BAB I PENDAHULUAN. Ini tercermin dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

I. PENDAHULUAN. melupakan fakta bahwa sebagian besar kas suatu perusahaan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,

BAB I PENDAHULUAN. modal Indonesia dianjurkan lebih gencar mempersiapkan diri meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan berdirinya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bahayangkara Jaya

digunakan untuk ekspansi perusahaan melalui berbagai kegiatan dimasa terus meningkat setiap periodenya agar mendapat laba terus-menerus demi

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi setiap perusahaan modal kerja sangat penting karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba. Keuntungan yang dicapai perusahaan dibatasi

BAB I PENDAHULUAN. poitif. Bedasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

: Yoga Wicaksana NPM :

BAB I PENDAHULUAN. produktif (Nur Azlina, 2009). Untuk itu, perusahaan memerlukan manajemen

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Kas dan piutang merupakan pos penting karena merupakan elemen dari asset

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penjelasan yang sudah dilakukan pada bab-bab sebelumnya bahwa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat digolongkan menjadi: (a) peusahaan jasa; (b) perusahaan. pabrik (manufaktur); dan (c) peusahaan dagang.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu,

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan atau mengontrol kegiatan operasional berjalan secara efektif.

BAB 5 PENUTUP. keuangan Optik Airlangga Surabaya selama tahun , dapat ditarik

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. operasional sehari-hari disebut modal kerja. melalui hasil penjualan. Uang yang diterima melalui hasil penjualan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Pengaruh Piutang..., Indah, Fakultas Ekonomi 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hal seperti penerapan teknologi dan sistem informasi mutakhir. juga masalah yang berhubungan dengan pesaing perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. efektif, efisien, berhati-hati dalam melakukan pengambilan keputusan. Pengambilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan jumlah penduduk, maka volume kebutuhan terhadap Industri Barang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan keuntungan yang optimal atas usaha yang dijalankan, pemilik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Walter, et.al. (2011:2) menyatakan bahwa laporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu menjalankan kinerja perusahaan dengan baik. perusahaan lebih efektif dan efesien dalam beroperasi. Selain itu manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan secara baik dan maksimal. Dalam hal ini menyebabkan. dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba. Laba yang dicapai dapat dimaksimalkan melalui peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi di Indonesia saat ini sudah tergolong sangat pesat. Ini tercermin dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan. Keadaan ini memaksa para pelaku bisnis dapat produktif dalam menghadapi persaingan yang ada, pihak perusahaan harus memberikan perhatian khusus dalam penggunaan dana. Penyediaan dana dapat berasal dari sumber internal meliputi laba yang ditahan dan sumber eksternal yang meliputi hutang jangka panjang, hutang jangka pendek dan modal. Dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan perlu memenuhi kebutuhan dananya, dengan mengutamakan sumber yang berasal dari dalam, namun karena adanya kebutuhan dana yang makin besar dalam pertumbuhan perusahaan, maka perusahaan dapat menggunakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan yaitu hutang. Hutang adalah kewajiban untuk menyerahkan uang, barang, atau memberikan jasa kepada pihak lain dimasa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi yang telah terjadi dimasa yang lalu atau sebelumnya. Ditinjau dari jangka waktu pelunasannya hutang dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. Dalam mengambil keputusan untuk menggunakan hutang, perusahaan harus memperhatikan perimbangan antara modal sendiri dengan modal luar yang akan digunakan. Jika penggunaan sumber dana luar lebih kecil dari pada modal 1

