BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk alami

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Pemikiran (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN. Produk pangan berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

I PENDAHULUAN. dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk fermentasi. Proses fermentasi mampu meningkatkan nilai gizi

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Menurut definisi dari Wikipedia, gulai adalah sejenis makanan berbahan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

Hidup sehat dimulai dari kebiasaan sehari-hari. Nenek moyang kita. Bugar Berkat Secangkir Herbal. 1 Obat Tradisional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmiati Tsaniah, 2016

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

Metode penelitian Rancangan penelitian (reseach Design) Rancangan Percobaan

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KEMASAN BUMBU INSTAN PRODUK LOKAL INTISARI

I. PENDAHULUAN. minuman saat ini mengutamakan tiga hal yaitu: manfaat untuk kesehatan, back to

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. daunnya digunakan untuk membuat teh yang sebelumnya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

I. PENDAHULUAN. makanan cepat saji atau biasa disebut junk food yang lebih banyak mengandung

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai obat. Sekarang ini banyak sekali berbagai jenis obat yang dikemas

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI JAHE DAN REMPAH PADA PEMBUATAN SIRUP KOPI

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

2014 STUDI OPTIMASI PEMBUATAN KOMBUCHA DARI EKSTRAK TEH HITAM SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

I. PENDAHULUAN. populer di dunia, berasal dari Asia Tenggara, serta menjadi tanaman buah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. umumnya berbahan dasar sereal atau kacang-kacangan, memiliki kandungan

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

I PENDAHULUAN. Penelitian, (2) Identifikasi masalah, (3) Tujuan dan Maksud Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, kandungan airnya yang

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN. gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan konsumsi yang berbeda-beda, antara lain untuk kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh merupakan salah satu dari jenis produk minuman yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. nutrien untuk menumbuhkan bakteri yang diinginkan. Pembuatan kombucha, teh

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya aktivitas yang harus dilakukan, sementara waktu yang ada sangat terbatas. Gaya

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, mulai dari teh, kopi, karet, kakao, kelapa, rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang jumlah strainnya sangat banyak, serta mengandung alkohol 0,5-1,0% dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah,(3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. 1.1.Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan penghasil rempah-rempah utama di dunia, tanaman rempah-rempah tersebut tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Tanaman rempahrempah yang ada di Indonesia kurang lebih sebanyak 40 jenis dari 100 jenis tanaman rempah yang ada di dunia. Tanaman ini pun sudah dikenal sejak abad IV sebelum Masehi. Rempah-rempah Indonesia telah dikenal dunia dengan mutu yang sangat tinggi dan cita rasanya yang tidak dapat digantikan dengan rempah dari negara lain, seperti lada hitam Lampung (Lampung Black Pepper), lada putih Bangka (Muntok White Pepper), kayu manis Kerinci (Korinci Cassiavera), vanili Bali, pala, cengkeh dan jahe. Makanan atau minuman tradisional adalah makanan atau minuman, termasuk jajanan serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau masyarakat Indonesia (Yusuf, 2002). Makanan atau minuman tradisional diolah dari resep yang sudah dikenal masyarakat setempat dengan bahan yang diperoleh dari sumber lokal dan memiliki cita rasa yang relatif sesuai dengan masyarakat setempat. Minuman tradisional Indonesia umumnya menggunakan rempah-rempah sehingga mempunyai potensi untuk dijadikan

