2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROGRAM SON-RISE PADA KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU OFF-TASK PADA ANAK AUTIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

Pengembangan Perilaku Adaptif Bagi Anak Autis. M. Sugiarmin

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Pada awal tahun 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat berkembang secara baik atau tidak. Karena setiap manusia memiliki

Masalah Tingkah Laku Anak Berkebutuhan Khusus. Mohamad Sugiarmin

PELATIHAN DASAR TERAPI ABA (APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pada anak bersifat terus menerus. Banyak hal baru diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Kelainan ini dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai nampak

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang lahir merupakan sebuah karunia yang besar bagi orang

Anak Penyandang Autisme dan Pendidikannya. Materi Penyuluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks pada anak, mulai tampak sebelum usia 3 tahun. Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Dari hari ke hari istilah autisme semakin banyak diperbincangkan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistriadini Alamsyah Sidik, 2014

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. kadangkala mengalami gangguan baik sebelum proses kelahiran maupun

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan setiap manusia pasti diikuti dengan beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Autis merupakan suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang

Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH

Analisis Kemampuan Berkomunikasi Verbal dan Nonverbal pada Anak Penderita Autis (Tinjauan psikolinguistik)

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB I PENDAHULUAN. Autis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis

MENGATASI PERMASALAHAN PERILAKU ANAK PENYANDANG AUTISME DENGAN METODE APPLIED BEHAVIOUR ANALYSIS (ABA) DI TK PERMATA BUNDA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei Badan Pusat Statistik pada tahun 2010 menyatakan bahwa dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal

MODIFIKASI PERILAKU BAGI ANAK AUTIS *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan di seluruh dunia. Jumlah penyandang autis di Indonesia naik delapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

Konsep-konsep Modifikasi Perilaku. Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi

SKRIPSI. Oleh Lina Widya Hanapy NIM

BAB I PENDAHULUAN. 40 tahun dimana terjadi perubahan fisik dan psikologis pada diri individu, selain itu

Lampiran 1. Tabel keputusan

menyebabkan perkembangan otaknya terhambat, sehingga anak mengalami kurang dapat mengendalikan emosinya.

Pengembangan Interaksi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual anak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan di seputar dunia autistik semakin banyak dan semakin

BABl PENDAHULUAN. Kehidupan manusia melalui beberapa tahap perkembangan yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. meliputi berbagai aspek kehidupan (Pervasive Developmental Disorder) yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. (verbal communication) dan komunikasi nonverbal (non verbal communication).

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2003, hlm Faisal Yatim, Autisme (Suatu Gangguan Jiwa pada Anak-Anak), Pustaka Populer Obor,

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

PEMBELAJARAN ANAK AUTIS. Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran anak merupakan saat yang ditunggu-tunggu dan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

TIME OUT : ALTERNATIF MODIVIKASI PERILAKU DALAM PENANGANAN ANAK ADHD (ATTENTION DEFICIT/HYPERACTIVITY DISORDER)

Apakah Autisme Itu? Author: Stanley Bratawira

SISTEM INFORMASI MONITORING PERKEMBANGAN TERAPI AUTISME PADA SEKOLAH INKLUSI

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I. self atau diri sendiri. Penyandang Autisme pada dasarnya seseorang yang. melakukan auto-imagination, auto-activity, auto-interested, dan lain

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

BAB I PENDAHULUAN. lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kelompok-kelompok ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN BAGI ANAK AUTIS. Mohamad Sugiarmin

MODIFIKASI PERILAKU. (Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus) Oleh Edi Purwanta Staf Pengajar PLB FIP UNY

POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS AUTIS. Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. Mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA DIET BEBAS GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU HIPERAKTIF ANAK AUTIS


Ternyata Dimas Autis. Berawal dari Kontak Mata 1

Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

KONSEP DESAIN PARTISIPASI DALAM DESAIN INTERIOR RUANG TERAPI PERILAKU ANAK AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menerima bahwa anaknya didiagnosa mengalami autisme.

BAB 1 PENDAHULUAN. JOGJA.AUTISM.CARE Pusat Terapi Anak Autis di Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. Hormat saya, Penyusun

PENELITIAN. Perbandingan Kemajuan Terapi Anak Autisme Dengan Diet CFGF Dan Tanpa Diet CFGF Pada Yayasan Pengembangan Potensi Anak (YPPA) Padang

Isian Form 1 INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK (Diisi oleh Orang tua)

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pendidikan yang layak di Indonesia telah tercantum dalam UUD

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik media cetak maupun media elektronik. Perusahaan telah

Fenomena-fenomena Anak-anak anak tuna grahita merupakan individu yang utuh dan unik yang pada umumnya juga memiliki potensi atau kekuatan dalam mengim

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menginterpretasikan makna (Wood, 2007:3). baik, contohnya adalah individu yang menyandang autisme.

HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Uji signifikansi

Seri penyuluhan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada setiap budaya dan lingkungan masyarakat, keluarga memiliki struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. individual yang tidak dapat dibagi dengan orang lain. Nyeri dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. istri (Mangunsong, 1998). Survei yang dilakukan Wallis (2005) terhadap 900

2015 METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN INTERKASI SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN-A CITEUREUP

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara

ASSESMEN ANAK AUTIS DI SEKOLAH KHUSUS TARUNA AL-QUR AN YOGYAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan aset bangsa yang berharga, generasi penerus yang kelak akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis bukan sesuatu hal yang baru lagi bagi dunia, pun di Indonesia, melainkan suatu permasalahan gangguan perkembangan yang mendalam di seluruh dunia termasuk di Indonesia, karena dari waktu ke waktu ada kemungkinan penyandang autisme di seluruh dunia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil penelitian, pada 1990-an, jumlah penyandang autisme diperkirakan mencapai 4-6 orang dalam setiap 10 ribu kelahiran. Sedangkan pada 2000-an jumlah ini meningkat menjadi 15-10 dalam setiap 10 ribu kelahiran. Pada tahun 2010, berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik, di Indonesia, jumlah penyandang autisme diperkirakan mencapai 2,4 juta orang. Pada tahun tersebut jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,5 juta orang dengan laju pertumbuhan 1,14 persen. Jumlah penyandang autisme di Indonesia diperkirakan mengalami penambahan sekitar 500 orang setiap tahun. Syahrir, A. (2012 ) Berdasarkan data di atas maka hal ini perlu diwaspadai dan diusahakan penanganan anak autis sedini mungkin. Dalam penanganan tersebut dibutuhkan kerjasama berbagai pihak yaitu dokter, psikolog, guru, terapis, masyarakat dan orang tua/keluarga penyandang autisme itu sendiri. Tanpa keikutsertaan orang tua/keluarga maka penanganan untuk penyandang autisme itu sendiri akan banyak mengalami hambatan. Penanganan dan pendidikan setiap pribadi diawali dalam sebuah keluarga, seorang bayi yang baru lahir, pertama-tama berkomunikasi dengan Ibu. Selanjutnya bayi mulai berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang sangat penting bagi tumbuh kembang setiap pribadi. Keluarga sangat mempengaruhi perkembangan seorang

2 pribadi, kondisi objektif keluarga baik psikologis, penerimaan, pendidikan seorang pribadi. sosial ekonomi, juga sangat mempengaruhi tumbuh kembang Baik tidaknya perkembangan dan pertumbuhan pribadi seseorang ditentukan bagaimana peranan keluarga bagi setiap pribadi dalam keluarga tersebut. Permasalahan yang ada, berapa persen dari sekian banyak keluarga yang sadar dan mampu akan perannya dalam mendampingi anakanaknya secara khusus anak penyandang autisme? Individu dengan gangguan spektrum autisme atau Autism Spectrum Disorder ( ASD ) menunjukkan penurunan yang signifikan dalam interaksi sosial dan komunikasi, dan mereka dibatasi berbagai kepentingan dan perhatian. Defisit ini mengganggu belajar dan mengganggu kehidupan keluarga. Ada cukup kesepakatan di bidang ASD yang intensif, intervensi dini pada anak-anak dan hasil jangka panjang. Ingersoll. (2009) mengarah keperbaikan yang signifikan pada fungsi Anak autis termasuk salah satu jenis anak yang mengalami gangguan perkembangan yang kompleks dan terjadi sebelum usia tiga tahun, yang berdampak pada perkembangan sosial, komunikasi, perilaku dan emosi yang tidak berkembang secara optimal. Akibat dari gangguan perkembangan tersebut anak menjadi kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya dan asyik dengan dunianya sendiri. Jika seseorang mengalami hambatan dalam interaksi dan komunikasi, diyakini orang tersebut akan mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Anak autis sebagai salah satu bagian dari anak berkebutuhan khusus mengalami hambatan pada keterampilan interaksi dan komunikasi. Sugiarmin (dalam Astati, 2013, hlm. 164) mengemukakan bahwa: Keadaan ini diperburuk oleh adanya gangguan tingkah laku yang menyertainya, bahkan hambatan inilah yang paling mengganggu pada anak autis dalam melakukan interaksi dan komunikasi dengan lingkungannya. Menurut Purwanta (2012, hlm. 106)

