1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi dunia pendidikan yang terlihat dari fasilitas teknologi yang dapat memperluas pengetahuanpengetahuan siswa. Namun, penggunaan teknologi juga harus diiringi dengan keterampilan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) telah mengimbangi kemajuan tersebut dengan mengembangkan kemampuan-kemampuan (skill) siswa. Skill itu meliputi penalaran, Problem Solving, dan komunikasi. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu sasaran dari program pembangunan di Indonesia yang harus ditempuh oleh semua lapisan masyarakat. Sesuai UUD 45 menegaskan bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. Salah satu mata pelajaran di SD yang mendapat perhatian lebih adalah mata pelajaran IPA. Hal ini dibuktikan dengan kebijakan pemerintah dalam mengalokasikan jam pelajaran IPA sebanyak 28 jam dalam satu minggu. Pengalokasian tersebut tertuang dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkanpotensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar 1
2 secara ilmiah. Fakta di lapangan banyak ditemukan guru-guru IPA yang mengajarkan pelajaran IPA hanya mengandalkan kemampuan guru semata, atau mentransfer materi dari buku dan latihan soal. Jarang ditemukan guru yang mengajak siswa belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, mengamati lingkungan, dan mendiskusikan apa yang ditemui di lingkungan sekitar. Hasil belajar yang di bawah rata-rata atau tidak dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sebuah sekolah merupakan salah satu masalah bagi seorang guru. Hal ini harus menjadi perhatian yang serius dan perlu diadakan evaluasi, baik dari tingkat kesulitan materi pelajaran maupun metode mengajar yang digunakan oleh guru. Hasil ujian akhir semester (UAS) siswa kelas III semester 1 di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga menunjukkan ada 2 siswa yang mendapat kategori SANGAT BAIK, 5 siswa yang mendapat kategori BAIK, 6 siswa yang mendapat kategori CUKUP, dan 12 siswa yang belum tuntas dari skor KKM untuk mata pelajaran IPA kelas III. Hasil belajar tersebut membuktikan bahwa kegiatan PBM kurang berhasil dengan baik karena masih ada 12 siswa atau 45% yang belum tuntas dan sebanyak 13 siswa atau 55% yang sudah tuntas dari 25 siswa atau 100% sesuai dengan KKM. Hal ini disebabkan dalam pelaksanaan PBM yang dilakukan oleh guru menggunakan model konvensional atau cara lama hanya dengan metode ceramah. Untuk lebih jelas melihat hasil belajar siswa dapat lihat tabel 1.1 di bawah ini:
3 Tabel 1.1 Hasil UAS IPA Kelas III Semester 1 KATEGORI RANGE FREKUENSI KETUNTASAN NILAI SANGAT BAIK 85-100 2 TUNTAS BAIK 70-84 5 TUNTAS CUKUP 65-69 6 TUNTAS KURANG 65 12 TIDAK TUNTAS JUMLAH SISWA 25 Sumber : Buku Rekap Nilai Kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga Berdasarkan wawancara yang dilakukan bersama dengan guru kelas III, menyebutkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep materi tentang kenampakan permukaan bumi yang disampaikan sehingga siswa sering terkecoh ketika ada ujian, baik ulangan harian, ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester. Hal ini yang memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga. Diperparah lagi dengan kesulitan guru untuk mengatasi masalah tersebut dan guru tidak berinisiatif untuk mengaitkan materi pelajaran dengan keadaan riil yang dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Pengkondisian suasana pembelajaran yang nyata akan memudahkan siswa dalam memahami dan menerima setiap pelajaran (pengetahuan) yang diberikan oleh guru. Pengetahuan yang ditansfer tidak akan mudah dilupakan oleh siswa dan tidak akan mengalami kesulitan ketika tes harian, ujian tengah semester (UTS) maupun ujian akhir semester (UAS) siswa akan dapat mengerjakan dengan baik. Hasil penelitian Wulandari (2011) dengan judul Penerapan metode Problem Solving untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SDN Tulusrejo 02 Malang menyimpulkan bahwa dengan penggunaan metode Problem Solving dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana kelas V SDN Tulusrejo 2 Malang". Dalam menerapkan metode Problem Solving pada materi pesawat sederhana
