BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah perusahaan, struktur organisasi, serta tujuan perusahaan. Dalam bab ini dilakukan juga pembahasan mengenai perbandingan dan perhitungan PPh pasal 21 metode yang di tanggung perusahaan dengan metode tunjangan pajak. 4.1.1. Sejarah Perusahaan Soehendro Perusahaan Soehendro didirikan di Jl. Arjuno Surabaya kemudian dipindahkan di Jl. Ngasinan Indusrti No 9 Gresik sejak tahun 2000 dengan modal awal sebesar Rp. 500.000.000. Perusahaan Soehendro bergerak dibidang komponen sepeda yang bermerk Bmx mempunyai Sejarah dari bmx itu sendiri, disini saya coba mengangkat cerita tentang asal usul dari brand bmx yang terkenal itu. Awal mula mengikuti ayahnya ke pertanian, kemudian pendiri perusahaan Soehendro ini magang bekerja di sebuah pabrik besi setelah lulus sekolah menengah. Kemudian, ia memulai membuat perusahaannya sendiri, dan produk pertama yang dibuat adalah sepeda. Dalam sepuluh tahun, Bmx telah mengekspor produknya sampai ke Cina. Bisnis ini didirikan Resmi sebagai perusahaan terbatas. Produk Bmx ini juga disebut sebagai pengubah kecepatan eksternal. Derailleur adalah mekanisme yang memindahkan rantai sepeda dari roda gigi pada gigi pada sepeda yang memiliki sampai dengan 10 kecepatan ataupun 49
50 sejenisnya. Tahun berikutnya, perusahaan ini mulai memproduksi internal gearing 3 kecepatan, merupakan mekanisme yang ditutupi dalam pusat roda belakang. Pengubah kecepatan internal ini diperkenalkan ke pasar AS beberapa tahun kemudian dan segera menjadi standar untuk tiga kecepatan sepeda. Pada tahun 2003, Bmx memasang dan menempa dengan semangat kuat dan kerja keras agar memungkinkan produk produk yang dihasilkan bisa lebih efisien. Bmx akhirnya berubah alih manajemen bisnis untuk ketiga putranya. Meskipun perusahaan membuat rem dan komponen lain, Bmx menolak untuk memproduksi sepeda lengkap. Sampai dengan sekarang Bmx hanya memproduksi Part sepeda dengan berbagai tingkatan dan teknologi sesuai dengan peruntukannya. 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan Soehendro Visi : Menjadi Perusahaan yang terbaik di Kawasan Indonesia dengan dukungan manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat. Misi: - Menjadi perusahaan yang dihargai dan terkemuka di Indonesia. - Menjadi Perusahaan yang nomer 1 di mata masyarakat Indonesia.
51 4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan Soehendro Bagan Struktur Organisasi menggambarkan susunan, isi dan luas cakupan organisasi suatu perusahaan,serta menjelaskan posisi daripada fungsi beserta tugas maupun kewajiban setiap fungsi, hubungan kerja dan tanggung jawab yang jelas. Adapun tugas dan tanggung jawab dari elemen organisasi pada struktur orgnisasi tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Pemegang Saham atau Owner Pemegang saham atau owner adalah pemilik modal yang membiayai semua modal yang harus di keluarkan untuk kebutuhan perusahaan tersebut serta berhak mengetahui setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Direktur Dibawah ini merupakan tugas tugas dari seorang direktur: Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan Memilih, menetapkan, mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian (manajer) Menyetujui anggaran tahunan perusahaan Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan
52 3. Manajer Umum Manager yang memiliki tanggung jawab seluruh bagian / fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi. Manager memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai Beberapa atau seluruh manager fungsional. 4. Staff Administrasi Tugas utama bagi seorang staff administrasi adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyedia fasilitas dan layanan administrasi perkantoran, sesuai yang berlaku untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan. Tanggung Jawab Utama melaksanakan aktifitas penyiapan ruang kerja dan peralatan kantor untuk seluruh pegawai, untuk memastikan ketersediaan ruangan kerja dan peralatan kantor bagi setiap pekerja sesuai dengan jenis pekerjaan dan jabatan. Melaksanakan kegiatan surat-menyurat, dokumentasi dan pengarsipan, untuk memastikan dukungan administarasi bagi kelancaran kegiatan seluruh karyawan. Membuat rencana dan mengevaluasi kerja harian dan bulanan untuk memastikan tercapainya kualitas target kerja yang dipersyaratkan dan sebagai bahan informasi atasan. Membuat perkiraan biaya tahunan yang berkaitan dengan kegiatan office administration, sebagi rekomendasi pembuatan anggaran departement General Affair. melaksankanakan akan adanya kebutuhan dan pengadaan alat tulis kantor, peralatan kantor, peralatan kenersihan dan keamanan kantor serta layanan photocopy dan penjilidan.
