PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING INDEX CARD MATCH

dokumen-dokumen yang mirip
NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

UGRO SUSENO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi sebagaian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikannya. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:7) Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: EKO MARGIANTO A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE QUANTUM LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI INDEX CARD MATCH

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pendidikan S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN METODE BARTER SOAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR PKN PADA SISWA KELAS VIII-F SMPN 3 NGUNUT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

ZULFA SAFITRI A54F100040

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: ATIKA NUR RAHMAWATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: AYIK OKTAFIA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan oleh : UMI ZULAIKHAH A54D090029

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 JAMBON KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidkan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan senantiasa menjadi topik yang menarik pada saat ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi

PENERAPAN STRATEGI MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI METODE TALKING STICK PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI 3 JATIPOHON GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JURNAL PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SRI SUDARMI A54A100076

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: ERICA ADI PURWALAGA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 PUTAT TAHUN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Pemanfaatan Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 4 Barenglor dalam Pembelajaran IPS. Nela Rofisian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 03 KARANGSARI KEC.JATIYOSO KAB.KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

NASKAH PUBLIIKASI KARYA ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 PSKGJ PGSD KUSRIYATUN A54B090082

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INTELLIGENCE MAPPING PRESENTATION

PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEJALA ALAM (IPA) SISWA KELAS III SD NEGERI 1 JOMBORAN KLATEN TENGAH TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

TRI PURNAWATI NIM. A54B111010

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

SUTARTI NIM. A54A100046

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: YULIANA A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

BAB I PENDAHULUAN tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: Nuansa Aulia 2010), hlm. 575

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN STRATEGI INJEKSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 NGUNUT TULUNGAGUNG

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

Eti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

Transkripsi:

PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING INDEX CARD MATCH SALAH SATU ALTERNATIF PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUGIHMANIK KEC.TANGGUNGHARJO KAB. GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012-2013 NASKAH PUBLIKASI DEVINA EKI KUSUMASTUTI NIM : A54F100009 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ABSTRAK PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING INDEX CARD MATCH SALAH SATU ALTERNATIF PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SDN 1 SUGIHMANIK KEC.TANGGUNGHARJO KAB. GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012-2013 Devina Eki Kusumastuti, A54F100009 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis: 1) Proses pembelajaran cooperative learning index card match pada siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik; 2) Situasi pembelajaran cooperative learning index card match pada siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik; 3) Hasil pembelajaran cooperative learning index card match dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik; 4) Hasil pembelajaran cooperative learning index card match dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, angket dan dokumentasi. Instrumen lembar observasi dan angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar IPS. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik pada materi pokok Perjuangan pada Jaman Penjajahan Belanda, Jaman Penjajahan Jepang, Persiapan Kemerdekaan Indonesia, dan Tokoh-tokoh Penting yang Berperan dalam Proklamasi. Langkah dalam penelitian terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian proses pembelajaran untuk mengetahui aspek motivasi belajar siswa, cara pemecahan masalah, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Penilaian hasil pembelajaran dengan membandingkan nilai ulangan yang diperoleh siswa pada pra tindakan dan tiap-tiap siklus. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukkan: 1) Proses pembelajaran cooperative learning index card match dapat berjalan lancar, tepat sasaran, tepat rencana sehingga meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik; (observasi terhadap siswa = 99,96, observasi terhadap guru = 97,58); 2) Situasi pembelajaran cooperative learning index card match dapat menciptakan suasana pembelajaran IPS lebih kondusif, menyenangkan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik (dari rata-rata sebelum tindakan 65.67 jumlah siswa tuntas 17 siswa menjadi 79.58, jumlah siswa tuntas = 24 siswa atau 100% pada siklus 3). Kata kunci : Pendekatan Pembelajaran Cooperative Learning Indexcard Match Salah Satu Alternatif Peningkatan Motivasi Belajar

