KESEHATAI{ JURNAL. PENGARUH FREKUENSI PENGGUNAAN TEH DAUN TEMPUYUNG KERING (Sonchus arvensis) TERHADAP DAYA LARUT KALSIUM OKSALAT (CaC2Oa)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimen.

ANALISIS KALIUM DAN PROSENTASE DAYA LARUT CALSIUM OKSALAT OLEH KALIUM DALAM AIR TEH DAUN SUKUN (Artocarpus altilis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tempuyung (Sonchus arvensis L) adalah salah satu tanaman obat yang

TINJAUAN PUSTAKA. salah satu jenis tanaman dari famili Moraceae dengan nama botanis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kalsium oksalat (CaC 2 O 4 ) dan kalsium karbonat (CaCO 3 ) adalah bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1033ºK, titik lebur 336,8 ºK, dan massa jenis 0,86 gram/cm 3. Kalium

POWER TO DISSOLVE Ca OXALATE BY LEMON JUICE (Citrus lemon) ON VARIATION OF CONCENTRATION AND IMMERTION TIMES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. danas (Sunda), manas (Bali), pandang (Makasar). Buah nanas. mampu menyimpan air pada ketiak daun. Tanaman nanas mempunyai

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS BAHAN MAKANAN ANALISIS KADAR ABU ABU TOTAL DAN ABU TIDAK LARUT ASAM

PENGARUH EKSTRAK SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP KELARUTAN KALSIUM DALAM BATU GINJAL

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas

PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen, dimana uji coba

Gambar 2. Daun Tempuyung

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

EFEK EKSTRAK METANOL DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) TERHADAP PERUBAHAN UKURAM BATU GINJAL

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

Penetapan Kadar Sari

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALISIS II KLOROKUIN FOSFAT

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 hingga Februari tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan Laboratorium Peternakan Universitas

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK DAUN MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium. Merr)

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium kimia Analis Kesehatan,

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Penentuan Kesadahan Dalam Air

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

II. BAHAN DAN METODE

Tips kesehatan, berikut ini 7 makanan yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh anda :

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK CAIR MULTINUTRIEN DARI BUANGAN INDUSTRI GARAM PADA TANAMAN SEMUSIM

BAB IV PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

DAYA MELARUTKAN BATU GINJAL DENGAN INFUSA DAUN MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica L.) SECARA IN VITRO ARTIKEL ILMIAH

Transkripsi:

JURNAL KESEHATAI{ PENGARUH FREKUENSI PENGGUNAAN TEH DAUN TEMPUYUNG KERING (Sonchus arvensis) TERHADAP DAYA LARUT KALSIUM OKSALAT (CaC2Oa) Ana Hidayati M Yusrin Herlisa Anggraini ABSTMCT Background: Tempuyung (Sonchus arvensis) is one of the potent medicinal plonts as breaking Fqcilitate kidney stones and urine. Potassium in lempuyung will remove calcium and oxalate join that can form kidney stones, which can dissolve and come out with urine. The use of tea leaves tempuyung (Sonchus arvensis) with boiled or soaked in boiling water for teretentu time. Use tempuyung tea once or twice a day for j0 consecutive drys, it is necessary to do research on the injluence offrequency ofuse ofdried tea leaves tempuyung (Sonchus arvensis) on solubility of calcium oxqlate (CqC2Oq. This study aims to find out the concentration of dry tea leaves tempuyung (Sonchus arvensis) and the weight of calcium oxqlate (C2Oa Co) that hqve the optimum calcium oxalate solubility maximum, determine the solubility of calcium oxalate by frequency of use of dried tea leqves lx daily tempuyung ond 2x a day, and luow inlluence thefrequency of use of dried tea leqyes to tempuyung solubility of calcium oxalate. The method used in tempuyung leaves once a dry and 2 times a dryfor seven consecutive days Population Reseqrch: tempuyung tea leates, bound variable is the frequenq of use qnd vqriable elimination tempuyung is the power to dissolve the tea tempuyung calcium oxalate (Ca C2OQ. The method used in tempuyung lemtes once a day and 2 times a day for seven consecutive days with repeqt 5 times. The results: The results showed that the frequency of use of tea leaves tempuyung wilh 2x daily dose had calcium oxalate solubility is greater than thefrequency of use of tea leaves tempuyungwith lx daily dose is after 2 x daily for 7 consecutive days has solubility of calcium Oxalic of 27.49%. The longer the time the use of the tea leaves tempuyung solubility of calcium oxalate is also growing, and there is the in/luence of frequency of use of the tea leaves to tempuyung solubility of calcium oxalate. Keywords: frequency of use empuyung tea, dried tempuyung (Sonchus arveruis), and the solubility of calcium oxalate (CaC2O4. ABSTMK Latar Belakang: Tempuyung (Sonchus arveruis) merupakan salah satu tanaman obat yang berkhasiat sebagai pemecah batu ginjal dan pelancar air seni. Kalium dalam tempuyung akan menyingkirkan kalsium dan bergabung dengan oksalat yang dapat membentuk batu ginjal, sehingga dapat larut dan keluar bersama urine. Penggunaan teh daun tempuyung (Sonchus arvensis) dengan cara direbus atau direndam air mendidih selama waktu teretentu. Penggunaan teh tempuyung satu kali atau dua kali sehari selama 30 hari berturutturut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh ftekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) terhadap daya larut kalsium oksalat (CaC2Oa). Penelitian ini bertujuan mengetahui konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) dan berat kalsium oksalat (Ca C2Oa) optimum yang mempunyai daya larut kalsium oksalat maksimum, menentukan daya larut kalsium oksalat berdasarkan frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering lx sehari dan 2x sehari, serta mengetahui pengaruh frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering terhadap daya larut kalsium oksalat. Metode yang digunakan dalam daun tempuyung satu kali sehari dan 2 kali sehari selama tujuh hari berturut-turut. Populasi Penelitian : Daun teh tempuyung, variabel terikatnya adalah frekuensi penggunaan tempuyung dan variabel bebasnya adalah daya melarutkan teh tempuyung terhadap kalsium oksalat (Ca CzOr). Metode yang digunakan dalam daun tempuyung satu kali sehari dan 2 kali sehari selama tujuh hari berturut-turut dengan ulangan 5 kali. http ://J u rna l. u ni m us.a c.id 30

Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi penggunaan teh daun tempuyung dengan dosis 2x sehari mempunyai daya larut kalsium oksalat yang lebih besar daripada frekuensi penggunaan teh daun tempuyung dengan dosis lx sehari yaitu setelah dilakukan 2 x sehari selama 7 hari berurut-turut mempunyai daya larut kalsium oksalat sebesar 27,49 o. Semakin lama waktu penggunaan teh daun tempuyung maka daya larut kalsium oksalat juga semakin besar, serta ada pengaruh frekuensi penggunaan teh daun tempuyung terhadap daya larut kalsium oksalat. Kata kunci: frekuensi penggunaqn teh empuyung, tempuyung kering (Sonchus orverais), dan daya larut kals ium oks alat (CaC zo ). PENDAHULUAN Tempuyung (Sonchus arvensis) merupakan salah satu tanaman obat yang berkhasiat sebagai pemecah batu ginjal dan pelancar air seni. Menurut Winarto dan Tim Karyasari (2004), kandungan zat anorganik dalam tempuyung antara lain ion-ion mineral seperti kalium, natrium, silika, dan magnesium. Kandungan kalium yang tinggi dalam tempuyung dapat menghancurkan kalsium oksalat dalam batu ginjal. Kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat Yang merupakan pembentuk batu ginjal, sehingga endapan batu ginjal dapat larut dan keluar bersama urine. Selain itu juga kalium dapat berfungsi untuk menjaga keseimbangan elektrolit dalam ginjal (Winarto dan Tim Karyasari, 2004). Penggunaan teh tempuyung satu kali atau dua kali sehari selama 30 hari berturut-turut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) terhadap daya larut kalsium oksalat (CaC2Or). Daun tempuyung mengandung ion-ion natrium dan kalium yang cukup tinggi, sehingga dengan mengkonsumsi teh tempuyung dapat menjaga keseimbangan elektrolit pada ginjal. Kalium dari daun tempuyung inilah yang membuat batu ginjal berupa kalsium oksalat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium dan bergabung dengan senyawa kalsium oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal dengan membentuk senyawa garam yang mudah larut dalam air, sehingga batu ginjal itu akan terlarut secara perlahanjatran dan ikut keluar bersama urine dengan reaksi kimia sebagai berikut: zk*+cac2oa ) K2C2Oa + Ca2* (endapan CaC2Oy'batu oksalat) larut larut Daya melarutkan kalium terhadap endapan kalsium oksalat disebabkan oleh letak kalium di dalam deret Volta sebelum letak kalsium, sehingga kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat dan senyawa kalsium menjadi larut (Intisari, 1999, Tempuyung. www.indomedia.com/intisari). Tanaman tempuyung bersifat dingin dan agak pahit sehingga cocok masuk ke meridian ginjal, penghancur batu ginjal (litotropik), peluruh air seni (diuretik), mengobati radang saluran kencing (anti urolotiasis), penghilang bengkak serta dapat mengeluarkan dan menawarkan racun (Soenanto Dan Sri Ktutcoro, 2005). Kalium penting dalam menghantarkan impuls saraf serta pembebasan tenaga dari protein, lemak, dan karbohidrat sewaktu metabolisme. Kalium bergerak didalam tubuh secara difusi, absorbsi, dan sekresi. Kalium memasuki tubuh dari saluran usus 3l

Terhadap Daya Larut Kalsium Oksalat (CaC2O+) dengan cara difusi melalui dinding kapiler dan absorbsi aktif. Kalium masuk ke dalam sel-sel juga dengan cara difusi dan membutuhkan proses metabolisme yang aktif. Kalium dibuang melalui urine dengan cara sekresi dan penyaringan dan sebagian kecil dibuang melalui feces. Kalium juga berperanan penting dalam penyampaian impuls-impuls saraf ke seratserat otot dan juga dalam kemampuan otot untuk berkontraksi (Andi Hakim Nasution dan Darwin, 1988). Terjadinya kalsium oksalat (Ca C2Or) dalam batu ginjal atau kandung kemih dapat menyebabkan gagal ginjal. Hal ini terjadi karena tidak adanya keseimbangan dalam kerja ginjal, sehingga garam-gdam pada ginjal tidak terangkut keluar bersama urine dan akhirnya mengendap dan mengumpul menjadi kristal kapur. Endapan inilah yang menjadi batu ginjal (Jaka Sulaksana, dkk, 2004). Tubuh yang kekurangan cairan dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal karena urine terlalu pekat sehingga terjadi kekeruhan dalam urine. Akibatnya terjadi penyumbatan pada saluran dari ginjal menuju kandung kemih. Batu ginjal terbentuk dari batran-bahan kimia seperti kalsium, asam urat, fosfat, dan bahan kimia lain ( Soenanto Dan Sri Kuncoro, 2005 ). Penentuan daya larut kalsium oksalat (Ca CzOq) oleh teh tempuyung (Sonchus arvensis) dengan menghitung selisih konsentrasi kalsium oksalat sebelum dan sesudah dilakukan penggunaan teh tempuyung dengan konsentrasi kalsium oksalat mula-mula dikalikan 100%. Tujuan Umum penelitian adalah mengkaji pengaruh frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) terhadap daya larut kalsium oksalat (Ca CzO+). Tujuan Khususnya melakukan optimasi konsentrasi teh daun tempuyung kering dan berat kalsium oksalat (Ca C2Oa), menentukan daya larut kalsium oksalat (Ca CzO+) dengan kondisi sesuai hasil optimasi berdasarkan frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) (lx sehari dan 2x sehari), dan mengetahui pengaruh frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) terhadap daya larut kalsium oksalat (Ca CzOe).. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Variabel bebas adalah frekuensi pemakaian teh tempuyung dan variabel terikatnya adalah daya melarutkan teh tempuyung terhadap kalsium oksalat (Ca CzOa). Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyatr Jalan Wonodri Sendang Raya 2-A Semarang. Sampel penelitian adalah sebuk kalsium oksalat yang direndam dalam teh tempuyung selama waktu tertentu. Teh daun tempuyung kering kemasan bermerk diambil secara acak, kemudian ditimbang saksama sejumlah bahan dan direndam dalam air mendidih selama 30 menit. Vol.2, No. 2 Desember 2009 32