4 terdapat langkah-langkah yang sistematis sehingga siswa menjadi terus termotivasi dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa telah meningkat dari pra tindakan ke siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian Wulandari (2011) di atas, maka peneliti dengan sangat yakin bahwa penerapan metode pembelajaran Problem Solving untuk mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan kenampakan permukaan bumi akan dapat berhasil dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta membuat siswa lebih kreatif dengan langkah-langkah yang sistematis dalam memecahkan suatu masalah maka dalam kehidupan nyata siswa itu sendiri. Secara otomatis pelaksanaan pembelajaran yang kreatif itu akan membuat siswa terus termotivasi untuk selalu belajar. Alasan peneliti menggunakan model ini karena pembelajaran dengan berbasis Problem Solving merupakan metode pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Hal ini sesuai dengan pendapat Asyirint (2010), mengatakan bahwa metode pembelajaran ini, siswa tidak hanya memecahkan permasalahan tetapi juga dituntut untuk berpikir kreatif dan aktif di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Dengan menggunakan metode pembelajaran ini diharapkan siswa dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya, tetapi juga memberikan ketrampilan secara mandiri untuk dapat memecahkan masalah yang dijumpai dalam kehidupannya seharihari. Mengacu pada penjelasan diatas dan standar KKM yang telah ditetapkan dalam musyawarah para guru di SD Negeri Mangunsari 04, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Melalui Metode pembelajaran Problem Solving Pada Siswa Kelas III Semester 2 SDN Mangunsari 04 Salatiga.
5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penerapan metode pembelajaran yang konvensional menimbulkan masalah yang serius sehingga berdampak pada hasil belajar siswa. Dengan demikian, dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Melalui Metode pembelajaran Problem Solving Pada Siswa Kelas III Semester 2 SDN Mangunsari 04 Salatiga. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini ditekankan pada peningkatan kemampuan siswa dalam mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar dengan menggunakan metode pembelajaran Problem Solving pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa kelas III SDN Mangunsari 04 Salatiga. Dengan demikian dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada siswa SD Negeri 04 Salatiga kelas III semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan melalui metode pembelajaran Problem Solving?. 1.4 Batasan Masalah Beberapa hal yang dibatasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa kelas III yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa SDN Mangunsari 04 pada tahun ajaran 2012/2013. 2. Penelitian tindakan kelas ini dibatasi hanya pada materi kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar. 3. Penerapan metode Problem Solving pada mata pelajaran IPA Kelas III SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga.
6 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah Meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode pembelajaran Problem Solving (pemecahan masalah) pada siswa kelas III semester 2 SD Negeri Mangunsari 04 Tahun Ajaran 2012/2013. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberi manfaat; 1.6.1 Manfaat Teoritis: Memberikan informasi tentang metode pembelajaran Problem Solving yang dapat digunakan pada materi mata pelajaran IPA kelas III di SD Negeri Mangunsari 04 Salatiga. 1.6.2 Manfaat Praktis: 1.6.2.1 Bagi siswa, Memberikan nuansa baru suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep tentang kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar, keaktifan, dan hasil belajar siswa. 1.6.2.2 Bagi guru, diperolehnya suatu kreativitas variasi pembelajaran yang lebih menekankan pada tuntutan kurikulum satuan pendidikan (KTSP 2006) yang berakarkan kurikulum 2004, yakni memberi banyak keaktifan pada siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran demi tercapainya kompetensi dasar dalam pelajaran IPA serta menambah wawasan guru dalam penerapan metode pembelajaran Problem Solving (pemecahan masalah). 1.6.2.3 Bagi sekolah, diperolehnya ketepatan implementasi pembelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah melalui penggunaan metode pembelajaran yang inovatif serta
7 dapat meningkatkan mutu pendidikan bagi sekolah itu sendiri. 1.6.2.4 Bagi Peneliti, mendapatkan pengalaman baru secara langsung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode pembelajaran yang inovatif seperti metode pembelajaran Problem Solving yang kelak akan sangat berguna untuk diterapkan di sekolah dimana ia akan terjun ke dalam dunia pendidikan secara nyata.