KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN

DAFTAR ISI II. PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA... 4

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

LAPORAN KINERJA TA Kementerian Pertanian SETDITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

1 PENDAHULUAN RENCANA KERJA TAHUNAN TA A. Latar Belakang

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2009

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

2.1 Rencana Strategis

2017, No Pengelolaan Perbatasan Negara Lingkup Badan Nasional Pengelola Perbatasan Tahun Anggaran 2017; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 T

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DITJEN PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN TAHUN 2016

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/2/2007 TENTANG

3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

RENCANA KINERJA TAHUNAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan telah selesainya penyusunan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Periode 2015-2019. Dalam rangka mengaktualisasikan visi dan misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas dan fungsi memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada setiap unit kerja teknis lingkup Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Disamping itu juga melakukan koordinasi diantara unit-unit eselon II lingkup Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, antar eselon I lingkup Kementerian Pertanian serta koordinasi lintas sektoral. Dengan adanya koordinasi tersebut diharapkan pelaksanaan program/ kegiatan masing-masing unit eselon II dapat berjalan dengan terpadu, serasi dan sinergis. Keterpaduan tersebut diwujudkan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan. Dengan tersusunnya Rencana Strategis ini diharapkan fungsi pelayanan dan koordinasi yang menjadi tanggung jawab Sekretariat Direktorat Jenderal dapat dilaksanakan dengan lebih efektif dan efisien. Jakarta, Agustus 2015 Sekretaris Direktorat Jenderal, Abdul Madjid i

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Kondisi Umum... 1 1.2 Potensi dan Permasalahan... 3 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN... 9 2.1. Visi... 9 2.2. Misi... 9 2.3. Tujuan... 10 2.4. Sasaran... 10 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI... 13 3.1. Strategi... 13 3.2. Kebijakan, Program, dan Kegiatan... 14 BAB IV PENUTUP... 21 LAMPIRAN... 23 iii

iv

I. PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Tantangan utama pertanian saat ini adalah penyediaan pangan bagi penduduk yang jumlahnya semakin meningkat di mana sumber daya lahan dan air semakin terbatas, distribusi dan pengelolaan sarana pertanian yang belum optimal, serta diperburuk dengan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi. Pengelolaan prasarana dan sarana pertanian yang baik menjadi penting dalam upaya peningkatan produksi pangan. Dalam menjawab semua tantangan tersebut, maka pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomer 24 tahun 2010 telah menetapkan pembentukan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian memiliki tugas untuk merumuskan serta melaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang prasarana dan sarana pertanian dan memiliki fungsi perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang prasarana dan sarana pertanian. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian terdiri dari 6 unit eselon II. Keenam unit eselon II tersebut adalah: Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, Direktorat Pengelolaan Air Irigasi, Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Pupuk dan Pestisida, dan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian. Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian merupakan unit eselon II yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya yang bersifat teknis maupun administratif dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi direktorat 1

jenderal. Koordinasi juga merupakan tanggung jawab Setditjen yang lainnya. Dua peran Setditjen ini merupakan peran penting untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi direktorat jenderal. Oleh karena pentingnya peran setditjen dalam keberhasilan kinerja direktorat jenderal, maka pengelolaan manajerial harus dilakukan secara optimal. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian menghadapi beberapa tantangan dan kendala seperti keterbatasan sumberdaya manusia yang kompeten, belum optimalnya koordinasi, dll. Namun demikian kendala dan tantangan tersebut harus dapat diatasi dengan penerapan strategi yang tepat dan efisien. Rencana strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian ini dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan acuan agar dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Setditjen tetap dalam koridor sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Rencana strategis ini juga dibuat sebagai dasar pembuatan berbagai program dan kegiatan Setditjen Prasarana dan Sarana Pertanian serta untuk mendapatkan strategi dalam pelaksanaan program dan kegiatan. Rencana strategis ini terbagi dalam empat bagian yang dalam analisisnya menggunakan analisa SWOT (strength, weakness, opportunity, and threat) dan disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 135/Permentan/OT.1409/12/2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian Setelah pendahuluan, bagian kedua memaparkan visi, misi, dan tujuan, bagian ketiga membahas arah kebijakan dan strategi, bagian terakhir merupakan penutup. 2

