LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT TENTANG PENANGANAN TERSEDAK CHOKING

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL BANTUAN HIDUP DASAR DAN PENANGANAN TERSEDAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DWI SUMARNINGSIH

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus

LUKA BAKAR Halaman 1

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

TEKNIK MENCEGAH BAYI TERSEDAK PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS PEMBANTU DESA DEMUNG KECAMATAN BESUKI-SITUBONDO DEWI SATRIA UTAMI

Pusat Hiperked dan KK

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

NEONATUS BERESIKO TINGGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEJADIAN TERSEDAK DI SMP NEGERI 2 KASIHAN BANTUL

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan hal ini terjadi setelah orang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

Universita Sumatera Utara

Tak perlu khawatir dan jangan dipaksakan,karena nanti ia trauma.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Penyuluhan Tentang Tablet Obat Cacing

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BAB I PENDAHULUAN. Negara tertinggi kasus kecelakaan Indonesia setelah India ( WHO, 2012). Hasil

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

Penyuluhan tentang VAS+D

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015 BANTUAN HIDUP DASAR. Bagian Diklat RSCM

LAPORAN PRAKTIKUM PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Nama : Muhamad Rifki Ardi Wiratama. penelitian dengan judul Pengaruh Safety Training Terhadap Keterampilan Orang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PenanggulanganGawatDarurat PreHospital& Hospital *

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

Stroke: Pertolongan Pertama

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. utama di daerah perkotaan ( Media Aeculapius, 2007 ). Menurut American Hospital Association (AHA) dalam Herkutanto (2007),

PERKEMBANGAN MASA BAYI

LATIHAN FISIK SEBAGAI PENDUKUNG ASUHAN GIZI BAGI LANSIA DR.dr.BM.Wara Kushartanti

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Yang Terhormat (orang tua / pengasuh)

13. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Pesawat Udara SUBSTANSI MATERI

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

A. Latar Belakang Masalah

PKU Bagi Emergency Rescue Team (ERT) Untuk Mengatasi Kondisi Gawat Darurat Melalui Basic Life Support (BLS)

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG

Lampiran 1. Catatan Observasi. CATATAN OBSERVASI II Nama Bayi :... Nama Orang tua :... Lama terbangun. No. Observasi

SATUAN ACARA PENYULUHAN( SAP ) OLEH: I KADEK SASTRAWAN Kp

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan sudah menjadi

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

Penyuluhan tentang VAS

PEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM

SURAT PERNYATAAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI ( DO NOT RESUCITATE )

Disusun Oleh : Kelompok III

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN KLINIK BLOK REPRODUKSI

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas dan 50 juta lainnya mengalami luka-luka. Menurut

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGETAHUAN TENTANG PENANGANAN KEGAWAT DARURATAN PADA SISWA ANGGOTA HIZBUL WATHAN DI SMA MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KASUS

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RESUSITASI JANTUNG PARU. sirkulasi dan pernapasan untuk dikembalikan ke fungsi optimal guna mencegah

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

INOVASI KEPERAWATAN BATUK EFEKTIF DAN EDUKASI PASIEN TB PARU DENGAN MENGGUNAKAN LEAFLET DI RSUD CENGKARENG

RJPO. Definisi. Indikasi

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (seperti tomat atau cushingoid), badan montok, bengkak, kemerahan, dan kulit. Makrosomia juga sering disebut dengan giant baby atau

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl Dame No.59 SM Raja Km 10 Medan-Amplas : TK Panglima Angkasturi, Medan : SD Negeri , Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini. dinilai cukup memprihatinkan karena angkanya cenderung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA

DAFTAR PUSTAKA Jakarta di akses pada tanggal 28 Mei Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) MODEL PEMBELAJARAN TERPADU IMMERSED SEKOLAH DASAR

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

Transkripsi:

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT TENTANG PENANGANAN TERSEDAK CHOKING Disusun oleh: Ketua: Azizah Khoiriyati., Ns., M.Kep Anggota: 1. Satifa Layla Hanum 20120320179 2. Ahmad Jumanto 20120320180 3. Ilham Romadon 20120320181 4. Evi Kurniawati 20120320182 5. Meidila Putri 20120320183 6. Ulfah Safitri 20120320184 7. Ratnasari 20120320186 8. Titis Wijayanti 20120320188 9. Sely Marisa 20120320187 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Plan of Action... 7 BAB II LANDASAN TEORI Definisi... 8 Gejala... 9 Penanganan... 9 Pencegahan... 12 BAB III HASIL KEGIATAN... 14 BAB IV KESIMPULAN Manfaat... 15 Saran... 15 DAFTAR PUSTAKA... 16 LAMPIRAN ii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tersedak merupakan keadaan gawat napas yang masih sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Menurut data, angka kematian yang disebabkan oleh obstruksi jalan napas khususnya tersedak masih tinggi di kalangan bayi (Dwiadhi, 2013 dalam Utami, 2014). Riset yang dilakukan oleh Dr.Gary Smith di Nationwide Children s Hospital menjelaskan bahwa dalam satu dekade terdapat 34 anak dibawah 1 tahun di Amerika dibawa ke IGD karena tersedak makanan dan ASI (RahmaLillahi, 2013 dalam Utami, 2014). Penyebab bayi tersedak adalah posisi menyusui yang salah dan terlalu banyak susu yang masuk ke dalam mulut bayi yang tidak seimbang dengan kemampuan bayi menyedotnya, sehingga membuat bayi kesulitan bernapas, dan menghalangi keluar masuknya udara, sehingga pada saat inspirasi, laring terbukadan minuman atau benda asing masuk kedalam laring, kemudian benda asing itu terjepit di sfingter laring (Shelov, 2005 dalam Utami, 2014). Pada anak-anak, penyebab tersedak adalah tidak dikunyahnya makanan dengan sempurna dan makan terlalu banyak pada satu waktu. Selain itu, anakanak juga sering memasukkan benda-benda padat kecil ke dalam mulutnya (Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015). Bahaya dari tersedak bila tidak tahu tanda-tanda dari tersedak dan tidak dengan segera dilakukan penanganan dini dapat menyebabkan kesulitan bernapas, kebiruan dan hilang kesadaran. Oleh karena itu, mengetahui tandatanda tersedak seperti batuk tanpa suara, kebiruan, ketidakmampuan untuk berbicara atau bernapas (Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015). Selain itu, bila ditemukan tanda-tanda penyumbatan ringan dan korban dapat batuk, jangan menghalangi proses batuk dan usaha bernapas spontan dari korban. Penanganan yang dilakukan biasanya berhasil dan tingkat kelangsungan hidup dapat mencapai 95%. Penanganan dini untuk tersedak terbagi menjadi

