BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di MTs N 2 Palangka Raya

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari sekolah, selain mengembangkan pribadinya. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. tertentu saja, melainkan seluruh individu yang mengaku dirinya muslim. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ISLAM IS THE BEST CHOICE

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, terutama sumber daya manusianya. Sulit untuk dipungkiri bahwa

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh kehidupan modern, wanita semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Algesindo, 2009), 79.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

TAFSIR SURAT AL- ASHR

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Jika dibanding dengan makhluk lainnya, manusia adalah makhluk Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman baik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. menuntut sebuah lembaga penddidikan harus berkembang di setiap aspek

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. guna meraih bekal-bekal keilmuan untuk keberlangsungan hidupnya. Islam

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. awalnya tidak berkompeten akan menjadi manusia yang lebih berkompeten dan

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. jawabanya dihadapan-nya, sebagaimana Allah SWT berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SHALAT (Sebuah Telaah QS. Al- Ankabut Ayat 45 )

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. munkar, berakidah Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Sunnah. 1. dakwah amar ma ruf nahi munkar mengacu pada ayat-ayat berikut:

BAB I PENDAHULUAN. segenap bangsa Indonesia, karena pendidikan merupakan sarana penunjang dalam. pengetahuan adalah hak bagi setiap orang beriman.

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB I. 1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Yogyakarta merupakan provinsi yang penduduknya mayoritas beragama islam dengan prosentase 80%.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai kunci ilmu pengetahuan adalah mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan matematika dalam pembelajaran mampu meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara. 1 Di atas sudah jelas bahwa pendidikan hendaknya direncanakan agar

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang. pentingnya pendidikan seperti pada ayat berikut ini:

Bimbingan Konseling Islam pada Perilaku Menyimpang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangat penting. Allah SWT berfirman

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SURAT LUQMAN AYAT (Kajian Tafsir Al Misbah, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Fi Zhilalil Qur an)

ISLAM DAN TOLERANSI. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan. mudah dari berbagai sumber.

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. sedang bentuk kata kerja atau fi ilnya adalah da a yad u yang berarti

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berlandaskan Islam. Gerakan Muhammadiyah sebagai organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. bidang perniagaan, teknologi, industri, pendidikan dan berbagai bidang lainnya, baik

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengikuti perkembangan fashion. Fashion dianggap dapat membawa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan baik bagi anak maupun bagi masyarakat. 2. berupaya untuk mencetak individu-individu yang berkualitas, salah satunya

Ikhtisar Skripsi Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Fatma Zulfana NIM :

Ma had Tarbawi Al-Hurriyyah

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah diajarkannya cara menulis Al-Quran dan Hadits. Pembelajaran

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN Pembahasan temuan data penelitian ini meliputi pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pelaksanaan supervisi akademik dalam meningkatkan kinerja guru. A. Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di MTs N 2 Palangka Raya Program supervisi merupakan satu kesatuan dalam rangka untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kesadaran dalam menjalankan tugas, fungsi dan peran seorang kepala sekolah sebagai supervisor. Kegiatan supervisi adalah rincian kegiatan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil belajar. Kegiatan tersebut menggambarkan hal-hal apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, fasilitas apa yang diperlukan, kapan dilakukan dan cara untuk mengetahui berhasil tidaknya usaha yang dilakukan itu. Seorang kepala sekolah perlu memahami bahwa kegiatan apapun yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. Hal ini sangat relevan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Glickman, et al dan Sergiovanni dikutip oleh Prasojo dan Sudiyono mengatakan bahwa tujuan dari supervisi akademik adalah (1) membantu guru mengembangkan kompetensinya, (2) mengembangkan kurikulum, dan (3) untuk mengembangkan kelompok kerja guru dan membimbing Penelitian Tindakan Kelas. 1 Untuk 1 Prasojo dan sudiyono, Supervisi Akademik, Yogyakarta: Gaya Media, 2011, h. 86.