53 5. Supervisor Tugas dari supervisor sendiri berada di level tengah yaitu, diantara para atasan pembuat kebijakan dan diantara para staff pelaksana rutinitas dilapangan. Dengan fungsi kerja yang berada diantara itu, maka tugas utama supervisor adalah melakukan supervisi terhadap para staff pelaksanan rutinitas aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari.supervisor adalah level kepemimpinan yang tidak boleh membuat kebijakan yang bersifat strategis, tapi hanya menerjemahkan dan meneruskan kebijakan strategis atasannya kepada para bawahan untuk dikerjakan secara efektif dan produktif. Oleh karena itu seorang supervisor harus memiliki kompetensi berkualitas tinggi yang mencangkup keterampila membangun relasi diantara atasan dan bawahan, keterampilan terhadap fungsi dan peran kerja agar mampu bekerja secara optimal, kreatif, efektif, berkualitas, produktif, efisien, bersinergi, dan cerdas melakukan supervisi terhadap bawahan. 6. Retail Market / Project Tugas dari retail market/project dalam suatu perusahaan adalah menjual hasil produksi perusahaan dengan menggunakan berbagai macam strategi, agar barang yang dihasilkan perusahaan dapat bersaing dengan barang lain dan dapat diterima oleh konsumen sehingga nantinya barang tersebut laku terjual dan dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
54 7. Staff / Karyawan Tugas dari staf atau karyawan dalam sebuah perusahaan adalah melakukan pekerjaan yang ditugaskan oleh supervisor yang dapat menguntungkan perusahaan.
55 Pemegang Saham Direktur Utama Manajer Umum Staff Administrasi Retail Market/Project Supervisor Staff/Karyawan Produksi Staff/Karyawan Pengepakan dan Gudang Staff/Karyawan Pengiriman Gambar 4.1.3 Struktur Organisasi CV. Soehendro
56 4.1.4. Gambaran Umum Kegiatan CV. Soehendro CV. Soehendro dalam aktivitas operasionalnya menjalankan usaha-usaha dalam bidang komponen sepeda pancal dengan menyediakan produk dan layanan sebagai berikut: CV. Soehendro memberikan produk yang terdiri dari : Sepeda Bmx Hammer Invation Sepeda Bmx Pegasus raceback Sepeda Bmx Pegasus Storm Sepeda Bmx Pegasus Fire, dll. 4.2. Analisa Data Suatu perusahaan dapat dikatakan stabil apabila perusahaan tersebut mampu mengatur semua sistem manajemen perusahaannya, termasuk manajemen sumber daya manusianya, karena sumber daya manusia yang handal dan professional akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kemajuan perusahaan itu sendiri. Selain itu perusahaan tersebut juga harus dapat mengolah dan memanage sistem keuangannya agar perusahaan itu dapat terus berkembang dan kesejahteraan karyawannya bisa terjamin. Salah satu cara agar dapat menjadi perusahaan yang stabil adalah meminimalkan beban pajak.
57 TABEL 4.1 LAPORAN DATA PERHITUNGAN PPh. Ps. 21 KARYAWAN TAHUN 2011 ( DALAM RUPIAH ) No. Nama Status Gaji Sebulan Tunjangan lainnya Gaji Netto setahun PTKP PKP PPH 21 terutang/bln 1 Pegawai 1 K/1 2,200,000 300,000 28,500,000 18,480,000 10,020,000 41,750 2 Pegawai 2 K/1 2,200,000 300,000 28,500,000 18,480,000 10,020,000 41,750 3 Pegawai 3 K/1 2,200,000 300,000 28,500,000 18,480,000 10,020,000 41,750 4 Pegawai 4 K/2 2,000,000 150,000 24,510,000 19,800,000 4,710,000 19,625 5 Pegawai 5 K/2 2,000,000 150,000 24,510,000 19,800,000 4,710,000 19,625 6 Pegawai 6 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 7 Pegawai 7 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 8 Pegawai 8 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 9 Pegawai 9 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 10 Pegawai 10 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 11 Pegawai 11 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 12 Pegawai 12 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 13 Pegawai 13 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 14 Pegawai 14 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 15 Pegawai 15 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 16 Pegawai 16 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 17 Pegawai 17 TK/0 1,500,000 300,000 20,520,000 15,840,000 4,680,000 19,500 Jumlah 28,600,000 4,800,000 380,760,000 285,120,000 95,640,000 398,500 Sumber : Data Perusahaan Berdasarkan penghasilan karyawan pada tabel diatas gaji untuk seluruh karyawan rata-rata sebesar Rp 28.600.000 dan tunjangan lainnya 5 % x gaji sebulan sebesar Rp. 4.800.000. Untuk PTKP sebesar Rp. 285.120.000, sedangkan untuk PKP-nya sebesar Rp. 95.640.000 dan PPh pasal 21 terutang metode ditanggung perusahaan untuk semua karyawan sebesar Rp. 398.500.