Terhadap Daya Larut Kalsium Oksalat (CaCzOq) Rancangan melarutkan teh _--{ penelitian terhadap daya tempuyung terhadap abel l. Frekuensi kalsium oksalat adalah sebagai berikut: ian teh tempuyuns lx sehari 2 3 4 5 6 7 Ulangan A B C D E F G II H I J K L M N III o P o R S T U IV v w X Y Z AA BB V CC DD EE FF GC HH il Xit' Ulangan \ I -l t-2 II. I il-2 III.I lil-2 lv-l tv-2 v-l Y-2 II-l U-2 HI H2 or 02 VI Y2 ccl cc2 Tabel 2. Frekuensi pemakaian teh tempuyung 2x sehari 2 J 4 5 6 7 BI B2 II t2 P1 P2 wl w2 DDI DD2 cl c2 JI J2 Ql 02 xl x2 EEI EE2 DI D2 KI K2 RI R2 YI Y2 FFI FF2 EI E2 LI L2 SI S2 ZI 22 GGI GG2 FI F2 MI M2 TI T2 AAI AA2 HHI HH2 GI G2 NI N2 UI U2 BBI B82 III ilz Prosedur penelitian ini terdiri dari: a. Pembuatan endapan kalsium oksalat Ditimbang saksama 10 gram CaClZ l0% ditambah larutan HzCzOt, 0,1M secara berlebihan sehingga terbentuk endapan kalsium oksalat b. Melakukan optimasi konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) dan berat kalsium oksalat (Ca CzO+). l. a. Menentukan konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) optimum yang dapat melarutkan kalsium oksalat (Ca CzO+) maksimum. Ditimbang 1 gram daun tempuyung kering direndam dalam 500 ml air mendidih selama 30 menit. Dipindahkan ke dalam labu ukur 1000 ml dan ditambahkan akuades sampai tanda batas. Diulangi untuk berat tempuyung 2, 3, dan 4 gram. b. Ditimbang lgram kalsium oksalat (Ca CzOc) direndam Vol.2, No. 2 Desember 2009 33