mencapai tujuan tersebut MTs N 2 palangkaraya sudah melaksanakan supervisi akademik dengan 3 tahap, yaitu: 1. Merencanakan program supervisi akedemik Supervisi merupakan program yang terencana dalam upaya memperbaiki pengajaran ke arah yang lebih baik sudah barang tentu diperlukan perencanaan atau program kegiatan yang baik pula. Salah satu tugas dari kepala sekolah adalah merencanakan program supervisi akademik. Agar dapat melaksanakan tugas dengan baik, kepala sekolah harus memiliki kompetensi membuat atau menyusun program supervisi akademik. Pentingnya peran sebuah perencanaan yang matang disampaikan juga oleh Ali Bin Abi Thalib bahwa, kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dihancurkan oleh kebathilan yang tersusun rapi. 2 Perkumpulan apapun jika tidak menggunakan langkah-langkah yang kongkret dan strategi yang mantap tunggulah kehancurannya.. Bahkan di dalam al-qur an juga diperjelas dalam Surah Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi: م ي ام ي م ه ا ال ذ ي م ن ام م ن و ا ات ق و للا م م و ل تم ن ظ ر ن م ف س م ا قم د م ت لغم د م و ت ق و للا م ا ن للا م م خ ب ي ر ب م ا تم ع م ل و من Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 3 2 Ali Audah, Ali Bin Abi Thalib, Bogor: litera Antarnusa,2009, hlm 147 3 Al-Hasyr [59]: 18

Perencanaan program supervisi akademik ini sangat penting karena dengan perencanaan yang baik, maka dapat memberikan gambaran atau prosedur yang jelas untuk mencapai tujuan supervisi akademik dan memudahkan untuk mengukur ketercapaiannya. Perencanaan dalam fungsi manajemen pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan menjadi salah satu fungsi urutan pertama. Demikian juga dalam merencanakan program supervisi akademik di sekolah memiliki posisi sangat penting dalam rangkaian proses supervisi akademik. Kepala sekolah dan guru perlu mengetahui dan memahami konsep perencanaan supervisi yang yang telah disusun. Berdasarkan temuan di lapangan program supervisi akademik di MTs N 2 palangka Raya yang dibuat masih sederhana. Yaitu berupa jadwal supervisi yang disusun pada awal tahun pelajaran, maka bukan tidak mungkin ada kegiatan yang lain bersamaan, apalagi hal-hal yang bersifat mendadak dan segera undangan dari instansi terkait lainnya. Untuk itu perlu harus ada pengertian dan kerja sama yang baik sesama guru dan kepala sekolah, sehingga dapat dibicarakan lagi untuk kegiatan lanjutannya atau penggantinya. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah tidak sebatas memeriksa atau melihat kelengkapan administrasi saja, tetapi lebih dari itu yakni kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. Kalau hanya memeriksa kelengkapan administrasi saja guru dan kepala sekolah tidak akan menghabiskan waktu, cukup dibawa ke ruang kepala sekolah dan dinilai. Jadi tidak benar kegiatan supervisi seperti itu, bila hanya untuk memeriksa dan menilai administrasi kelas dan administrasi pembelajaran saja. Guru sangat memerlukan masukan dari supervisor dalam melaksanakan proses pembelajaran

yang berguna untuk perbaikan pembelajaran sehingga guru mengetahui kekurangan dan kelemahannya. Program supervisi akademik mempunyai fungsi sebagai pedoman dalam melakukan dan sekaligus sebagai alat untuk mengukur keberhasilan pembinaan peofesional. Dengan program yang baik, maka guru dan kepala sekolah dapat mengetahui masalah-masalah proses pembelajaran apa saja yang dihadapi, caracara apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah itu dan pada akhirnya dapat mengetahui secara sistematis perubahan-perubahan positif apa saja yang telah terjadi dari waktu ke waktu. Bila program supervisi akademik yang realistis sesungguhnya dapat menolong para kepala sekolah melakukan kegiatan pembinaan yang progresif dan akumulatif, artinya kepala sekolah diharapkan terhindar dari penanganan masalah yang sama dari waktu ke waktu dalam rangka pencapaian kemajuan. Untuk keefektifan pelaksanaan supervisi diperlukan suatu program yang memuat berbagai aktifitas atau kegiatan yang akan dikerjakan oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi di sekolah. Sesungguhnya tidak ada patokan baku mengenai program supervisi, namun demikian semakin rincinya dan operasional suatu program, tentu akan semakin baik karena akan membantu dan mempermudah supervisor didalam melaksanakan kegiatan yang akan dilakukannya. Oleh sebab itu program supervisi tersebut berfungsi sebagai pedoman bagi supervisor di dalam melakukan kegiatan supervisinya. Dengan adanya program supervisi akademik, maka sudah tentu akan bermanfaat bagi supervisor antara lain pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik, dan penjamin penghematan dan keefektifan penggunaan sumber daya

sekolah baik tenaga, waktu dan biaya. Sehingga program supervisi yang ada di MTs N 2 perlu disempurnakan lagi. 2. Melaksanakan supervisi akademik Pelaksanaan supervisi akademik sama sekali bukan penilaian unjuk kerja guru. Meskipun demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran. Apalagi dikatakan bahwa supervisi akademik merupakan rangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran, maka menilai unjuk kerja guru merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Penialaian kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi mutu kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik. Hal ini sangat relevan dengan amanat Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen ditegaskan bahwa guru memiliki tugas keprofesionalan dalam kegiatan belajar mengajar yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. 4 Dari hasil temuan di lapangan di MTs N 2 Palangka Raya dalam pelaksanaan supervisi akademik tidak sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan karena tingginya aktivitas kepala MTs N 2 Palangka Raya. Selain tidak sesuai jadwal juga tidak dapat melaksanakan supervisi pada semua mata pelajaran. Mata pelajaran yang disupervisi ada 5 mata pelajaran yang sifatnya pasti di supervisi 4 Undang-Undang RI, Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 20 ayat (a)

yaitu 4 mata pelajaran yang di UN kan dan 1 mata pelajaran agama. Sedang mata pelajaran yang lainya disupervisi oleh guru yang lebih senior, hal ini dikarenakan keterbatan waktu dan kesempatan kepala sekolah mensupervisi secara langsung. Gambaran di atas memang tidak dapat dipungkiri bahwa pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah masih belum maksimal, artinya seorang kepala sekolah tidak boleh pilih kasih dalam melakukan supervisi sehingga dapat dilakukan dengan menyeluruh. Semua guru harus disupervisi dengan tidak memandang mata pelajaran itu di UN kan atau tidak. Kepala sekolah akan lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah, maka kedekatan dengan guru seharusnya dapat membuat kepala sekolah lebih mengenal dan memahami apa yang menjadi permasalahan dan kebutuhan guru serta permasalahan yang mereka hadapi dalam melaksanakan tugas. Kondisi ini merupakan modal yang sangat berharga bagi terlaksananya supervisi akademik yang efektif. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai supervisor harus memainkan peranan penting ini dalam upaya memperbaiki pengajaran. Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah harus berdasarkan prinsip dan teknik supervisi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Supervisi sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara terencana, rutin,berkelanjutan yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan menggunakan data dari hasil pengamatan atau observasi nyata, menggunakan instrumen yang dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Sehingga guru dengan senang hati melihat dan menerima bahwa ada kekurangan atau ada kelemahan yang harus diperbaiki dalam melaksanakan tugas. Selain itu guru dan kepala sekolah akan bersama-sama untuk berusaha

mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam kemajuan proses belajar mengajar yang lebih efektif dan efesien. 3. Tindak lanjut hasil supervisi akademik Didalam kegiatan tindak lanjut ini sangat diharapkan terjadi perubahan perilaku yang positif seorang guru yang pernah disupervisi. Perubahan perubahan itu akan membawa seorang guru menjadi profesional dalam mengajar dan mutu pendidikan akan meningkat. Dari hasil temuan di lapangan tindak lanjut dari hasil supervisi masih jarang dilakukan secara face to face hanya diberikan secara umum saja, sedangkan permasalahan antara guru yang satu dengan yang lainnya tentunya beragam. Hasil supervisi seharusnya perlu langsung ditindaklanjuti agar memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan profesionalisme guru. Tindak lanjut ini dapat berupa penguatan dan penghargaan bagi guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar, dan guru diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut. Konsep tindak lanjut supervisi akademik merupakan pemanfaatan dari hasil analisis supervisi yang telah dilakukan. Isi konsep tindak lanjut supervisi berupa pembinaan, baik pembinaan langsung maupun tidak langsung. Pembinaan langsung adalah pembinaan yang dilakukan terhadap hal-hal yang bersifat khusus, yang perbaikan dengan segera dari hasil analisis supervisi. Dan pembinaan tidak langsung adalah pembinaan yang dilakukan terhadap hal-hal yang bersifat umum yang perlu perbaikan dan perhatian setelah memperoleh hasil analisis supervisi. Hal ini sangat relevan dengan teori yang ditulis oleh Piet A. Sahertian yang berbunyi, Pendekatan yang

