang dipelajari selama mengikuti kuliah. b) Mendapatkan jawaban tentang manfaat produk yang diujikan terhadap rehidrasi tubuh sehingga informasi tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan industri.

9 2. Bagi Pengelola Program Gizi a) Dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi penelitian dan studi pustaka di bidang gizi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. b) Sebagai penelitian pendahuluan terhadap manfaat buah dan nira siwalan bagi kesehatan terkait bidang gizi dan keolahragaan. 3. Bagi atlet Mendapatkan pilihan produk minuman isotonis berbahan dasar alami yang memiliki manfaat terhadap rehidrasi tubuh dan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan dan performa atlet. 4. Bagi Industri dan Masyarakat Mendapatkan informasi bahan alami baru untuk dikembangkan menjadi minuman rehidrasi kemasan sehingga dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat luas. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Pemberian Air Kelapa (Cocos nucifera)kemasandan Air Siwalan (Borassus flabellifer) Kemasan Terhadap Rehidrasi Dengan Indikator Osmolalitas Urin belum pernah diteliti oleh peneliti lain. Adapun penelitian yang hampir serupa adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Grandjean et al. (2000) yang berjudul The effect of caffeinated, non-caffeinated, caloric, non-caloric beverages on hydration. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari berbagai kombinasi minuman terhadap status hidrasi, yaitu minuman yang mengadung dan tidak mengandung kafein, serta minuman berkalori dan

10 rendah kalori.subjek dalam penelitian ini berjumlah 18 orang laki-laki dewasa.penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan crossover dengan 4 eksperimental yang terpisah.hasil dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan efek yang signifikan dari berbagai kombinasi minuman yang diberikan terhadap status hidrasi subjek. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah desain penelitian yang digunakan yaitu crossover dan indikator hidrasi sebagai output penelitian. Perbedaannya terletak pada subjek yang akan dilibatkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) sepak bola serta jenis minuman yang dibandingkan efektivitasnya adalah air kelapa kemasan dengan air siwalan kemasan. 2. Penelitian yang dilakukan Saat et al. (2002) yang berjudul Rehydration after exercise with fresh young coconut water, carbohydrate-electrolyte beverage and plain water. Penelitian ini membandingkan efektivitas pemberian minuman air kelapa muda (CW) dan carbohydrate-electrolyte Beverage (CEB) dengan air putih (PW) terhadap rehidrasi seluruh cairan tubuh selama 2 jam periode rehidrasi setelah latihan.subjek penelitian ini adalah 8 orang lakilaki sehat.penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan crossover.hasil dari penelitian ini volume urin kumulatif sama pada semua percobaan, tidak ada perbedaan dalam setiap waktu pada serum Na + dan Cl -, osmolalitas serum dan keseimbangan cairan jaringan antara tiga percobaan. Osmolalitas

11 urinmenurun setelah 1 jam selama periode rehidrasi dan hasil ini lebih rendah pada percobaan dengan air putih. Konsentrasi glukosa plasma secara signifikan lebih besar antara air kelapa dan minuman karbohidrat berelektrolit dengan air putih selama periode rehidrasi. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu desain penelitian yang digunakan serta indikator rehidrasi sebagai output. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek yang dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan adalah mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan latihan sepak bola rutin di unit kegiatan mahasiswa (UKM) sepak bola UGM. Perbedaan lainnya adalah minuman yang akan dibandingkan adalah air kelapa kemasan dengan air siwalan kemasan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Shirreffs et al. (2007) dengan judul Milk as an effective post-exercise rehydration drink. Penelitian ini membandingkan efektivitas susu rendah lemak, baik dengan atau tanpa penambahan 20 mmol/l NaCl degnan sports drink dan air dalam mengembalikan keseimbangan cairan setelah latihan dan mengalami hipohidrasi. Subjek dalam penelitian ini adalah 11 orang yang sehat yang secara sukarela mengikuti penelitian ini, yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan crossover dengan 4 eksperimental yang terpisah setiap 7 hari. Hasil dari penelitian ini adalah ekskresi urin selama periode recovery tidak mengalami perubahan pada saat konsumsi susu dimana ada peningkatan pengeluaran urin antara 1 dan 2 jam setelah minum air dan sports drink. Volume urin kumulatif lebih

12 sedikit ketika konsumsi susu 611 ml dan 550 ml untuk susu dengan penambahan natrium, dibandingkan dengan urin kumulati untuk konsumsi air sebanyak 1184 ml dan untuk konsumsi sports drink sebanyak 1205 ml. Subjek mencapai keseimbangan cairan positif atau berada pada status euhidrasi selama periode recovery setelah meminum susu, tetapi keseimbangan cairan menjadi negatif pada 1 jam setelah meminum minuman lainnya. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu desain penelitian yang digunakan serta indikator rehidrasi sebagai output, sedangkan perbedaannya adalah subjek yang dipilih dalam penelitian yang akan dilakukan adalah mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) sepak bola. Perbedaan lainnya adalah minuman yang akan diujikan adalah air kelapa kemasan yang telah terbukti sebagai cairan isotonis dengan air siwalan kemasan. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Kalman et al. (2012) yang berjudul Comparison of coconut water and a carbohydrate-electrolyte sport drink on measures of hydration and physical performance in exercise-trained men. Penelitian ini membandingkan efektivitas air putih kemasan (BW), air kelapa (CW), air kelapa yang sudah diencerkan (CWC), dan carbohydrate-electrolyte sport drink (SD) terhadap rehidrasi dan performa fisik. Subjek penelitian ini adalah 12 orang laki-laki yang sudah terlatih.penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan rancangan crossoveryang diadakan pada 4 eksperimental yang

13 terpisah selama 5 hari.hasil dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan antara air kelapa dengan carbohydrate-electrolyte sport drink untuk semua pengukuran retensi cairan. Mengenai performa latihan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara air botolan, air kelapa, air kelapa terkonsentrasi dan carbohydrate-electrolite sport drink. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu metode penelitian yang digunakan dan output yang dilihat sama yaitu kondisi rehidrasi, sedangakan perbedaannya yaitu minuman yang digunakan air putih kemasan (BW), air kelapa (CW), air kelapa yang sudah diencerkan (CWC), dan carbohydrate-electrolyte sport drink (SD), sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan air kelapa kemasan yang akan dibandingkan dengan air siwalan kemasan. Selain itu, pada penelitian ini subyek yang diikutsertakan adalah laki-laki yang sudah terlatih.