Terhadap Daya Larut Kalsium Oksalat (CaCzO+) dengan 200 ml teh tempuyung kering dengan konsentrasi hasil optimasi selama ljam. c. Endapan kalsium oksalat (Ca C2O+) dipisahkan dari filtratnya dengan kertas saring Whatman 42, kemudian endapan dicuci dengan akuades. Kertas saring bebas abu dan endapan dipindahkan ke krus yang telah ditimbang konstan dan dipanaskan pada oven dengan pemanasan 105.C Selanjutnya krus yang telah berisi abu didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh bobot konsatan. Selanjutnya daya larut kalsium oksalat (CaC2O+) oleh Teh Tempuyung dengan dihitung membandingkan selisih konsentrasi (CaCzO+) sesudah dengan konsentrasi (CaCzO+) sebelum reaksi terhadap bobot konsentrasi (CaCzOc) sebelum reaksi kali 100%. Ulangi percobaan di atas dengan larutan teh tempuyung Yang konsentrasinya 2 gram/50oml, 3 gram/ 500mL, dan 4 gram/500ml 2). Menentukan berat kalsium oksalat (Ca CzO+) optimum Yang mempunyai daya larut maksimum terhadap konsentrasi teh daun tempuyung (Sonchus arvensis) hasil optimasi. Ditimbang 1 gram kalsium oksalat (CaCzO+) dimasukkan dalam bekergelas dan direndam dengan 200 ml teh tempuyung dengan konsentrasi hasil optimasi selama ljam. Endapan kalsium oksalat (Ca CzO+) dipisatrkan dari filtratnya dengan kertas saring Whatman 42, kemudian endapan dicuci dengan akuades. Langkah lb dan lc dikerjakan seeperti prosedr nomor 1. Ulangi percobaan di atas dengan berat kalsium oksalat (CaCzOa) 2gram dan 3 gram. c. Mengetatrui daya larut kalsium oksalat (CaCzO+) dengan kondisi sesuai hasil optimasi berdasarkan frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis). Prosedur dikerjakan seperti prosedur (2) dengan berat kalsium oksalat (CaC2O+) dan konsentrasi teh tempuyung (Sonchus arvensis) sesuai hasil optimasi. Kemudian dilanjutkan prosedur (2) tersebut dengan menggunakan sampel kalsium oksalat sisa pada prosedur (2) untuk perlakuan pada frekuensi yang kedua dan seterusnya sampai 7 hari. Perhitungan prosentase daya larut kalsium Vol.2, No. 2 Desember 2009 34

Terhadap Daya Larut Kalsium Oksalat (CaC2Oa) oksalat oleh Teh Ternpuyung sebagai berikut. kalsium oksalat (Ca C2Oa) maksimum tertera pada Tabel l. Daya Larut batu kalsium karbonat (%) = (konsentrasi CaCrOr awal - konsentrasi CaCrOr_akbtl) x 100%o konsentrasi CaCuOr awal e. Analisis data Data yang digunakan adalah data primer yaitu pengaruh frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) terhadap daya larut kalsium oksalat (CaCzO+). Semua data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel (ditabulasikan). Datanya berupa data numerik dan bila data berdistribusi normal maka menggunakan uji statistik parametrik Uji Anova One Wuy, jika datanya berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji non parametrik Uji Kruskal Wallis. Uji statistik tersebut dihitung menggunakan komputer dengan program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Melakukan optimasi konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) dan berat kalsium oksalat (Ca CzO+). l). Menentukan konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) optimum yang dapat melarutkan I gram Tabel l. Daya larut I gram kalsium oksalat (Ca CzO+) dengan variasi konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) NO Konsentrasi teh Daya larut daun tempuyung kalsium kering (e/500m1) oksalat (%) 1,16 2,37 2,74 4,26 Dari Tabel l, semakin besar konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arttensis) maka daya larut kalsium oksalat (Ca CzO+) juga semakin besar. Namun kenaikan konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) dari 1 ke 2 gram sangat signifikan, sedangkan kenaikan konsentrasi teh daun tempuyung kering dari 2 sampai 4 kenaikan daya larutnya sangat kecil, sehingga konsentrasi teh daun tempuyung kering yang optimum adalah 2 9/500 ml. 2). Menentukan berat kalsium oksalat (Ca CzO+) optimum yang mempunyai daya larut maksimum terhadap konsentrasi teh daun tempuyung (Sonchus arvens is) yang optimum. Vol.2, No. 2 Desember 2009 35