digunakan dalam menerapkan supervisi, berdasarkan prinsip-prinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik supervisi sangat tergantung dari prototype guru. 5 Dalam hal ini kepala sekolah bisa menggunakan pendekatan langsung, tidak langsung atau kolaboratif, tentunya disesuaikan dengan type guru dan konteks permasalahannya. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam membina guru untuk meningkatkan proses pembelajaran antara lain, mengembangkan teknik-teknik pembelajaran yang telah dimiliki, menggunakan metodologi pembelajaran yang luwes, menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat bantu pembelajaran, mengevaluasi siswa dengan lebih akurat, teliti dan seksama, dapat bekerja sama dengan guru yang lain agar lebih berhasil, memperkenalkan teknik pembelajaran modern untuk inovasi dan kretifitas layanan pembelajaran, dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Selain itu pembinaan untuk kegiatan tindak lanjut ada juga pemantapan supervisi. Kegiatan untuk memantapkan instrumen supaervisi dapat dilakukan dengan cara diskusi kelompok oleh para supervisor. Dengan demikian, dalam kegiatan tindak lanjut hasil supervisi akademik sasaran utamanya adalah kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan ini akan memberi pertolongan bagi supervisor dalam membina guru-guru di sekolah karena ada umpan balik dan komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan guru, sehingga guru ada kesempatan untuk memperbaiki penampilan dan kinerjanya. 5 Piet A Sahertian, Konsep h.196

B.2. Supervisi Akademik dalam Meningkatkan Kinerja Guru Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran tolak ukur dalam menilai kinerja. Sedangkan Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Supervisi mengatakan hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 6 1. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai. Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan keluaran dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang dihasilkan. 2. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan yaitu seberapa baik menyelesaiannya. Ini berkaitan dengan bentuk keluaran 3. Ketepatan waktu, yaitu sesuai dengan waktu yang direncanakan. Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentuan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. Berdasarkan temuan yang ada dalam lapangan supervisi sangat efektif untuk meningkatkan kinerja baik dari segi kualitas maupun kuantitas, seperti yang sudah diuraikan dalam bab temuan penelitian bahwa masih ada beberapa guru mata pelajaran yang kurang dan ada guru yang tidak sesuai dengan kompetensinya, dengan supervisi yang berkelanjutan dan kontinyu maka dapat mengurangi permasalahan dalam proses pembelajaran. Secara kualitas supervisor dapat melakukan penilaian yang dimulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan penbelajaran dan penilaian pembelajaran. 6 Agus Dharma, Manajemen Supervisi. Yogyakarta: Pustaka, 1995, h.85.

Dengan adanya penilaian kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka hasilnya sangat menentukan dalam menunjang proses pendidikan yang dilaksanakan. Profesionalisme seorang guru adalah termasuk suatu profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan secara profesional karena guru adalah individu yang memiliki tanggung jawab moral terhadap kesuksesan peserta didik yang berada dibawah pengawasan dan bimbingannya, maka keberhasilan siswa akan sangat dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Supervisi akademik secara sistematik, konsisten dan terpogram akan sangat membantu memotivasi guru dalam meningkatkan kinerja, sehingga membantu peningkatan mutu sekolah. Hakekat pelaksanaan supervisi akademik selain untuk meningkatkan kinerja guru juga mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan dalam rangka mencapai tujuan dengan cara yang baik dan bijaksana. AL-Qur an menjelaskan pentingnya mencegah terjadinya kemungkaran dan mengajak kepada kebenaran sebagaimana dalam surah Al-Imron ayat 104: م ول تمكن م نكم امة ي م د عو من ا م ل ا ل مي الم ف ل حو ن م وا و لم م م م و م ي م ر و من ب ل مع ر و ف م وي م ن م هو من م عن ال م ن مكر Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. 7 7 Al-Imron [03]: 104

Dalam rangka menjamin kualitas pendidikan tugas supervisor merupakan peran yang dominan untuk selalu mengajak dalam kebaikan. Supervisi akademik merupakan implementasi dari amar makruf nahi mungkar, karena esensinya adalah layanan, bantuan dan ajakan untuk tetap berada pada kondisi yang telah distandarkan dalam proses dan mutu out put. Selain itu supervisi akademik juga merupakan upaya preventif untuk mencegah penyimpangan dan pelanggaran yang dilakukan guru dan tenaga kependidikan dari standar yang telah ditetapkan dengan cara yang bijaksana sehingga guru merasa diperhatikan dan selalu berorientasi untuk meningkatkan kinerja.