3 macam, yaitu meliputi back blow (tepukan di punggung), abdominal thrust (hentakan pada perut) disebut juga dengan maneuver Heimich dan chest thrust (hentakan pada dada). Berdasarkan penelitian dari Utami tahun 2014 didapatkan 19 responden (45,24%) didapatkan ibu yang memiliki bayi kurang efektif tentang teknik menyusui dan menyendawakan bayinya ketika tersedak. Penangan tersedak pada bayi biasanya karena ASI sehingga sedikit berbeda penangananya yaitu dengan cara memperhatikan cara menyusui yang baik dan benar sesaat sebelum menyusui. Tersedak memang sepintas terlihat sepele, namun jika di lakukan dengan penanganan yang salah akan menyebakan fatal. Sebagai tenaga kesehatan harus benar-benar dapat menjelaskan di dalam melakukan edukasi tentang penanganan tersedak, lebih baik mencegah dari pada menangani (Diane M, 2009 dalam Utami, 2014). 1. Hasil Pengkajian Berdasarkan hasil pengkajian di dukuh Kanoman kecamatan Gamping didapatkan tipe pedesaan adalah semi usaha karena mayoritas warga di dukuh Kanoman memiliki usaha warung dan kos-kosan, sedangkan lingkungan tempat tinggal adalah rumah tunggal. Bangunan di dukuh Kanoman merupakan bangunan baru dan bangunan lama tetapi terpelihara bagus. Sarana dan prasarana di dukuh Kanoman, meliputi masjid, mushola, PAUD dan TK. Selain itu, terdapat posyandu balita dan lansia yang diadakan 2 bulan sekali setiap tanggal 14. Mayoritas warga sudah memiliki kendaraan bermotor, yaitu sepeda motor. Tempat belanja warga dukuh Kanoman adalah pasar Gamping atau pasar Tlogorejo. Terdapat 185 kepala keluarga dan merupakan warga asli atau warga pendatang yang sudah menjadi warga asli dukuh Kanoman. Terdapat 60 balita, 70 lansia dan 70 remaja dengan tingkat pendidikan terendah, yaitu SD sebanyak 2 orang dan putus sekolah sebanyak 2 orang. Mayoritas pekerjaan warga di dukuh Kanoman adalah petani dengan tingkat penghasilan < 1 juta. Menurut penjelasan kepala dukuh, angka kelahiran di dukuh Kanoman lebih tinggi daripada angka kematian. Terdapat masalah 2

kesehatan berupa demam berdarah sebanyak 2 orang pada tahun 2016, diabetes mellitus sebanyak 10 orang dan stroke sebanyak 1 orang. Terdapat pula kejadian tersedak pada bayi usia 3 bulan dan menyebabkan bayimeninggal. Penyuluhan dari puskesmas Gamping II diadakan setiap 2 bulan sekali dan penyuluhan tersebut lebih berkaitan pada penyakit yang sudah terjadi di dukuh Kanoman, tetapi penyuluhan mengenai tersedak belum ada. Akibatnya pengetahuan tentang tersedak pada warga masih kurang. Menurut keterangan salah satu ibu yang memiliki balita, cara yang dilakukan bila balita tersedak hanya menepuk bagian punggung saja, tetapi tidak tahu secara pasti cara penanganan tersedak pada balita yang benar dan tepat. Terdapat pula ibu yang mengatakan cara menangani tersedak adalah dengan diberi air minum agar sumbatan bisa masuk ke dalam perut (sistem pencernaan). Dalam hal ini, terdapat Kesalahan persepsi tentang letak sumbatan. Saat tersedak, benda asing menyumbat di bagian saluran pernapasan, bukan saluran pencernaan. 3

2. Analisa Data Komunitas Kategori Data Pernyataan Kesimpulan Demografi: - Warga berusia balita Warga Dukuh Kanoman a. Usia sebanyak 60 orang memiliki usia yang - Warga berusia remaja 70 orang - Warga berusia lansia 70 orang bervariasi Kesenjangan data: dibutuhkan data terkait usia bayi dan balita setiap tahun b. Tingkat Terdapat 2 warga di Rendahnya tingkat pendidikan dukuh Kanoman yang pendidikan putus sekolah dan 2 warga yang lulusan SD Kesenjangan data: dibutuhkan data yang spesifik mengenai warga yang tidak bersekolah, putus sekolah hingga pendidikan yang tinggi c. Status Mayoritas warga di Status pekerjaan warga pekerjaan dukuh Kanoman adalah dukuh Kanoman adalah petani. cukup Kesenjangan data: dibutuhkan data jumlah status pekerjaan selain petani 4

