UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GAYA DAN HUKUM NEWTON T.

DESAIN MODEL GUIDED INQUIRY UNTUK EKSPLORASI KESULITAN BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SERTA KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mengajar (Pembelajaran). Nilai yang baik menunjukkan bahwa proses

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN, KETERAMPILAN, DAN PERILAKU METAKOGNISI MAHASISWA

PENINGKATAN METAKOGNISI MAHASISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING BERBASIS VIDEO PADA MATAKULIAH FISIKA UMUM I T.

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATAKULIAH FISIKA UMUM I MATERI KINEMATIKA PARTIKEL

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Biologi

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bilangan Berpangkat melalui Model Pembelajaran Discovery Learning

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIS DAN RASA INGIN TAHU SISWA KELAS XI MIPA SMA NEGERI 6 SEMARANG MELALUI MODEL PBL

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PENILAIN TEMAN SEJAWAT PADA PEMBELAJARAN KAJIAN IPS SD

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

DESAIN PENGEMBANGAN MODEL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN SCIENTIFIC INQUIRY DAN KOGNISI MAHASISWA

*Keperluan korespondensi, HP: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa SMK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala tersebut disebabkan kurangnya kreatifitas guru-guru dalam

Keefektifan Pembelajaran Matematika dengan Model PBL Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Materi SPLDV pada Siswa Kelas X SMKN 6 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

PENERAPAN INDONESIA LESSON STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA DALAM MATA KULIAH TEKNIK BUDIDAYA HEWAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dan antara siswa dengan siswa, akan tetapi hingga saat ini pun

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh ISTIYOWATI NPM P



I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Bio Educatio, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hlm ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

40 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan yang bertindak sebagai guru

BAB I PENDAHULUAN. bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MELALUI PETA KONSEP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-7SMA 5 SEMARANG TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN KINERJA DAN HASIL BELAJAR MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Mariati Purnama Simanjuntak Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan mariati_ps@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan hasil belajar mahasiswa melalui penerapan model problem based learning pada matakuliah Fisika Umum I. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus, dan masing-masing siklus meliputi tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian diambil satu kelas yang terdiri dari 37 orang mahasiswa. Data hasil belajar diperoleh melalui tes hasil belajar sedangkan kinerja mahasiswa diperoleh melalui lembar penilaian kinerja pemecahan masalah. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh peningkatan kinerja dalam memecahkan masalah dari kategori kurang baik pada siklus I menjadi kategori sangat baik pada siklus II. Peningkatan hasil belajar juga terjadi dari siklus I ke siklus dua dan sudah memenuhi persentase ketuntasan belajar. Kata Kunci: Model pembelajaran problem based learning, kinerja, hasil belajar PENDAHULUAN Fisika Umum merupakan salah satu matakuliah wajib bagi mahasiswa calon guru fisika dan matakuliah ini sebagai syarat untuk melanjutkan pada matakuliah lanjutan, namun hasil belajar Fisika Umum masih tergolong rendah, khususnya di salah satu pergurun tinggi di Medan. Rendahnya hasil belajar fisika disebabkan antara lain karena penguasaan konsep fisika yang masih kurang. Rendahnya perolehan hasil belajar mahasiswa menunjukkan adanya indikasi terhadap kurangnya kemampuan dosen dalam mengaktifkan mahasiswa ( student centered learning). Hal ini disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang tidak bervariasi. Seharusnya dilakukan student centered learning, pembelajaran berpusat kepada mahasiswa bukan kepada dosen. Dosen seharusnya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator serta tidak menjadi satu-satunya sumber informasi. Salah satu tujuan pelaksanaan model pembelajaran yang bervariasi di perguruan tinggi adalah untuk meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Hal ini hanya dapat tercapai apabila mahasiswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Salah satu model pembelajaran yang dapat melibatkan mahasiswa dengan seluruh potensinya adalah model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning, (PBL)). Pembelajaran berbasis masalah merupakan model kurikulum yang menggunakan masalah. Menurut pengamatan dan pengalaman penulis dalam pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas, khususnya 69