Terhadap Daya Larut Kalsium Oksalat (CaCzO+) Tabel 2. Daya larut kalsium oksalat (Ca CzOl) dengan variasi berat kalsium oksalat oleh konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arv e ns is) y ang optimrxn 8r0o!u!eo.ț NO Berat kalsium Daya larut 1.0!i i20 to or2!45c7 oksalat (ca czor) (eram) 0,5 6,54 1.0 7,46 1.5 7,09 2,0 1,85 WJd! (Iso -r- lxsghari +2 xsehad Grafik l. Pengaruh frekuensi penggunaan the daun tempuyung terhadap daya larut kalsium oksalat kalsium oksalat (%) Dari Grafik I diperoleh hasil bahwa frekuensi penggunaan teh daun tempuyung 2x sehari mempunyai daya larut kalsium oksalat yang lebih besar daripada lx sehari dan semakin lama waktu penggunaan teh daun tempuyung maka daya larut kalsium oksalat juga semakin besar. Dari data tersebut kemudian diuji kenormalan data dengan perlakuan I diperoleh p value > cl ; 0,71I > 0,05 maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi normal. Untuk perlakuan 2 (frekuensi penggunaan teh daun tempuyung dengan dosis 2x sehari ) diperoleh p value > a ; 0,324 > 0,05 maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi normal. Selanjutnya diuji homogenitas varian untuk perlakuan I p value > o ; 0,938 > 0,05, 0,0001 < 0,05 maka Ho diterima. Untuk perlakuan 2 p value > o ; 0,279 > 0,05 ; 0,0001 < 0,05 maka Ho juga diterima. Hasil Uji anova oneway, diperoleh F hitung 9,790 dan p value 0,0001, p value < cl dan 0,0001< 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti tidak ada beda dan data homogen (varian) dan syarat uji anova terpenuhi. Selanjutnya dilakukan uji Anova One Way (Bonferroni) uji t berpasangan (dependent t-test atau sample berkorelasi pengaruh) diperoleh F hitung p value 8,708 sehingga p value < o dan 0,0001< 0,05 berarti Ho ditolak, yang berarti ada pengaruh frekuensi penggunaan daun teh tempuyung kering (Sonchus arvensis) sekali sehari dan 2 kali sehari terhadap daya larut kalsium oksalat (CaCzOr) KESIMPULAN l. Konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus art,ensis) yang optimum adalah 2 91500 ml untuk 1 (satu) gram kalsium oksalat (CaCzO+). Vol.2, No.2 Desember 2009 36

Terhadap Daya Larut Kalsium Oksalat (CaCzOc) 2. Berat kalsium oksalat (CaCzO+) yang 3. optimum adalah 1,0 gram untuk penggunaan konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis) 2 9/500 ml Frekuensi Penggunaan teh daun tempuyung 2 kali sehari mempunyai daya larut kalsium oksalat lebih besar daripada I kali sehari selama 7 hari berturut-tuirut yaitu 27,49yo. Semakin lama waktu penggunaan teh daun tempuyung, semakin besar pula daya Intisari. t999. Tempuyung. www. indomedia.com/intisari Jaka Sulaksana, dkk, 2004. Tempuyung Budi Doya dan Pemanfaatan Untuk Cbat. Jakarta : pt. Penebar Swadaya. Soenanto, H. dan Sri Kuncoro. 2005. Hancurkqn Batu Ginjal Dengan Ramuan Herbsl. Solo : Puspa Swara. Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Winarto, W. P. dan Tim Karya Sari. 2004. Tempuyung Tanaman Penghancar Batu Ginjal. Jakarta : Agro Media Pustaka. larut kalsium oksalat(caczo+). 4. Ada pengaruh frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis terhadap daya larut kalsium oksalat (CaCzOe). SARAN Ada penelitian lanjutan mengenai pengaruh frekuensi penggunaan daun teh tempuyung kering (Sonchus arvensis) sekali dan 2 kali sehari selama 30 hari berturut-turut terhadap daya larut kalsium oksalat (CaCzO+) dan penelitian dilakukan terhadap mencit putih (secara in vivo). DAFTAR PUSTAKA Andi Hakim Nasution. dan Darwin Karyadi. 1988. Pengetahuan Gizi Mutakhir Mineral. Jakarta : PT Gramedia. Dzulkarnain, B. I 998. www. indorned ia.con/intisari. Ginjal. Vol.2, No. 2 Desember 2009 37