minuman fungsional. Minuman yang terbuat dari rempah hampir terdapat di seluruh wilayah Indonesia antara lain bir plethok (Jakarta), bandrek dan bajigur (Jawa Barat), wedang ronde dan wedang uwuh (Jawa Tengah), dan sarabba (Sulawesi). Seiring dengan berkembangnya teknologi, dimana orang-orang semakin membutuhkan segala sesuatu yang sifatnya praktis (mudah dan cepat), maka konsumen lebih menyukai produk olahan yang sifatnya instan dibandingkan yang segar untuk diolah dan dinikmati sendiri. Selain itu, bahan baku yang mudah didapat dan harganya terjangkau karena bahan bakunya asli dalam negeri dan tidak perlu impor. Tanpa repot mengolah dari bahan baku menjadi bahan setengah jadi karena banyak penyedia yang menjual dalam bentuk bubuk. Mudah proses pembuatan produk tinggal meracik campuran sesuai takaran yang kita inginkan. Bahan baku minuman bandrek dalam kemasan siap seduh atau siap saji ini terdiri dari jahe merah, cabai jawa, cengkeh, kayu manis, gula pasir, gula jawa. Semua bahan baku ini bisa diperoleh dalam bentuk bubuk sehingga mudah untuk dilakukan pencampuran bahan baku sesuai dengan komposisi yang kita inginkan. Semua bahan baku setelah ditakar dalam komposisi yang sesuai bisa kedalam wadah kemudian diaduk secara merata. Bahan-bahan yang sudah dicampur merata ini kemudian bisa dimasukan kedalam kemasan sachet. Dan dengan bantuan mesin sealer, kemasan bandrek instan ini bisa ditutup dengan aman sehingga masa konsumsinya akan lebih lama.

Bandrek instan adalah salah satu contoh produk tersebut. Bandrek instan ini dibuat dengan cara pengeringan, dengan demikian produk ini dapat bertahan lama kerena pada keadaan kering mikrobia pembusuk tidak dapat tumbuh. Dalam pembuatannya juga dapat dikombinasikan dengan bahan lain misalnya temulawak, kunyit, dan sebagainya. Bahan baku minuman bandrek dalam kemasan siap seduh atau siap saji ini terdiri dari jahe merah, cabai jawa, cengkeh, kayu manis, gula pasir, gula jawa. Semua bahan baku ini bisa diperoleh dalam bentuk bubuk sehingga mudah untuk dilakukan pencampuran bahan baku sesuai dengan komposisi yang kita inginkan. Bandrek adalah minuman tradisional yang menggunakan jahe merah, cabai jawa dan lada hitam akan menimbulkan citarasa pedas sedangkan kayu manis, pala, dan kapulaga akan memberikan aroma yang khas. Senyawa nonvolatil seperti gingerol dan zingiberon yang menyebabkan rasa pedas pada jahe. Menurut Rehman et al. (2011) kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dibanding jahe lainnya. Bandrek biasanya dikonsumsi sebagai minuman pengusir hawa dingin di daerah pegunungan. Penggunaan cabai jawa yang mengandung piperin 4.6% (Syukur dan Hermani 2002) dan lada hitam yang mengandung 1.2-2.6% minyak atsiri dan 6-9% piperin (Muheidin 2008) mampu meningkatkan rasa pedas pada minuman bandrek. Campuran rempah berupa kayu manis menjadi salah satu ciri komposisi bandrek (Paimin, 2000). Pembuatan bandrek instan dilakukan dengan memperkecil ukuran jahe setelah itu dilakukan tiga perlakuan yang berbeda

pada jahe yaitu pengukusan, penyangraian, dan jahe segar. Kemudian dilakukan perebusan dengan penambahan gula disertai pengadukan. Pengadukan dilakukan terus-menerus untuk mendapatkan bubuk instan bandrek. Lalu didinginkan dan dilakukan pengecilan ukuran dan pengayakan Salah satu pemanfaatan rempah di Indonesia adalah sebagai bahan baku minuman tradisional yang tidak hanya berfungsi sebagai minuman penyegar, tetapi juga sebagai minuman yang memiliki segi fungsional bagi kesehatan, yaitu sebagai minuman yang memiliki sifat antioksidan. Tidak kurang dari 30 jenis rempah menunjukkan aktivitas antioksidan, terutama fenolik (Kochar & Rossell 1995). Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan flavonoid, derivat asam sinamal, kumarin, tokoferol, dan asam organik polifungsional (Pratt & Hudson 1992). Gula merah yang biasa digunakan dalam pembuatan bandrek berasal dari nira aren atau nira kelapa. Gula aren ini mempunyai nilai yang sangat tinggi karena aromanya dinilai lebih baik dibandingkan dengan jenis gula merah lain (Estiasih dan Ahmadi, 2009). Krimer adalah produk pengganti susu atau krim yang merupakan produk emulsi lemak dalam air, dibuat dari minyak nabati yang dihidrogenasi dengan penambahan bahan tambahan pangan yang diizinkan. Produk dapat berupa bubuk atau cairan dan umumnya digunakan untuk menambah cita rasa pada makanan dan minuman. Secara fungsional, krimer memiliki banyak kelebihan dibanding dengan produk susu pada umumnya. Dari sisi bahan baku, krimer menggunakan minyak nabati

