A. Gambaran Umum Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2015

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

WALIKOTA BIMA PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KOTA BIMA TAHUN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH TAHUN Meningkatnya kapasitas dan kapabilitas sumber Persentase peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS), AMAN, HARMONIS DAN MERATA.

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

Pemerintah Kabupaten Bima Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN BUPATI SEMARANG NOMOR : 061/0217/2016 TENTANG RENCANA KINERJA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI SULAWESI SELATAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. UMUM

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perencanaan pembangunan daerah, proses. penyusunan tahapan-tahapan kegiatannya melibatkan berbagai

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2016

Rencana Stratejik (RENSTRA) Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 21 SERI E

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PEMANFAATAN INSENTIF PEMUNGUTAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA BATU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

User [Pick the date]

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

KATA PENGANTAR. Lamongan, Maret 2017 KEPALA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN LAMONGAN

REVIEW-INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH TAHUN

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º Lintang Selatan. Dengan Iklim asli yang dipengaruhi oleh iklim pegunungan di sekitarnya, namun pada beberapa Tahun belakangan mengalami peningkatan suhu karena polusi dan meningkatnya suhu global akibat efek rumah kaca. Keadaan geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya terdiri atas lapisan aluviall hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di bagian Utara umumnya merupakan jenis andosol, sedangkan di bagian Selatan serta Timur terdiri atas sebaran jenis aluviall kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian Tengah dan Barat tersebar jenis tanah andosol. Kota Bandung secara administratif berbatasan dengan daerah kabupaten/kota lainnya yaitu : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat (KBB); 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi; 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung; Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 1

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung. Berdasarkan posisi tersebut, maka Kota Bandung berada pada lokasi yang cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi dan potensi perekonomian. Hal tersebut disebabkan Kota Bandung terletak pada pertemuan poros jalan utama di Pulau Jawa, yaitu : 1. Barat Timur, pada posisi ini Kota Bandung menjadi poros tengah yang menghubungkan antara Ibukota Provinsi Banten dan Jawa Tengah. 2. Utara Selatan, selain menjadi penghubung utama Ibukota Negara dengan wilayah Selatan, juga menjadi lokasi titik temu antara daerah penghasil perkebunan dengan peternakan dan perikanan. Kota Bandung terdiri dari 30 Kecamatan, 151 Kelurahan, 1.561 RW, 9.691 RT dan mempunyai Luas wilayah 16.729,65 Ha. Luas tersebut didasarkan pada Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 10 Tahun 1989 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung. Penduduk Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda. Pada Tahun2012, Kota Bandung memiliki penduduk sebanyak 2.455.517 jiwa (BPS Kota Bandung 2012), dengan laju pertumbuhan penduduk 1,26 % dan tingkat kepadatan penduduk mencapai 14.676 orang per km 2. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kota Bandung hampir merata, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.246.175 orang, dan penduduk perempuan sebanyak 1.209.342 orang seperti terlihat pada Gambar 1.1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 2

Gambar 1.1 Komposisi Penduduk Kota Bandung Tahun2012 Menurut Jenis Kelamin 49,25% 50,75% Laki- laki Perempuan Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung Angkatan Kerja (Oang) 1,200,000 1,150,000 1,100,000 1,050,000 1,000,000 Grafik 1.1 Tingkat Pengangguran Periode 2011-2012 Kota Bandung 950,000 900,000 10.34 2011 2012* 9.17 10.6 10.4 10.2 10.0 9.8 9.6 9.4 9.2 9.0 8.8 8.6 8.4 Jumlah yg Bekerja Jumlah Pengangguran Tingkat Pengangguran Tk. Pengangguran (%) *angka sementara Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 3

Tenaga Kerja Dari jumlah penduduk sebanyak 2.455.517 orang, jumlah angkatan kerja Kota Bandung Tahun 2012 sebanyak 1.171.551 orang dan tingkat partisipasi angkatan kerja 90,83%. Jumlah angkatan kerja ini meningkat 3,70% dari tahun sebelumnya yang hanya 1.129.744 orang. Peningkatan penyerapan kerja yang terus meningkat seiring meningkatnya investasi dan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung menyebabkan turunnya tingkat pengangguran pada Tahun 2012 menjadi sebesar 9,17% dari Tahun lalu sebesar 10,34% seperti terlihat pada Grafik 1.1. Pembangunan manusia Dalam konsep pembangunan manusia, pembangunan dianalisis dan dipahami dari sudut manusianya, bukan hanya dilihat dari pertumbuhan ekonominya.pembangunan diharapkan dapat membentuk manusia yang berharga dan diakui kemanusiaanya. Tujuan utama dari pembangunan manusia, yaitu untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki manusia. Pembangunan manusia dalam dimensi ekonomi, pendidikan dan sosial yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ini dapat menjadi indikasi bahwa kesejahteraan masyarakat Kota Bandung dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Grafik 1.2 Indeks Pembangunan Manusia Kota Bandung periode 2008 2012 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 4

