E043 PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY DAN MODIFIED INGUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
D Prodi P Biologi Jurusa PMIPA FKIP UNS Surakarta.

EFFECT OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING WITH FIELD AND LABORATORY EXPERIMENT TO STUDENT S LEARNING ACHIEVEMENT OF X GRADE SMAN 2 YOGYAKARTA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

Kasimun, Ashadi )1, Haryono )2 Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI INKUIRI TERBIMBING DAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI DITINJAU DARI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KREATIVITAS SISWA

D042. SMP Negeri 2 Tangen, Kabupaten Sragen. 2 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS, Surakarta. - ABSTRAK

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI GAYA DAN MINAT BELAJAR

Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS MASALAH DENGAN METODE INQUARY DAN MODIFIED INQUARY DITINJAU DARI KETRAMPILAN PROSES SAINS JURNAL ILMIAH

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 2 PROBOLINGGO

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pada kegiatan proses pembelajaran IPA. khususnya pada pelajaran Fisika di kelas VIII disalah satu

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen penting dalam membentuk manusia yang memiliki

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI IPA DI KELAS VI SD BK TANAPOBUNTI.

PEMBELAJARAN BIOLOGI MODEL PBL MENGGUNAKAN EKSPERIMEN LABORATORIUM DAN LAPANGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERFIKIR ANALISIS DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam

POTRET PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN DI SMA. Ahmad Fauzi, Supurwoko, Edy Wiyono 1) ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI.A.2 SMA LAB UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

Diah Pitaloka Handriani SMP Negeri 1 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INQUIRY TERBIMBING DILENGKAPI KEGIATAN LABORATORIUM REAL DAN VIRTUAL PADA POKOK BAHASAN PEMISAHAN CAMPURAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Suciati Sudarisman, 3 Suparmi

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi tantangan-tantangan global. Keterampilan berpikir kritis

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN VERBAL DAN GAYA BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

Jurnal Sainmatika Vol 7 No ISSN

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia 2. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS Surakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.

*keperluan korespondensi, tel/fax : ,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia.

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

PENGARUH PENERAPAN QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Perbandingan Peningkatan Keterampilan Generik Sains Antara Model Inquiry Based Learning dengan Model Problem Based Learning

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

Eko Yulianton Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Madiun. Abstrak

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMORI PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA CHEM PUZZLE

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH. Ridha Yulyani Wardi, Suhaeni

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Transkripsi:

E3 PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY DAN MODIFIED INGUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI Widodo SMP Negeri 1 Sidoharjo Kabupaten Wonogiri Email: dwijowidodo@gmail.com ABSTRAK Pembelajaran biologi di kelas VII SMP N Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri belum optimal disebabkan guru masih mendominasi proses pembelajaran dan kurang memberikan kesempaatan kepada siswa untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupaan sehari-hari. Guru perlu mengubah penggunaan model pembelajaran agar prestasi belajar siswa meningkat. Penggunaan model pembelajaran biologi harus sesuai dengan hakikat pembelajaran yang mengacu pada proses, produk dan sikap ilmiah serta karakteristik materi pembelajaran yang menekankan keterampilan proses sains. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry dan modified inqyury terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan dilaksanakan bulan Juli-Desember 11. Populasi semua siswa kelas VII SMPN Tirtomoyo Wonogiri. Sampel penelitian diambil dengan metode cluster random sampling terdiri dari kelas. Kelas eksperimen 1 menggunakan PBM dengan Guided Inquiry terdiri dari 3 siswa dan kelas eksperimen menggunakan PBM dengan modified inquiry terdiri dari 3 siswa. Pengumpulan data menggunakan teknik tes untuk data prestasi belajar kognitif dan teknik observasi untuk data prestasi belajar sfektif dan psikomotor. Analisis data menggunakan uji Anava menggunakan software komputer SPSS 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi kognitif, afektif dan psikomotor lebih tinggi pada PBM dengan Guided Inquiry (rata-rata,31; 3,13; 1,19) dibandingkan PBM dengan modified inquiry (rata-rata 77,97; 79,1; 77,1). Kata Kunci : Pembelajaran berbasis masalah, Guided Inquiry, modified inquiry, prestasi belajar PENDAHULUAN Era globalisasi dan kemajuan bidang IPTEK saat ini membawa perubahan di berbagai lini kehidupan, sehingga masalah kehidupan yang timbul menjadi semakin kompleks. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi institusi pendidikan untuk membekali siswa dengan kemampuan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pendidikan harus mampu mendorong peningkatan kualitas manusia dalam berbagai aspek meliputi aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Carin dan Sund dalam Wenno () mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. Merujuk pada pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi tiga unsur utama yaitu sikap, proses dan produk. Implikasinya, pembelajaran IPA di sekolah harus dirancang untuk memupuk tumbuhnya sikap ilmiah, disamping juga meningkatkan pola berpikir logis yang menjadi landasan dalam proses ilmiah untuk menghasilkan produk ilmiah. Pendidikan IPA disekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya untuk memecahkan berbagai permasalahan. kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA seharusnya menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menahami alam sekitar melalui proses mencari tahu dan berbuat. Hal ini akan membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Prestasi bidang IPA di SMPN Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri belum optimal. Berdasarkan hasil penelusuran menunjukkan bahwa rendahnya prestasi belajar IPA SMPN Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri disebabkan guru masih mendominasi proses pembelajaran dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupaan sehari-hari. Pembelajaran lebih bersifat teacher centered, guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk dan siswa menghafal informasi faktual. Siswa tidak terbiasa untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh aspek afektif dan psikomotor. Keadaan ini menyebabkan proses pembelajaran kurang bermakna dan akibatnya prestasi siswa rendah. Menyadari adanya kelemahan-kelemahan dalam pembelajaran biologi di SMPN Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, maka perlu solusi untuk memecahkan permasalahan melalui upaya peningkatan prestasi belajar siswa. Upaya ini dapat dilakukaan dengan memilih model dan pendekatan pembelajaran Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 99

