FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA. Ahmad Sabir, M. Phil. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA INTELEKTUAL (PENGETAHUAN) Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain.

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

Diterjemahkan oleh K.J. Veeger, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm Zainal, Abidin, Filsafat Manusia, (Jakarta: Rosda Karya, 2003), hlm.

Modul ke: Kematian. 11Fakultas PSIKOLOGI. Shely Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

HERMENEUTIKA FUNDAMENTAL: Memahami Fenomenologi Sebagai Orientasi Hermeneutika

Filsafat eksistensialisme

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB V. FILSAFAT EKSISTENSIALISME DAN FENOMENOLOGI (Bahan Pertemuan Ke-6)

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan

Rancang Bangun Metode Penelitian Fenomenologi. Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

BAB III METODE PENELITIAN

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

FILSAFAT MANUSIA. Historisitas Manusia. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam bidang teknologi adalah mampu membuat mobil dan motor

RUANG KAJIAN HAKIKAT HIDUP MANUSIA DALAM KONSEP RUANG DAN WAKTU MENURUT FILSAFAT EKSISTENSIALISME HEIDEGGER. Oleh : Fadhillah.

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

FILSAFAT MANUSIA. Person dan Individu Manusia dan Review Materi Kuliah I s/d VI. Firman Alamsyah AB, MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

HAKEKAT DAN MAKNA TEKNOLOGI BAGI KEBERADAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HEIDEGGER

FILSAFAT MANUSIA MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman

BAB I PENDAHULUAN Perubahan-perubahan dalam ruang lingkup Geisha

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

DEFINISI MANUSIA DAN FILSFAT MANUSIA

ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA. INTUISI dan AFEKTIFITAS. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

Pendahuluan media komunikasi

BAB V PENUTUP. 1. Rekonstruksi teologi antroposentris Hassan Hanafi merupakan

PENDEKATAN EKSISTENSIAL DALAM PRAKTIK LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh: Ade Hidayat Universitas Mathla ul Anwar Banten

KEPUTUSAN EKSISTENSIAL SUBJEK: KESADARAN DAN RELASI SELF-OTHER DALAM PERSPEKTIF SARTRE

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

Filsafat Kematian Heidegger

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya manusia mempunyai rasa saling

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

KONSEP DASEIN MENURUT MARTIN HEIDEGGER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara sastra berarti berbicara manusia. Terlebih lagi sastra membicarakan

FILSAFAT MANUSIA. Intelek dan kehendak manusia. Masyhar Zainuddin. Modul ke: Fakultas Fakultas. Program Studi Pendidikan Psikologi

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

HERMENEUTIKA HEIDEGGER DAN RELEVANSINYA TERHADAP KAJIAN AL-QUR AN

SEKlLAS PANDANG TENTANG ALlRAN FILSAFAT MODERN. Dra.Erika Revida. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

BAGIAN I FENOMENOLOGI

KONSEP FENOMENOLOGI HEIDEGGER DALAM REFLEKSI HERMENEUTIS PAUL RICOUER DAN PROBLEMATIKA APLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk yang memiliki kelebihan paling luar

Filsafat Ilmu dan Logika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam artikel Japan s Suicide Generation 1, dikatakan bahwa bunuh diri

Filsafat Eksistensialisme: Telaah Ajaran dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan di Indonesia

FILSAFAT BARAT MODERN

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN

Suatu Pengantar Untuk Memahami Filsafat Ilmu

BAB III. Metodologi Penelitian. dengan wawasanya. Sebagian orang menyatakan paradigma (Paradigm) sebagai

ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALIS. Oleh: Izhar Salim (Pendidikan Sosiologi, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah melewati proses penciptaan yang cukup panjang, beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lain. Meski demikian, ada hal yang general akan dialami oleh semua

RUANG KAJIAN HAKEKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN EKSISTENSIALISME SOREN KIERKEGAARD. Oleh : Fadhillah. Abstract

Filsafat dan Teori Pendidikan. Oleh. Fauzan AlghiFari / / TP-B

DAFTAR PUSTAKA. Companion to Heidegger, Blackwell Publishing, USA Blackwell Publishing, United Kingdom Hidup, Kanisius, Yogyakarta 2003.