2 sendiri, maka penggunaan sumber dana luar tersebut layak digunakan, namun jika penggunaan modal luar lebih besar dari pada modal sendiri, maka penggunaan dana tersebut tidak layak untuk digunakan Riyanto (2004:23). Disamping hutang yang harus diberikan perhatian khusus oleh perusahaan, piutang merupakan salah satu indikator dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Pada umumnya piutang timbul akibat dari penjualan secara kredit oleh perusahaan. Salah satu tujuan sebuah perusahaan adalah memperoleh profit yang diperoleh melalui penjualan. Oleh sebab itu, perusahaan berusaha untuk meningkatkan penjualan. Dalam dunia bisnis, banyak perusahaan menawarkan beberapa jenis penjualan kepada konsumennya. Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order barang telah dikirimkan, maka dalam jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada konsumennya. Begitupun pada penjualan jasa, ketika jasa telah digunakan maka dalam jangka waktu tertentu akan timbul piutang pada perusahaan (Siahaan: 2009). Piutang merupakan aktiva lancar yang ada di dalam neraca yang tidak lebih likuid jika dibandingkan dengan kas sebab pada umumnya pencairan piutang telah memiliki tanggal jatuh tempo. Sehingga tidak sewaktu-waktu dapat segera dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan financial perusahaan. Apabila dana perusahaan tertanam dalam bentuk piutang tersebut maka perusahaan tidak dapat lagi memutar dananya untuk kegiatan yang lain sehingga dikhawatirkan perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan financial

3 operasionalnya. Hal ini menyebabkan pengelolaan piutang menjadi begitu penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Manajemen piutang yang menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian piutang dan pengumpulan piutang sangatlah penting.semakin besar proporsi penjualan yang dilakukan secara kredit maka semakin besar pula jumlah investasi yang dilakukan dalam bentuk piutang. Semakin besar piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dimiliki perusahaan dengan adanya kredit macet. Akan tetapi bersamaan dengan itu akan besar pula kesempatan perusahaan dalam memaksimalkan laba. Alasan terkuat suatu perusahaan memberikan piutang kepada pelanggan adalah demi peningkatan perolehan laba guna memenangkan persaingan industri, maka haruslah diperhatikan oleh perusahaan bahwa perolehan laba yang besar tidak bisa dijadikan sebagai tolok ukur penilaian atas efisiensi kerja perusahaan tersebut. Yang terpenting adalah bagaimana perusahaan lebih mengarahkan usahanya untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal untuk mengukur efisiensi kinerjanya (Riyanto, 2005:37). Piutang harus dikelolah dengan baik melalui penerapan manajemen piutang yang tepat. Hal ini diharapkan dapat menjamin kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan harus mengelolah piutangnya dengan sebaik mungkin yaitu bagaimana kebijaksanaan perusahaan mengenai piutang, karena dengan mengelolah piutang dengan baik maka perusahaan akan dapat menghindari krisis keuangan perusahaan yang mungkin saja bisa terjadi.

4 Pengendalian piutang merupakan hal yang sangat penting dan sebenarnya dimulai sebelum adanya persetujuan untuk mengirim barang dagangannya, sampai setelah penyiapan dan penerbitan faktur, dan berakhir dengan penagihan hasil penjualan. Prosedur pengendalian piutang tersebut erat berpengaruh dengan pengendalian penerimaan kas dan pengendalian penagihan dipihak lain agar perusahaan dapat mengefisiensikan profitabilitasnya. Profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas manajemen dalam mengelola asset dan equity yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. Disini perhatian ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tersebut juga umumnya melakukan penjualan dalam bentuk kredit. Para pengamat ekonomi mendapati bahwa penjualan secara kredit sangat efektif dalam meningkatkan volume penjualan perusahaan yang berpotensi besar meningkatkan perolehan labanya juga. Hal ini berdasarkan atas pendapat yang dikemukakan Riyanto (2009:86) bahwa dengan memberikan piutang berarti perusahaan memberikan kesempatan dananya berputar untuk memperoleh lebih banyak lagi jumlah laba. Semakin cepat piutang berputar maka perusahaan semakin cepat dan efisien dalam memutar aktivanya berarti bahwa kesempatan perusahaan memperoleh laba semakin besar.