yang tepat. Berdasarkan hal tersebut maka penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry dan modified inquiry diharapkan dapat menjadi alternatif solusinya. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran bebasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry dan modified inquiry terhadap prestasi belajar biologi? Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran bebasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry dan modified inquiry ditinjau dari keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa terhadap prestasi belajar biologi, () Memberikan alternatif pembelajaran biologi yang melibatkan peran aktif siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar biologi. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, yang beralamat di Jalan Sobo-Hargosari, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri, pada semester 1 (ganjil) tahun pelajaran 11/1, yaitu bulan Juli sampai bulan Desember tahun 11. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri, yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 1 siswa. Teknik pengambialan sampel yang digunakan adalah cluster rondom sampling, yaitu sampel yang diambil berdasarkan kelompok (kelas). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen sungguhan (true exsperiment) dengan variabel bebas berupa penerapan model pembelajaran berbasis dengan pendekatan Guided Inquiry dan modified inquiry serta variabel terikat adalah prestasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan dua cara yaitu dengan tes dan non tes. Instrumen penelitian untuk prestasi belajar kognitif berupa tes, sedangkan prestasi belajar afektif dan psikomotor berupa lembar observasi. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: instrumen pembelajaran berupa: Silabus, RPP, LKS. Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji Anava. Desain ini terdiri dari satu variabel bebas, yaitu model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry dan pendekatan modified inquiry dan variabel terikat yaitu prestasi belajar. Uji hipotesis dilakukan dengan program SPSS 17. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi prestasi belajar biologi yang terdiri aspek kognitif, afektif dan psikomotor. 1. Data Prestasi Belajar Biologi Aspek Kognitif Data prestasi belajar biologi aspek kognitif diperoleh dari tes prestasi pada materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diberikan kepada masing-masing kelas eksperimen. Kelas eksperimen 1 dengan menerapkan pendekatan Guided Inquiry (VII A) sedangkan kelas eksperimen menggunakan pendekatan modified inquiry (VII C). Rangkuman data prestasi belajar biologi yang diperoleh siswa pada masing-masing klas disajikan dalam tabel 1. Tabel 1. Diskripsi data prestasi belajar aspek kognitif Kelas Jumlah Rata- Standar Deviasi Data Tertinggi Terendah rata Guided Inquiry 3 7,31 9,5 Modified Inquiry 3 97 3 77,97 9,73 Selanjutnya nilai tes prestasi belajar biologi dari masing-masing kelas dapat dibuat grafik distribusi frekuensi seperti gambar 1 dan. 3 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