3 Pada dasarnya hampir semua anak berkebutuhan khusus mengalami problema perilaku, hanya intensitas dan keluasannya yang berbeda. Diantara mereka ada yang karena proses perkembangan mampu mengatasi problema tersebut tetapi ada sebagian dari mereka yang mengalami kesulitan untuk mengatasi problema perilaku sehingga mereka cenderung memerlukan bantuan diantaranya anak autis. Problema perilaku pada anak autis ada dua jenis yaitu perilaku yang berlebihan (excessive) dan perilaku yang berkekurangan (deficient) menurut Rudi Sutadi (dalam Purwanta, 2012, hlm. 116) a. Perilaku berlebihan (excessive) ditandai dengan : 1) Tantrum seperti menjerit, menangis dan sejenisnya 2) Stimulasi diri, seperti mengepak-ngepak tangannya, membantingbanting tubuhnya. 3) Self-abuse, seperti memukul kepalanya, menggigit tangannya. 4) Agresif, seperti menendang, memukul. b. Perilaku yang berkekurangan (deficient) ditandai dengan: 1) Mengalami gangguan bicara, sedikit kata dan suara, membeo seperti bicara sendiri. 2) Menganggap orang lain seperti suatu benda. 3) Mengalami defisit sensasi, tampak seperti tuli, buta. 4) Apabila ia bermain satu permainan, ia akan bermain terus. 5) Tidak dapat bermain dengan benar. 6) Ekspresi yang diberikan tidak sesuai. 7) Pandangannya sering kosong. Kondisi anak autis dengan gangguan perilakunya ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan anak itu sendiri melainkan juga berdampak pada orang tua dan anggota keluarga serta lingkungan sosial di mana anak itu berada. Akibat dari kompleksnya masalah yang dialami anak autis maka anak mengalami hambatan dalam belajar dan kehidupan sosialnya. Kelainannya sangat mempengaruhi diri anak dalam berbagai aspek lingkungan kehidupan. Oleh karenanya masyarakat mengenali anak

4 dengan sindrome autistik sebagai Pervasive Developmental Disorder (PDD). Delphie, (2009, hlm. 2). Disebut developmental disorder karena anak autis merupakan anak dengan hambatan perkembangan. Filipek, P. A. dkk (1999). Berkenaan dengan hambatan tersebut banyak para ahli membuat penelitian-penelitian untuk mengurangi hambatan tersebut, namun sampai saat ini, sangat sedikit penelitian yang difokuskan pada perilaku yang merugikan diri sendiri dalam individu dengan autisme, Weiss, (tanpa tahun). Anak autis dengan kompleksitas hambatan perkembangannya membutuhkan bantuan orang lain, maka begitu banyak para ahli ingin membantu perkembangan anak autis ke arah lebih baik, dengan begitu, banyak metode maupun program-program serta intervensi yang diberikan pada anak autis namun intervensi tersebut masih membutuhkan penelitian untuk keefektifannya. Ada berbagai cara atau metode untuk membantu perkembangan kemampuan anak autis baik untuk perkembangan bahasa, interaksi sosial maupun perkembangan perilaku. Mulai tahun 1997, Dr. Rudy Sutadi, SpA menyebarluaskan penggunaan metode Applied Behavior Analysis (ABA) di Indonesia. Metode ABA lebih dikenal dengan metode Lovaas merupakan pendekatan behavioristik yang menekankan kegiatan terstruktur dan mekanistik. Cerita Sosial dengan komponen baru yang menggunakan jadwal visual sebagai strategi manajemen diri akan lebih meningkatkan atau mempertahankan peningkatan perilaku adaptif. Schneider N. and Goldstein H. (2009). Dari berbagai program dan studi terbukti bahwa intervensi dini mengarah ke hasil yang lebih baik. Seperti yang telah kita lihat bahwa sejumlah studi telah menunjukkan bahwa anak-anak membuat keberhasilan/ perkembangan besar ketika mereka memasuki sebuah program di usia muda. Corsello. ( 2005)

5 Dalam perkembangannya untuk membantu perkembangan anak autis, muncul pendekatan baru yang disebut model DIR, singkatan dari Developmental Individual-difference, Relationship-based. Model ini juga sering disebut Floortime. Greenspan. (2006, hlm. xiii) Selain Floortime ada pendekatan lain yang menggunakan pendekatan humanistik, salah satunya ialah Model Pengembangan Son - Rise Program yang dikembangkan oleh suami istri Barry dan Samahria Kaufman. Program ini pertama kali digunakan untuk membantu perkembangan anak lelakinya yang berumur 18 bulan yang didiagnosis autis. Kemajuan yang dicapai oleh anaknya yang autis tersebut ditulis dalam buku Son-Rise dan A Miracle to Believe In. Supartini. (2009). Program Son-Rise sudah ada beberapa tahun namun kenyataan di lapangan khususnya di lingkungan Sekolah Khusus Sang Timur, masih banyak orang tua yang belum mengetahui program ini, apakah program ini sungguh efektif membantu perkembangan perilaku anak autis. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti keefektifan program son-rise ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini dinyatakan dalam pertanyaan sebagai berikut : Apakah penggunaan program son-rise oleh keluarga dapat mengurangi perilaku tidak melakukan pekerjaan (offtask) pada anak Autis? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui penggunaan program son-rise oleh keluarga dalam mengurangi perilaku tidak melakukan pekerjaan (off-task) pada anak Autis. D. Manfaat Penelitian

6 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengayaan disiplin ilmu pendidikan kebutuhan khusus dan mendorong peneliti lainnya untuk mengadakan dan mengembangkan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini : Sebagai alternatif bagi guru dan keluarga dalam menangani dan mendampingi anaknya yang mengalami autis agar dapat meningkatkan perilaku yang lebih baik dan bermanfaat.