KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO Yati Haryati dan Agus Nurawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat Jl. Kayuambon No. 80 Lembang, Bandung Email : dotyhry@yahoo.com ABSTRAK Budidaya padi dengan menggunakan varietas unggul dan sistem tanam dengan cara legowo merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi padi. Pengkajian dilakukan di Desa Cisaat, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon pada Bulan Juni - Agustus 2010. Pelaksanaan pengkajian di lahan petani dengan ukuran plot 10 m x 10 m, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan (jarak tanam Legowo 2 : 1) yaitu: A = 35 cm x 22 cm x 15 cm; B = 35 cm x 23 cm x 15 cm; C = 35 cm x 24 cm x 15 cm; D = 35 cm x 25 cm x 15 cm; E = 35 cm x 26 cm x 15 cm dengan tiga ulangan. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dengan dosis 40 g, pupuk Urea 1,4 g, pupuk organik cair 40 g, NPK 4 g dan ZA 1,2 g per rumpun. Varietas padi menggunakan Inpari 9. Tujuan penelitian untuk mengetahui jarak tanam dengan cara tanam legowo yang sesuai untuk penanaman padi Varietas Inpari 9. Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan pada 45 dan 65 HST, dan komponen hasil (jumlah gabah isi dan jumlah gabah hampa per malai), dan produksi (kg/ha) diamati pada saat panen. Data yang diperoleh dianalisis dengan Sidik Ragam pada taraf uji 5%. Apabila Uji F menunjukkan beda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5% (Gomez and Gomez, 2007). Jarak tanam pada cara tanam sistem legowo 25 cm x 15 cm x 35 cm memberikan produksi yang tertinggi pada Varietas Inpari 9. Kata kunci : Varietas unggu baru, legowo ABSTRACT Rice cultivation using high yielding varieties and cropping systems legowo way is one way to increase rice production. Studies conducted in the village of Cisaat, Sub District Dukupuntang, Cirebon District in June - August 2010. The assessment in farmers' fields with plot size of 10 mx 10 m, using Randomized Complete Blok Design (RCBD) with 5 treatments (Legowo spacing of 2 : 1) A = 35 cm x 22 cm x 15 cm; B = 35 cm x 23 cm x 15 cm; C = 35 cm x 24 cm x 15 cm; D = 35 cm x 25 cm x 15 cm; E = 35 cm x 26 cm x 15 cm with three replications. Fertilization is done by using organic fertilizer dose of 40 g, 1.4 g urea, 40 g liquid organic fertilizer, NPK ZA 4 g and 1.2 g hill -1. Rice varieties using Inpari 9. The purpose of research to determine spacing by planting appropriate legowo in rice plants Variety Inpari 9. Parameters observed plant height, number of tillers at 45 and 65 days after planting, and yield components (number of filled grain and grain number per panicle empty), and production (kg ha -1 ) was observed at the time of harvest. The data were analyzed randomized block design on a 5% level test. If the F test showed significant difference then followed by Duncan Multiple Test Distance (Duncan's Multiple Range Test) at level 5% (Gomez and Gomez, 2007). Spacing on how cropping systems legowo 25 cm x 15 cm x 35 cm gave the highest production of varieties Inpari 9. Key words : New varieties, legowo 21