1 1 1 1 3-7 71-7 79-7 - 9 95 - Gambar 1. Histogram prestasi belajar kognitif kelas Guided Inquiry 1 1 1 1 3-7 71-7 79-7 - 9 95 - Gambar. Histogram prestasi belajar kognitif kelas modified inquiry Jumlah siswa kelas Guided Inquiry yang mendapatkan nilai dengan interval tinggi yaitu 7-9 lebih besar dari pada kelas modified inquiry. Berdasarkan rata-rata nilai tes prestasi belajar aspek kognitif pada kelas Guided Inquiry lebih tinggi (rata-rata =,31) jika dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas modified inquiry (rata-rata = 77,97).. Data Prestasi Belajar Aspek Afektif Rangkuman data prestasi belajar biologi aspek afektif terangkum dalam tabel. Tabel 3 Diskripsi data prestasi belajar aspek afektif Kelas Jumlah Data Tertinggi Terendah Rata-rata Standar Deviasi Guided Inquiry 3 9 5 3, 13,71 Modified Inquiry 3 9 5 79,1,7 tes prestasi belajar biologi aspek afektif dari masing-masing kelas dapat dibuat grafik distribusi frekuensi seperti gambar 3 dan. 1-7 - 75 7-3 - 91 9-99 Gambar 3. Histogram prestasi belajar aspek afektif kelas Guided Inquiry Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 31

15 5-7 - 75 7-3 - 91 9-99 Gambar Histogram prestasi belajar aspek afektif kelas modified inquiry Jumlah siswa kelas Guided Inquiry yang mendapatkan nilai dengan interval tinggi pada nilai - 75 adalah siswa, sedangkan jumlah siswa kelas modified inquiry yang mendapatkan interval tertinggi pada 75 yaitu 1 siswa. 3. Data Prestasi Belajar Aspek Psikomotor Rangkuman data prestasi belajar biologi aspek psikomotor yang diperoleh siswa pada masingmasing kelas eksperimen disajikan dalam tabel 5 Tabel 3. Diskripsi data prestasi belajar aspek psikomotor Kelas Jumlah Rata-rata Standar Data Tertinggi Terendah Deviasi Guided Inquiry 3 9 3 1,19,75 Modified Inquiry 3 9 3 77,1,7 Selanjutnya nilai tes prestasi belajar biologi aspek psikomotor dari kelas Guided Inquiry dan modified inquiry dibuat grafik distribusi frekuensi seperti gambar 5 dan. - 71 7-79 - 7-95 9-3 Gambar 5. Histogram prestasi belajar aspek psikomotor kelas Guided Inquiry. 9 7 5 3 1-71 7-79 - 7-95 9-3 Gambar. Histogram prestasi belajar aspek psikomotor kelas modified inquiry. Prestasi belajar aspek psikomotor siswa kelas Guided Inquiry yang mendapatkan nilai dengan interval tinggi pada nilai -95 adalah 9 siswa, sedangkan kelas modified inquiry yang mendapatkan interval 3 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

tertinggi pada -71 yaitu 9 siswa. Berdasarkan rata-rata nilai tes prestasi belajar aspek psikomotor pada kelas Guided Inquiry lebih tinggi yaitu rata-rata= 1,19, jika dibandingkan dengan rata-rata kelas modified inquiry yaitu rata-rata= 77,1. PEMBAHASAN HASIL Model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry lebih cocok untuk mempelajari biologi materi pencemaran dan kerusakan lingkungan daripada menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan modified inquiry. Materi pencemaran dan kerusakan lingkungan menghadirkan banyak contoh yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari siswa, namun demikian siswa kurang terlatih untuk memecahkan masalah yang terkait dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan yang sering mereka jumpai. Melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry dalam proses penemuan konsep, siswa diberi bimbingan dan petunjuk yang jelas untuk mengidentifikasi penyebab peencemaran dan kerusakan lingkungan, yang pada akhirnya dapat menduga dampak sekaligus upaya penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Petunjuk kerja melalui prosedur yang lengkap dan pertanyaan-pertanyaan pengarah dalam proses Guided Inquiry sangat membantu siswa dalam menbuat hipotesis, mengumpulkan data dan pencarian informasi untuk analisis sampai pembuatan kesimpulan. Sementara pada model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan modified inquiry dalam penemuan konsep, siswa harus merancang sendiri tanpa petunjuk sampai akhirnya menemukan konsep atau membuktikan. Hal ini sulit dilakukan oleh siswa kelas VII yang belum terlatih melaksanakan pembelajaran inkuiri. Pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan modified inquiry membutuhkan kemampuan intelektual yang tinggi, sehingga siswa yang kemampuan intielektualnya rendah akhirnya memperoleh nilai yang rendah pula. Pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry ini sangat membantu siswa dalam memecahkaan permasalahan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Siswa menemukan dan membangun konsepnya berdasarkan pengalaman yang mereka alami, hal ini sejalan dengan teori konstruktivisme. Selain itu menurut Yatim Riyanto () bahwa belajar melalui proses penemuan sangat penting karena siswa dapat melakukan kegiatan perancangan, pengamatan, pengumpulan data, identifikasi, komunikasi dan mengambil kesimpulan sebagai bagian penting dari proses memperoleh pengetahuan. Segala sesuatu yang dilakukan sendiri oleh siswa akan menjadi pengalaman yang berkesan, bermakna bagi siswa dan akhirnya sulit untuk dilupakan. Pengetahuan yang dibangun siswa dari pengalamannya sendiri mempunyai pemaknaan yang sangat berarti karena akan diasosiasikan dengan pengetahuan sebelumnya. Pembelajaran yang diawali dengan mengemukakan permasalahan-permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari membantu siswa untuk mengkaitkan konsep-konsep ilmu pengetahuan secara aplikatif (Taifiq Amir, ). Siswa dalam kelas eksperimen I mempunyai ketertarikan yang lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen eksperimen II. Keadaan ini ditunjukkkan dari hasil penelitian pada prestasi belajar afektif dan psikomotor, diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan prestasi belajar psikomotor pada siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry dengan modified inquiry. Siswa yang diberi perlakuan menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry mempunyai prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan modified. Jadi kedua pendekatan pembelajaran ini memberikan efek ketertarikan yang berbeda sehingga diwujudkan berbeda pula dalam tindakan pada saat pembelajaran baik pendekatan Guided Inquiry maupun modified inquiry, sehingga prestasi belajar psikomotornya menjadi berbeda. Kedua pendekatan pembelajaran ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pembelajaran dengan pendekatan Guided Inquiry dalam pelaksanaanya lebih terstruktur, terarah dan terkendali tetapi banyak mengekang kebebasan siswa. Siswa yang berkemampuan rendah sangat terbantu dengan pendekatan pembelajaran ini. Sedangkan pendekatan modified inquiry memberi kebebasan siswa beraktivitas secara kreatif untuk memecahkan permasalahan yang diberikan, tetapi terkendala faktor interen siswa. Siswa yang kurang kreatif dan kurang percaya diri, membutuhkan waktu lebih lama dalam melakukan kegiatan pemecahan masalah. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 33