1.2. Potensi dan Permasalahan Beberapa permasalahan yang dihadapi unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penyedia layanan dan koordinasi bagi unit-unit kerja lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian antara lain adalah: 1. Aspek Perencanaan a. Belum optimalnya koordinasi di bidang perencanaan b. Kurangnya jumlah dan kualitas sumberdaya manusia di bidang perencanaan yang disebabkan tidak sesuainya latar belakang pendidikan c. Belum mantapnya koordinasi baik intern Direktorat Jenderal Pengelolaan Prasarana dan Sarana Pertanian maupun internal lingkup Kementerian Pertanian serta eksternal lintas sektoral 2. Aspek Umum a. Keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan SDM bidang Hukum, Kepegawaian, dan Kerumahtanggaan b. Administrasi penatausahaan surat menyurat lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian belum dikelola secara optimal c. Belum tumbuhnya pola kerja baku d. Apresiasi terhadap pentingnya fungsi Hukum, Kepegawaian, dan Rumah tangga relatif masih kurang e. Terbatasnya bahan rancangan peraturan perundang-undangan bidang prasarana dan sarana pertanian 3. Aspek Keuangan dan Perlengkapan a. Terbatasnya SDM pengelola bidang keuangan dan perlengkapan baik jumlah maupun ketrampilan atau keahlian 3

b. Penggunaan anggaran yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian belum dapat dimonitor secara optimal c. Penatausahaan barang/ aset milik negara lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian belum dikelola secara optimal 4. Aspek Evaluasi dan Pelaporan a. Terbatasnya sumberdaya manusia baik jumlah maupun kualitasnya, khususnya yang mencakup keterampilan dan keahlian sesuai bidang tugasnya b. Apresiasi aparat terhadap pentingnya fungsi evaluasi dan pelaporan relatif masih kurang c. Hasil evaluasi terhadap program dan kinerja pembangunan prasarana dan sarana pertanian belum digunakan sebagai bahan penyusunan perencanaan d. Belum lengkapnya data base dan informasi yang akurat sebagai bahan penyusunan perencanaan ke depan e. Hasil evaluasi terhadap tindak-lanjut laporan hasil pengawasan belum sepenuhnya ditindak-lanjuti oleh unit-unit kerja yang bersangkutan f. Dalam konteks penerapan otonomi daerah, sistem evaluasi dan pelaporan masih dalam proses mencari bentuk dan belum ada sistem yang mantap g. Arus pelaporan pembangunan prasarana dan sarana pertanian dari daerah relatif sangat kurang, sehingga menghambat dalam proses penyusunan evaluasi hasil kinerja pembangunan pengelolaan lahan dan air secara keseluruhan, termasuk untuk bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIN) 4

Dalam melaksanaan tupoksinya yakni memberikan pelayanan sebaik-baiknya yang bersifat teknis maupun administratif untuk mendukung kelancaran pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Setditjen Prasarana dan Sarana Pertanian menghadapi beberapa tantangan. Secara rinci tantangan dari bidang sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai berikut: 1. Aspek Perencanaan a. Tersedianya sumberdaya manusia yang mampu di bidang perencanaan. b. Terciptanya koordinasi dibidang perencanaan baik intern lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian maupun lingkup Kementerian Pertanian dan di luar Kementerian Pertanian (Pusat dan Daerah). c. Tersedianya sumber daya manusia di bidang perencanaan prasarana dan sarana pertanian 2. Aspek Umum a. Terpenuhinya pengetahuan dan ketrampilan SDM bidang Hukum, Kepegawaian, dan Rumah tangga. b. Terwujudnya tertib administrasi penatausahaan surat menyurat lingkup Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. c. Meningkatnya apresiasi terhadap pentingnya fungsi Hukum, Kepegawaian, dan Rumah tangga. d. Tersedianya bahan rancangan peraturan perundang-undangan bidang prasarana dan sarana pertanian sesuai kebutuhan 3. Aspek Keuangan dan Perlengkapan a. Terpenuhinya SDM pengelola administrasi bidang keuangan, dan perlengkapan baik jumlah maupun kualitasnya 5