PENDAHULUAN Permintaan terhadap beras terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, sedangkan luas lahan sawah semakin menurun akibat adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri. Salah satu upaya untuk peningkatan produksi padi melalui penerapan teknologi yang sesuai dengan kondisi wilayah setempat. Introduksi teknologi dengan menerapkan komponen teknologi pengelolaan tanaman terpadu yaitu sistem tanam jajar legowo, penggunaan bahan organik, pemupukan N, P dan K berdasarkan rekomendasi. Peningkatan produksi padi nasional yang berkelanjutan harus memperhatikan kondisi lingkungan setempat dan pemilihan komponen teknologi yang tepat (Makarim dan Las, 2005). Budidaya padi dengan menggunakan varietas unggul dan sistem tanam dengan cara legowo merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi padi. Penggunaan varietas unggul baru mempunyai peran penting dalam peningkatan kuantitas dan kualitas produksi padi (Badan Litbang, 2007). Cara tanam dengan sistem legowo mempunyai beberapa keuntungan yaitu tanaman berada pada bagian pinggir sehingga mendapatkan sinar matahari yang optimal yang menyebabkan produktivitas tinggi, memudahkan dalam pengendalian gulma dan hama/penyakit, penggunaan pupuk lebih efektif dan adanya ruang kosong untuk pengaturan saluran air (Sirrapa, 2011). Untuk mendapatkan hasil yang optimal penggunaan varietas unggul harus ditanam pada kondisi lingkungan yang cocok supaya hasil yang diperoleh sesuai dengan potensi genetiknya (Makarim dan Las, 2005). Jarak tanam pada budidaya padi dengan sistem tanam pindah merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting sebagai penentu tercapainya peningkatan produksi. Dengan jarak tanam yang sangat rapat biaya produksi meningkat dan apabila sangat lebar populasi tanaman menurun pada akhirnya mengakibatkan hasil panen menurun (Suparwoto, 2010). Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui ketepatan dalam penentuan pemilihan inovasi teknologi, potensi sumberdaya lahan dan pengelolaan secara teknis. Oleh karena itu perlu adanya kajian inovasi teknologi yang sesuai dengan kondisi wilayah setempat sehingga peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui perbaikan budidaya padi dengan menggunakan varietas unggul baru dan sistem tanam cara legowo. Tujuan dari pengkajian untuk mengetahui jarak tanam dengan cara tanam legowo yang sesuai untuk penanaman padi Varietas Inpari 9. 22
METODOLOGI Pengkajian dilakukan di Desa Cisaat, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon pada Bulan Juni - Agustus 2010. Pelaksanaan pengkajian di lahan petani dengan ukuran plot 10 m x 10 m, menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAK) dengan 5 perlakuan (jarak tanam Legowo 2 :1) yaitu A = 35 cm x 22 cm x 15 cm; B = 35 cm x 23 cm x 15 cm; C = 35 cm x 24 cm x 15 cm; D = 35 cm x 25 cm x 15 cm; E = 35 cm x 26 cm x 15 cm (jarak tanam sistem jajar legowo yang digunakan oleh petani setempat) dengan tiga ulangan. Pengolahan tanah sempurna dengan bajak dua kali dan garu satu kali sampai terjadi pelumpuran. Pemeliharaan bibit di persemaian dilakukan intensif dengan cara pemberian air irigasi sesuai kebutuhan, pemberian pupuk Urea, SP36 dan KCl yang tepat (masing-masing 15 g m -2 dan pengendalian hama penyakit berdasarkan konsep PHT. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dengan dosis 40 g, pupuk Urea 1,4 g, pupuk organik cair 40 g, NPK 4 g dan ZA 1,2 g per rumpun. Varietas padi menggunakan Inpari-9. Aplikasi pupuk dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perlakuan dan Aplikasi pupuk Perlakuan Jarak tanam* Pupuk Organik Pupuk Dasar Pupuk Susulan I Pupuk Susulan II Urea Urea POC NPK ZA A Legowo 2 : 1 40 1.4 1.4 40 4 1.2 B Legowo 2 : 1 40 1.4 1.4 40 4 1.2 C Legowo 2 : 1 1.4 1.4 40 4 1.2 D Legowo 2 : 1 40 1.4 1.4 40 4 1.2 E Legowo 2 : 1 40 1.4 1.4 40 4 1.2 Keterangan : *A = 35 cm x 22 cm x 15 cm; B = 35 cm x 23 cm x 15 cm; C = 35 cm x 24 cm x 15 cm; D = 35 cm x 25 cm x 15 cm; E = 35 cm x 26 cm x 15 cm Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan pada 45 dan 65 HST, dan komponen hasil (jumlah gabah isi dan jumlah gabah hampa per malai), dan produksi (kg/ha) diamati pada saat panen. Data yang diperoleh dianalisis dengan Sidik Ragam pada taraf uji 5%. Apabila Uji F menunjukkan beda nyata maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5% (Gomez and Gomez, 2007). 23
HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaan Agronomis Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tinggi tanaman dan jumlah anakan padi varietas Inpari 9 dengan cara tanam sistem jajar legowo dengan menggunakan beberapa ukuran jarak tanam pada umur 45 dan 65 HST tidak berbeda nyata. Sistem tanam cara legowo dengan jarak tanam yang beda tidak mempengaruhi tinggi tanaman dan jumlah anakan, hal ini diduga bahwa jarak tanam yang diuji memberikan ruang yang sama untuk pertumbuhan tanaman padi pada fase vegetatif. Tabel 2. Tinggi Tanaman dan Jumlah Anakan Padi Varietas Inpari 9 Perlakuan Tinggi Tanaman (HST) Jumlah Anakan (HST) 45 65 45 65 A 66.49 a 81.66 a 16.52 a 17.00 a B 67.99 a 87.42 a 16.20 a 17.36 a C 62.40 a 79.79 a 15.32 a 16.20 a D 65.77 a 84.91 a 17.84 a 18.16 a E 70.48 a 89.85 a 18.76 a 19.40 a Keterangan : *A = 35 cm x 22 cm x 15 cm; B = 35 cm x 23 cm x 15 cm; C = 35 cm x 24 cm x 15 cm; D = 35 cm x 25 cm x 15 cm; E = 35 cm x 26 cm x 15 cm Budidaya padi dengan menggunakan cara tanam legowo 2 : 1, semua barisan tanaman seakan-akan berada di pinggir pematang dan mempunyai ruang kosong yang cukup sehingga mengurangi persaingan setiap tanaman dalam mendapatkan cahaya, udara dan air, oleh karena itu pertumbuhan tanaman optimal sehingga hasilnya tinggi (Deptan, 2007). Komponen hasil dan Hasil Jumlah gabah isi per malai tanaman padi varietas Inpari 9 pada cara tanam sistem legowo dengan menggunakan jarak tanam 35 cm x 23 cm x 15 cm (perlakuan B) paling tinggi dibanding jarak tanam pada perlakuan A, C, D dan E dan jumlah gabah hampa per malai paling tinggi perlakuan E pada jarak tanam 35 cm x 26 cm x 15 cm. Cara tanam legowo dengan jarak tanam 35 cm x 23 cm x 15 cm meskipun jumlah gabah isi per malainya paling tinggi tetapi produksinya paling rendah, hal ini disebabkan karena jumlah malainya sedikit. Sedangkan produksi padi paling tinggi menggunakan cara tanam sistem jajar legowo dengan jarak tanam 35 cm x 25 cm x 15 cm (perlakuan D), meskipun jumlah gabah isinya lebih rendah dibanding perlakuan B, tetapi jumlah malainya lebih banyak. 24
Cara tanam sistem legowo 2 : 1 mempunyai jumlah anakan produktif per m 2 meningkat pada beberapa genotipe padi (Kusumawardana dan Aswidinnoor, 2010).) Populasi tanaman semakin rapat menyebabkan jumlah gabah total, isi dan hampa per rumpun menurun, tetapi jumlah malai per m 2 mengalami peningkatan (Makarim et al., 2005). Pertumbuhan tanaman sistem tanam jajar legowo lebih baik dibandingkan dengan sistem tegel, hal ini diakibatkan karena pengaruh dari beberapa keuntungan sistem tanam jajar legowo (Sirrapa, 2011). Tabel 3. Komponen Hasil dan Produksi Padi Varietas Inpari 9 Perlakuan Jumlah gabah isi Jumlah gabah hampa Produksi per malai per malai ubinan (kg) GKG A 128,33 b 37,00 ab 18,27 c B 170,67 a 28,00 ab 15,23 d C 70,33 c 31,33 ab 39,17 b D 106,67 b 23,00 b 41,13 a E 124,00 b 47,33 a 19,53 c Keterangan : *A = 35 cm x 22 cm x 15 cm; B = 35 cm x 23 cm x 15 cm; C = 35 cm x 24 cm x 15 cm; D = 35 cm x 25 cm x 15 cm; E = 35 cm x 26 cm x 15 cm Ukuran ubinan = 10 x 10 m 2 Produksi ubinan padi varietas Inpari 9 pada cara tanam sistem legowo dengan jarak tanam 35 cm x 25 cm x 15 cm tertinggi