PENGARUH SUHU ETERIFIKASI PADA PROSES PEMBUATAN KARBOKSIL METIL KITOSAN TERHADAP SIFAT KELARUTANNYA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
SINTESIS O-KARBOKSIMETIL KITOSAN PADA BERBAGAI KONSENTRASI NaOH DAN SUHU REAKSI SERTA APLIKASINYA SEBAGAI ANTIBAKTERI

* Received 22 September 2013, Accepted 20 February 2014, Published 04 March 2014

4. Hasil dan Pembahasan

SEMINAR NASIONAL ke 8 Tahun 2013 : Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi

3. Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan padi

Karakterisasi Kitosan dari Cangkang Rajungan dan Tulang Cumi dengan Spektrofotometer FT-IR Serta Penentuan Derajat Deasetilasi Dengan Metode Baseline

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Beaker glass 50 ml pyrex. Beaker glass 100 ml pyrex

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

PENGGUNAAN KITOSAN DARI TULANG RAWAN CUMI-CUMI (LOLIGO PEALLI) UNTUK MENURUNKAN KADAR ION LOGAM Cd DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENGARUH SUHU DAN WAKTU REAKSI PADA PEMBUATAN KITOSAN DARI TULANG SOTONG (Sepia officinalis)

DERAJAT DEASETILASI DAN KELARUTAN CHITOSAN YANG BERASAL DARI CHITIN IRRADIASI

Makalah Pendamping: Kimia Paralel E PENGARUH KONSENTRASI KITOSAN DARI CANGKANG UDANG TERHADAP EFISIENSI PENJERAPAN LOGAM BERAT

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif eksploratif dan

Jurnal Teknologi Kimia Unimal

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

3 Percobaan. 3.1 Tahapan Penelitian Secara Umum. Tahapan penelitian secara umum dapat dilihat pada diagram alir berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan maret sampai juli 2013, dengan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

PEMBUATAN KITOSAN DARI KULIT UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis) DAN APLIKASINYA SEBAGAI PENGAWET ALAMI UNTUK UDANG SEGAR

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

3 Metodologi Penelitian

TRANSFORMASI KITIN DARI HASIL ISOLASI LIMBAH INDUSTRI UDANG BEKU MENJADI KITOSAN

Metode Penelitian. 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Daftar alat

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL E

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRODUKSI KITOSAN GRADE FARMASI DARI KULIT BADAN UDANG MELALUI PROSES DEASETILASI DUA TAHAP

Karakterisasi Kitin dan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla Serrata)

PENJERAPAN LEMAK KAMBING MENGGUNAKAN ADSORBEN CHITOSAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Hidrolisis Kitosan A dengan NaOH

TINGKATAN KUALITAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

3 Metodologi Penelitian

TINGKATAN KUALISTAS KITOSAN HASIL MODIFIKASI PROSES PRODUKSI. Abstrak

Karakterisasi Kitosan dari Limbah Kulit Kerang Simping (Placuna placenta) Characterization of Chitosan from Simping Shells (Placuna placenta) Waste

PENGARUH WAKTU PROSES DEASETILASI KITIN DARI CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) TERHADAP DERAJAT DEASETILASI

PEMANFAATAN KITOSAN DARI CANGKANG RAJUNGAN PADA PROSES ADSORPSI LOGAM NIKEL DARI LARUTAN NiSO 4

Jurnal Kimia Indonesia

PENGARUH BERAT MOLEKUL KITOSAN TERHADAP KELARUTAN KARBOKSIMETIL KITOSAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

Selektivitas Reaksi pada Kitosan

3. Metodologi Penelitian

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

DERAJAT DEASETILASI KITOSAN DARI CANGKANG KERANG DARAH DENGAN PENAMBAHAN NaOH SECARA BERTAHAP

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Jurnal ILMU DASAR Vol. 10 No : Bagus Rahmat Basuki & I Gusti Made Sanjaya Jurusan Kimia,FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

TUGAS AKHIR RK 0502 PEMANFAATAN KITOSAN LIMBAH CANGKANG UDANG PADA PROSES ADSORPSI LEMAK SAPI

VARIASI KONSENTRASI DAN ph TERHADAP KEMAMPUAN KITOSAN DALAM MENGADSORPSI METILEN BIRU. Turmuzi Tammi, Ni Made Suaniti, dan Manuntun Manurung