PENDAHULUAN Ilmu sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari proses perubahan kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu dan tempat. Pada hakekatnya sejarah menyangkut berbagai aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, keyakinan. Oleh karena itu dalam memahami sejarah harus dengan multidimensional. Pelajaran IPS di SD adalah mata pelajaran yang mengkait permasalahan dan perkembangan masyarakat dari masa lampau sampai masa kini, baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yang tertera pada silabus, materi mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang serta Persiapan Kemerdekaan Indonesia menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar rendah. Indikator tersebut dapat dilihat dari sikap yang kurang antusias ketika pelajaran sedang berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan guru, kurangnya pemusatan perhatian siswa dan akhirnya ditunjukkan pada nilai ulangan harian yang rendah. Dari hasil observasi dan wawancara dengan siswa kelas V, sharing ideas dengan guru kolaborator, diperoleh faktor-faktor penyebabnya adalah : 1) Guru lebih menekankan pada terselesainya sejumlah materi pembelajaran yang ditetapkan pada silabus dengan alokasi waktu yang tersedia; 2) Siswa dijadikan objek seperti vas bunga yang dituangkan air sampai penuh. Artinya siswa dipaksa menerima seluruh informasi dari guru tanpa diberikan kesempatan untuk melakukan refleksi/perenungan secara logis dan kritis; 3) Guru selalu mendominasi proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sehingga kurang memberi kesempatan pada siswa untuk aktif dan kreatif dalam menuangkan ide dan mempertajam gagasannya; 4) Komunikasi pembelajaran hanya satu arah, kurang adanya interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dan antara siswa sendiri; 5) Motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS rendah, sebab mereka menganggap pembelajaran mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang membosankan atau kurang fun.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya motivasi belajar IPS khususnya materi pokok mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang adalah kurangnya motivasi siswa dalam belajar IPS dan kurang bervariasinya model pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan pondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan berprestasi siswa. Dengan memiliki dorongan motivasi yang positif seseorang siswa akan menunjukkan minatnya. Salah satu pembelajaran cooperative learning adalah index card match. Menurut Hisyam Zaini, dkk (2004 : 69) model index card match (mencari pasangan) adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian tindakan kelas ini dirumuskan Apakah pendekatan pembelajaran cooperative learning index card match dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan? Tujuan Masalah Dari permasalahan yang telah dirumuskan penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Umum Untuk meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Dasar Negeri 1 Sugihmanik 2. khusus Untuk menganalisis bahwa pendekatan pembelajaran cooperative learning index card match dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa pada kelas V SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa 1) Meningkatkan motivasi belajar IPS pada kelas V SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan.

2) Meningkatkan penguasaan IPS dan mengambil nilai-nilai untuk diterapkan dalam kehidupan nyata khususnya mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang 3) Melatih siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan untuk berfikir kritis, sistematis dan ilmiah. b. Manfaat bagi guru 1) Memberikan gambaran kepada guru tentang pentingnya pendekatan pembelajaran cooperative learning index card match terkait dengan peningkatan motivasi belajar IPS. 2) Bahan refleksi guru sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran cooperative learning index card match terkait dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa. 3) Meningkatkan kinerja guru melalui perbaikan kualitas pembelajaran dengan menerapkan variasi model pembelajaran. c. Manfaat bagi sekolah 1) Meningkatkan prestasi belajar sekolah 2) Meningkatkan kualitas kompetensi lulusan. METODE PENELITIAN Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan obyek untuk memperoleh data-data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Di SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan terdapat data yang diperlukan peneliti sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi penelitian, dan peneliti telah mengenal lingkungan sekolah tersebut dengan baik.

b. Peneliti adalah guru di SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, sehingga masalah yang diteliti adalah masalah nyata yang dihadapi peneliti yang bermanfaat untuk perbaikan proses pembelajaran, serta meringankan beban peneliti baik waktu, biaya maupun tenaga dalam melakukan penelitian ini. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama empat bulan. Penelitian berlangsung sejak penyusunan proposal hingga terselesainya laporan ini dalam bentuk laporan penelitian, yaitu mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2013. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas (Class Action Research) dilakukan pada kelas V sejumlah 24 siswa di SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Prosedur Penelitian Sedangkan dalam penelitian ini aspek metodologi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1. Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang akan dijadikan obyek untuk memperoleh data-data yang berguna untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan dengan pertimbangan sebagai berikut: 2. Di SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan terdapat data yang diperlukan peneliti sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai lokasi penelitian, dan peneliti telah mengenal lingkungan sekolah tersebut dengan baik. 3. Peneliti adalah guru di SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, sehingga masalah yang diteliti adalah masalah nyata yang dihadapi peneliti yang bermanfaat untuk perbaikan proses pembelajaran, serta meringankan beban peneliti baik waktu, biaya maupun tenaga dalam melakukan penelitian ini.

