BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. individu untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya dengan layak. Kemisikinan

(PNPM : : PJOK,

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

I. PENDAHULUAN. Upaya penangulangan kemiskinan di Indonesia merupakan amanah konstitusional

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap pembangunan di suatu daerah seyogyanya perlu dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujutkan cita-cita bangsa yakni terciptanya

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

I. PENDAHULUAN. penerima program pembangunan karena hanya dengan adanya partisipasi dari

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik. Data Penduduk Indonesia Per Maret Diakses 14 Februari 2011

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. harus diminimalisir, bahkan di negara maju pun masih ada penduduknya yang

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan nasional pada usaha proaktif untuk meningkatkan peran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonominya. Definisi pembangunan ekonomi semakin berkembang

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

EVALUASI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO. Oleh FERA HANDAYANI

I. PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD Salah satu arahan. pembangunan jangka panjang nasional Tahun seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani,

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. ayat (1) menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB I PENDAHULUAN. beruntung (disadvabtaged groups), seperti orang miskin, orang dengan kecacatan,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan di daerah bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan kesejahteraan kepada seluruh warga bangsa dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan tidak dapat ditakar hanya dengan kemampuan memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Demikian juga halnya dengan kemiskinan, dimana kemiskinan

BAB I PENDAHULAN. berkembang seperti Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang amat serius. Kemiskinan

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH

I. PENDAHULUAN. meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang sekaligus

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan

G U B E R N U R L A M P U N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu program percepatan penanggulangan kemiskinan unggulan

SAMBUTAN KEPALA DESA

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan desa memegang peranan yang penting karena

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

Jalan Aspal Pusong Menuju Desa Wisata

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian... 12

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki gap yang besar, terutama pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. kompleks dan multi dimensional. Persoalan kemiskinan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

I.PENDAHULUAN. Indonesia, terutaman di pedesaan. Masyarakat desa dinilai lebih membutuhkan

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

PNPM MANDIRI PERDESAAN

ANGGARAN DASAR DAPM TOMPOBULU

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

BAB IV IMPLEMENTASI SPP (SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator penting untuk menilai

I. PENDAHULUAN. kehidupan bangsa.kesejahteraan umum dapat dicapai jika masalah. kemiskinan dapat ditanggulangi, ketidakmampuan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM-MP) DI DESA SONOWANGI KECAMATAN AMPELGADING KABUPATEN MALANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

I. PENDAHULUAN. bidang nasional dan ekonomi. Di mana dalam suatu proses perubahan tersebut haruslah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Kata Pengantar BAB 4 P E N U T U P. Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia. Masalah kemiskinan ini

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia merupakan salah satu upaya untuk dapat mewujudkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahteraan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang harus diwujudkan melalui pembangunan perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi. Pencapaian cita-cita tersebut dilaksanakan secara terpadu dan sistematis dalam bentuk operasional penyelenggaraan pemerintah, selaras dengan fenomena dan dinamika yang terjadi di dalam kehidupan masyarakat. Melihat dari kondisi masyarakat Indonesia yang terperangkap akan kemiskinan dan ketidakberdayaan dalam hidup, maka diperlukan perwujudan untuk menyejahterakan masyarakat melalui upaya penanggulangan untuk mengatasi kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah multidimensi karena berkaitan dengan ketidakmampuan secara ekonomi, sosial, budaya, politik dan partisipasi dalam masyarakat. Kemiskinan juga memiliki arti yang lebih luas dari sekedar lebih

2 rendahnya tingkat pendapatan atau konsumsi seseorang dari standar kesejahteraan seperti kebutuhan kalori minimum atau garis kemiskinan. Akan tetapi kemiskinan memiliki arti yang lebih dalam karena berkaitan juga dengan ketidakmampuan untuk mencapai aspek diluar penghasilan seperti akses kebutuhan minimum seperti kesehatan, pendidikan, air bersih dan sanitasi dan lain-lain. Kemiskinan adalah fenomena yang bukan saja terjadi di Negara Indonesia tetapi juga di negara berkembang di dunia. Kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat besar karena melibatkan berbagai aspek kehidupan, karena substansi kemiskinan merupakan suatu kondisi serba kekurangan terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan disebabkan oleh kelangkaan untuk mendapatkan alat pemenuhan kebutuhan dasar ataupun sulitnya untuk mendapatkan pendidikan maupun pekerjaan. Keterlibatan pemerintah dalam menangani fenomena kemiskinan sangatlah tepat dengan menempuh kebijakan yang dapat mengeluarkan program atau kegiatan pembangunan secara terpadu, antara pertumbuhan dan pemerataan, termasuk di dalamnya upaya peningkatan peran pemerintah yang lebih bisa menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dan merubah pola pikir serta sikap mental mereka. Melalui upaya ini, diharapkan dapat mengikutsertakan masyarakat dalam kelompok kehidupannya serta membantu dan memberdayakan mereka dalam berbagai kegiatan produktif yang sesuai dengan potensinya masing-masing. Dengan demikian setiap kebijakan pemerintah dalam upaya memperdayakan masyarakat,

3 seharusnya dilaksanakan secara terarah pada suatu penciptaan lingkungan yang memungkinkan masyarakat untuk dapat menikmati kehidupan yang lebih baik, layak dan sekaligus memperluas pilihan yang dapat dilakukan oleh setiap masyarakat dengan menempatkan masyarakat sebagai pusat perhatian dan sebagai pelaku utama pembangunan, sedangkan pemerintah hanya sebagai pendorong, pengatur dan penyediannya saja. Di Negara Indonesia sendiri, pemerintah telah berupaya untuk dapat menurunkan angka kemiskinan. Untuk dapat meningkatkan efektivitas dalam penanggulangan kemiskinan pemerintah membuat kebijakan untuk menanggulangi masalah kemiskinan dengan meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan yang sering disebut dengan PNPM Mpd dimulai pada tahun 2007. PNPM Mpd merupakan PNPM mandiri yang dikembangkan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang dikeluarkan pada tahun 1998. Program tersebut mempunyai tujuan umum yaitu untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kapasitas masyarakat, pemerintah lokal, serta penyediaan sarana prasarana sosial dan ekonomi. Pembiayaan PNPM Mpd ditanggung bersama antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kebersamaan ini diwujudkan dalam bentuk partisipasi daerah dalam penyediaan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), melalui pengalokasian dana sharing yang bersumber dari APBD. Pelaksanaan PNPM Mpd mengutamakan pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan ekonomi masyarakat

4 dengan memberikan kepercayaan dan peningkatan kemampuan masyarakat, terutama masyarakat miskin, dalam mengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan sekaligus merencanakan, melaksanakan, hingga memastikan keberlanjutan program-program yang telah disepakati dengan kata lain PNPM Mpd adalah kegiatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Dalam program PNPM Mpd ini, terdapat Sembilan Kabupaten di Provinsi Lampung yang menerima PNPM Mpd yakni Pesawaran, Tanggamus, Way Kanan, Tulang Bawang, Lampung Barat, Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Timur dan Lampung Selatan. Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah yang di mana terdapat banyak kecamatan yang menerima bantuan PNPM Mpd. Kecamatan Merbau Mataram merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Lampung Selatan yang termasuk dalam lokasi sasaran PNPM Mpd. Pelaksanaan PNPM Mpd di Kecamatan Merbau Mataram dimulai dari tahun 2009 hingga tahun 2015, bantuan PNPM Mpd digunakan untuk sarana fisik yaitu infrastruktur seperti jembatan, poskesdes, jalan batu (onderlagh), dan non fisik yaitu kegiatan Simpan Pinjam pada Kelompok Perempuan (SPP) yang terbagi menjadi tiga kelompok yaitu: Badronoyo, Maju Lancar, dan Mulia. Jumlah alokasi dana BLM PNPM Mpd sebesar Rp.3.000.000.000, terdiri dari alokasi dana yang bersumber dari APBD (Dana Cost Sharing) sebesar 20% Rp.600.000.000, dan alokasi dana yang bersumber dari dana APBN sebesar 80% Rp. 2.4 Milyar. Desa-desa di Kecamatan Merbau Mataram yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan PNPM Mpd berjumlah 15 Desa. Desa Talang Jawa adalah salah satu diantara 15 desa

5 partisipasi yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Merbau Mataram. Pada kegiatan PNPM Mpd, Desa Talang Jawa berdasarkan Surat Penetapan Camat (SPC) adalah salah satu desa yang mendapatkan dana bantuan berupa kegiatan pembangunan prasarana atau fisik. Daftar 15 desa di Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan sebagai berikut: Tabel 1. Nama Desa di Kecamatan Merbau Mataram Nama Desa Luas Wilayah/KM Jumlah Penduduk Keluarga Miskin Merbau Mataram 10,37 6296 296 Suban 8,19 4078 219 Karang Raja 8,7 3721 203 Tanjung Baru 10,18 6967 275 Baru Ranji 11,98 5262 201 Talang Jawa 5,18 3322 304 Lebung Sari 4,7 1426 175 Puji Rahayu 3,49 1812 155 Batu Agung 4,01 1510 200 Tanjung Harapan 5,41 2069 216 Sinar Karya 4,95 1251 151 Triharjo 8,13 4392 285 Panca Tunggal 7,63 4237 257 Mekar Jaya 12,32 3646 292 Karang Jaya 8,7 866 249 (Sumber: Laporan perkembangan kependudukan 2011) Berdasarkan tabel di atas, Desa Talang Jawa memiliki jumlah penduduk 3322 dan jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) di desa tersebut tertinggi mencapai 304, dibandingkan dengan empat belas desa lainnya. Data tersebut memperlihatkan bahwa tingkat kemiskinan di desa Talang Jawa ini masih relatif tinggi, maka sangatlah tepat jika PNPM Mpd di laksanakan pada desa ini.