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

4 Hasil dan Pembahasan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Intisari. BAB I. Pengantar 1. I. Latar Belakang 1 II. Tinjauan Pustaka 3. BAB II.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Oktober 2014 sampai dengan Februari

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI MAHKOTA BUAH NANAS (Ananas Comocus) SEBAGAI FILTER DALAM TAHAPAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SARUNG TENUN SAMARINDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI FISIKA-KIMIA KITOSAN (Synthesis and Physicochemical Characterization of Chitosan)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Adsorpsi Fenol pada Membran Komposit Khitosan Berikatan Silang

KETAHANAN MEMBRAN KOMPOSIT KHITOSAN/ POLISULFON TERHADAP PELARUT ABSTRAK. Kata kunci: Membran komposit, khitosan, persentase swelling, Waktu operasi

4 Hasil dan Pembahasan

Sintesis dan Karakterisasi Bioselulosa Kitosan Dengan Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

KETAHANAN MEMBRAN KOMPOSIT KITOSAN/ POLISULFON TERHADAP ph. Maria Erna, Sri Haryati, Roy Naldo 1 dan Yeni Fitri Yana 2 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

Lampiran 1. Gambar Kertas HVS Bekas, ᾳ selulosa, dan SMKHB. Gambar 1. Gambar 2. Keterangan : Gambar 1 : Kertas HVS bekas. Gambar 2 : Alfa Selulosa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Kulit udang yang diperoleh dari pasar Kebun Roek Ampenan kota

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki kandungan air yang cukup tinggi sehingga sukar kering. Setelah kulit

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

Hasil dan Pembahasan

Transkripsi:

PENGARUH SUHU ETERIFIKASI PADA PROSES PEMBUATAN KARBOKSIL METIL KITOSAN TERHADAP SIFAT KELARUTANNYA Masagus Muhammad Prima Putra*, Prameidia Putra dan Amir Husni Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Jl. Flora, Gedung A4, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 *Penulis untuk korespondensi, e-mail: primaputra@ugm.ac.id Disampaikan pada Seminar Nasional Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia V Universitas Diponegoro 2013 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu eterifikasi pada proses karboksilasi kitosan terhadap sifat kelarutannya pada ph 7. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 menggunakan kitosan yang diproduksi dari kulit udang galah dengan Derajat Deasetilasi (DD) sebesar 92,75%. Karboksi Metil Kitosan (KMK) disintesis dengan proses eterifikasi menggunakan 3 perlakuan perbedaan suhu yaitu 60 o C, 75 o C dan 90 o C selama 3 jam. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Hasil pengujian menunjukkan bahwa perlakuan perbedaan suhu berpengaruh pada kelarutan karboksi metil kitosan. Semakin tinggi suhu maka kelarutannya juga semakin besar. Perlakuan terbaik pada penelitian ini diperlihatkan pada perlakuan suhu 90 o C dengan nilai kelarutan 87% (g/100 ml) atau meningkat sebesar 8 kali dari kelarutan kitosan sebesar 11,67% (g/100 ml). Pembentukan gugus fungsi karboksi metil kitosan ditunjukkan dengan munculnya puncak pada panjang gelombang 1604,77 dan 1411,89 pada pengujian FTIR. Kata kunci : eterifikasi, gugus fungsi, kelarutan, rendemen PENDAHULUAN Kitin merupakan biopolimer alami kedua yang terbanyak setelah selulosa. Keberadaan kitin di alam mencapai 10 11 ton/tahun dan merupakan senyawa organik terbanyak di dunia (Kurita, 2006). Keberadaan kitin yang melimpah di alam ini merupakan salah satu potensi yang layak untuk dikembangkan. Dalam pemanfaatannya, kitin kurang dapat termanfaatkan dengan baik karena sifatnya yang sukar larut dalam air dan kereaktifitasnya rendah. Dewasa ini kitin telah dimodifikasi dengan perlakuan kimia sehingga dihasilkan suatu produk yang bernama kitosan. Kitosan telah banyak dimanfaatkan diberbagai bidang kehidupan seperti kedokteran, farmasi, industri dan pengolahan pangan. Kitosan pertama kali ditemukan pada tahun 1859 oleh Rouqet dengan cara mendidihkan kitin dalam larutan potasium hidroksida (Li et al., 1997). Namun demikian, kelarutan kitosan yang masih rendah pada ph netral membuat adanya keterbatasan pada aplikasinya. Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk memperbaiki kelarutannya, salah satunya dengan melakukan karboksilasi (Patale & Patravale, 2011).