sebagai sumber lemaknya. Salah satu keunggulan lemak nabati adalah tidak mengandung laktosa. Kandungan lemak dalam krimer ada beberapa type, dari 28% - 35%. Dengan terdapatnya kandungan lemak, maka akan terasa gurih dan dalam jumlah pemakaiannya yang sedikit tidaklah berbahaya. Semakin tinggi kandungan lemak akan semakin gurih rasanya. Penelitian ini menggunakan program design expert yang digunakan untuk membantu mengoptimalkan produk atau proses. Kemudian menggunakan metoda d- optimal agar menemukan formulasi yang tepat. Program ini mempunyai kelebihan dibandingkan program olahan data yang lain seperti contohnya program yaitu program ini akan mengoptimasikan proses termasuk dalam proses pembuatan bandrek serbuk dengan beberapa variabel yang dinyatakan dalam satuan respon, menu mixture yang dipakai yang dikhususkan untuk mengolah formulasi dan metoda d-optimal yang mempunyai sifat fleksibilitas yang tinggi dalam meminimalisasikan masalah dan kesesuaian dalam menentukan jumlah batasan bahan yang berubah lebih dari 2 respon. Design Of Experiment atau yang lebih dikenal dengan perancangan eksperimen adalah sebagai sebuah metodologi yang didasari prinsip prinsip statistika seperti yang kita kenal sekarang dirintis oleh Sir Donald F. Fisher lewat publikasinya The Arrangement of Field Experiments pada tahun 1926. Tiga hal yang ditekankan oleh Fisher disini: local control, replication dan randomization (Siregar, 2009).

1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah penggunaan program design expert metoda d-optimal dapat menentukan formulasi yang optimal dalam pembuatan bandrek serbuk? 2. Apakah sifat kimia dan sifat organoleptik bandrek serbuk yang dihasilkan dari keseluruhan formulasi dapat sesuai dengan persyaratan produk serbuk? 1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menentukan formulasi yang optimal pada pembuatan bandrek serbuk berbahan baku dan penunjang ( jahe merah, cabai jawa, kayu manis, jintan hitam, biji pinang, sukrosa, dan krimer) serta mengetahui karakteristik (sifat kimia - sifat organoleptik) bandrek serbuk yang dihasilkan. 1.4.Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah, meningkatkan nilai jual, dan pemanfaatan berbagai macam rempah-rempah yang memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh. 1.5.Kerangka Pemikiran Bandrek merupakan minuman tradisional khas masyarakat Sunda, Jawa Barat. Minuman ini berbahan baku jahe, namun citarasa yang jauh berbeda dengan weddang jahe pada umumnya. Bandrek dikonsumsi untuk menaikan kehangatan tubuh atau sekedar untuk minuman selingan (Muchlis, 2013).

Bandrek adalah minuman tradisional yang menggunakan jahe merah, cabai jawa dan lada hitam akan menimbulkan citarasa pedas sedangkan kayu manis, pala, dan kapulaga akan memberikan aroma yang khas. Senyawa nonvolatil seperti gingerol dan zingiberon yang menyebabkan rasa pedas pada jahe. Menurut Rehman et al. (2011) kandungan gingerol jahe merah lebih tinggi dibanding jahe lainnya. Bandrek biasanya dikonsumsi sebagai minuman pengusir hawa dingin di daerah pegunungan. Penggunaan cabai jawa yang mengandung piperin 4.6% (Syukur dan Hermani 2002) mampu meningkatkan rasa pedas pada minuman bandrek. Campuran rempah berupa kayu manis juga menjadi salah satu ciri komposisi bandrek (Paimin, 2000). Menurut Priyo (2012), Biasanya, rasa dan aroma kayu manis bubuk lebih tajam dibandingkan kayu manis batangan. Akan tetapi, kayu manis bubuk tidak dapat bertahan lama karena kayu manis bubuk mudah rusak dan aroma kayu manis akan hambar. Bandrek instan atau yang berbentuk bubuk instan memiliki standar Internasional menurut EOA (The Essential Oil Association Of America) adalah abu yang larut dalam air minimum 1,9%, kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimum 2,3%, bahan yang larut dalam alkohol minimum 5,1%, dan bahan yang larut dalam air dingin 11,4%. Selain itu ada minuman yang sejenis seperti bandrek diantaranya bajigur, sekoteng, dan wedang ronde dimana ketiga minuman memiliki rasa yang hampir sama namun dari bahan baku yang digunakan sedikit berbeda.

Bajigur adalah minuman khas masyarakat Sunda dari daerah Jawa Barat, Indonesia. Bahan utamanya adalah gula aren dan santan. Untuk menambah kenikmatan dicampurkan pula sedikit jahe, garam, daun pandan, dan bubuk vanili. Bajigur merupakan minuman yang berkhaisat untuk meringankan berbagai penyakit seperti mencegah hipertensi karena adanya kandungan jahe yang dapat membantu meningkatkan kinerja metabolisme tubuh dengan cara memperlancar aliran darah, menambahn nafsu makan karena adanya kandungan tonikum yang dihasilkan dari pandan, dan dapat meningkat sistem imun karena bajigur memiliki antioksidan yang cukup tinggi (Didi Diah, 2015). Wedang ronde merupakan minuman tradisional yang berasal dari Jawa. Wedang ronde adalah seduhan air jahe yang berisi bola-bola yang disebut ronde dimana ronde ini terbuat dari tepung ketan. Biasanya disajikan dengan kacang yang sudah disangrai, kolang-kaling, dan potongan roti. Jahe yang ada di dalam wedang ronde berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, perut kembung dan masuk angin. Kacang yang terdapat pada bola ketan kaya akan energi dan mengandung nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan (Hendrawati Lianny, 2015). Sekoteng adalah minuman asli Jawa Tengah berasa jahe yang biasa dihidangkan panas. Bahan lain yang biasanya dicampurkan kedalam minuman sekoteng ini adalah kacang hijau, kacang tanah, pacar cina, dan potongan roti. Sekoteng ini memiliki manfaat sama dengan wedang ronde yaitu untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Penambahan kacang hijau yang kayak protein juga akan

mempercepat pemulihan badan yang kurang fit, sementara potongan roti menambah asupan karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh (Hendrawati Lianny, 2015). Menurut penelitian Siska febriyanti dan Yunianta (2015), dalam pembuatan minuman fungsional jahe dengan penambahan sari jahe dengan variasi 30%, 40%, dan 50%. Perlakuan penambahan sari jahe 40% sebagai perlakuan terbaik dari aspek organoleptik. Menurut penelitian Iyuki Harnowo dan Yunianta (2015), dalam pembuatan sari buah belimbing manis dengan penambahan ekstrak biji pinang dengan variasi (5% v/v, 10% v/v). Perlakuan terbaik adalah penambahan esktrak biji buah pinang 10% dengan karakteristik yaitu kadar vitamin C 14mg/100g, antioksidan 17.99%, gula reduksi 2.824%, total asam 9.93%, ph 2.73, TPT 0.7, kecerahan (L) 35.2, kemerahan (a*) 5.27, kekuningan (b*) 17,27, warna 3.35 (agak suka), rasa 3 (agak suka), aroma 3.35 (agak suka). Menurut Ade Yulia, Suparmo, dan Eni Harmayani (2011), dalam pembuatan minuman ringan dari ekstrak kulit kayu manis dan madu dengan konsentrasi 10% dan 15%. Perlakuan penambahan ekstrak kulit kayu manis 15% sebagai perlakuan terbaik dari aspek organoleptik. Menurut penelitian Rachmad Rizal Yulianto dan Tri Dewanti Widyaningsih (2013), dalam pembuatan minuman herbal berbasis cincau hitam, jahe dan kayu manis dengan konsentrasi 10% v/v yang memiliki parameter fisik dan kimia : total fenol 211.24 ppm ; aktivitas antioksidan 56.8% ; TPT 8.3 Brix ; ph 6,28 ; tingkat kecerahan (L*) 25.8 ; tingkat kemerahan (a+) 5.4 ; dan tingkat kekuningan (b+) 13.1.