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB II TEORI FENOMENOLOGY EDMUND HUSSERL. ke dalam pemahaman manusia. Sehingga, suatu objek ada dalam relasi

Etika dan Filsafat. Komunikasi

JURNAL STUDI TENTANG SIKAP DASAR ROGERIAN YANG DIMILIKI KONSELOR SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, banyak manusia menghidupi kehidupan palsu. Kehidupan yang

Filsafat Pendidikan. Oleh Fiqi Kurnia Rachman TP-B

BAB I PENDAHULUAN. bawah bumi dan di atasnya. Manusia ditempatkan ke dalam pusat dunia. 1 Pada masa itu budi

Filsafat Eksitensialisme dan Fenomenologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi hal yang lazim ditemukan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Baik itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksistensialisme religius..., Hafizh Zaskuri, FIB UI, Universitas Indonesia

PERKEMBANGAN FILSAFAT DAN SAINS ABAD 20

Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Modul ke: TEORI KOMUNIKASI TEORI INTERPRETIF. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOFIA AUNUL, M.SI. Program Studi BROADCASTING.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merdeka? Sejauh mana kebebasan manusia itu? Pertanyaan-pertanyaan yang

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 1. Gregorius Martia Suhartoyo 1

TEMA-TEMA EKSISTENSIALISME Pengantar Menuju Eksistensialisme Dewasa Ini. Oleh: Emanuel Prasetyono

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

Falsafah ialah satu disiplin ilmiah yang mengusahakan kebenaran yang bersifat umum dan mendasar.

Analisis Fenomenologi Terhadap Makna dan Realita. Moh. Nadhir Mu ammar UIN Sunan Gunung Djati Bandung

BAB III FENOMENOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini

MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER. Oleh: Sindung Tjahyadi 1

EPISTEMOLOGI MODERN DALAM TRADISI BARAT DAN TIMUR

Psikologi Konseling Gestalt Therapy and Behavior Therapy

KONSEPTUALISASI PENDIDIKAN DALAM PANDANGAN ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PENDEKATAN FENOMENOLOGI (Suatu Ranah Penelitian Kualitatif)

Transkripsi:

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA Fakultas PSIKOLOGI Ahmad Sabir, M. Phil. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id

Defenisi Eksistensialisme Secara etimologis eksistensialisme memiliki akar kata eksistensi (Latin existentia, dari kata exsistere menjadi ada, dari ex- keluar + sistere mengambil tempat ). Secara umum eksistensi dapat diartikan sebagai berdiri sendiri sebagaimana adanya sembari keluar dari dirinya, atau cara berada manusia. Bdk. (http://oxforddictionaries.com/definition/english/ existence?q=existence)

Pengertian Eksistensialisme Eksistensialisme adalah sebuah paham atau salah satu aliran filsafat yang memusatkan perhatiannya pada makna manusia tentang keberadaan manusia, kebebasan manusia, tanggung jawab pribadi, dan pentingnya seorang individu untuk menentukan pilihannya.

Lahirnya Eksistensialisme Eksistensialisme sebagai salah satu paham/aliran filsafat abad 20 yang muncul sebagai reaksi atas pemikiran-pemikiran filosofis sebelumnya yang menekankan pentingnya upaya filsafat dalam menemukan hakikat/esensi manusia yang tergambar pada aliran idealisme dan materialisme tentang manusia. Bagi eksistensialisme pandangan atau refleksi tentang manusia yang penting bukan mencari esensi/hakikat manusia melainkan makna manusia sebab eksistensi mendahului esensi.

Tipikal Eksistensialisme Sifat: Gerakan Protes Diagnosis: Tentang Kedudukan Sulit dari Manusia Keyakinan Bahwa Eksistensi Adalah Yang Terpenting Tekanan Kepada Pengalaman Subyektif dari Manusia Pengakuan Terhadap Kemerdekaan dan Pertanggungjawaban Tokoh-Tokoh Eksistensialisme Soren Kierkegard, Karl Jaspers, Sartre, Ponty, Marcel dll. Pencetus: Martin Heidegger Eksistensial Sebagai Fenomenologi Filsafat

Defenisi Fenomenologi Kata fenomenologi berasal dari bahasa Yunani terdiri dari dua kata, phainomenon berarti hal-hal yang menampakkan diri dan logos sebagai pengetahuan/penalaran/ilmu. Dalam bahasa Yunani phainesthai berarti yang menampakkan diri. Pembedaan antara phainomenon atau penampakan realitas kepada kesadaran, dan noumenon atau wujud dari realitas itu sendiri. Hubungan subjek-objek (Emanuel Kant) Fenomenologi adalah daftar kesadaran-kesadaran sebagai tempatnya alam (Marleu Ponty) Fenomenologi merupakan metode penyelidikan filsafat (Edmund Husserl) Fenomenologi merupakan Metafisik/Ontologi sebagai dasar eksistensi (Marthin Heidegger)