3. Rumusan Diagnosa Masalah Etiologi Tanda dan Gejala Kurangnya pengetahuan Rendahnya - Belum pernah ada penyuluhan ibu-ibu tentang pengetahuan tentang tersedak tersedak pada balita di ibu-ibu - Terdapat kejadian tersedak dukuh Kanoman tentang tersedak pada bayi usia 3 bulan dan menyebabkan bayi meninggal - Warga memberi air minum pada warga yang tersedak - Terdapat kesalahan persepsi tentang letak sumbatan 4. Diagnosa Keperawatan Kurangnya pengetahuan ibu-ibu tentang tersedak pada balita di dukuh Kanoman b/d rendahnya pengetahuan ibu-ibu tentang tersedak d/d belum pernah ada penyuluhan dari puskesmas tentang tersedak, terdapat kejadian tersedak pada bayi usia 3 bulan dan menyebabkan bayi meninggal, warga memberi air minum pada warga yang tersedak, dan terdapat Kesalahan persepsi tentang letak sumbatan. 5

BAB II LANDASAN TEORI A. DEFINISI Choking (tersedak) adalah tersumbatnya saluran napas akibat benda asing secara total atau sebagian, sehingga menyebabkan korban sulit bernapas dan kekurangan oksigen, bahkan dapat segera menimbulkan kematian (Bagian Diklat RSCM, 2015). Tersedak merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan circulation. Pada orang dewasa, tersedak paling sering terjadi ketika makanan tidak dikunyah sempurna, serta makan sambil berbicara atau tertawa. Pada anak-anak, penyebab tersedak adalah tidak dikunyahnya makanan dengan sempurna dan makan terlalu banyak pada satu waktu. Selain itu, anak-anak juga sering memasukkan benda-benda padat kecil ke dalam mulutnya (Junha, 2014 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015). Penyebab bayi tersedak diantaranya adalah posisi menyusui yang salah dan terlalu banyak susu yang masuk kedalam mulut bayi yang tidak seimbang dengan kemampuan bayi menyedotnya, sehingga membuat bayi kesulitan bernapas, dan menghalangi keluar masuknya udara, sehingga pada saat inspirasi, laring terbuka dan minuman atau benda asing masuk kedalam laring, kemudian benda asing itu terjepit di sfingter laring (Shelov, 2005 dalam Utami 2014). Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit klien akan kehilangan reflek nafas, denyut jantung dan kematian secara permanen dari batang otak, dalam bahasa lain kematian dari individu tersebut. Ketika tersedak, anak mungkin sudah tidak bisa mengeluarkan suara dengan jelas untuk mengatakan sakitnya, anak merasa tercekik dan berusaha untuk batuk dan kemudian akan membuat usaha napas tersengal-sengal. Sianosis akan terjadi, kepala dan leher terlihat kongesti/membengkak, disertai penurunan kesadaran (Shelov, 2004 dalam Sumarningsih, D., 2015). 8

B. GEJALA Pengenalan tanda-tanda tersedak merupakan kunci dari keberhasilan penanganan. Benda asing dapat menyebabkan penyumbatan yang ringan atau berat. Penyelamat harus segera melakukan penanganan jika korban tersedak menunjukkan tanda-tanda penyumbatan yang berat, yaitu tanda-tanda pertukaran udara yang buruk dan kesulitan bernapas, antara lain batuk tanpa suara, kebiruan, dan ketidakmampuan untuk berbicara atau bernapas (Berg, et al., 2010 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015). Korban dapat sambil memegang atau mencengkeram lehernya. Hal itu merupakan tanda umum dari tersedak. Segera tanyakan, Apa anda tersedak? Jika korban mengiyakan dengan bersuara dan masih dapat bernapas, ini dapat menunjukkan korban mengalami sumbatan saluran napas yang ringan. Jika korban mengiyakan dengan menganggukkan kepalanya tanpa berbicara, ini dapat menunjukkan korban mengalami sumbatan saluran napas yang berat (ECC Guidelines, 2000 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015). Pada bayi yang tersedak, harus diperhatikan apakah ada perubahan sikap menyebabkan bayikarena mereka belum bisa melakukan tanda umum tersedak. Perubahan yang mungkin terlihat adalah kesulitan bernapas, batuk yang lemah, dan suara tangisan lemah. (Berg, et al., 2010 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015). C. PENANGANAN 1. Penanganan tersedak pada anak-anak dan orang dewasa Terdapat beberapa manuver yang terbukti efektif untuk menangani tersedak, antara lain back blow (tepukan di punggung), abdominal thrust (hentakan pada perut) disebut juga dengan manuver Heimlich, dan chest thrust (hentakan pada dada) (Berg, et al., 2010 dalam TBM, 2015). a. Tepukan di punggung (back blow) Tepukan di punggung (back blow) dilakukan dengan memberikan lima kali tepukan di punggung korban. Berikut cara melakukan tepukan di punggung (back blow): 9