6 Berdasarkan prariset yang telah dilakukan pada 16 Juni 2012, berkaitan dengan dana yang telah diterima oleh desa Talang Jawa dari PNPM Mpd untuk tahun anggaran 2011 adalah sebesar Rp. 297.612.000 digunakan untuk sarana fisik seperti Jalan Telford perkerasan jalan, TPT, dan gorong-gorong plat beton. Untuk anggaran tahun 2012 adalah sebesar Rp.171.869.700 digunakan untuk sarana fisik seperti gedung pasar (renovasi) dan SPP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Rekapitulasi Laporan Kegiatan PNPM Mpd tahun anggaran 2011-2012 No Tahun Kegiatan Biaya Kelompok Prasarana Jenis Prasarana/Kegiatan 1 2011 Prasarana Umum Jalan Telford 271.211.000 TPT 4.785.000 Gorong-gorong Plat Beton 6.736.000 2 2012 Prasarana Umum Gedung Pasar 103.276.000 (Renovasi) SPP Maju Lancar 6 20.000.000 Bugenvil 3 20.000.000 Sumber: Dokumen PNPM Mpd Desa Talang Jawa 2011-2012 Berdasarkan prariset yang peneliti lakukan 16 juni 2012, ada beberapa masalah dalam pelaksanaan PNPM Mpd diantaranya, permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan pembangunan sarana fisik (1) adanya pekerjaan untuk prasarana umum yaitu

7 pembangunan posyandu, jalan telford yang tidak selesai secara tepat waktu melewati jadwal yang telah ditentukan, (2) sedangkan untuk kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) pada tahun 2011 permasalahan yang ditemui yaitu terdapat kelompok perempuan yang terlambat mengembalikan dana pinjaman dan (3) kurangnya partisipasi dalam menghadiri musyawarah (hasil wawancara prariset ketua TPK). Seperti yang diharapkan oleh masyarakat desa Talang Jawa sebagai desa yang menjadi sasaran penerima bantuan PNPM Mpd, bahwa setelah selesai dibangunnya semua jenis kegiatan yang telah terpilih yaitu pembangunan prasarana kesehatan, serta pembangunan jalan telford, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat terutama yang menyangkut kegiatan perekonomian. Sebab selama ini, pada musim hujan misalnya, karena jalan-jalan tempat dilaluinya warga masih berupa jalan tanah maka jalanya menjadi becek dan licin. Kondisi di atas menyebabkan warga merasa kesulitan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang hasil dan faktor pendukung dilaksanakannya kebijakan penanggulangan kemiskinan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mpd). Untuk itu peneliti memilih tipe Effectiveness, outcome, or impact evaluation yaitu riset evaluasi yang ditujukan untuk menilai sejauh mana sebuah program mencapai hasil seperti yang telah ditetapkan.

8 Adapun riset yang akan dilakukan peneliti berjudul Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mpd) Studi di Desa Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2012. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini karena desa Talang Jawa memiliki RTM yang sangat tinggi dibandingkan dengan empat belas desa lainnya, dan masalah yang peneliti dapatkan saat prariset permasalahan yang terdapat dalam pelaksanaan pembangunan sarana fisik adanya pekerjaan untuk prasarana umum yaitu pembangunan posyandu dan jalan telford yang tidak selesai secara tepat waktu melewati jadwal yang telah ditentukan, sedangkan untuk kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) pada tahun 2011 permasalahan yang ditemui yaitu terdapat kelompok perempuan yang terlambat mengembalikan dana pinjaman dan kurangnya partisipasi dalam menghadiri musyawarah. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pencapaian hasil dari pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mpd) di Desa Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan? 2. Apa sajakah faktor-faktor pendukung atau penghambat dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mpd) di

9 Desa Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2012? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan dan menganalisis hasil dari pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mpd) di Desa Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2012. 2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis apa saja faktor pendukung atau penghambat yang dihadapi dalam pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Manddiri Pedesaan (PNPM Mpd) di Desa Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2011-2012. D. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka kegunaan penelitian ini adalah: 1 Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan sosial dibidang Ilmu Administrasi Negara, khususnya studi kebijakan publik 2 Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rekomendasi penyempurnaan program PNPM Mpd pada tahun berikutnya.