Fisika Umum, penggunaan model pembelajaran masih kurang bervariasi dan dosen cenderung menggunakan model konvensional pada setiap proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran yang konvensional, menyebabkan proses pembelajaran berpusat pada dosen ( teacher centered learning) bukan pada mahasiswa. Salah satu model pembelajaran yang ditengarai efektif meningkatkan hasil belajar mahasiswa adalah dengan penerapan model pembelajaran fisika berbasis masalah (problem based learning (PBL)). Penerapan model PBL merupakan model kurikulum yang menggunakan masalah. Pada pembelajaran PBL, dosen berperan sebagai guide on the side daripada sage on the stage. Dosen memfasilitasi proses pembelajaran dengan memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswa, jika diperlukan. Dosen hanya memberikan bantuan, bukan mencampuri cara belajar mahasiswa. Mahasiswa akan lebih aktif dalam penerapan model PBL sehingga kinerja mereka akan lebih meningkat. Dalam pembelajaran PBL, dosen membantu mahasiswa mengkonstruksi pengetahuan dan pemahamannya pertanyaan yang diajukan selama sehingga mahasiswa dapat menganalisis dan mensintesis masalah, dan memilih solusi yang potensial disetiap pemecahan masalah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah mahasiswa program studi pendidikan fisika semester I tahun akademik 2011/2012 Universitas Negeri Medan yang berjumlah 37 orang. Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui tahaptahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara bersiklus dan tiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Data kinerja mahasiswa diperoleh melalui lembar penilaian kinerja pemecahan masalah mahasiswa dan data hasil belajar diperoleh melalui tes hasil belajar. Indikator dalam kinerja mahasiswa meliputi: representasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, pengkomunikasian, dan pengevaluasian. Indikator hasil belajar meliputi: ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. Sintaks model PBL diadopsi dari Arends (2004) seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah (Arends, 2004) Tahapan Tahap1: Orientasi mahasiswa pada masalah Tahap 2: Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar Tahap 3: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Perilaku Dosen Dosen menjelaskan tujuan pembelajaran memotivasi, dan menyajikan masalah. Dosen membimbing dan mengorganisasikan mahasiswa untuk belajar. Dosen mendorong mahasiswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan memperoleh penjelasan dan pemecahan masalah. Dosen membimbing mahasiswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai. Dosen membantu mahasiswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang mereka gunakan. 70

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap-tahap pada siklus I diawali dengan perencanaan dengan menganalisis dan mendiskusikan konsep-konsep yang berkaitan dengan topik Kinematika dan Dinamika Partikel, merancang model pembelajaran berbasis masalah (bahan ajar, silabus, RPP, SAP, menyiapkan instrumen ( pedoman observasi dan tes hasil belajar, menyusun LKM (lembaran kerja mahasiswa), dan menyusun lembar kinerja mahasiswa. Tahap pelaksanaan, dosen memberikan tes awal kemudian menerapkan model PBL dan sesudah pembelajaran melakukan tes akhir pada setiap siklus. Selama proses pembelajaran, kegiatan dosen dan mahasiswa diamati oleh dua orang observer. Selama proses perkuliahan, kinerja mahasiswa pada saat melakukan eksperimen diamati melalui lembar observasi. Hasil observasi kinerja mahasiswa pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada Gambar 1. Indikator Kinerja (%) 100 80 60 40 20 0 90 86 95 61 56 59 P1 P2 P3 Siklus I Siklus II 84 85 71 62 51 58 P4 P5 Rerata Indikator Kinerja Gambar 1. Persentase Kinerja Mahasiswa Berdasarkan Indikator pada Siklus I dan Siklus II. Indikator P1= Representasi Masalah; P2=Perencanaan; P3=Pelaksanaan; P4=Pengkomunikasian; dan P5=Pengevaluasian Berdasarkan Gambar 1, persentase kinerja mahasiswa pada indikator representasi masalah (P1); perencanaan (P2); pelaksanaan (P3); pengkomunikasian (P4); dan pengevaluasian (P5) pada siklus I secara berturut sebesar 61% %; 56%; 59%; 62% dan 51%. Persentase rerata kinerja mahasiswa sebesar 58%. Berdasarkan kelima indikator kinerja ini, dapat disimpulkan bahwa persentase kinerja mahasiswa pada siklus I masih pada kategori kurang baik. Persentase kinerja mahasiswa pada siklus II untuk masing-masing indikator representasi masalah (P1); perencanaan (P2); pelaksanaan (P3); pengkomunikasian (P4); dan pengevaluasian (P5) secara berturut sebesar 90%; 86%; 95%; 84% dan 71%. Persentase rerata kinerja mahasiswa pada siklus II sebesar 85%. Berdasarkan kelima indikator kinerja ini, dapat disimpulkan bahwa persentase kinerja mahasiswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengann siklus I dan berada pada kategori sangat baik. Rendahnya kinerja mahasiswa pada siklus I karena sebagian besar mahasiswa masih merasa sulit memecahkan masalah sehingga sebagian besar mahasiswa tidak tuntas menyelesaikann tugas-tugas yang ada di Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM). Mahasiswa merasa kebingungan karena belum terbiasaa dihadapkan dengan masalah dan mereka juga merasa kurang percaya diri untuk mempresentasikan hasil karyanya. Selain masalah di atas, kendala yang dihadapi adalah alokasi waktu yang di RPP tidak sesuai dengan pelaksanaan, masih ada penambahan waktu untuk menuntaskan sekali pertemuan. Selain peningkatan kinerja mahasiswa, penerapan model PBL juga memberikan peningkatan terhadap hasil belajar. Hasil belajar dalam aspek kognitif 71