58 4.2.1. Laporan Laba Rugi Perusahaan Pada laporan laba rugi tanpa perencanaan pajak, dilakukan dengan cara penjualan dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor, kemudian laba kotor dikurangi biaya-biaya yang menghasilkan laba bersih yang masih belum dilakukan koreksi fiskal. Langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu mengurangi laba bersih sebelum koreksi fiskal dengan pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak. Untuk lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel 4.2 berikut :
59 Tabel 4.2 Laporan Laba - Rugi Per 31 Desember 2011 (Sebelum Tax Planning ) ( Dalam Rupiah ) PENJUALAN 2.000.000.000 HARGA POKOK PENJUALAN 1.000.000.000 LABA ( RUGI ) KOTOR 1.000.000.000 BIAYA ADMIN & UMUM BIAYA GAJI BIAYA PENJUALAN 380.760.000 150.000.000 BIAYA PERALATAN KANTOR 15.000.000 BIAYA TELPON 10.000.000 BIAYA LISTRIK 15.000.000 BIAYA PENGOBATAN 8.000.000 BIAYA AIR 20.000.000 BIAYA PEMELIHARAAN INVENTARIS KANTOR 30.000.000 BIAYA KONSUMSI 10.000.000 PPh 21 KARYAWAN 4.782.000 JUMLAH BIAYA ADMIN & UMUM LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK PAJAK BADAN ( 50% X 12,5% X Rp. 356.458.000 ) LABA / ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK 643.542.000 356.458.000 44.557.250 311.900.750 Sumber : CV. Soehendro
60 Dari laporan keuangan CV. Soehendro diketahui untuk laba kotornya sebesar Rp. 1.000.000.000. Untuk perhitungannya total semua biaya-biaya yang dikeluarkan guna memenuhi kewajiban perpajakannya sebesar Rp. 643.542.000. Dari perhitungan di atas dalam CV. Soehendro diketahui untuk laba sebelum perencanaan pajak sebesar Rp. 356.458.000 sehingga sesuai perhitungan badan menurut undang-undang jumlah pajak badannya sebesar Rp. 44.557.250 dan menghasilkan laba bersih setelah pajak tetapi belum dikoreksi fiskal sebesar Rp. 311.900.750. Dalam hal ini CV. Soehendro melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan kewajiban yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pengisian SPT yang dibayarkan melalui SSP paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan pelaporan SPT paling lambat pada tanggal 20 bulan berikutnya. 4.2.2 Rekonsiliasi Fiskal Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2008 menjelaskan bahwa koreksi fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak sebelum menghitung pajak penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak). Biaya pajak PPh pasal 21 perusahaan dikoreksi fiskal positif artinya dalam perlakuan perusahaan itu sendiri biaya pajak PPh pasal 21 boleh diakui sebagai biaya namun dalam peraturan perpajakan biaya pajak PPh pasal 21 tidak boleh diakui sebagai biaya tetapi harus dikoreksi fiskal yang artinya tidak boleh dibiayakan sehingga akan mengakibatkan laporan keuangan perpajakan laba semakin bertambah yang akan berdampak pajak badan juga
61 akan lebih besar, untuk lebih lengkapnya laporan biaya-biaya yang harus dikoreksi fiskal seperti pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 LAPORAN LABA - RUGI " FISKAL " PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2011 KETERANGAN KOMERSIAL KOREKSI FISKAL POSITIF NEGATIF FISKAL PENJUALAN 2.000.000.000 2.000.000.000 HARGA POKOK PENJUALAN (1.000.000.000) - - (1.000.000.000) LABA BRUTO... 1,000,000,000 - - 1,000,000,000 BIAYA ADM & UMUM : BIAYA GAJI KARYAWAN 380,760,000 - - 380,760,000 BIAYA PENJUALAN 150,000,000-150,000,000 BIAYA PERALATAN KANTOR 15,000,000 - - 15,000,000 BIAYA TELPON 10,000,000 5,000,000-5,000,000 BIAYA LISTRIK 15,000,000 - - 15,000,000 BIAYA PENGOBATAN 8,000,000 2,000,000-6,000,000 BIAYA AIR 20,000,000-20,000,000 BIAYA INVENTARIS KANTOR 30,000,000 - - 30,000,000 BIAYA KONSUMSI 10,000,000 - - 10,000,000 PPh 21 KARYAWAN 4,782,000 4,782,000 - - JUMLAH BIAYA ADM & UMUM 643,542,000 11,782,000-631,760,000 LABA USAHA SEBELUM PAJAK 356,458,000-368,240,000 PAJAK PENGHASILAN BADAN ( 50 % X 12,5 % X Rp. 368.240.000) (44.557.250) - (46.030.000) LABA USAHA SETELAH PAJAK 311,900,750-322,210,000 Sumber : Data Olahan Penulis