Sedangkan parameter organoleptik memiliki kesukaan terhadap rasa 3.45 ; kenampakan 3.55; aroma 3.45 ; dan warna 3.40. Menurut penelitian Abu Amar, Rullyenzi Rasyid, dan Fiqih Oktaviani Indriani (2008), dalam pembuatan teh dengan penambahan sukrosa dengan variasi 8%, 10%, dan 12,5%. Perlakuan terbaik adalah penambahan sukrosa 12,5% dan kepekatan teh 10 g/l. Teh tersebut mengandung asam glukonat 7,96 mg/l, asam glukoronat 46, 144 mg/l, asam laktat 3,709 mg/l, asam folat 101,381 mg/l, dan kadar sukrosa yang masid ada dalam produk sebesar 2,818 mg/l. Menurut penelitian Kamsina Ina, Inda Three Anova, Firdausni (2015), dalam pembuatan minuman fungsional labu kuning dengan penambahan sukrosa dengan variasi 10%, 15%, dan 20%. Perlakuan terbaik adalah penambahan sukrosa dengan konsentrasi 20%. Menurut penelitian Anwar Fauzan (2010), dalam pembuatan minuman sari buah nangka dengan penambahan sukrosa dengan variasi 0%, 5%, 10%, dan 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari buah nangka yang dibuat dengan perlakuan penambahan sukrosa 15 % adalah sari buah yang paling disukai oleh panelis. Menurut penelitian Gandes Ayu Sekarini (2011), dalam pembuatan minuman fungsional teh hijau dengan penambahan sukrosa dan gula aren dengan variasi yang sama yaitu 0%, 2,5 %,5%, 7,5%, 10%, 12,5% dan 15%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minuman fungsional teh hijau yang dibuat dengan perlakuan penambahan sukrosa 15 % adalah yang terbaik.

Berdasarkan penelitian Nugraha (2014) pada pembuatan food bar menggunakan program design expert metoda d-optimal di dapatkan formulasi yang terpilih adalah isolat soy protein 7,63%; dekstrin 2,59%; dan madu 8,78% yang keseluruhan berjumlah 19% dan sisanya yang merupakan variabel tetap yaitu tepung ubi jalar kuning 17,5%; kelapa parut kering 15%; tepung kacang merah 7,5%; telur 23%; margarin 14%; dan kismis 4%. Menurut penelitian Siregar, Debora, Manuel (2014) pada pembuataan kwetiau dengan optimasi penambahan tepung lidah buaya menggunakan program design expert metodad-optimal, diperoleh 44 formulasi. Kwetiau yang dibuat dengan menggunakan tepung lidah buaya tanpa kulit (20%) menghasilkan karakteristik terbaik dan kadar serat pangan sebesar 6,7% sehingga digunakan sebagai dasar dalam optimasi pembuatan kwetiau. Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung tapioka (25,580%), maizena (64,233%), dan lidah buaya (10,187%) menghasilkan kwetiau dengan karakteristik terbaik serta memiliki kandungan serat pangan sebesar 5,54%. 1.6.Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas : Penggunan program design expert metoda d-optimal dapat menentukan formulasi optimal pada pembuatan bandrek serbuk.

1.7.Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Pasundan Bandung. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan Desember 2016 sampai dengan Selesai.