mahasiswa dilihat dari hasil tes yang dilakukan setiap siklus. Tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda pada materi Kinematika dan Dinamika Partikel. Rekapitulasi hasil mahasiswa ditunjukkan belajar kognitif pada Tabel 1. Keberhasilan penelitian sekurang- memperoleh kurangnya 85% mahasiswa nilai lebih besar atau samaa dengan 70. Tabel 1. Rekapitulasi Belajar Mahasiswa No Pencapaian Awal 1 Nilai terendah 40,0 2 Nilai tertinggi 73,33 3 Rerata nilai 59,82 4 Ketuntasan belajar (%) 8,11 5 Ketidaktuntasan belajar 91,89 Penilaian Hasil Siklus I Siklus II 60,0 66,7 73,33 93,33 66,13 89,02 29,73 91,89 70,27 8,11 Berdasarkan Tabel 1, rerata tes awal sebesar 59,82. Tes akhir pada siklus I dan siklusi II secara berturut 66,13 dan 89,02. Pada kondisi awal, rerata nilai mahasiswa sebesar 59, 9,82 dengan % ketuntasan sebesar 8,11%. Rerata nilai mahasiswa pada siklus I sebesar 66,13 dan ketuntasan masih 29,,73% sehingga penelitian tindakan kelas pada siklus I belum memenuhi tolak ukur keberhasilan tersebut sehingga perlu dilakukan siklus II. Pada siklus II, rerata nilai mahasiswa 89,02 dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 91,89%. Peningkatan hasil belajar kognitif dapat dilihat pada Gambar 2. Rerata Tes 100 80 60 40 20 0 59,82 Awal 66,13 Siklus I 89,02 Siklus II Tahapan Penelitian Gambar 2. Diagram Peningkatan Hasil Belajar Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based Learning yang dilaksanakan tahap demi tahap telah dilaksanakan dengan baik. Dalam setiap siklusnya dosen telah memperbaiki setiap kekurangannya sehingga tujuan pembelajaran yang telah direncanakan tercapai, terlihat berdasarkan indikator kinerja pada hasil belajar (tes akhir) sudah melebihi nilai rata-rata 70,00 dan terjadi peningkatan kinerja mahasiswa setiap siklusnya Kegiatan padaa siklus II pada tahap perencanaan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran dengan melakukan perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu terutama untuk menghindari terjadinya kendala yang dialami pada siklus I. Kelemahan di siklus I diatasi melalui bimbingan dosen dengan memberikan arahan-arahajelas yang lebih dan lebih memotivasi mahasiswa. Mahasiswa disarankan agar mempersiapkan dirii sebelum dimulai proses pembelajaran dengan banyak membaca buku dan referensi lain yang mendukung pembelajaran. Kegiatan padaa siklus II, kendala sudah seminimal mungkin. Mahasiswa 72

sudah dapat bekerja sesuai dengan prosedur. Kinerja mereka dalam tahap pemecahan masalah sudah lebih baik. Hasil belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, hal ini bisa terjadi karena kinerja mahasiswa semakin baik. Mahasiswa juga semakin terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan dan pengetahuan mereka semakin bertambah karena adanya usaha mereka mencari sumber referensi yang lain selain dari buku yang ada. Dengan penerapan model PBL, mahasiswa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan dosen memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Menerapkan model PBL tidak terlepas dari kendala-kendala yang menghambat berjalannya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dosen dan mahasiswa. Kendala-kendala tersebut dilihat dari hasil wawancara dengan dosen dan mahasiswa serta hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yang diantaranya meliputi : 1. Pada saat pembelajaran melalui tahapan model PBL, dosen merasa kesulitan dalam mengorganisir waktu. Hal ini diantisipasi dengan pengaturan waktu yang dicantumkan dalam rencana pembelajaran, selain itu dosen perlu membiasakan diri dalam pengaturan waktu secara konsisten dengan menyusun rencana pembelajaran yang sebelumnya masih jarang diterapkan oleh dosen. 2. Dalam melaksanakan tahapan kegiatan praktikum masih dihadapi kendala belum terbiasanya mahasiswa memecahkan masalah, kemudian dalam pelaksanaannya mahasiswa dimotivasi untuk banyak mencari sumber-sumber informasi yang mendukung untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mereka. 3. Pada tahapan presentasi hasil karya, mahasiswa masih kurang terbiasa tampil menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Mahasiswa masih canggung dalam melaksanakan presentasi sehingga kurang tercipta suasana diskusi antar mahasiswa. Dalam pelaksanannya, hal ini terus ditingkatkan melalui bimbingan dosen dalam setiap siklusnya serta penerapan secara bertahap untuk melatih keberanian mahasiswa. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu perguruan tinggi di Medan terhadap mahasiswa mengenai penerapan pembelajaran Problem Based Learning, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan pembelajaran sebelum diterapkan model PBL sudah menerapkan model pembelajaran tradisonal dengan menggunakan ceramah, bertanya, latihan dan penugasan pembelajaran berpusat pada dosen, dimana dosen kurang membangkitkan mahasiswa untuk aktif bertanya. Hasil belajar mahasiswa sebelum dilakukan penerapan model PBL dinilai masih rendah. 2. Penerapan model PBL pada kelas yang akan diteliti dimungkinkan setelah dilakukan diskusi dengan dosen mengenai pengenalan model PBL yang akan diterapkan sehingga disepakati kerjasama secara kolaboratif dengan dosen sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer. 3. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model PBL dilakukan selama dua siklus dan berjalan sesuai 73

yang direncanakan dengan melakukan perbaikan-perbaikan setiap siklusnya. 4. Kinerja mahasiswa mengalami peningkatan dengan kategori kurang baik pada siklus I meningkat menjadi kategori sangat baik pada siklus II. Hal ini mengindikasikan bahwa tindakan yang dilakukan mampu merangsang mahasiswa untuk aktif memecahkan masalah. 5. Hasil belajar mahasiswa pada aspek kognitif terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I belum memenuhi ketuntasan belajar. Pada siklus II hasil belajar mahasiswa sudah memenuhi ketuntasan belajar. 6. Kesan dan tanggapan dosen melalui wawancara menyatakan bahwa dengan menerapkan model PBL kondisi kelas menjadi lebih aktif, mahasiswa menjadi berani tampil dalam mengungkapkan pendapatnya. Sedangkan kesan dan tanggapan mahasiswa menyatakan bahwa kegiatan belajar jadi lebih menyenangkan dan dapat terlatih memecahkan permasalahan melalui kegiatan praktikum. 7. Kendala-kendala yang dihadapi dalam menerapkan model PBL dalam kegiatan pembelajaran dilihat dari hasil wawancara dengan dosen dan mahasiswa serta hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, diantaranya yaitu pada saat pembelajaran melalui tahapan PBL dosen merasa kesulitan dalam mengorganisir waktu, dalam melaksanakan tahapan kegiatan praktikum masih dihadapi dengan kendala keterbatasan alat-alat praktikum, kemudian pada tahapan presentasi hasil praktikum, mahasiswa masih kurang terbiasa tampil menyampaikan pendapatnya di depan kelas. Mahasiswa masih canggung dalam melaksanakan presentasi sehingga kurang tercipta suasana diskusi antar mahasiswa. Saran Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil temuan pada penelitian, maka peneliti mengemukan beberapa saran bagi para peneliti selanjutnya sebagai berikut: 1. Diharapkan penelitian mengenai model pembelajaran PBL ini dapat terus dikembangkan dengan menambah indikator hasil belajar pada tingkatan aspek yang lain dan dilakukan pada materi dan sampel yang lain. 2. Pembelajaran melalui model PBL dengan menggunakan penelitian tindakan kelas ini memuat sederetan tahap yang cukup panjang, sebaiknya dosen dan mahasiswa dapat mengatur waktu dengan tepat agar setiap tahap dapat terselesaikan dengan sempurna. 3. Untuk menunjang kegiatan pembelajaran hendaknya kebutuhan peralatan dan sumber-sumber belajar dapat dilengkapi, khususnya untuk menunjang kegiatan. 4. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada kegiatan refleksi dan analisis hasil setiap siklus perlu diperhatikan juga mengenai pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan dilihat dari hasil tes mahasiswa dan cara dosen menyampaikan materi pembelajarannya, sehingga diharapkan untuk siklus selanjutnya materi pembelajaran sebelumnya sudah tuntas untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran selanjutnya. 74

DAFTAR PUSTAKA Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (eds). (2001). A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing. A Revision of Bloom s Taxonomy of education Objectives. New York: Addisin Wesley. Arends, R. I. (2004). Learning to Teach. 5 th Ed. Boston: McGraw Hill. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2004). Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas. Santyasa, I. W., (2007). Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Makalah. Disajikan dalam Workshop tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Para Guru SMP 2 dan 5 Nusa Penida Klungkung, pada tanggal 30 Nopember s.d 1 Desember 2007 di Nusa Penida. 75