62 Dalam perhitungan ini diketahui laporan biaya-biaya administrasi dan umum ada biaya PPh 21 karyawan, memang dalam penyajian laporan keuangan ini, oleh perusahaan biaya PPh pasal 21 bulanan dimasukkan kedalam akun biaya karena untuk memudahkan agar bisa membedakan antara biaya yang benar-benar bisa diakui sebagai biaya perusahaan itu sendiri dengan biaya yang benar-benar tidak bisa diakui sebagai biaya oleh perusahaan karena koreksi fiskal. Dalam rekonsiliasi fiskal diatas, biaya-biaya yang dikoreksi disebut dengan beda tetap. Tabel 4.4 dibawah ini menjelaskan beda tetap dari CV. Soehendro. Tabel 4.4 Beda Tetap Beda Tetap Tahun 2011 Biaya Telpon Rp. 5.000.000 Biaya Pengobatan Rp. 2.000.000 Total Rp. 7.000.000 Sumber : Data Perusahaan
63 4.2.3 Penerapan perencanaan Pajak Hal yang dilakukan dalam penerapan perencanaan pajak adalah: 1. Untuk biaya telpon perusahaan boleh diakui sebagai biaya asalkan tidak digunakan untuk kepentingan pribadi. Apabila pada biaya tersebut ada yang dipergunakan untuk kepentingan pribadi, maka biaya tersebut harus dikoreksi. 2. Perusahaan memperhatikan kesehatan para karyawannya dan menanggung biaya pengobatan para karyawannya. Dalam perpajakan, biaya pengobatan karyawan tidak diakui sebagai biaya sehingga perusahaan menjadikan biaya tersebut sebagai tunjangan kesehatan agar dapat dikurangkan sebagai biaya oleh perusahaan. 4.3 Interpretasi 4.3.1. Penghitungan Laporan Laba Rugi Setelah Perencanaan Pajak Pada laporan laba rugi dengan perencanaan pajak atau tax planning, dilakukan sama dengan yang dilakukan pada laporan laba rugi tanpa perencanaan pajak, yaitu penjualan dikurangi harga pokok penjualan menghasilkan laba kotor, kemudian laba kotor dikurangi biaya-biaya sehingga menghasilkan laba bersih yang sudah dikoreksi fiskal. Setelah dilakukan koreksi fiskal akan didapat laba kena pajak, kemudian selanjutnya menghitung pajak yang harus dibayar. Dan langkah terakhir yang harus dilakukan yaitu mengurangi laba bersih sebelum koreksi fiskal dengan pajak yang harus dibayar sehingga menghasilkan laba bersih setelah pajak untuk lebih jelasnya ada pada tabel 4.5 berikut :
64 Tabel 4.5 Laporan Laba - Rugi Per 31 Desember 2011 (Setelah Tax Planning ) ( Dalam Rupiah ) PENJUALAN 2.000.000.000 HARGA POKOK PENJUALAN 1.000.000.000 LABA ( RUGI ) KOTOR 1.000.000.000 BIAYA ADMIN & UMUM BIAYA GAJI KARYAWAN BIAYA PENJUALAN 380.760.000 150.000.000 BIAYA PERALATAN KANTOR 15.000.000 BIAYA TELPON 5.000.000 BIAYA LISTRIK 15.000.000 BIAYA PENGOBATAN 6.000.000 BIAYA AIR 20.000.000 BIAYA PEMELIHARAAN INVENTARIS KANTOR 30.000.000 BIAYA KONSUMSI 10.000.000 JUMLAH BIAYA ADMIN & UMUM LABA ( RUGI ) BERSIH SEBELUM PAJAK PAJAK BADAN ( 50 % X 12,5 % X Rp. 368.240.000 ) LABA / ( RUGI ) BERSIH SETELAH PAJAK 631.760.000 368.240.000 46.030.000 322.210.000 Sumber : CV. Soehendro Dalam perhitungan laporan keuangan diatas yang setelah dilakukan perencanaan pajak biaya operasional terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. Biaya administrasi dan umum ini terdiri dari total gaji karyawan yang dihitung setahun sebesar Rp. 380.760.000 dan nilai pengenaan PPh 21 karyawan dalam satu tahun sebesar Rp. 4.782.000 dengan asumsi jumlah karyawan tetap yaitu 17 karyawan.