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry lebih memudahkan siswa dalam melakukan proses penemuan. Siswa merasa tertarik karena terbantu dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan materi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Selain itu dengan pendekatan Guided Inquiry siswa lebih terarah dalam memahami sehingga memudahkan mencari alternatif pemecahan masalah secara efektif dan efisien. Pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan, pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry menghasilkan prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor yang lebih baik dari pada pembelajaran berbasis masalah dengan modified inquiry. Rata rata prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotor pada model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan Guided Inquiry adalah,31; 3,13; 1,19 sedangkan pada modified inquiry 77,97; 79,1; 77,1. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian yang diperoleh, dalam rangka turut mengembangkan pemikiran yang terkait dengan peningkatan prestasi belajar biologi maka disarankan, model pembelajaran berbasis masalah dengan Guided Inquiry disarankan dapat jadikan sebagai alternatif pembelajaran biologi khususnya pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan dengan memanfaatkan realita yang terjadi di lingkungan keseharian siswa. Kegiatan inkuiri merupakan sarana untuk melatih siswa dalam melakukan latihan pemecahan masalah untuk menemukan solusi melalui pengalaman langsung, oleh karena itu sekolah perlu menambahkan kelengkapan laboratorium dan memberikan kesempatan kepada guru untuk berinovasi dalam pembelajaran. Rekomendasi Pembelajaran terhadap materi yang terkait realita kehidupan sehari-hari lebih baik menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan Guided Inquiry. DAFTAR PUSTAKA Amir, T. (). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Brickman, P. (9). Effect of Inquiry-based Learning on Students Science Literacy Skill and Confidence. International Journal for Scholarshif of Teaching and Learning. 3 (): 1 Budiningsi, A. (5). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Budiyono. (9). Statistika Dasar Untuk penelitian. Surakarta: UNS Press. DePorter, B. & Hernacki, M. (). Quantum Learning. Bandung: Penerbit Kaifa. Gangarelly, Lara M. and Abrams, Eleanor D. (9). Closing The Gab: Inquiry in Research and The Secondary Secondary Science Classroom. Journal Science Education Technol. 1 (7): Hamalik, O. (9). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Petrina, S. and Hill, A. M. (199). Problem Posing-Adding a Creative Increment to Technological Problem Solving. Journal of Industrial Teacher Education. 3 (1) Riyanto, Y. (). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Rustaman, N.Y., dkk. (). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia & JICA IMSTEP Sanjaya, W. (). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Suparno, P. (5). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta Penerbit Kanisius. Trowbridge and Bybee. (1991). Becoming a Secondary School Science Teacher. Colommbus: Merrill Publishing Company. Wenno I.H. (). Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta: Penerbit Inti Media. DISKUSI - 3 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa