IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

PROSEDUR IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA & ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN SERTA PMT

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

J udul Dokumen : R IWAYAT REVISI MANUAL SISTEM MANAJEMEN K3 MANUAL K3 M - SPS - P2K3. Perubahan Dokumen : Revisi ke Tanggal Halaman Perubahan

Mir. N Disetuiui oleh: u

PT. SAAG Utama PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO No: PK.HSE.01 Berlaku : Revisi : 00 Hal.

PENGENDALIAN OPERASIONAL GUDANG KONSOLIDASI

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

LAMPIRAN 1 TATA CARA PENYUSUNAN SMK3 KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN UMUM

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

Lampiran 3 FORMAT DAFTAR SIMAK AUDIT INTERNAL PENYEDIA JASA

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA

MANAJEMEN RISIKO K3 (Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko)

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

M E P L E A L JARI T E T K E NIK K ES E E S H E AT A A T N K ES E E S L E A L MA M T A A T N K ER E JA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden

MANUAL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP

7.1.Project Control. Schedule kunjungan ke lapangan dan partisipasi audit. Meninjau ulang temuan audit dan pelaporan perbaikan

LAMPIRAN 1 OHSAS 18001:2007

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO KLINIS

Kepemimpinan & Komitmen

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

Izin Kerja diperlukan khusus untuk pekerjaan non-rutin yang mengandung bahaya/resiko tinggi.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

PEDOMAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN (SMK3)

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN DALAM MEMBANGUN K3 PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kesehatan keselamatan kerja mulai menjadi perhatian di negara-negara

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

USULAN ELEMEN SMK3 UI BERDASARKAN PERMENAKER No 5 Tahun 1996 dan OHSAS 18001

KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

Identifikasi Bahaya. Oleh : Agung Wahyudi B., ST, MT

REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (P.K.P.S)

DOKUMENTASI SMK3 PERTEMUAN #7 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk

RISK MANAGEMENT PROCEDURE RISK MANAGEMENT PROCEDURE

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

Lampiran 1 Kuisioner Internal Control atas Integritas dan Nilai Etika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengupasan tanah pucuk (top soil removal). Top Soil Removal dilakukan

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

Pengertian (Definisi) Bahaya

Persyaratan Dokumentasi

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

Kebijakan Manajemen Risiko

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

Persyaratan Dokumentasi

2. Rencana K3 yang disusun oleh perusahaan paling sedikit memuat : a. Tujuan dan Sasaran

USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu dengan memahami, mengidentifikasi, dan mengevaluasi risiko suatu

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER. 05/MEN/1996 TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur sebagai pendukung untuk peningkatan ekonomi. Sisi positif dari

MANAJEMEN RESIKO K3I

Luwiharsih Komisi Akreditasi RS

1. Jelaskan tujuan dari sistem manajemen K3. Jawab : Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSEDUR PENERIMAAN TAMU

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 04-P/Ka-BAPETEN/I-03 TENTANG PEDOMAN PELATIHAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR NUKLIR

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

PENYAMPAIAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP PIHAK TERKAIT

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 39 / III / 2010 TENTANG

Transkripsi:

RESIKO DAN TINDAKAN Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh

Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh

Daftar Isi 1. Tujuan...4 2. Ruang Lingkup... 4 3. Referensi... 4 4. Definisi... 4 5. Tanggung Jawab... 6 6. Prosedur... 6 7. Lampiran... 11

1. Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko terhadap keselamatan dan kesehatan kerja karyawan maupun pihak-pihak luar yang terkait dalam kegiatan operasional......serta menentukan pengendalian yang sesuai. 2. Ruang Lingkup Prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengontrolannya dilakukan diseluruh aktifitas kegiatan operasional... termasuk kegiatan atau aktifitas rutin dan non rutin serta keadaan darurat, pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tetap maupun karyawan kontrak, suplier dan kontraktor, serta aktifitas seluruh pekerja yang berada di area tempat kerja. Identifikasi risiko dan penilaian risiko dilakukan oleh karyawan yang memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi perusahaaan... 3. Referensi 3.1. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 3.2. OHSAS 18001 : 2007 (Klausal 4.3.1) 3.3. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Klausal 4.3.1 3.4. Permenakertrans No. 8 Tahun 2010 tentang Alat Pelindung Diri. 4. Definisi 4.1. Bahaya ( Hazard) adalah Sumber, kondisi, atau tindakan yang berpotensi untuk menimbulkan kerugian dalam hubungannya dengan cidera manusia atau sakit, atau kombinasi keduanya. 4.2. Kontrol Bahaya adalah proses dengan melakukan penilaian untuk mengurangi resiko terkait dengan bahaya yang ada.

4.3. ldentifikasi Bahaya merupakan kegiatan mengidentifikasi dari peristiwa/ kejadian tidak diinginkan yang mengarah pada identifikasi wujud dari bahaya dan mekanisme dari peristiwa/kejadian tersebut. 4.4. Risiko ( Risk) adalah Kombinasi dari kemungkinan keterpaparan terhadap kejadian berbahaya dan keparahan dari cidera atau penyakit yang bisa disebabkan oleh suatu kejadian atau keterpaparan. 4.5. Bahaya aktifitas rutin adalah bahaya aktual yang terjadi atau berpotensi terjadi akibat adanya aktifitas, produk, dan jasa yang rutin. 4.6. Bahaya aktifitas non rutin adalah bahaya aktual terjadi atau berpotensi terjadi akibat adanya aktifitas, produk dan jasa yang tidak rutin dilakukan atau aktifitas yang tidak biasa atau hanya sesekali dilakukan. 4.7. Keadaan darurat adalah bahaya aktual atau berpotensi terjadi diluar aktifitas rutin, tidak rutin, normal dan abnormal yang akan menimbulkan risiko dan berdampak fatal terhadap manusia, bangunan dan lingkungan seperti kebakaran, ledakan, banjir, gempa, kecelakaan,dll. 4.8. Penilaian risiko adalah Proses dari pengevaluasian resiko dari bahaya yang ada, dimasukkan ke dalam penilaian kontrol yang dibutuhkan, dan diputuskan apakah resiko bisa diterima atau tidak. 4.9. Hirarki pengendalian risiko adalah : a. Eliminasi (menghilangkan) bahaya. b. Subtitusi (mengganti) c. Engineering (rekayasa) d. Control administration (pengontrolan administrasi), misalnya: pengawasan, pelatihan, dll. e. Alat pelindung diri (APD) 4.10. Manajemen Resiko merupakan total prosedur terkait dengan proses mengidentifikasi bahaya, melakukan penilaian dan analisa resiko, melakukan kontrol resiko yang sesuai dan mengkaji ulang hasilnya secara keseluruhan.

4.11. Tingkat kekerapan ( Likelihood) adalah frekuensi terjadinya paparan bahaya 4.12. Konsekuensi ( Consequency) adalah dampak atau tingkat keparahan yang diakibatkan oleh suatu bahaya. 4.13. Register Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko adalah daftar identifikasi bahaya dan penilaian risiko termasuk upaya pencegahan yang diperlukan berdasarkan tingkat bahaya. 5. Tanggung Jawab Penanggungjawab kegiatan adalah : (disesuaikan dengan struktur organisasi masing-masing perusahaan) 6. Prosedur 6.1.... berkoordinasi dengan kepala bagian (general manager/ senior manager/ manager) dalam melakukan identifikasi bahaya-bahaya yang ada disetiap unit kegiatan kerja, menilai risiko-risiko bahaya yang ada serta menentukan kontrol yang dibutuhkan. 6.2. Untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan kontrol harus memperhatikan beberapa hal berikut : a. Kegiatan rutin atau non rutin (K3). b. Aktifitas yang dilakukan oleh setiap orang yang berada diarea kerja. c. Perilaku dan kapabilitasnya serta faktor manusia lainnya. d. Mengidentifikasi bahaya yang berpengaruh pada keselamatan dan kesehatan kerja. e. Infrastruktur, peralatan dan bahan-bahan (fasilitas) di tempat kerja baik yang disediakan perusahaan maupun pihak lain. f. Perubahan setiap aktifitas/ material yang ada di dalam perusahaan. g. Modifikasi SMK3, perubahan sementara dan dampaknya pada operasional, proses dan kegiatan.

h. Area kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan kerja, prosedur kerja perusahaan. i. Bahaya dari luar tempat kerja yang dapat menimnulkan dampak terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di bawah kendali perusahaan di lingkungan kerja. j. Kewajiban peraturan perundangan yang relevan. 6.3. Menentukan bahaya-bahaya atas aktifitas yang dilakukan oleh setiap divisi/ bagian/ departemen yang melakukan aktifitas-aktifitas tersebut. 6.4. Setelah semua potensi bahaya diidentifikasi, maka tiap potensi bahaya dilakukan penilaian risiko dengan cara sebagai berikut: 1. Menentukan tingkat kemungkinan (Probability) Kemungkinan Keterangan Rating/Nilai Hampir Tidak Mungkin Tenaga kerja terpapar bahaya sekali dalam setahun 1 Sangat Jarang Tenaga kerja terpapar bahaya sekali 2 dalam 6 bulan Jarang Tenaga kerja terpapar bahaya sekali dalam sebulan 3 Sering Tenaga kerja terpapar bahaya sekali dalam seminggu 4 Sangat Sering Tenaga kerja terpapar bahaya lebih 5 dari satu kali dalam seminggu 2. Menentukan tingkat konsekuensi atau akibat (Consequency) Konsekuensi Keterangan Rating/Nilai

Tidak berarti Agak parah Parah Sangat parah Fatal Tidak mengalami kerugian berarti Kehilangan waktu kerja < 48 jam atau kerugian ringan gangguan bisnis sebsesar Rp 1.000.000 10.000.000. Kehilangan waktu kerja > 48 jam atau kerugian harta benda dan gangguan bisnis sebesar Rp 10.000.000 50.000.000 Kematian tunggal, cidera permanen, kerugian harta benda dan gangguan bisnis sebesar Rp 50.000.000 100.000.000. Lebih dari satu kematian, cidera permanen, kerugian harta benda dan gangguan bisnis > Rp 100.000.000 1 2 3 4 5 6.5. Melakukan perhitungan risiko yang digunakan untuk melakukan melakukan analisis untuk menentukan metode yang tepat dalam melaksanakan kontrol resiko. Risiko dapat dihitung menggunakan rumus berikut: P x C = Resiko Relatif P = Kemungkinan (Probability) C = Keparahan (Consequency) Dari hasil perkalian ini maka dapat dibuat matrik manajemen risiko sebagai berikut: Kekerapan Keparahan (Consequency)

(Likelihood) 1 2 3 4 5 1 1 2 3 4 5 2 2 4 6 8 10 3 3 6 9 12 15 4 4 8 12 16 20 5 5 10 15 20 25 Menentukan rating resiko: Nilai Status Keterangan 25 Intolerable Risk 20-2 Substansial Risk 1 Negligible Risk Risiko tidak bisa ditolelir, pekerjaan harus dihentikan Risiko dapat dikendalikan melalui hirarki pengendalian bahaya Risiko tidak perlu tindakan pengendalian 6.6. Melakukan pengendalian bahaya sesuai dengan urutan hirarki pengendalian bahaya yaitu: 1. Eliminasi Menghilangkan sumber bahaya dilakukan dengan meniadakan atau menghilangkan peralatan atau pekerjaan yang menjadi sumber dari bahaya. 2. Substitusi Mengurangi bahaya dengan cara mengganti peralatan atau tata laksana pekerjaan dengan peralatan atau cara kerja yang lebih aman 3. Rekayasa Teknik

Mengurangi resiko dari peralatan dan pekerjaan dengan cara membuat perubahan (rekayasa) pada peralatan atau pekerjaan sehingga tingkat resiko dapat dikurangi sampai ketitik resiko yang dapat diterima. 4. Pngendalian Administratif Beberapa contoh pengendalian resiko pada poin ini adalah dengan melengkapi pekerjaan dengan prosedur, dokumentasi, perizinan, penandaan (rambu-rambu) dan lain lain. 5. Alat Pelindung Diri Alat pelindung diri (APD) ini merupakan langkah terakhir yang digunakan dalam upaya untuk meminimalisasi tingkat resiko. 6.7. Pemilihan pengendalian bahaya dilakukan bersama-sama oleh... (disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan). 6.8. Dari hasil penilaian risiko akan dilakukan evaluasi untuk dijadikan sasaran K3, dimana evaluasi yang dilakukan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Pemenuhan peraturan dan persyaratan yang terkait bahaya K3 penting. b. Kasus yang pernah terjadi terkait risiko K3 penting yang menjadi perhatian publik. c. Ada teknologi dapat berupa alat, metode, dll yang mudah, murah dan efektif. 6.9.... bertanggungjawab untuk mengevaluasi hasil penilaian risiko yang sudah dilakukan oleh setiap divisi untuk memastikan kesesuaian bahaya risiko hasil penilaian dengan kondisi aktual. 6.10. Setiap kepala bagian/divisi harus melakukan tinjauan ulang terhadap hasil penilaian bahaya risiko jika : a. Secara berkala minimal sekali setahun untuk menjamin kesesuaiannya dengan kondisi aktual proses operasional. b. Adanya perubahan proses, metoda kerja, lingkungan kerja, kompetensi dan faktor lainnya.

6.11. Dokumen hasil identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian bahaya yang telah dilakukan di setiap unit kegiatan akan disosialisasikan kepada karyawan masing-masing divisidan dikendalikan oleh... 6.12. Penanggungjawab K3 memberikan sosialisasi dan training terkait dengan hasil identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian bahaya 6.13. Bila ada permintaan perubahan/revisi terhadap dokumen identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian bahaya yang sudah ada, kepala bagian membahas bersama dengan penanggungjawab K3 untuk kemudian diterbitkan dokumen baru yang sudah direvisi dan didistribusikan kembali ke Unit kerja yang bersangkutan. 6.14. Bila terdapat perkembangan teknologi baru, perubahan metode kerja dan prosedur atas penilaian resiko dan pengendalian bahaya, penanggung jawab K3 memfasilitasi revisi dokumen hasil identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian bahaya dan memperbaharui sesuai keadaan (kondisi/situasi) yang ada minimum 3 bulan sekali. 6.15.... dan... bertanggungjawab atas monitoring dan pelaksanaan hasil identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian bahaya, serta melakukan pelaporan hasil identikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian bahaya tersebut ke pucuk pimpinan sebagai upaya tindak lanjut terhadap hasil identifikasi yang dilakukan. 7. Lampiran 1. Form Identifikasi bahaya, Penilaian resiko dan tindakan pengendalian