Karboksimetil kitosan merupakan turunan dari kitosan yang diperoleh dengan menyisipkan gugus karboksimetil pada rantai glukosamin (Gambar 1). (sumber: Jayakumar et al., 2010) Gambar 1. Proses karboksilasi kitosan. Penambahan gugus karboksimetil diketahui dapat menambah kelarutan kitosan karena bertambahnya muatan ioniknya. Penelitian Patale & Patravale (2011) menunjukkan selain memperbaiki kelarutan kitosan, karboksilasi juga mampu meningkatkan sifat fungsionalnya, sehingga karboksilasi dianggap teknik yang baik untuk meningkatkan sifat fungsional kitosan. Hingga saat ini telah terdapat 4 jenis karboksimetil kitosan yaitu N-, O-, N-O dan N-N karboksimetil kitosan. N-O karboksimetil kitosan (Gambar 2) merupakan salah satu derivat kitosan yang memiliki gugus karboksimetil pada kedua ujung amino dan hidroksil pada rantai glukosaminnya (Hayes, 1986 cit Miao et al., 2008). (sumber: Jayakumar et al., 2010) Gambar 2. Proses pembuatan N,O-karboksimetil kitosan.

Faktor yang mempengaruhi pembentukan karboksimetil kitosan (KMK) adalah kemurnian kitosan, kelebihan natrium hidroksida pada proses alkalisasi kitosan, rasio antara kitosan dan asam monokloroasetat serta suhu eterifikasi kitosan menjadi karboksi metil kitosan (Shahidi et al., 1999). Perlakuan suhu akan mempengaruhi kecepatan reaksi antara kitosan dengan asam monokloroasetat. Suhu berperan dalam proses hidrolisis asam yang berasal dari asam monokloroasetat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan suhu terhadap kualitas dan kuantitas karboksimetil kitosan dari cangkang Udang galah (Macrobraciun rosenbergii). MATERI METODE Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini antara lain: gelas beaker, erlenmeyer, magnetik stirer, kompor listrik, termometer, kertas saring, oven, blender dan spektrofotometer (Shimidzu, jepang). Bahan Bahan penelitian yang digunakan antara lain: aquades, HCl teknis, NaOH teknis, HCl (p.a), NaOH (p.a), etanol (p.a), isopropanol (p.a) dan asam monokloroasetat (p.a). Metode Penelitian Pembuatan Kitosan Kitosan diperoleh dari proses pembuatan kitosan berbahan dasar kulit Udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Kitosan diperoleh melalui 4 tahap yaitu demineralisasi, deproteinasi, decolorisasi dan deasetilasi. Demineralisasi cangkang udang galah menggunakan HCl 2N 1:20 (w/v) selama 180 menit pada suhu ruang. Cangkang hasil demineralisasi kemudian dikeringkan pada suhu 50 o C semalaman. Selanjutnya dilakukan roses deproteinasi menggunakan NaOH 3,5%, 1:15 (w/v) pada suhu 75 o C selama 120 menit. Decolorisasi dilakukan setelahnya menggunakan 0,315 % (v/v) NaClO, 1:15 (w/v) selama 15 menit pada suhu ruang. Cangkang kemudian dikeringkan kembali pada suhu 50 o C semalaman. Kitin yang diperoleh kemudian dilanjutkan pada proses deasetilasi untuk menghasilkan kitosan. Deasetilasi dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH 50%, 1:20 (w/v) pada suhu 100 o C dengan 8 kali pergantian larutan NaOH (satu tahap pergantian selama 60 menit). Nilai DD (Degree od Deacetylation) dihitung menggunakan rumus yang mengacu pada Rout (2001). DD % = 118.883 [40.1647 x (A1655/ A3450)] (1) Dimana; A1655 : absorbansi dari gugus amida pada 1655 cm -1