5 Pada tabel 1.1 dapat dilihat kondisi hutang jangka pendek dan perputaran piutang perusahaan serta pengaruhnya terhadap net profit margin perusahaan sebagai berikut: TABEL 1.1 KONDISI HUTANG JANGKA PENDEK, PERPUTARAN PIUTANG, DAN NET PROFIT MARGIN, PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA No Kode Perusahaan Total Hutang Jangka Pendek Rasio Perputaran Piutang Net Profit Margin(%) Tahun Tahun Tahun 2010 2011 2012 2010 2011 2012 2010 2011 2012 1 ADES 87,225,000,000 75,394,000,000 98,624,000,000 3.76 3.57 6.64 14.47% 8.64% 17.49% 2 AISA 518,294,102,694 911,836,000,000 1,216,997,000,000 4.56 5.51 5.32 10.67% 8.55% 9.23% 3 CEKA 385,079,341,463 367,059,611,424 545,467,085,387 8.16 9.24 6.90 4.12% 7.78% 5.19% 4 DAVO 18,708,526,898 27,377,711,230 354,873,346 24.24 3.85 4.38-1.64% -20.58% -2.23% 5 DLTA 89,396,759,000 96,129,303,000 119,919,552,000 3.46 2.71 3.53 26.66% 26.90% 29.64% 6 INDF 9,859,118,000,000 12,831,304,000,000 13,080,544,000,000 15.41 14.27 13.74 7.69% 11.07% 9,55% 7 MYOR 1,040,333,647,369 1,845,791,716,500 1,924,434,119,144 6.54 6.23 5.59 6.70% 5.12% 7.07% 8 MLBI 632,026,000,000 690,545,000,000 822,195,000,000 11.35 7.65 7.24 24.74% 27.30% 28.93% 9 PSDN 194,443,610,157 180,506,510,703 131,963,607,333 17.07 18.50 10.13 2.77% 1.91% 2.87% 10 ROTI 92,639,122,006 148,209,117,955 195,455,567,772 9.51 9.07 9.91 16.30% 14.25% 12.52% 11 SKLT 49,094,298,504 60,394,533,656 88,824,705,832 9.26 8.19 8.15 1.54% 1.74% 1.98% 12 ULTJ 477,557,754,724 484,341,997,966 493,675,123,900 10.12 8.97 9.62 5.70% 6.11% 12.58% 13 ICBP 2,701,200,000,000 2,988,854,000,000 3,579,487,000,000 10.26 8.79 9.11 9.49% 10.66% 10.60% 14 STTP 170,422,732,529 329,934,183,764 571,296,021,580 8.73 9.03 8.14 5.59% 4.15% 5.81% Jumlah 16,315,538,895,344 21,037,677,686,198 22,869,237,656,294 142.43 115.58 108.39 134.79% 113.60% 177.61% Rata-Rata 1,165,395,635,382 1,502,691,263,300 1,633,516,975,450 10.17 8.26 7.74 13.64% 10.51% 12.86% Berdasarkan kondisi tabel di atas, dapat dipahami bahwa rata-rata hutang jangka pendek perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, jumlah hutang jangka pendek ke 14 perusahaan makanan dan minuman sebesar Rp. 461.877.143.810, kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi Rp. 587.086.070.728 dan pada tahun 2012 juga mengalami kenaikan menjadi Rp. 700.126.728.592. Kondisi perputaran piutang ke 14 perusahaan secara umum mengalami penurunan

6 dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 jumlah perputaran piutang perusahaan sebesar 10,17 kali, kemudian pada tahun 2011 jumlah perputaran piutang perusahaan sebesar 8,26 kali dan pada tahun 2012 jumlah perputaran piutang perusahaan sebesar 7,30 kali. Sedangkan kondisi net profit margin secara rata-rata mengalami kondisi yang berfluktuasi (naik turun). Hal ini bias dilihat dari tahun 2010 dimana rata-rata net profit margin perusahaan adalah sebesar 13,64%, kemudian pada tahun 2011 rata-rata net profit margin perusahaan adalah sebesar 10,51%, dan pada tahun 2012 rata-rata net profit margin perusahaan adalah sebesar 12,86%. Berdasarkan kondisi tabel di atas tingkat hutang jangka pendek dan kondisi perputaran piutang perusahaan sangat mempengaruhi tingkat net profit margin. Oleh karena itu hutang jangka pendek dan perputaran piutang perlu di analisis oleh suatu perusahaan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari suatu perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kalia (2013) yang meneliti tentang pengaruh hutang terhadap profitabilitas pada PT.Semen Gresik Tbk, pada penelitian ini menggunakan variabel hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang (variabel bebas), ROA danroe (variabel terikat). Dari hasil penelitian menunjukan bahwa variabel hutang jangka pendek dan hutang jangka panjangberpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE. Menurut (Munawir), hutang memiliki hubungan negatif terhadap profitabilitas, hal ini sesuai dengan teori pecking order dimana dengan profit yang tinggi maka perusahaan akan dapat memiliki laba ditahan dalam jumlah besar. Laba ditahan ini merupakan cadangan