Nilai Indeks 79.4 79.2 79.0 78.8 78.6 78.4 78.33 78.71 78.99 79.12 79.32 78.2 78.0 77.8 2008 2009 2010 2011* 2012**) Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung Untuk mengukur tingkat pembangunan manusia digunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM Kota Bandung terus mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada grafik 1.2, indeks pembangunan manusia Kota Bandung tahun 2012 adalah 79,32. Peningkatan IPM merupakan indeks komposit yang merupakan hasil penggabungan dari beberapa indeks.indeks-indeks tersebut adalah indeks pendidikan yang dihitung berdasarkan angka melekhuruf dan angka rata-rata sekolah, indeks kesehatan yang dihitung berdasarkan angka harapan hidup serta indeks ekonomi yang dihitung berdasarkan kemampuan/paritas daya beli. Hal ini memberikan indikasi bahwa potensi yang ada di Kota Bandung memiliki keunggulan yang relatif lebih baik dan patut untuk terus dipelihara dan dikembangkan dalam peningkatan pembangunan di segala bidang secara berkelanjutan. Perekonomian Pada awalnya kota Bandung dan sekitarnya secara tradisional merupakan kawasan pertanian, namun seiring dengan laju urbanisasi menjadikan lahan pertanian menjadi kawasan perumahan serta kemudian berkembang menjadi kawasan industri dan bisnis, sesuai dengan transformasi ekonomi kota pada umumnya. Sektor perdagangan dan jasa saat ini memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung, disamping terus berkembangnya sektor industri. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 5

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandung, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung terus mengalami peningkatan, dari 7,83% pada tahun 2006, menjadi 9,40% pada tahun2012 seperti terlihat pada grafik 1.3. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 6

Grafik 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandung Periode Tahun 2008 2012 10 9 8.58 Persentase (%) 8 7 6 5 8.17 8.45 Rerata LPE Bandung : 8,42% 4 3 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung. Perekonomian Kota Bandung ditunjang terutama oleh sektor pariwisata. Hawa Kota Bandung yang sejuk menjadi daya tarik utama para wisatawan luar Kota Bandung yang ingin menghabiskan liburannya. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung memiliki kaitan yang erat dengan berkembangnya pembangunan manusia dan terdapat hubungan timbal balik (two-way relationship) antara modal manusia (Human capital) dan pertumbuhan ekonomi. Perekonomian mempengaruhi pembangunan manusia, khususnya melalui aktivitas rumah tangga dan pemerintah, dimana semakin tingginya pembangunan manusia, maka akan mempengaruhi ekonomi melalui peningkatan kemampuan atau kapabilitas masyarakat. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 7

Gambar 1.2 Kontribusi Lapangan Usaha dalam PDRB Kota Bandung Tahun 2012 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 5% Jasa- jasa 10.43% Pertanian,Peternakan dan Perikanan 0.19% Industri Pengolahan 23.09% Pengangkutan dan Komunikasi 11.55% Listrik, Gas dan Air Bersih 2.48% Konstruksi 5.55% Perdagangan, Hotel dan Restoran 41.55% Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung Pada tahun 2012, kontribusi sektor pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi ditunjukkan oleh kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 41,55%***, dengan nilai sebesar Rp. 15,66 trilyun. Di samping pariwisata, industri pengolahan dan jasa menjadi andalan berikutnya untuk mendorong ekonomi Kota Bandung. Industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 23,09%, dan sektor jasa memberikan kontribusi sebesar 10,43%, seperti terlihat pada gambar 1.2. Keuangan Daerah Pelaksanaan pembangunan Kota Bandung, di samping faktor sumber daya manusia, membutuhkan pembiayaan yang relatif besar, terlebih dengan diberlakukannya desentralisasi dimana sebagian besar kewenangan pemerintah pusat dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah. Untuk menyelenggarakan urusan pemerintah yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah tersebut, diperlukan sumber-sumber penerimaan daerah untuk membiayai penyelenggaraan urusan daerah tersebut. Realisasi pendapatan Kota Bandung terus mengalami kenaikan seiring dengan membaiknya Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 8

kondisi ekonomi, dari 3,11 trilyun pada tahun 2011, menjadi 3,66 trilyun pada tahun 2012. B. Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa untuk mewujudkan good governance (Pemerintahan yang baik), diperlukan adanya transparansi, partisipasi dan akuntabilitas sebagai wujud pertanggungjawaban kepada masyarakat selaku pemberi amanat dan pemilik kekuasaan serta kedaulatan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna serta berhasilguna. Untuk itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan legitimate. Upaya pengembangan tersebut sejalan dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk melaksanakan amanat Undang-undang tersebut, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dimana tata cara penyusunannya diatur dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang kemudian diperbaharui dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, bahwa Pemerintah Daerah maupun Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) untuk memberikan pertanggungjawaban mengenai kinerja satuan kerja perangkat daerah serta Pemerintah Daerahnya sesuai dengan program dan kegiatan yang dilaksanakan pada setiap tahunnya. Berkenaan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka upaya untuk memenuhi Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dalam hal ini Pemerintah Kota Bandung menyusun media pertanggungjawaban kinerja yang dituangkan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Bandung Tahun2012 yang diharapkan dapat Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 9