b. Tersedianya data pegawai sesuai kebutuhan secara akurat, cepat dan tepat c. Termonitornya penggunaan anggaran yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian secara optimal d. Tercapainya tertib administrasi penatausahaan barang milik negara secara optimal 4. Aspek Evaluasi dan Pelaporan a. Terpenuhinya jumlah tenaga/petugas (SDM) di bidang evaluasi dan pelaporan yang memenuhi standar kualitas sesuai kebutuhan b. Meningkatnya apresiasi aparat terhadap pentingnya peran dan fungsi evaluasi dan pelaporan bagi terwujudnya visi dan misi pembangunan prasarana dan sarana pertanian c. Termanfaatkannya hasil evaluasi terhadap program/ kinerja pembangunan prasarana dan sarana pertanian sebagai bahan penyusunan perencanaan d. Tersedianya data dan informasi yang akurat, lengkap dan up to date e. Terwujudnya tindak-lanjut dari hasil evaluasi hasil pemeriksaan, pengawasan, pengendalian program/ kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian f. Terciptanya sistem evaluasi dan pelaporan yang baku yang dapat dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Potensi yang terdapat dalam unit kerja Sekretariat Direktorat Jenderal dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penyedia layanan dan koordinasi bagi unit-unit kerja lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian antara lain adalah: 6

1. Aspek Perencanaan a. Tersedianya SDM dengan tingkat pendidikan yang cukup yang mampu ditingkatkan kemampuannya dalam bidang perencanaan b. Terbentuknya kemungkinan kerjasama dengan instansi lain luar maupun dalam negeri (lingkup Deptan maupun di luar Deptan baik Pusat maupun Daerah) 2. Aspek Umum a. Meningkatnya intensitas pembangunan pengelolaan lahan dan air di masa yang akan datang meliputi kesiapan dan dukungan bidang hukum, kepegawaian dan rumah tangga. b. Tersedianya sumber daya manusia yang profesional bidang administrasi kepegawaian. c. Tersedianya data-data pegawai yang dapat dimanfaat-kan sesuai kebutuhan secara cepat, tepat dan akurat. d. Tercapainya tertib administrasi penatausahaan surat menyurat lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian secara optimal. e. Tersedianya bahan rancangan peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan lahan dan air 3. Aspek Keuangan dan Perlengkapan a. Tersedianya pengelola keuangan sesuai dengan kebutuhan baik jumlah maupun kemampuannya b. Tersedianya data-data penggunaan anggaran yang menjadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai bahan evaluasi dan perencanaan selanjutnya c. Terkelolanya secara optimal sumber-sumber penerimaan negara bukan pajak 7

d. Tercapainya tertib administrasi penatausahaan barang milik negara secara optimal 4. Aspek Evaluasi dan Pelaporan a. Tersedianya teknologi dan berkembangnya sistim informasi. b. Tersedianya data dan informasi sesuai kebutuhan. c. Meningkatnya kesadaran aparat terhadap pentingnya peran dan fungsi evaluasi dan pelaporan hasil-hasil pembangunan prasarana dan sarana pertanian. d. Meningkatnya peluang dan ruang yang semakin luas bagi pengembangan peran dan fungsi evaluasi dan pelaporan dalam pembangunan prasarana dan sarana pertanian akibat iklim otonomi daerah yang semakin kondusif. e. Meningkatnya kesadaran penyelenggara negara/ pemerintahan terhadap penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas kinerja pembangunan akan mendorong penyelesaian tindak-lanjut terhadap laporan hasil pemeriksaan/ pengawasan/ pengendalian pembangunan prasarana dan sarana pertanian. f. Meningkatnya intensitas pembangunan prasarana dan sarana pertanian akan memacu terwujudnya sistem evaluasi dan pelaporan pembangunan prasarana dan sarana pertanian yang dapat menjawab tantangan dinamika pembangunan 8

II. VISI, MISI, DAN TUJUAN 2.1. Visi Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Visi Sekretariat Direktorat Jenderal mengacu kepada Visi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Visi Sekretariat Direktorat Jenderal adalah Terwujudnya pelayanan administrasi dan teknis yang prima dalam rangka mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana pertanian 2.2. Misi Misi Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah: 1. Merumuskan rencana, program, anggaran, dan kerja sama di bidang prasarana dan sarana pertanian; 2. Mewujudkan koordinasi yang mantap dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana pertanian; 3. Melakukan urusan perbendaharaan, akuntasi dan verifikasi anggaran dan perlengkapan; 4. Menyusun rancangan peraturan perundang-undangan di bidang prasarana dan sarana pertanian; 5. Mengelola administrasi kepegawaian, penyempurnaan organisasi dan ketata laksanaan, pelaksanaan urusan tata usaha serta rumah tangga; 6. Menganalisis dan mengevaluasi pelaksanaan program, tindak lanjut hasil pembinaan/ pengawasan/ pengendalian, dan menyusun laporan pelaksanaan kegiatan di bidang prasarana dan sarana pertanian, serta penyediaan data dan informasi. 9

