BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN

TINJAUAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMELIHARAAN JAMBAN KELUARGA DI GAMPONG LAM ILIE MESJID KECAMATAN INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi 3

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat dan upaya penyehatan lingkungan yang setinggitingginya(

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

Oleh : Suharno ABSTRAK

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN JAMBAN KELUARGA (Studi Kasus Di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo)

BAB 1 PENDAHULUAN. dihuni. Kualitas lingkungan dapat diidentifikasi dengan melihat aspek-spek

BAB 1 PENDAHULUAN. berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Wujud

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara langsung maupun tidak langsung oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Gorontalo, dan memiliki batas-batas administrasi sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun gambaran lokasi penelitian adalah sebaga berikut.

Yulisetyaningrum ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

MODEL PEMBUATAN SEPTIC TANK

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PEMANFAATAN JAMBAN TERHADAP PERILAKU BUANG AIR BESAR YANG SEHAT

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Kerugian akibat water-borne diseaseterjadi pada manusia dan juga berdampak

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT ISPA PADA BALITA

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DI DESA MAREK KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mandi dan kebutuhan higienis lainnya. Menurut SUSENAS 2004, akses

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) 9) terjadinya komplikasi pada mukosa.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei penjelasan atau explanatory research yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang menjadi insan yang berkualitas. sebanyak 20 juta anak balita yang mengalami kegemukan. Masalah gizi

VERIFIKASI ODF Di Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Organization/WHO), sekitar 2,2 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia.Diare sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan

RINGKASAN PRASTATI THALIB NIM :

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BOGEM KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. besar di sungai, pekarangan rumah, atau tempat- tempat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka tidak lagi merasa terabaikan di dalam masyarakat. Berbagai kegiatan

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

SUMMARY FAKTOR-FAKTOR PEMANFAATAN JAMBAN OLEH MASYARAKAT DESA TABUMELA KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang kesehatan (Temu Karya Kader Posyandu dan Kader PKK se

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. berbasis lingkungan (Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, 2011). Menurut Depkes RI (2012) bahwa rumah sehat merupakan rumah yang

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara berkembang dari pada negara maju. Di antara banyak bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mohammad Nur Hasan Social & Communications Specialist PEMICUAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara yang berkembang dimana keadaan

JAMBAN SISTEM LEHER ANGSA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

KAKUS/JAMBAN SISTEM CEMPLUNG ATAU GALIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran program dari Dinas Kesehatan adalah berhubungan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA SIPANGE JULU KECAMATAN SAYUR MATINGGI KABUPATEN TAPANULI SELATAN TAHUN 2013

HUBUNGAN PERILAKU PENGGUNA AIR SUMUR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR PADA PONDOK PESANTREN DI KOTA DUMAI TAHUN

Tugas Akhir- RE091324

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN PAMULANG. Sri Haryanto

BAB 1 PENDAHULUAN. Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang terabaikan / Neglected

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit. Penggunaan jamban tidak hanya nyaman melainkan juga turut melindungi dan meningkatkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman yang ada, masalah mengenai pembuangan kotoran manusia menjadi meningkat, dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa sekarang ini pemilihan jamban cemplung masih menjadi masalah, mengingat jamban cemplung merupakan jenis jamban yang kurang memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia prosentase keluarga yang menggunakan jamban yang memenuhi syarat baru sekitar 60% dan yang yang lainnya tidak menggunakan jamban dan lebih suka buang air besar (BAB) di sungai dan tempat-tempat lainya (Riskesdas, 2007). Sementara di Jawa Timur penduduk yang mempunyai jamban sebesar 69,04% (Profil Jatim, 2010) dan di Kabupaten Madiun penduduk yang mempunyai jamban yang sehat dan memenuhi syarat sebesar 912.000. Sementara rumah yang sudah ada jamban tapi belum memenuhi syarat sebesar 314.000, adapun rumah yang belum mempunyai jamban sebesar 468.000 (Dinkes Madiun, 2010). Dari data yang 1

2 diperoleh menurut sanitarian Puskesmas Kare tahun 2010 didapatkan dari 247 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Dolog Desa Cermo Kecamatan Kare didapatkan, 25,7% KK melakukan BAB di Jamban/WC leher angsa, 74,3% menggunakan jamban langsung atau cemplung. Dari hasil studi pendahuluan faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan jamban langsung didapatkan warga Dukuh Dolog Desa Cermo Kecamatan Kare Kabupaten Madiun yang berpendikan rendah sebanyak 80% dan menengah 20%, berpengetahuan cukup 40% dan kurang 60%, dengan tokoh masyarakat yang berpengaruh70% dan yang tidak berpengaruh 30%. Untuk mencegah kontaminasi terhadap lingkungan, maka penbuangan tinja manusia harus dikelola dengan baik, yaitu jamban. Jamban sehat menurut Notoatmojo (2007) adalah sebagai berikut : tidak mengotori permukaan tanah di sekelilingnya, tidak mengotori air permukaan tanah disekitarnya, tidak mengotori air tanah disekitarnya, tidak terjangkau oleh serangga, tidak menimbulkan bau, mudah di gunakan dan di pelihara, sederhana desainnya dan murah. Umumnya masyarakat pedesaan menggunakan jamban langsung dan permukaan tanah sebagai tempat pembuangan tinja (Dainur, 1995). Hal ini disebabkan karena faktor pendidikan yang masih rendah pada masyarakat desa. Faktor pendidikan yang rendah tentunya akan mempengaruhi faktor pengetahuan, dengan pendidikan rendah maka faktor pengetahuan juga akan ikut rendah. Selain itu penyebabnya adalah faktor ekonomi yang kurang pada masyarakat tersebut, jamban leher angsa memerlukan biaya yang mahal untuk membuatnya (Joharudin, 2010). Masyarakat juga mengatakan banyaknya warga yang