memberikan informasi mengenai kinerja Pemerintah Kota Bandung bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun2011, mengacu kepada Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2009-2013 yang merupakan dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bandung Tahun2012 serta Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUAPBD) Kota Bandung Tahun 2012 yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan tahunan daerah Kota Bandung. C. Maksud Dan Tujuan Maksud disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun2012 adalah melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta memenuhi Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2012 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun2012 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013, dalam rangka mengkomunikasikan capaian kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun2012. Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun2012adalah : 1) Mempertanggungjawabkan kinerja/ pencapaian tujuan dan sasaran Pemerintah Kota Bandung dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemerintah Kota Bandung kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) guna mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). 2) Memberikan umpan balik dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 10

D. Dasar Hukum Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kota Bandung berdasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12Tahun 2008; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 8. Instruksi Presiden Nomor 07 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 9. Instruksi Presiden Nomor 05 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan korupsi; 10. Keputusan Presiden RI Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009-2014; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; 13. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 11

dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 14. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23Tahun2012 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun2012 dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2013; 15. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 25 Tahun 2002 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 16. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 04 Tahun 2005 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung; 17. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung; 18. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kota Bandung dan Sekretariat DPRD Kota Bandung, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2009. 19. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Inspektorat Kota Bandung; 20. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2009; 21. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009; 22. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung; 23. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah sakit Umum daerah Kota Bandung; 24. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009; Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 12

25. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kota Bandung; 26. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005-2025; 27. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2009-2013; 28. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09Tahun2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2013; 29. Peraturan Walikota Bandung Nomor 542 Tahun 2008 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Bandung Nomor 940 Tahun 2009; 30. Peraturan Walikota Bandung Nomor 487Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Bandung Tahun 2012. E. Lingkungan Strategis Yang Berpengaruh Lingkungan strategis yang berpengaruh terhadap kinerja Pemerintah Kota Bandung, adalah sebagai berikut : 1. Komitmen Walikota Bandung untuk melaksanakan tata kelola Pemerintahan yang baik (good governance); 2. Sumber Daya Manusia (SDM) Aparat Pemerintah Kota Bandung yang secara kualitatif dan kuantitatif cukup memadai dalam menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung; 3. Kejelasan tanggungjawab pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Bandung; 4. Suasana kondusif di wilayah Kota Bandung yang menunjang terselenggaranya Pemerintahan secara berkesinambungan; 5. Kejelasan urusan yang menjadi kewenangan Daerah Kota Bandung sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 13

Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung sebagai konsekuensi dilaksanakannya Otonomi Daerah secara luas, nyata dan bertanggungjawab; 6. Tekad aparat Pemerintah Kota Bandung untuk menyelenggarakan Pemerintahan yang baik (good governance); 7. Hubungan yang terjalin secara harmonis dan sinergis antara Pemerintah Kota Bandung dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung yang mendukung pelaksanaan kebijakan-kebijakan Pemerintah Kota Bandung yang tertuang dalam program-program pembangunan daerah dalam rangka untuk mensejahterakan masyarakat Kota Bandung. F. Sistematika Penulisan Penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun2012 disusun dengan sistematika mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,sebagai berikut : Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 14

Ringkasan Eksekutif BAB IPendahuluan BAB IIPerencanaan dan Perjanjian Kinerja Berisi ringkasan pencapaian kinerja/ tujuan dan sasaran Pemerintah Kota Bandung Tahun2012. Bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum Daerah, latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum penyusunan, Lingkungan Strategis yang berpengaruh dan sistematika penyusunan LAKIP. Bab ini menguraikan tentang Visi dan Misi Kota Bandung, Tujuan, Sasaran, cara mencapai Tujuan dan Sasaran, serta Penetapan Kinerja Tahun2012 yang menjadi acuan penilaian kinerja. BAB IIIAkuntabilitas Kinerja Pengukuran Kinerja, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja, Akuntabilitas Keuangan dan Strategi Pemecahan Masalah. BAB IVPenutup Mengemukakan tinjauan secara umum dengan mengemukakan keberhasilan/ kegagalan, permasalahan dan kendala yang berkaitan dengan kinerja Pemerintah Kota Bandung. Lampiran Berisi lampiran hasil pengukuran kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun2012, dan lampiran lainnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 15