1) Berdiri di belakang korban den sedikit bergeser kesamping. 2) Miringkan korban sedikit ke depan dan sangga dada korban dengan salah satu tangan. 3) Berikan lima kali tepukan di punggung bagian atas di antara tulang belikat menggunakan tangan bagian bawah. b. Manuver hentakan pada perut (abdominal thrust)/manuver Heimlich Manuver hentakan pada perut hanya boleh dilakukan untuk anak berusia diatas 1 tahun dan dewasa. Manuver hentakan pada perut dapat membuat korban batuk yang diharapkan cukup kuat untuk menghilangkan sumbatan pada saluran napas. Manuver hentakan pada perut membuat tekanan (penekanan) pada paru-paru dan memaksa udara keluar. Udara yang dipaksa keluar juga akan memaksa keluar benda yang membuat korban tersedak. Berikut cara melakukan manuver hentakan pada perut: 1) Miringkan korban sedikit ke depan dan berdiri di belakang korban dan letakkan salah satu kaki di sela kedua kaki korban. 2) Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan lain menggenggam kepalan tangan tersebut. Lingkarka tubuh korban dengan kedua lengan kita. 3) Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh korban tepat di bawah tulang dada atau di ulu hati. 4) Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat dan kuat untuk membantu korban membatukkan benda yang menyumbat saluran napasnya. Manuver ini terus diulang hingga korban dapat kembali bernapas atau hingga korban kehilangan kesadaran. 5) Jika korban kehilangan kesadaran, baringkan korban secara perlahan sehingga posisinya terlentang dan mulai lakukan RJP. Setiap saluran napas dibuka saat RJP, penyelamat harus memeriksa apakah terdapat benda asing pada mulut korban dan mengambilnya apabila menemukannya. 10

c. Manuver hentakan pada dada (chest thrust) Apabila korban tersedak sedang hamil atau mengalami kegemukan, manuver hentakan pada perut mungkin tidak efektif. Pada keadaaan-keadaan tersebut, dapat dilakukan manuver hentakan pada dada. 1) Letakkan tangan di bawah ketiak korban 2) Lingkari dada korban dengan lengan kita 3) Letakkan bagian ibu jari pada kepalan di tengah-tengah tulang dada korban (sama seperti tempat melakukan penekanan dada pada RJP) 4) Genggam kepalan tangan tersebut dengan tangan satunya dan hentakan ke dalam dan ke atas. 2. Penanganan tersedak pada bayi: Perlu diketahui bahwa manuver hentakan pada perut tidak direkomendasikan untuk bayi dengan usia di bawah 1 tahun karena dapat menyebabkan cedera pada organ dalamnya sehingga untuk mengatasi tersedak dilakukan manuver tepukan di punggung dan hentakan pada dada (Pusponegoro, et al., 2012). Berikut langkah-langkah manuver tepukan punggung dan hentakan dada pada bayi: a. Posisikan bayi menelungkup dan lakukan tepukan di punggung dengan menggunakan pangkal telapak tangan sebanyak lima kali. b. Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak tangan kita yang bebas menopang bagian belakang kepala bayi sehingga bayi berada diantara kedua tangan kita (tangan satu menopang bagian belakang kepala bayi, dan satunya menopang mulut dan wajah bayi). c. Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada pada posisi menengadah dengan telapak tangan yang berada di atas paha menopang belakang kepala bayi dan tangan lainnya bebas. 11

d. Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak lima kali dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan yang bebas di tempat yang sama dilakukan penekanan dada saat RJP pada bayi. e. Jika korban menjadi tidak sadar, lakukan RJP f. Jika penyelamat tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan, segera aktivasi SPGDT, jangan ditunda. Penyelamat mungkin dapat berhasil menghentikan korban tersedak sebelum bantuan datang namun akan lebih baik jika korban ditangani oleh tenaga medis. Jika masih terdapat benda asing pada saluran napas, tenaga medis yang datang dapat melakukan penanganan segera dan membawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. D. PENCEGAHAN Menurut Sabrina (2008) dalam Sumarningsih, D., (2015), setengah dari orang-orang dewasa tidak tahu apa yang harus dilakukan agar anak tidak tesedak. Selain itu, survey yang dilakukan The Home Safety Council menemukan banyak masyarakat Amerika Serikat yang tidak peduli dan tidak tahu penyebab tersedak bisa terjadi, dikarenakan pendidikan yang ibu miliki, pengetahuan yang kurang tentang perawatan anak serta informasi yang kurang dan didukung umur ibu. Penanganan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dapat juga menyelamatkan nyawa seseorang dengan masalahmasalah medis akut. Informasi dan edukasi dibutuhkan, karenanya, tidak hanya keamanan dan pencegahan kecelakaan, tapi juga penanganan yang cepat dan tepat. Salah satu upaya agar informasi dapat dipahami dan dapat memberikan dampak perubahan perilaku masyarakat khususnya keluarga adalah dengan menggunakan edukasi sebagai salah satu metode tersampainya informasi. Hal ini dikarenakan edukasi merupakan salah satu cara pendekatan pada keluarga yang baik dan efektif dalam rangka memberikan atau menyampaikan pesan atau informasi kesehatan dengan tujuan untuk mengubah perilaku dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga. Sehingga masyarakat 12

tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungan dengan kesehatan yaitu tentang pencegahan dan pelaksananaan tersedak pada anak sehingga adakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam melakukannya (Sumarningsih, D., 2015). Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah bayi tersedak, diantaranya dengan memperhatikan cara menyusui yang baik dan benar sesaat sebelum menyusui. Tersedak memang sepintas terlihat sepele, namun jika di lakukan dengan penanganan yang salah akan menyebabkan fatal. Sebagai tenaga kesehatan harus benar-benar dapat menjelaskan di dalam melakukan edukasi tentang penanganan tersedak, lebih baik mencegah dari pada menangani (Diane M, 2009 dalam Utami). Menyendawakan bayi adalah salah satu upaya mengeluarkan gas yang ikut masuk ke dalam perutnya saat ia menyusu. Biasanya, bayi baru lahir belum tahu cara menyusu yang benar atau masih bingung cara menyusu dari botol, sehingga, saat mengenyot puting susu ibunya atau dot, terdengar suara atau mengecap. Saat hal itu, udara dari luar ikut masuk ke dalam mulutnya. Jika tidak disendawakan, maka bayi akan gumoh (muntah), atau bahkan dapat tersedak air susunya sendiri (Erin, 2013 dalam Utami). 13

BAB III HASIL KEGIATAN No Hari, Tgl, Jam Implementasi Paraf pelaksana Evaluasi 1 Selasa, 14 1. Menjelaskan tentang S: Ibu-ibu di posyandu Juni 2016 definisi penyebab, Dukuh Kanoman mengatakan pukul gejala, penangan mengerti tentang definisi, 11.00 WIB dan pencegahan penyebab, gejala, penangan tersedak, khususnya dan pencegahan tersedak pada balita O: 2. Mendemonstrasikan - Ibu-ibu di posyandu cara penanganan Dukuh Kanoman terlihat tersedak, khususnya antusias mengikuti pada balita penyuluhan 3. Berdiskusi (tanya - Ibu-ibu di posyandu jawab) mengenai Dukuh Kanoman mampu tersedak, cara menjawab pertanyaan penanganan dan yang diberikan pemateri pencegahannya - Ibu-ibu di posyandu Dukuh Kanoman memberikan feedback positif terhadap penyuluhan A: kurang pengetahuan teratasi sebagian P: dilakukan tanya jawab setelah penyuluhan selesai 14

BAB IV KESIMPULAN A. Manfaat 1. Menambah informasi kepada warga Dukuh Kanoman, khususnya ibu-ibu yang memiliki balita tentang tersedak. 2. Menambah pengalaman dan meningkatkan pengetahuan ibu-ibu di posyandu Dukuh Kanoman mengenai cara penanganan dan pencegahan tersedak pada bayi maupun orang dewasa. 3. Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas di Dukuh Kanoman. B. Saran 1. Bagi masyarakat tetap pelajari dan latih cara penangan tersedak serta melakukan pencegahan tersedak. 2. Bagi Puskesmas dapat melakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan mengenai kasus-kasus yang terlihat sepela, tapi besar dampaknya, seperti tersedak. 3. Bagi mahasiswa dan institusi pendidikan keperawatan dapat lebih memantapkan penggunaan proses keperawatan dalam pemecahan masalah keperawatan komunitas. 15

DAFTAR PUSTAKA Bagian Diklat RSCM. (2015). Tersedak. Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015. Pusponegoro, A.D., et al. (2012). Basic Trauma Life Support & Basic Cardiac Life Support. Edisi kelima. Jakarta : Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118. Sumarningsih, D. (2015). Pengaruh Edukasi Keluarga Tentang Pencegahan Dan Penanganan Tersedak Pada Anak Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Keluarga Dukuh Ngebel Rt 09 Tamantirto Kasihan Bantul. Diakses dari: http://opac.say.ac.id/201/1/naskah%20publikasi.pdf, pada tanggal 9 Juni 2016. Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI. (2015). Modul bantuan hidup dasar dan penanganan tersedak. Jakarta: Universitas Indonesia. Utami, D.S. (2014). Teknik mencegah bayi tersedak pada ibu menyusui di puskesmas pembantu Desa Demung Kecamatan Besuki Situbondo. Laporan Penelitian. Situbondo. 16

LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Pokok Pembahasan : Penanganan Choking (Tersedak) pada Balita Instansi : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiya Yogyakarta Tugas : Komuda Waktu : 40 Menit Hari/Tanggal : Selasa, 14 Juni 2016 Pukul : 11.00 WIB Tempat : Ruang Serba Guna Dukuh Kanoman Target/Sasaran : Ibu-ibu yang mengantar balita ke Posyandudi Dukuh Kanoman Bayuraden Gamping A. Tujuan Intruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 40 menit tentang penanganan choking (tersedak) pada balita diharapkan ibu-ibu posyandu Dusun kanoman Rt 04 menetahui cara penanganan dan pencegahannya B. Tujuan intruksional Khusus Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 40 menit diharapkan ibu-ibu yang mempunyai balita dapat : 1. Mengetahui pengertian tersedak 2. Mengetahui tanda-tanda balita tersedak 3. Mengetahui penyebab balita tersedak 4. Mengetahui cara penanganannya balita tersedak 5. Mengetahui dampak tersedak balita tersedak