2.3. Tujuan Tujuan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam melaksanakan kegiatannnya adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan pelayanan prima di bidang teknis dan administrasi dalam rangka mendukung kelancaran tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; 2. Mewujudkan koordinasi yang mantap dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana pertanian; 3. Memfasilitasi tersedianya peraturan perundangan di bidang prasarana dan sarana pertanian sesuai kebutuhan; 4. Menyediakan data dan informasi di bidang prasarana dan sarana pertanian yang tepat, cepat dan akurat yang menyangkut aspek perencanaan, aspek umum, aspek keuangan dan perlengkapan, serta aspek evaluasi dan pelaporan. 2.4. Sasaran Sasaran pelaksanaan kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah sebagai berikut: 1. Terwujudnya pelayanan prima di bidang teknis dan administrasi kepegawaian, pengelolaan administrasi keuangan, urusan rumah tangga dan perlengkapan; 2. Terwujudnya koordinasi yang mantap dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana pertanian di 33 propinsi; 3. Tersedianya peraturan perundangan di bidang prasarana dan sarana pertanian sesuai kebutuhan; 4. Tersedianya data dan informasi di bidang prasarana dan sarana pertanian yang tepat, cepat dan akurat yang menyangkut aspek 10

perencanaan, aspek umum, keuangan dan perlengkapan, serta aspek evaluasi dan pelaporan. Semua sasaran pelaksanaan kegiatan tersebut di atas ditujukan kepada sasaran strategis dari Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yaitu Meningkatnya fasilitasi pelayanan teknis dan administrasi untuk mendukung pelaksanaan kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 11

12

III. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3.1. Strategi Strategi dari Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Strategi Dasar a. Mengembangkan sistem perencanaan pembangunan prasarana dan sarana pertanian yang sesuai kebutuhan. b. Mengembangkan sistem administrasi bidang keuangan, dan perlengkapan lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. c. Mengembangkan sistem hukum, kepegawaian, rumah tangga lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. d. Mengembangkan sistem evaluasi dan pelaporan hasil-hasil pembangunan prasarana dan sarana pertanian 2. Strategi Operasional Strategi operasional yang akan ditempuh oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dalam rangka memberikan pelayanan prima adalah sebagai berikut: a. Memantapkan koordinasi baik internal maupun eksternal dalam aspek perencanaan dan perumusan program/ proyek bidang prasarana dan sarana pertanian. b. Memanfaatkan teknologi informasi dan mengembangkan sistem komputerisasi dalam rangka peningkatan pelayanan teknis dan administrasi lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian dan instansi terkait lainnya. 13

c. Menyusun hubungan tatakerja baik intern maupun ekstern Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. d. Menyusun pedoman bidang administrasi dan meningkatkan ketrampilan / pengetahuan SDM. e. Mengembangan sistim informasi yang tepat, cepat dan akurat sebagai bahan perumusan kebijakan di bidang prasarana dan sarana pertanian. f. Mengembangkan sistim monitoring dan evaluasi yang efektif dan efisien dalam upaya mengendalikan pelaksanaaan program/ kegiatan. 3.2. Kebijakan, Program, dan Kegiatan Kebijakan Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian memiliki tugas untuk merumuskan serta melaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang prasarana dan sarana pertanian dan memiliki fungsi perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman, kriteria, dan prosedur serta bimbingan teknis dan evaluasi di bidang prasarana dan sarana pertanian. Program Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian adalah: Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis lainnya dengan prioritas program adalah sebagai berikut: 1. Aspek Perencanaan a. Memantapkan pelaksanaan perencanaan yang bergerak dari perencanaan serba sentralistik ke desentralistik; b. Melakukan finalisasi rancangan kegiatan dan anggaran lingkup Ditjen PSP; c. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan program/ kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian; 14

d. Memanfaatkan teknologi komputer dalam rangka penyusunan anggaran / program serta menyusun pola kerja perencanaan; e. Mengkoordinir penyusunan program dan anggaran baik APBN maun BLN intern Ditjen. PSP, antar Eselon I lingkup Deptan dan lintas sektoral; f. Memantapkan perencanaan dan pelaksanaan proyek kerja sama luar negeri; g. Membina/ meningkatkan kualitas SDM di bidang perencanaan; h. Pemantapan data base sarana dan prasarana pertanian. 2. Aspek Umum a. Menyiapkan bahan rancangan peraturan perundang-undangan bidang prasarana dan sarana pertanian; b. Melaksanakan apresiasi peraturan perundang-undangan bidang prasarana dan sarana pertanian; c. Menyusun himpunan peraturan perundang-undangan bidang prasarana dan sarana pertanian; d. Melaksanakan temu koordinasi kehumasan pembangunan prasarana dan sarana pertanian; e. Melaksanakan pembuatan video pembangunan prasarana dan sarana pertanian; f. Melakukan sosialisasi hasil pembangunan di bidang prasarana dan sarana pertanian di media massa; g. Melakukan pameran hasil-hasil pembangunan di bidang prasarana dan sarana pertanian; h. Melaksanakan peningkatan kearsipan/ data base prasarana dan sarana pertanian; i. Memantapkan sistem informasi kepegawaian baik ditingkat Ditjen maupun Direktorat; 15

j. Melakukan pelatihan dan apresiasi tentang pelaksanaan Sistim Informasi Kepegawaian (SIMPEG). 3. Aspek Keuangan dan Perlengkapan a. Melaksanakan pelatihan dan apresiasi aspek administrasi keuangan; b. Melaksanakan pembinaan tentang adminisrtasi keuangan kepada seluruh pengelelola keuangan lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; c. Melaksanakan identifikasi dan inventarisasi anggaran yang mejadi tanggung jawab Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; d. Melaksanakan monitoring penggunaan anggaran serta menyusun realisasi anggaran lingkup Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian; e. Melaksanakan pendataan dan penataan barang-barang milik negara; f. Melakukan evaluasi Surat Perintah Membayar (SPM); g. Melaksanakan workshop penyusunan Laporan Keuangan Semester I maupun Laporan Keuangan Tahunan; h. Melaksanakan pembinaan dan bimbingan aplikasi Sistem Akutansi Instansi (SAI) kepada petugas daerah. 4. Aspek Evaluasi dan Pelaporan a. Melakukan determinasi permasalahan program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian di pusat dan daerah; b. Memantapkan pengawasan/ pengendalian program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian baik di pusat dan daerah; 16

c. Melakukan analisis terhadap hasil pengawasan/ pengendalian program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian; d. Melakukan evaluasi terhadap tindak-lanjut hasil pengawasan/ pengendalian program/ kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian; e. Melaksanakan pemantapan koordinasi monitoring dan evaluasi program/ kegiatan secara nasional; f. Melakukan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; g. Menyusun laporan kinerja program dan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana pertanian. Kegiatan didefinisikan sebagai bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari perencanaan sasaran terukur pada suatu program, terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi,dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut. Sesuai amanat reformasi perencanaan dan penganggaran, disebutkan bahwa program merupakan tanggung jawab unit Eselon-I dan dalam bentuk kegiatan yang menjadi tanggung jawab unit kerja di lingkupnya. Kegiatan menghasilkan output yang mendukung pencapaian outcome program. Keberhasilan dari kegiatan Dukungan Manajemen Dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian diindikasikan oleh beberapa indikator, sebagai berikut: 1. Jumlah dokumen perencanaan program, anggaran dan kerjasama; 2. Jumlah administrasi keuangan dan perlengkapan; 17

3. Jumlah SAK dan SIMAK BMN; 4. Jumlah Standar Operasional Prosedur (SOP) tata laksana kepegawaian; 5. Jumlah peraturan perundang-undangan dan kebijakan prasarana dan sarana pertanian; 6. Jumlah informasi prasarana dan sarana pertanian yang dipublikasikan; 7. Jumlah dukungan Prasarana dan Sarana kerja untuk Direktorat Jenderal; 8. Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan; 9. Jumlah laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan dan audit (LHP dan LHA). Indikator kinerja untuk masing-masing aspek yang menjadi tanggung jawab Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mencakup aspek perencanaan, keuangan dan perlengkapan, umum, serta evaluasi dan pelaporan. Organisasi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang sedang berjalan saat ini adalah berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Kpts/OT.140/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departmen Pertanian. Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas: memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada unsur lingkup Direktorat Jenderal antar Eselon I Kementerian Pertanian serta koordinasi lintas sektor, dengan susunan organisasi sebagai berikut: 1. Bagian Perencanaan 2. Bagian Umum 3. Bagian Keuangan dan Perlengkapan 4. Bagian Evaluasi dan Pelaporan 18

Dalam tugasnya, Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. Perumusan rencana, program, anggaran, dan kerja sama di bidang sarana dan prasarana pertanian; 2. Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, evaluasi dan penyempurnaan organisasi, pelaksanaan urusan rumah tangga dan tata usaha serta administrasi kepegawaian; 3. Pengelolaan keuangan dan perlengkapan; 4. Analisis dan evaluasi pelaksanaan program tindak lanjut, hasil pengawasan, dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan di bidang prasarana dan sarana pertanian. 19

20

IV. PENUTUP Setditjen Prasarana dan Sarana Pertanian sebagai institusi menghadapi beberapa tantangan dan permasalahan dalam melaksanakan tupoksinya. Keterbatasan sumberdaya manusia baik secara kualitas maupun kuantitas merupakan permasalahan yang dihadapi secara umum pada setiap bagian Setditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Penyediaan data dan informasi yang lengkap dan akurat juga merupakan tantangan Setditjen Prasarana Pertanian dalam mendukung tupoksi direktorat teknis lainnya serta dalam pencapaian visi dan misi direktorat jenderal. Namun demikian, kondisi saat ini juga memberikan berbagai peluang yang apabila direalisasikan dapat digunakan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan dan tantangan tadi. Peluang-peluang ini juga merupakan suatu sarana bagi kemajuan institusi di masa yang akan datang. Dengan visi dan misi yang dimiliki Setditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, setditjen dapat mengatur strategi untuk pencapaian tujuan dan sasaran yakni terwujudnya pelayanan prima, koordinasi yang baik, serta tersedianya peraturan perundangan dan data dan informasi di bidang sarana dan prasarana pertanian. Strategi inilah yang digunakan dalam menghadapi permasalahan dan tantangan sehingga tujuan dapat tetap terwujud. Dalam rencana strategis ini, strategi dibagi ke dalam strategi dasar dan operasional yang kemudian digunakan sebagai acuan dalam penetapan rencana kerja Setditjen Prasarana dan Sarana Pertanian selama lima tahun ke depan. Selain prioritas program kerja, Renstra juga menentukan indikator keberhasilan kinerja untuk digunakan sebagai tolok ukur pencapaian hasil dari target yang telah ditetapkan. 21

Pada akhirnya rencana strategis ini dibuat sebagai panduan bagi Setditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dalam melaksanakan tupoksinya agar tetap pada jalur yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pada khususnya serta pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian pada umumnya. 22

LAMPIRAN 23

24

RENCANA STRATEGIS 2015-2019 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN NO TUJUAN/ ALOKASI ANGGARAN BASELINE KEGIATAN SASARAN TARGET KINERJA TOTAL KEGIATAN INDIKATOR KINERJA PRIORITAS (Rp.Miliar) STRATEGIS (Rp.Miliar) PRIORITAS 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 8.6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana 547,14 766,04 804,35 844,56 886,79 3.848,89 Pertanian Meningkatnya fasilitasi pelayanan teknis dan administrasi untuk mendukung pelaksanaan kerja Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Jumlah dokumen perencanaan program, anggaran dan kerjasama (Renja KL, RKA- KL, DIPA, POK, MOU Kerjasama, TOR) Jumlah administrasi keuangan dan perlengkapan 6 dokumen 6 dokumen 6 dokumen 6 dokumen 6 dokumen 33 provinsi 33 provinsi 33 provinsi 33 provinsi 33 provinsi Jumlah SAK dan SIMAK BMN 33 provinsi 33 provinsi 33 provinsi 33 provinsi 33 provinsi Jumlah Standar Operasional Prosedur (SOP) tata laksana kepegawaian Jumlah peraturan perundang-undangan dan kebijakan prasarana dan sarana pertanian 4 dokumen 1 dokumen 5 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 50 dokumen 10 dokumen - dokumen 45 dokumen 45 dokumen Jumlah informasi prasarana dan sarana pertanian yang dipublikasikan Jumlah dukungan Prasarana dan Sarana kerja untuk Direktorat Jenderal Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan program/ kegiatan Jumlah laporan hasil tindak lanjut pemeriksaan dan audit (LHP dan LHA) 5 leaflet 7 leaflet 7 leaflet 6 leaflet 6 leaflet 4 paket 4 paket 2 paket 1 paket 1 paket 5 laporan 5 laporan 5 laporan 5 laporan 5 laporan 2 dokumen 3 dokumen 3 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 25