A3450 : absorbansi dari gugus O-H pada 3450 cm -1. 40.1647 : faktor dari nilai rasio A1655/A3450 untuk kitosan yang mengalami deasetilasi total. 118.883 : niai dari baseline Pembuatan Karboksi Metil Kitosan Sebanyak 2 g kitosan dilarutkan dalam 20 ml Isopropil alcohol dan diaduk pada suhu kamar hingga rata. Selanjutnya ditambahkan NaOH 10M sebanyak 5 ml yang ditambahkan selama 45 menit. Kemudian ditambahkan asam monokloroasetat sebanyak 2,4 g dalam 20 menit. Proses eterifikasi dilakukan pada suhu 60, 75, dan 90 o C selama 3 jam. Proses selanjutnya adalah penambahan akuades dingin 1,6 ml kemudian diatur hingga ph 7 dengan asam asetat glasial. Setelah ph netral larutan disaring dan padatan dicuci dengan methanol 70% dengan perbandingan 1:15. Selanjutnya dilakukan penyaringan kedua dengan methanol anhidrat dengan perbandingan yang sama. Padatan diambil dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 60 o C semalaman. Pengujian Penentuan kualitas dan kuantitas karboksimetil kitosan dilakukan dengan melakukan pengujian yang meliputi: rendemen, kelarutan dan analisis gugus fungsi. Penghitungan kelarutan dilakukan dengan melarutkan 1 g karboksi metil kitosan dalam 100 akuades kemudian diaduk selama 15 menit. Sedangkan analisis gugus fungsi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) (Basmal et al., 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi Kitosan Hasil karakterisasi kitosan menunjukkan kitosan yang diproduksi memiliki nilai DD (Degree of Deacetylation) sebesar 92,74%. Hasil dari pengujian gugus fungsi kitosan udang galah bisa dilihat pada Gambar 3, dimana bisa dilihat munculnya puncak-puncak khas kitosan pada panjang gelombang 1655 dan 3450.

Gambar 3. Spektrogram kitosan udang galah. Selain pengujian derajat deasetilasi, kitosan juga dilakukan pengujian terhadap kelarutannya dalam air. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kitosan mempunyai kelarutan sebesar 11,67% g/100 ml. Karakterisasi N-O Karboksi Metil Kitosan Rendemen Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen karboksimetil kitosan berkisar antara 187% sampai 210% yang dihitung terhadap bobot kitosan. Pada Gambar 4 terdapat data rendemen yang disajikan dalam perbandingan dengan berat awalnya. Gambar 4. Pengujian rendemen N-O karboksi metil kitosan.

Pada hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil dengan seiring peningkatan suhu. Hasil rendemen tertinggi pada suhu eterifikasi 90 o C, kemudian berturut-turut diikuti oleh suhu eterifikasi 75 o C dan 60 o C. Peningkatan jumlah rendemen kemungkinan disebabkan oleh jumlah substitusi atom H + yang terdapat pada kitosan dengan gugus CH 2 COO - dari asam monokloroasetat semakin meningkat. Semakin tinggi suhu maka reaksi yang terjadi juga semakin banyak sehingga substitusi yang terjadi juga semakin besar dan berpengaruh pada hasil akhir rendemen. Sesuai dengan reaksi kimia yang menyatakan bahwa semakin tinggi suhu maka reaksi akan berjalan lebih cepat. Kelarutan Analisis kelarutan menunjukkan bahwa kelarutan karboksimetil kitosan berkisar antara 75 hingga 87% yang dihitung berdasarkan jumlah sisa yang tidak larut dalam air. Terjadi perbedaan hasil kelarutan seiring dengan meningkatnya suhu reaksi. Semakin tinggi suhu reaksi maka jumlah kelarutan karboksi metil kitosan juga semakin tinggi. Hasil kelarutan tertinggi pada suhu eterifikasi 90 o C kemudian berturut-turut diikuti oleh suhu eterifikasi 75 o C dan 60 o C. Kelarutan ini kemungkinan dipengaruhi oleh jumlah gugus karboksil yang mensubstitusi sehigga menyebabkan peningkatan kelarutan. Semakin banyak atom H + yang tersubstitusi maka semakin besar kelarutan yang terjadi. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5. Pengujian kelarutan karboksi metil kitosan. Secara keseluruhan karboksi metil kitosan yang dihasilkan memiliki kelarutan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelarutan kitosan yang hanya 11,67%. Analisis Gugus Fungsi Hasil spectrum FTIR dari beberapa perlakuan suhu yang disajikan pada Gambar 6-8.

Gambar 6. Spektrogram karboksi metil kitosan pada perlakuak suhu 60 o C. Gambar 7. Spektrogram karboksi metil kitosan pada perlakuak suhu 75 o C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa spektrum FTIR karboksi metil kitosan yang disintesis dengan perlakuan suhu 90 o C menunjukkan terbentukknya gugus karboksimetil pada senyawa kitosan. Terlihat bahwa vibrasi stretching gugus O-H dan N-H terjadi pada puncak 3448 cm -1 dan puncak khas N-O karboksi metil kitosan terjadi pada 1604 dan 1411 cm -1 yaitu gugus COO - yang menunjukkan karboksimetilasi terjasinya pada gugus amino kitosan. Berdasarkan analisa spektrum FTIR ini menyatakan N-O karboksi metil kitosan yang terbentuk merupakan N,O-KMK, yaitu gugus karboksimetil terjadi pada posisi N dan O (Liu et al. 2001).

Gambar 8. Spektrogram karboksi metil kitosan pada perlakuak suhu 90 o C. KESIMPULAN Hasil dari sintesis karboksi metil kitosan pada kitosan kulit Udang Galah membuktikan bahwa suhu mempengaruhi jumlah rendemen, kelarutan dan juga pembentukan gugus fungsi pada karboksimetil kitosan. Pembentukan karboksi metil kitosan terbaik terjadi pada perlakuan suhu eterifikasi 90 o C yang menunjukkan rendemen sebesar 210%, kelarutan 87% dan juga pembentukan gugus fungsional N,O-karboksi metil kitosan. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih diucapkan kepada LPPM UGM yang telah mendanai penelitian ini melalui hibah dosen muda tahun 2013. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 175p. Basmal, J., A. Prasetyo, & A. Farida. 2007. Pengaruh Suhu Eterifikasi Terhadap Kualitas dan Kuantitas Kitosan Larut Air yang dibuat dari Cangkang Rajungan. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 2 No. 2 2007. Erna, M., Emriadi, A. Alif, S. Arief & M.J. Noordin. 2009. Sintesis dan Aplikasi Karboksimetil Kitosan sebagai Inhibitor Korosi pada Baja Karbon dalam Air. Jurnal natur Indonesia 12 (1). Hal 87-92.2009.

Jayakumar, R., M. Prabaharanb, S.V. Naira, S. Tokurac, H. Tamurac & N. Selvamurugand. 2010. Novel carboxymethyl derivatives of chitin and chitosan materials and their biomedical applications. Progress in Materials Science 55 (7): 675 709. [on line] http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/s0079642510000162. Issued September 2010. [25 November 2012). Kurita, K. 2006. Chitin and Chitosan: Functional Biopolymers from Marine Crustaceans (mini review). Marine Biotechnology Volume 8, 203 226. Liu, X.F., Guan, Y.L, Yang, D.Z., Li, Z., & You, K.D. 2001. Antibacterial action of chitosan and carboxymethylated chitosan. Journal of Applied Polymer Science 79: 1324-1335 Miao, J., G. Chen, C. Gao & S. Dong. 2008. Preparation and characterization of N,Ocarboxymethyl chitosan/ Polysulfone composite nanofiltration membrane crosslinked with epichlorohydrin. Desalination 233: 147 156 Patale, R.L. & V.B. Patravale. 2011. O,N-carboxymethyl chitosan zinc complex: A novel chitosan complex with enhanced antimicrobial activity. Carbohydrate Polymers 85: 105 110. Rout, S.K. 2001. Ph. D. Thesis on physicochemical functional and spectroscopic analysis of crawfish chitin and chitosan affected by process modification. dissertation, Louisiana state university, Baton, Rouge, La, USA.