3 menggunakan jamban cemplung sehingga mempengaruhi pembuatan selanjutnya yaitu dengan ikut-ikutan membuat jamban cemplung. Dari berbagai masalah yang terjadi langkah awal yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat yaitu dengan cara bekerja sama dengan pihak kesehatan terkait untuk membentuk kader-kader kesehatan untuk memberikan pengarahan terhadap masyarakat luas tentang pentingnya memelihara kesehatan terutama BAB di jamban yang sehat. Selain itu harus sering diadakannya penyuluhan kesehatan tentang BAB yang baik dan benar dan juga cara pembuatan dan perawatan jamban yang baik dan benar kepada masyarakat. Jika masyarakat mengeluhkan pembuatan jamban leher angsa memerlukan biaya yang mahal, maka kita sarankan membuat jamban cemplung tetapi sehat. Kriteria jamban yang sehat yaitu sebagai berikut: tidak mengotori permukaan tanah di sekelilingnya, tidak mengotori air permukaan tanah disekitarnya, tidak mengotori air tanah disekitarnya, tidak terjangkau oleh serangga, tidak menimbulkan bau, mudah di gunakan dan di pelihara, sederhana desainnya dan murah (Notoatmodjo, 2003). Dengan pendekatan seperti ini diharapkan masyarakat sendiri akan bergerak dan ada kesadaran yang tumbuh di masyarakat yang pada akhirnya bisa menumbuhkan upaya hidup yang lebih sehat (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat-ITS, 2009). Melihat dari data diatas penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan jamban cemplung oleh masyarakat Dukuh Dolog Desa Cermo RT 25 RW 02 Kecamatan Kare

4 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah : Apakah latarbelakang pemilihan jamban cemplung oleh masyarakat Dukuh Dolog Desa Cermo Kecamatan Kare Kabupaten Madiun? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui latarbelakang pemilihan jamban cemplung masyarakat Dusun Dolog Desa Cermo Kecamatan Kare Kabupaten Madiun. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi faktor pendidikan masyarakat yang mempengaruhi pemilihan jamban di Dukuh Dolog Desa Cermo Kecamatan Kare 2. Mengidentifikasi faktor pengetahuan masyarakat yang mempengaruhi pemilihan jamban di Dukuh Dolog Desa Cermo Kecamatan Kare 3. Mengidentifikasi faktor tokoh masyarakat yang mempengaruhi pemilihan jamban di Dukuh Dolog Desa Cermo Kecamatan Kare 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Dengan diketahuinya faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan jamban terhadap potensi masalah kesehatan yang dialami dapat diambil langkah untuk mencegah masalah karena pemilihan jenis jamban

5 yang salah, diantaranya adalah diare, tifus, disentri, kolera, gatal-gatal, bermacam-macam cacing gelang, kremi, tambang, pita dan sebagainya. 1.4.2. Manfaat Praktis 1. Bagi Responden Dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang jamban sehingga masyarakat dapat memilih jamban yang sehat dan benar. 2. Bagi Tempat Penelitian Untuk memberikan data masyarakat yang menggunakan jamban yang bersih dan sehat. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pemilihan jamban langsung dan diharapkan digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya yang sejenis. 4. Institusi Kesehatan Bagi institusi kesehatan khususnya bagi institusi fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo dapat digunakan sebagai masukan terutama yang berkaitan dengan penggunaan jamban, serta dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan profesionalisme perawat dalam keperawatan komunitas

6 1.5 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian tentang jamban telah dilakukan dengan topik seperti berikut : 1. Hendra Fajarodin, tahun 2011. Dengan judul Tingkat pengetahuan keluarga tentang jamban sehat sehat di dusun Nglayur Desa Bacen Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Dari hasil penelitian dari 81 responden : 16 responden (19,75%) kepala keluarga memiliki pengetahuan baik, 30 responden (37,04%) kepala keluarga mengetahui pengetahuan cukup dan 35 reponden (43,21% ) memiliki pengetahuan kurang. Perbedaan dengan penelitian saya terletak pada variable yaitu dalam penelitiannya membahas tentang pengetahuan keluarga tertang jamban sehat. 2. Siska Eli Nur Pitasari, tahun 2010. Dengan judul Hubungan pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam penggunaan jamban bagi kesehatan di masyarakat dengan menggunakan metode penelitian korelasi. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (35%) dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 15 responden (65%), sedangkan 10 responden (43%) berperilaku pisitif dan 13 responden (57%) berperilaku negative. Pengetahuan dengan uji Chi Square diperoleh signifikan P = 0,05 yang berarti Ho dengan KK sebesar 0,04 ( hubungan positif sedang ). Perbedaan dengan penelitian saya terletak pada metode penelitian dan variabelnya. 3. Lian G Otaya, 2007. Dengan judul Pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap penggunan jamban keluarga dengan metode

7 penelitian deskriptif. Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jamban keluarga di Desa Ilomangga Kecamatan Tabongo berada pada kategori cukup baik dengan persentase 74% Simpulannya adalah semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan tentang jamban bersih dan sehat semakin baik sikap dan tindakan masyarakat terhadap penggunaan jamban untuk buang air besar. Perbedaann dengan penelitian saya terletak pada variabel penelitian dalam penelitianya mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat terhadap penggunaan jamban.