Penelitian dilaksanakan selama empat bulan. Penelitian berlangsung sejak penyusunan proposal hingga terselesainya laporan ini dalam bentuk laporan penelitian, yaitu mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2013. Subjek penelitian tindakan kelas (Class Action Research) dilakukan pada kelas V sejumlah 24 siswa di SDN 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Pelaksanaan penelitian meliputi tiga siklus. Tiap siklus meliputi tiga kegiatan antara lain: 1. Kegiatan perencana tindakan (kegiatan guru sebelum proses pembelajaran) Perencanaan tindakan meliputi penyusunan rencana atau model pembelajaran. Membuat skenario pembelajaran dengan pendekatan Index Card Match. Pertama membuat potongan kertas sebanyak jumlah siswa. Membuat pertanyaan dan jawaban yang diketik pada potongan kertas. Jumlah pertanyaan sebanyak 12 soal dan jumlah jawaban juga 12. Jawaban merupakan kata kunci. Potongan kertas diberi label. Penyusunan alat-alat evaluasi tindakan berupa : instrumen observasi KBM, angket, soal-soal tugas dan soal-soal evaluasi. 2. Kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi (kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran) Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi adalah dua kegiatan yang dilakukan dalam satu kesempatan yaitu pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dengan model pembelajaran guru menjelaskan aturan main dalam pembelajaran index card match yaitu membagi kertas menjadi 2 bagian yang merupakan suatu pertanyaan dan jawaban. Membagikan kertas yang sudah diberi label kepada siswa. Siswa diminta untuk mencermati isinya dengan pokok materi mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang Kemudian siswa mencari pasangan antara pertanyaan dan jawaban. Siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk berdekatan. Terakhir guru mengklarifikasi untuk mengembangkan sekuens (urutan) dan skope bahan ajar (Sukmadinata, 2001 : 105).

3. Observasi tindakan pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif antara guru peneliti dengan menggunakan instrumen monitoring yang telah direncanakan. Data tentang tingkat kemajuan motivasi belajar IPS pada siswa diperoleh dari lembar observasi KBM, dan angket siswa. Data tentang kemajuan prestasi pembelajaran IPS diperoleh dari dokumen yang berupa hasil ulangan harian. Kegiatan reflecting guru yaitu kegiatan guru setelah proses pembelajaran dengan tindak lanjut yaitu bagi siswa yang telah tuntas diadakan pengayaan dan remidi bagi siswa yang belum tuntas. 4. Kegiatan Reflecting yaitu kegiatan guru setelah proses pembelajaran dengan tindak lanjut. Kegiatan guru setelah proses pembelajaran (reflecting) adalah: 1) mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana kompetensi sudah dikuasai oleh siswa; 2) menindaklanjuti hasil refleksi yang berupa pembelajaran remidi bagi siswa yang belum tuntas dan pengayaan bagi siswa yang sudah tuntas. Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Data sangat diperlukan dalam penelitian guna membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan. Oleh karena itu suatu penelitian sangat membutuhkan data yang objektif. Untuk mendapatkan data yang objektif perlu diperhatikan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpul data atau pengambil data. Dalam penelitian tindakan kelas, baik data kualitatif maupun kuantitatif dimanfaatkan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi yaitu : 1) perubahan pada kinerja guru, 2) perubahan kinerja siswa, dan 3) perubahan suasana kelas dari keadaan awal yang kurang termotivasi berubah pada kondisi akhir dimana motivasi belajar siswa meningkat. PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi dua tahap. Pertama: tahap pra tindakan, kedua: tahap tindakan. Pada tahap tindakan terdiri tiga siklus. Tiap siklus meliputi tiga kegiatan antara lain : 1) kegiatan perencanaan tindakan (kegiatan guru sebelum proses pembelajaran); 2) kegiatan pelaksanaan tindakan