yaitu sebesar 41,13 kg, sedangkan produksinya paling rendah pada jarak tanam 35 cm x 23 cm x 15 cm. Pertumbuhan padi Inpari 9 dapat beradaptasi dengan baik pada cara tanam sistem legowo dengan jarak tanam yang tidak terlalu sempit dan lebar, hal ini dapat dilihat pada jarak tanam lebih lebar yaitu 26 cm x 15 cm x 35 cm produksinya lebih rendah, hal ini terjadi juga pada jarak tanam lebih sempit yaitu 35 cm x 22 cm x 15 cm dan 35 cm x 23 cm x 15 cm. Gambar 1. Produksi Padi Inpari 9 pada Beberapa Cara Tanam Sistem Legowo 2 : 1 Keterangan : A = 35 cm x 22 cm x 15 cm; B = 35 cm x 23 cm x 15 cm; C = 35 cm x 24 cm x 15 cm; D = 35 cm x 25 cm x 15 cm; E = 35 cm x 26 cm x 15 cm Berdasarkan Gambar 1. dapat dilihat bahwa Inpari 9 pada cara tanam legowo 2 : 1 dengan jarak tanam 35 cm x 25 cm x 15 xm x produksinya paling tinggi (4.110 kg/ha), 25
hal ini menunjukkan bahwa pada kondisi wilayah setempat cocok ditanam Inpari 9 dengan jarak tanam tersebut. Hal ini diduga pada jarak tanam tersebut banyak ruang yang kosong, sehingga dapat mengurangi kompetisi untuk mendapatkan cahaya, udara dan air serta ruang kosong berupa lorong yang memanjang pada sistem tanam legowo akan meningkatkan intersepsi cahaya dan CO2 ke dalam pertanaman sehingga perkembangan, pertumbuhan dan pembentukan biji lebih optimal. Perbaikan sistem tanam diharapkan dapat meningkatkan lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman dan menggunakan varietas unggul baru merupakan salah satu terobosan teknologi yang bisa diadopsi oleh petani secara luas dan dapat meningkatkan produksi padi untuk tercapainya swasembada beras (Arapah, 2006). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Cara tanam sistem jajar legowo pada beberapa jarak tanam yang diuji memberikan pengaruh yang sama pada fase vegetatif (tinggi tanaman dan jumlah anakan). Produksi tertinggi varietas Inpari-9 (4.110 kg/ha) dengan jarak tanam 35 cm x 25 cm x 15 cm. Saran Untuk peningkatan produksi padi harus menggunakan varietas unggul baru dengan perbaikan teknis budidaya sesuai dengan kondisi wilayah setempat. 26
DAFTAR PUSTAKA Arafah. 2006. Kajian Berbagai Sistem Tanam Pada Dua Varietas Unggul Baru Padi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Sawah. Jurnal Agrivigor, 6 (1) : 18-25. Badan Litbang Pertanian. 2007. Pedoman Umum Produksi Benih Sumber Padi. Badan Litbang Pertanian. Departemen Pertanian. 37 hal. Deptan. 2007. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Departemen Pertanian. Jakarta. 28 hal. Gomez and Gomez. 2007. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Edisi Kedua. Universitas Indonesia (UI Press). Kusumawardani, Y. dan Aswidinnoor. 2010. Potensi Produksi Galur Harapan Padi Sawah Tipe Baru IPB Dengan Sistem Budidaya Legowo. Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Makarim, A.K. dan I. Las. 2005. Terobosan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Irigasi melalui Pengembangan Model Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Hal. 115-127. Makarim, A.K., E. Suhartatik, dan Ikhwani. 2005. Optimalisasi komponen hasil varietas padi. Laporan akhir. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. 80 hlm. Sirrapa, P.M. 2011. Kajian Perbaikan Teknologi Budidaya Padi melalui Penggunaan Varietas Unggul Dan Sistem Tanam Jajar Legowo Dalam Meningkatkan Produktivitas Padi Mendukung Swasembada Pangan. Jurnal Budidaya Pertanian, 7 (2) : 79-86. Suparwoto. 2010. Penerapan Sistem Tanam Legowo Pada Usahatani Padi Untuk Meningkatkan Produksi Dan Pendapatan Petani. Jurnal Pembangunan Manusia, 10 (1). 27