C. Materi Pembahasan 1. Definisi Choking Choking (tersedak) adalah tersumbatnya saluran napas akibat benda asing secara total atau sebagian, sehingga menyebabkan korban sulit bernapas dan kekurangan oksigen, bahkan dapat segera menimbulkan kematian (Bagian Diklat RSCM, 2015). 2. Tanda-tanda Balita Tersedak a. Balita kesulitan bernafas b. Batuk yang lemah c. Suara tangis yang lemah 3. Penyebab Balita Tersedak a. Posisi menyusui yang salah b. Terlalu banyak susu yang masuk ke dalam mulut bayi c. Benda asing yang pada yang masuk kedalam mulut bayi 4. Penanganan Balita Tersedak a. Penanganan tersedak pada bayi: b. Berikut langkah-langkah manuver tepukan punggung dan hentakan dada pada bayi: 1) Cara yang pertama a) Posisikan bayi menelungkup dan lakukan tepukan di punggung dengan menggunakan pangkal telapak tangan sebanyak lima kali. b) Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak tangan kita yang bebas menopang bagian belakang kepala bayi sehingga bayi berada diantara kedua tangan kita (tangan satu menopang bagian belakang kepala bayi, dan satunya menopang mulut dan wajah bayi). 2) Cara yang kedua a) Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada pada posisi menengadah dengan telapak tangan yang berada di atas

paha menopang belakang kepala bayi dan tangan lainnya bebas. b) Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak lima kali dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan yang bebas di tempat yang sama dilakukan penekanan dada 5. Dampak Apabila Tersedak Tidak Segera Diatasi a. Bibir atau kulit membiru b. Tidak mau menelan c. Tidak bisa menangis atau bersuara d. Sulit bernafas e. Hilang kesadaran D. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab/diskusi E. Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan Pengajaran Waktu Kegiatan ibu-ibu posyandu 1 Mengucapkan salam, mempersilahkan berdoa, dan memperkenalkan diri 3 Menjawab salam, berdoa, dan memperhatikan 2 Apersepsi tentang Choking (tersedak) 5 Menanggapi dan menjawab pada balita pertanyaan 3 Menjelaskan tujuan kegiatan secara verbal 2 Memperhatikan penjelasan pengajar 4 Berdiskusi dengan peserta dan 15 Menanggapi dan memperhatikan menjelaskan tentang choking penjelasan (tersedak) pada balita pengajar 5 Mendorong dan memberi kesempatan 10 Redemonstrasi, bertanya, untuk bertanya, redemonstrasi, menanggapi dan atau

menjawab pertanyaan menjawab pertanyaan 6 Evaluasi secara lisan 3 Menjawab pertanyaan 7 Menutup pertemuan dan mengucapkan 2 Memperhatikan dan salam menjawab salam Total waktu 40 menit F. Media 1. Flipchart 2. Leaflet G. Sember Bahan 1. Bagian Diklat RSCM. (2015). Tersedak. Pelatihan Internal RSCM Bantuan Hidup Dasar 2015. 2. Pusponegoro, A.D., et al. (2012). Basic Trauma Life Support & Basic Cardiac Life Support. Edisi kelima. Jakarta : Yayasan Ambulans Gawat Darurat 118. 3. Sumarningsih, D. (2015). Pengaruh Edukasi Keluarga Tentang Pencegahan Dan Penanganan Tersedak Pada Anak Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Keluarga Dusun Ngebel Rt 09 Tamantirto Kasihan Bantul. Diakses dari: http://opac.say.ac.id/201/1/naskah%20publikasi.pdf, pada tanggal 9 Juni 2016. 4. Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI. (2015). Modul bantuan hidup dasar dan penanganan tersedak. Jakarta: Universitas Indonesia. 5. Utami, D.S. (2014). Teknik mencegah bayi tersedak pada ibu menyusui di puskesmas pembantu Dukuh Demung Kecamatan Besuki Situbondo. Laporan Penelitian. Situbondo. H. Evaluasi

1. Prosedur : Lisan 2. Jenis : Promotif