7 utama yang akan digunakan bila perusahaan akan melakukan investasi untuk pengembangna usaha. Peningkatan laba yang stabildari suatu perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan baik. Demikian juga sebaliknya, penurunan laba dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa perusahaan pertumbuhan laba perusahaan kurang baik. Dimana perusahaaan dengan laba bertumbuh mempunyai kesempatan yang profitabel dalam mendanani aktivitasnya secara internal sehingga perusahaan menghindai untuk menarik dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman. Santoso (2013), dalam penelitiannya perputaran modal kerja dan perputaran piutangg pengaruhnya terhadap profitabilitas pada PT. Pegadaian (PERSERO) menggunakan teknik purposive sampling dengan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011. Objek penelitian ini adalah pada PT. Pegadaian (Pesero) yang berada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran modal kerja dan perputaran piutang dalam mengukur profitabilitas ( NPM) perusahaan. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi berganda menunjukkan bahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap net profit margin. Sedangkan secara parsial perputaran modal kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap net profit margin namun, perputaran piutang memilikki pengaruh yang signifikan terhadap net profit

8 margin. Secara teori Riyanto (2008: 86) menyimpulkan bahwa semakin besar jumlah piutang berarti semakin besar profitability-nya namun bersamaan dengan itu juga berarti semakin besar risiko yang mungkin terjadi atas likuditasnya. Dengan bertambahnya proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, akan bertambah pula jumlah investasi dalam bentuk piutang yang akan juga mempertinggi risiko tidak terbayarnya piutang di masa yang akan datang. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul penelitian: PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK DAN PERPUTARANPIUTANG TERHADAP NET PROFIT MARGIN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh hutang jangka pendek dan perputaran piutang terhadap net profit margin pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Batasan Penelitian Agar pembahasan penelitian ini tidak keluar dari pokok permasalahan, maka penulis dapat menyajikan penelitian sebagai berikut:

9 a. Penulis hanya memfokuskan permasalahan pada hutang jangka pendek dan perputaran piutang dan net profit margin pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Periode penelitian hanya di batasi pada tahun 2010 2012. Diambil dari laporan kuangan, laporan neraca, laporan laba rugi dan laporan terkait pada perusahaan makanan dan minuman yang terdapat diwww.idx.co.id. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh hutang jangka pendek dan perputaran piutang terhadap net profit margin pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Diharapkan dari hasil penelitian ini akan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi perusahaan dalam meningkatkan net profit margin perusahaan. b. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan yang bersangkutan dalam mengevaluasi usaha dan strategi yang sudah dilakukan khususnya masalah net profit margin. c. Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

10 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran secara umum bagian-bagian yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan secara singkat isi masingmasing bab dengan sistematika berikut: BAB I : PENDAHULUAN Menguraikan tentang Latar belakang masalah, Penelitian terdahulu, Perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TELAAH PUSTAKA Pada bab ini merupakan tinjauan pustaka yang menjadi acuan pemahaman teoritis dalam penelitian ini yang terdiri dari landasan teori, hubungan teoritis dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Menguraikan tentang metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini yang meliputi populasi dan sampel, jenis dan sumber data, prosedur pengamabilan data, variabel penelitian dan pengukuran, analisa data dan pengujian hipotesis. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini menyajikan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, aktivitas perusahaan dan yang lainnya. BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang akan meliputi gambaran umum hasil penelitian.

11 BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini dibahas mengenai Kesimpulan dari pembahasan babbab sebelumnya, Keterbatasan dan Saran yang dianggap perlu.