Fenomenologi sebagai Metode (Husserl) Semboyan Husserl zuruck zu den sachen selbst (kembali ke hal-hal itu sendiri) dimengerti sebagai upaya untuk mendekati fenomen (gejala) semurni mungkin dan dunia kehidupan se-otentik mungkin sebagai usaha yang terpadu untuk melukiskan isi kesadaran. Suatu usaha yang jelas adalah sangat perlu bagi deskripsi. Dengan deskripsi ini dimaksudkan suatu pandangan hati-hati terhadap struktur yang pokok dari fenomen/gejala/benda, tepat seperti yang tampak. Bersikap seperti pemula dalam hubungan subjek-objek Subjek kesadaran ditandai dengan intensionalitas (kesadaran yang terarah pada fenomen sebagai objek) Cara otentik kesadaran untuk menangkap objek semurni mungkin dengan melakukan reduksi terhadap kesadaran yang intensional (terarah) itu dengan jalan reduksi eidetis dan reduksi transendental.

Fenomenologi sebagai Ontologi (Heidegger) Fenomenologi merupakan dasar eksistensialitas manusia dalam keterlemparannya di dunia. Fenomenologi sebagai eksistensi manusia Membiarkan fenomena/gejala membuka diri dihadapan kesadaran tanpa intensi (keterarahan) ekspresi phenomenologi dapat dirumuskan dalam bahasa Yunani sebagai legein ta phainomena dimana legein berarti arho phainesthai. Maka phenomenologi berarti arho phainesthaita phainomena yang artinya membiarkan apa yang menunjukkan dirinya terlihat dari dirinya sendiri dalam cara yang sebenarnya, sehingga didalamnya Ia menunjukkan diri dari dirinya sendiri (Heidegger, 1962: 52). Dengan ini artinya membiarkan kesadaran merasakan setiap fenomen/gejala secara pasif (memberi sabda). Tidak ada reduksi dalam kesadaran dalam setiap fenomen.

Beda & Bentuk Fenomenologi Husserl dan Heidegger Sebagai metode filsafati, fenomenologi bagi Husserl sama dengan metode lain dalam menangkap fenomen/gejala sedang bagi Heidegger menjadi dasar, akar metode Dalam hubungan subjek-objek, fenomenologi Husserl menekankan pada kesadaran, sedang pada Heidegger kuncinya adalah fenomena (objek diluar kesadaran sejauh disadari) termasuk kesadaran sendiri. Subjek Husserl Reduksi, membiarkan dan merasakan Intensi, Terbuka Objek/fenomena Heidegger Bentuk Fenomenologi Husserl: sebagai metode filsafat Heidegger: ontologi sebagai eksistensialitas manusia

Eksistensialitas Manusia Versi Fenomenologi Heidegger Fenomenologi sebagai eksistensi manusia yang sudah ada di dunia dalam keterlemparannya. 3 eksistensialitas manusia yang mendahului esensi sebagai fenomen dasar 1. Kecemasan 2. Pemahaman 3. Interpretasi

Daftar Pustaka Baker, Anton, 2000, Antropologi Metafisik, Kanisius; Yogyakarta. Caputo, John D,1987, Radical Hermeneutics, Indiana University Press: Bloomington. David, E, Cooper, 1999, Existentialism; Second Edition, Blackwell Publishers; USA. Hasan, Fuad, 1976, Berkenalan dengan Eksistensialisme, Pustaka Jaya; Jakarta. Hardiman, F, Budi,. 2003, Heidegger dan Mistik Keseharian, Suatu Pengantar Menuju Sein und Zeit, Kepustakaan Populer Gramedia: Jakarta. Heidegger, Martin, 1962,. Being and Time (translate. John Macquarrie & Edward Robinson), Harper & Row Publishers: New York. Poesporodjo, W. DR, L.Ph, 1987, Interpretasi, Beberapa catatan pendekatan filsafatinya, Remadja Karya: Bandung. Sartre, Jean, P, 1956, Being and Nothingness (translate Hazel Barnes), Washington Square Press; New York. Sabir, Ahmad, 2007, Metafisika Heidegger dalam Konteks Being and Time, Skripsi strata satu, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada; Yogyakarta.

Terima Kasih Ahmad Sabir, M.Phil.