65 Dari semua perhitungan diatas, CV. Soehendro diketahui untuk laba bersih sebelum adanya tax planning sebesar Rp. 311.900.750 sedangkan untuk laba bersih setelah adanya tax planning sebesar Rp. 322.210.000 Dengan demikian, sesuai perhitungan badan menurut undang-undang jumlah laba yang dikenakan pajak naik sebesar Rp. 10.309.250 dan didapat pajak yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp. 46.030.000.
66 4.3.2 Pajak yang Dibayar Setelah adanya Perencanaan Pajak (Tax Planning) Tabel 4.6 Penerapan Perencanaan Pajak ( Dalam Satuan Rupiah ) Gaji dibayar setahun oleh perusahaan 17 Orang Pph 21 Sebelum perencanaan pajak 380.760.000 Ditanggung perusahaan Sesudah perencanaan Pajak 380.760.000 Koreksi fiskal Penghematan Pajak - - Pajak yang Dibayar PPh 21 Keterangan Sebelum perencanaan pajak 4.782.000 Ditanggung perusahaan Sesudah perencanaan Pajak 0 Dipotong gaji karyawan Penghematan Pajak 4.782.000 - Pajak yang Dibayar Badan Keterangan Sebelum perencanaan pajak 44.557.250 - Sesudah perencanaan Pajak 46.030.000 - Selisih Pajak - 1.472.750 - Laba sesudah pajak Perusahaan Sebelum perencanaan pajak 311.900.750 Sesudah perencanaan Pajak 322.210.000 Peningkatan Laba 10.309.250 Sumber : Data Olahan Dari perhitungan diatas dalam CV. Soehendro Surabaya bisa diketahui untuk pembayaran pajak pph pasal 21 setahun rata-rata sebesar Rp. 4.782.000 jika dilakukan perencanaan pajak maka pajak sebesar Rp.4.782.000 itu akan
67 ditanggung karyawan tapi dalam bentuk sebagai tunjangan pajak bagi karyawan dan disisi lain juga berpengaruh pada kenaikan laba perusahaan setelah dilakukan perencanaan pajak yaitu sebelum dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp. 311.900.750 dan setelah dilakukan perencanaan pajak sebesar Rp. 322.210.000 sehingga berdampak terhadap kenaikan pembayaran pajak badan sebesar Rp. 1.472.750. Pada perusahaan yang berbentuk Cv Soehendro, diharuskan untuk membayar pajak sesuai dengan Undang-undang Perpajakan no. 17 tahun 2000. Untuk itu perusahaan perlu mengadakan perencanaan pajak dengan tujuan meminimalkan pajak yang harus dibayar tanpa melanggar Undang-undang yang berlaku. Oleh karena itu, diperlukan adanya tax planning sebagai upaya meminimalisasi beban pajak serta meningkatkan kinerja perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu meneliti kasus dengan membandingkan pembayaran pajak tanpa tax planning dengan pembayaran pajak dengan tax planning. Jenis data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akuntansi perusahaan, pemilihan metode-metode akuntansi yang dipakai oleh perusahaan serta profil perusahaan. Sumber data berasal dari wawancara dengan staff accounting perusahaan, dokumen-dokumen perusahaan dan laporan keuangan perusahaan. Dengan penerapan tax planning pada perusahaan, terjadi penghematan pajak sebesar Rp. 4.782.000 dan peningkatan laba komersial sebesar Rp.10.309.250.Jadi, dapat diambil kesimpulan dengan menerapkan tax planning dapat menguntungkan perusahaan.
68