dan observasi (kegiatan guru selama proses pembelajaran); dan 3) hasil refleksi digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan yang terjadi dan tingkat pencapaian indikator-indikator yang telah ditetapkan. Jika indikator tidak tercapai, maka siklus (tahap-tahap tersebut) dilakukan lagi dengan intervensi sesuai hasil refleksi, sehingga terjadi pencapaian indikator yang signifikan. Pada kegiatan reflecting ini guru melakukan tindak lanjut yaitu bagi siswa yang telah tuntas diadakan pengayaan dan remidi bagi siswa yang belum tuntas. Hasil observasi yang dilakukan guru mitra terhadap guru IPS menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan (57,12), dari siklus 1 (66,64), dari siklus 2 sebesar (90,44), dari siklus 3 sebesar (99,96). Hasil observasi yang dilakukan guru mitra terhadap siswa menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan (52,70), dari siklus 1 (74,94), dari siklus 2 sebesar (86,06), dari siklus 3 sebesar (99,96). Hasil angket motivasi siswa menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan sebesar (64,74), dari siklus 1 sebesar (68,77), dari siklus 2sebesar (73,38), dari siklus 3 sebesar (80,39). Hasil penilaian proses pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan rata-rata dari pra tindakan sebesar (60,41), dari siklus 1 sebesar (63,80), dari siklus 2 sebesar (79,16), dan dari siklus 3 sebesar (86,11). Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan dari pra tindakan dengan rata-rata nilai sebesar 65,67 dari siswa yang tuntas ada 17 orang yang belum tuntas ada 7 dengan prosentasi ketuntasan 70,8%. Dengan siklus 1 diperoleh ratarata nilai sebesar 69,79 siswa yang tuntas ada 21 orang yang belum tuntas ada 3 orang dengan prosentase ketuntasan 87,5%. Pada siklus 2 dengan rata-rata nilai sebesar 74,75 siswa yang tuntas ada 23 orang yang belum tuntas ada 1 dengan prosentase ketuntasan 95,8%. Sedangkan pada siklus 3 dengan rata-rata nilai sebesar 79,8 siswa yang tuntas ada 24 orang yang belum tuntas 0 dengan prosentase ketuntasan 100%. Pembelajaran Cooperative Learning Index Card Match dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik. Hal ini dapat dilihat dari observasi dan angket yang mengalami peningkatan dari pra

tindakan, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3. Peningkatan motivasi belajar siswa yang diperoleh dari instrumen angket mencapai 80,39%. Pembelajaran guru dapat menciptakan motivasi dengan AMBAK (Apa Manfaat Bagi KU) pada diri siswa untuk belajar. Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan (De Potter, 2002: 29). Guru yang inovatif dan kreatif akan menerapkan metode mengajar yang variatif, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran cooperative learning index card match yang dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang berjalan lancar sesuai dengan perencanaan dan sasaran serta terjadi perubahan pada perilaku siswa. Siswa lebih merespon kegiatan pembelajaran dengan perilaku siswa lebih antusias mencari pasangan antara kartu soal dengan kartu jawaban, mencari sumber buku lain untuk mengembangkan jawabannya, antusias dalam diskusi dengan teman untuk saling melengkapi gagasannya. Siswa tidak segan-segan bertanya kepada guru, apabila sesama temannya. Antusias siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sangat tinggi. Dengan penguatan dari guru menambah motivasi siswa untuk tampil terbaik di kelasnya. Hasil penelitian ini memperkuat kebenaran pandangan Dryden (2001, 288) yang menyatakan bahwa motivasi dan produktivitas melambung ke langit jika murid berhasil mencapai sasarannya. Pembelajaran cooperative learning index card match dapat menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan yang pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata jumlah siswa yang tuntas belajar dengan SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimal) 62. Dari siklus 1 sebanyak 21 siswa menjadi 23 siswa pada siklus 2 dan pada siklus 3 siswa yang tuntas sebanyak 24 orang yang berarti peningkatan prestasi belajar mencapai 100%. Pendekatan pembelajaran cooperative learning index card match merupakan pendekatan pembelajaran dengan mencari pasangan antara soal dan jawaban antara teman dan bekerja sama, sehingga tercipta suasana menyenangkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Dryden (2001: 397) bahwa belajar akan efektif kalau siswa dalam keadaan fun, yang paling penting adalah menghadirkan kembali

