Menurut Rahmayanti, (2009:1) ada tiga alasan yang melatarbelakangi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

PENGELOLAAN PENERIMAAN SISWA BARU BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 Studi Situs SMK 1 Blora Tahun 2010 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang modern ditandai dengan semakin majunya teknologi yang

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB V ALTERNATIF MODEL HIPOTETIK IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU. kemandirian dan kreativitas sekolah. Oleh sebab itu, SMPN RSBI sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

BABI PENDAHULUAN. Pengembangan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

SBI adalah sekolah yang telah memenuhi SNP dan diperkaya dengan keungulan mutu tertentu dari negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. lama dicanangkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

DIRI YANG MENYATU DENGAN LINGKUNGAN: LOKAL NASIONAL GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, dan sumber daya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

PENERAPAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL DI INDONESIA. Oleh Judyanto Sirait (Fisika, PMIPA, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Menurut

Komponen kelembagaan sekolah; kurikulum, proses dan hasil belajar, administrasi dan manajemen satuan pendidikan, organisasi kelembagaan satuan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) 1. Pengertian Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

Ketuntasan Belajar Mahasiswa Kelas Pendidikan Kimia Internasional 2010 Jurusan Kimia FMIPA Unesa pada Mata Kuliah English

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional

FORMAT LAMPIRAN YANG DISERTAKAN DALAM LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN NAMA LK/UKM NAMA KEGIATAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. dan dihasilkan melalui pendidikan.dalam proses pendidikan pula, manusia. belajar dari, tentang, dan dengan tehnologi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Kemunculannya

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berkembang dengan pesatnya. Untuk itu manusia dituntut cepat pula

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa. Baik buruknya suatu

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

Standar Nasional Pendidikan

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

KEBIJAKAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Makna Insan Cerdas Komprehensif

TJETJEP RONY BUDIMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Husnul Chotimah SMKN 13 Malang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. teknologi serta nilai-nilai budaya dalam bentuk kegiatan pembelajaran, baik. formal di sekolah maupun non formal di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN., karena dengan bekal pendidikan khususnya pendidikan formal diharapkan

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika di SMA Negeri 1 Klaten dapat disampaikan berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

JURNAL SKRIPSI. Oleh Nuryadin Bambang Sutjiroso

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar-struktur

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran dipahami sebagai proses belajar mengajar yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Oleh: Sujarwo, M.Or Yulina Pratiwi Adri Yudhantara

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Keberadaan bahasa daerah merupakan salah satu kebanggaan Bangsa

Transkripsi:

1) UU No. 20 Thn 2003 Pasal 50 Ayat 3: Pemerintah dan/atau Pemda menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. 2) PP No 19 Tahun 2005 Pasal 61 ayat 1: Pemerintah bersama-sama Pemda menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. 3) Renstra Depdiknas 2005-2009 Bab V Hal. 58. Pembangunan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI): Untuk meningkatkan daya saing bangsa perlu dikembangkan SBI pada tingkat Kab/Kota melalui kerjasama yang konsisten antara pemerintah dengan Pemda Kab/Kota, untuk mengembangkan SD,SMP, SMA dan SMK yang bertaraf internasional. Sebanyak 112 unit di seluruh Indonesia. 7 Menurut Rahmayanti, (2009:1) ada tiga alasan yang melatarbelakangi munculnya SBI, yaitu: 1. Pelaksanaan ketetapan konstitusi,baik UU Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 50 ayat 3, Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2005 Pasal 61 Ayat 1. Kedua konstitusi ini mewajiban pemerintah dan pemerintah daerah untuk menyelenggarakan RSBI di masingmasing propinsi dan di semua jenjang pendidikan. 2. Memenuhi tuntutan akan adanya angkatan kerja yang dapat berkompetisi ditingkat internasional atau global karena pendidikan Indonesia dianggap belum relevan dengan permintaan akan tenaga kerja. 3. Keberadaan siswa Indonesia yang belajar ke luar negeri cenderung meningkat jumlahnya. Hal ini yang mendorong pemerintah mencoba memenuhi tuntutan masyarakat akan pendidikan bermutu luar negeri melalui program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan SBI. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN SBI 1. Pengembangan SBI berpedoman pada SNP + X. 2. Dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan prakarsa sekolah. 3. Kurikulum harus bertaraf internasional, yang ditunjukan oleh isi (content) yang mutakhir dan canggih sesuai dengan IPTEK global (mata pelajaran ditulis dengan bahasa inggris).

4. Menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah dalam mengelola sekolah yang dikelola dengan tata kelola yang baik. 5. Menerapkan Program Belajar Mengajar yang pro perubahan, yaitu yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan hal-hal baru. 6. Menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan transformasinal atau visioner, yaitu kepemimpinan yang memiliki visi ke depan yang jelas, kemana SBI akan dibawa dan bagaimana cara menggerakan warga sekolah untuk mencapai visi yang diinginkan. 7. Memiliki sumber daya manusia yang profesional dan tangguh baik guru, kepala sekolah, tenaga tata usaha, komputer, laboran, pustakawan, penguasaan ICT dsb. 8. Didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap, relevan, mutakhir, canggih dan bertaraf internasional. (Perlu dilakukan telaah terhadap sarana dan prasarana yang ada saat ini dan dilakukan modernisasi), ( dikutip dari sbisman5bekasi.blogspot.com, 2009:1) 8 B. Metode Pembelajaran Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, yaitu mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai tenaga pendidik dan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Pembelajaran dilakukan oleh guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan penyediaan sumber belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2002:2-3). Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran perlu (1) berpusat pada perserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan, bermuatan nilai, etika, estetika, dan logika, (4) menyediakan pengalaman belajar yang beragam (Nurhadi, 2004:89 dalam Wijayanti 2009:7). Salah satu komponen yang penting dalam pelajaran adalah metode pembelajaran. Yaitu suatu cara untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut Ahmadi (2005, dalam Ayu, 2009:1) metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pemilihan terhadap metode yang akan digunakan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.

9 Dalam prakteknya, metode mengajar hampir tidak mungkin apabila digunakan secara terpisah atau sendiri-sendiri. Umumnya guru melakukan kombinasi dari berbagai metode mengajar. Keberhasilan dalam proses pembelajaran lebih terletak pada kemampuan guru dalam meramu atau mengkombinasikan berbagai metode mengajar yang ada. C. Metode Scaffolding Dalam proses belajar mengajar diperlukan beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi agar dapat dicapainya proses belajar yang aktif, inovatif, efektif, dan menyenangkan sehingga dapat diperoleh keberhasilan dalam belajar. Saat ini sudah dikenal berbagai jenis metode mengajar seperti metode diskusi, metode tanya jawab, metode ceramah, metode Scaffolding, dan lain-lain. Metode Scaffolding dapat dikatakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan seseorang melalui proses pemberian bimbingan dan motivasi. Scaffolding sebagian besar dilakukan oleh orang yang lebih dahulu tahu (knowledgeable person) tentang suatu keterampilan yang ingin dicapai oleh seseorang. Menurut Vygotsky (1962, dalam Dzaki, 2009:1) Scaffolding merupakan bentuk bantuan yang tepat waktu yang juga harus ditarik tepat waktu ketika interaksi belajar sedang terjadi. Saat interaksi belajar berlangsung, Scaffolding kadang dibutuhkan secara bersamaan dan terintegrasi dalam aspek fisik, intelektual, seni dan emosional. Scaffolding atau mediated learning yaitu dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai suatu hal yang penting dalam pemikiran konstruktivisme modern.

10 Menurut Vey (2009:1) metode Scaffolding adalah pembelajaran bahasa Inggris yang menggabungkan antara ungkapan/ujaran dan tindakan yang digunakan dalam aktivitas sehari-hari dalam ruang kelas maupun diluar kelas. Metode Scaffolding merupakan salah satu metode pembelajaran dimana dalam prosesnya dilakukan latihan secara bertahap sehingga menjadi terbiasa, terlatih dan terampil. Dalam metode ini guru diberi latihan untuk berbicara menggunakan bahasa Inggris secara bertahap. Sehingga, dalam memberi pelajaran guru dapat menggunakan kalimat dalam bahasa Inggris, dengan catatan sebelumnya guru harus benar-benar mengerti maksud dari kalimat yang akan diucapkan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode Scaffolding merupakan suatu cara mengajar yang dilakukan dengan memberikan latihan secara bertahap sehingga diperoleh ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Dalam kemampuan berbahasa, metode Scaffolding merupakan teknik yang umum dipakai untuk meningkatkan kemampuan berbahasa seseorang. Metode ini juga dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris. D. Kerangka Pemikiran R-SBI merupakan sekolah yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar pada setiap mata pelajaran. Baik guru maupun siswa diharapkan mampu berbahasa Inggris dengan aktif dan lancar sehingga EMMS yang diterapkan pada kelas R-SBI dapat berjalan dengan optimal. Untuk itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan bahasa Inggris yang tinggi agar mampu menyampaikan materi dengan baik dan benar kepada siswa. Salah satu

11 metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam berbahasa adalah dengan metode Scaffolding karena dengan metode tersebut akan membuat seseorang menjadi paham dan terbiasa. Dapat dilihat dari bagan kerangka pikir berikut : X Y Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Keterangan : X = Metode Scaffolding berbahasa Inggris. Y = Kemampuan berbahasa Inggris guru biologi yang mengajar di kelas R- SBI.