kegembiraan dalam proses belajar. Secara kuantitatif suasana pembelajaran IPS lebih kondusif dibanding sebelum dilakukan tindakan dengan pendekatan index card match. Hal ini dirasakan baik oleh siswa maupun guru yang dipantau dari hasil observasi oleh guru mitra dan angket yang diisi siswa. Suasana pembelajaran materi pokok Jaman Penjajahan Belanda Dan Jepang, Persiapan Kemerdekaan Indonesia Dan Tokoh Yang Berperan Dalam Proklamasi dapat menciptakan hubungan dan kerjasama antar personal siswa secara baik belajar dalam pencarian kartu antara pertanyaan dan jawaban antara siswa. Diskusi antara teman menambah wawasan dan penajaman analisis. Prestasi yang dilakukan siswa dapat mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab dan melatih berbicara dalam forum ilmiah dalam diri siswa. Suasana pembelajaran IPS yang kondusif menunjang terciptanya iklim belajar yang representatif di lingkungan sekolah serta dapat memberikan motivasi pada mitra guru lain untuk lebih terbuka dengan siswa, kreatif menciptakan kegiatan pembelajaran. Perilaku antara siswa lebih bersahabat, perilaku siswa tidak segan-segan mencari buku sumber di perpustakaan bahkan siswa lebih berani meminjam buku-buku referensi IPS kepada guru IPS tanpa meninggalkan wibawa guru. Selain itu perubahan perilaku siswa terlihat pada persiapan yang lebih matang pada saat ulangan harian. Pengaruh positif yang ditimbulkan dari penerapan pendekatan pembelajaran index card match terhadap pencapaian hasil prestasi belajar siswa. Motivasi belajar IPS siswa kelas V SDN 1 Sugihmanik menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dengan demikian pendekatan cooperative learning dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran IPS pada khususnya dan pelajaran lain pada umumnya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pendekatan pembelajaran cooperative learning index card match sebagai salah satu peningkatan motivasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan, maka peneliti mengambil simpulan sebagai berikut :

Proses pembelajaran cooperative learning index card match dapat berjalan lancar, tepat sasaran, tepat rencana sehingga menumbuhkan dan meningkatkan motivasi, partisipasi, kerja sama, tanggung jawab dan kemandirian dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas V SD Negeri 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Motivasi belajar siswa pada pra tindakan sebesar 64,74. Menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pasca tindakan (siklus 3) sebesar 80,39. Observasi terhadap siswa oleh guru mitra pada pra tindakan sebesar 52,70 menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pasca tindakan sampai siklus III sebesar 99,96. Situasi pembelajaran cooperative learning model index card match dapat menciptakan suasana pembelajaran IPS lebih kondusif, menyenangkan sehingga motivasi belajar meningkat yang pada akhirnya prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 1 Sugihmanik Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan menunjukkan peningkatan pencapaian nilai rata-rata pra tindakan 65,67 meningkat pada siklus 3 nilai rata-rata menjadi 79,58. Jumlah siswa tuntas belajar pra tindakan sebanyak 17 siswa (70,8%) menunjukkan peningkatan sebanyak 24 siswa pada pasca tindakan. Hal ini menunjukkan 100% siswa mendapat nilai ulangan harian di atas atau sama dengan kriteria ketuntasan minimal 62. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan cooperative index card match sangat relevan digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana menyenangkan dan kreatif dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya motivasi belajar siswa meningkat. Sesuai dengan simpulan hasil penelitian tersebut, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: Untuk Guru, Sekolah Dasar Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi profesional dengan Mendesain proses pembelajaran secara kreatif dan bervariatif, sehingga pembelajaran lebih kondusif dan representatif, sehingga siswa tidak merasakan kebosanan dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya motivasi belajar siswa dapat meningkat. Untuk Kepala Sekolah Kepala, sekolah hendaknya lebih meningkatkan pengawasan kepada guru-guru kelas dalam menentukan strategi pembelajaran

terutama dalam memilih metode pengajaran yang tepat sesuai dengan materi bahan ajar agar proses pembelajaran efisien dan efektif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Untuk Peneliti Lanjut,Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penelitian ini perlu diupayakan adanya penelitian lain dengan mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan cooperative learning index card match sebagai salah satu alternatif meningkatkan motivasi belajar yang belum tercakup dalam penelitian ini guna memperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Untuk Siswa,Siswa harus lebih meningkatkan motivasi belajar, keaktifan dan keberanian mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran untuk menambah wawasan dan prestasi belajar meningkat. DAFTAR PUSTAKA Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, 2004. Strategi Pembelajaran Aktif (Center of Teaching Staff Develompent). Yogyakarta : IAIN Sunan Kalikaga. Sukmadinata, Nana Syoadih. 2001. Pengembangan Kurikulum. Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. Davis, Robert H, Lourence T. Alexander. 1986. Learning System Design An Approach to the Improvement of Instruction. New York : Mc. Grow Hill Book. Co. Dryden, 2001. The Accelerated Learning Handbook. Pedoman Kreatif dan Efektif Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Penerbit Kaifa. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional