BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis adalah deskriptif kuantitatif, dimana penulis mencoba memberikan suatu gambaran tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru di SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang. 3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, dimana difokuskan pada guruguru SMP Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang. 3.3 Populasi dan Sampel Menurut Sugiono (2001), populasi adalah objek yang akan diteliti yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan komunitas di suatu daerah yang menjadi objek penelitian yang digunakan sebagai contoh pengambilan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan guru-guru SMP Sub Rayon 6 Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang. 37
Sampel menurut Suhartono (2000), adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat menggambarkan populasi. Dalam penelitian ini, berdasarkan pada jumlah guru-guru SMP Kecamatan Seluas Kabupaten Bengkayang, maka akan digunakan teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Menurut Ridwan (2008), teknik sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel dimana semua populasi digunakan sebagai sampel penelitian. 3.4 Pengukuran Konsep Indikator empirik untuk mengukur pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah dibuat dengan menggunakan skala Likert dengan lima kategori mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan setuju. Kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah diukur dengan menggunakan inventori yang dikembangkan oleh Uno dkk (2001) yang terdiri atas 17 item pertanyaan. Pada Tabel 3.1 di bawah ini dapat dilihat konsep, definisi konsep, epistemic correlation dan indikator empirik dari variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah. Selanjutnya pada Tabel 3.2 dapat dilihat konsep, definisi konsep, epistemic corelation dan indikator emperik dari variabel kinerja guru. 38
Tabel 3.1 Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan Indikator Empirik dari Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Konsep Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah kemampuan seseorang dalam memengaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana diselenggarakannya proses belajar mengajar dan berperan dalam pengembangan mutu pendidikan (Wahjosumidjo 2003) Sub Konsep Konstruktif Kreatif Partisipatif Kooperatif Delegatif Integratif Epistemic Correlation Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang Mencari gagasan dan cara baru dalam melaksana-\kan tugas Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah Mementingkan kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksana-\kan tiap kegiatan Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf Mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dihasil- Indikator Empirik 1. Merancang programprogram pembinaan staf. 2. Melakukan pembinaan pada staf secara rutin dan terprogram. 1. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas 2. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas 1. Memiliki inisiatif mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah. 2. Bersedia melibatkan semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah 1. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan 2. Berupaya melibatkan semua staf maupun pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah 3. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah 1. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemampuan 2. Melakukan seleksi untuk delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf. 3. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalamanpengalaman tugas dan jabatan staf. 1. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan. 2. Mensinergikan setiap 39
Rasional dan objektif Pragmatis Keteladanan Fleksibel kan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah Melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif Mendasarkan pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah Dapat menjadi contoh yang baik Dapat beradaptasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memudahkan staf untuk beradaptasi kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah 3. Mengintegrasikan program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah. 1. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah. 2. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah 1. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah. 2. Menyusun rencana, maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah 1. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah 2. Menjadi teladan dalam sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah 1. Mampu beradaptasi dengan perubahanperubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah 2. Berupaya mencipta-kan situasi kerja yang kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain. 3. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengarkan pendapat dari guru maupun staf lain. 40
Iklim sekolah adalah karakteristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu), yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000) Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah kemampuan seseorang dalam memengaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengatur suatu sekolah dimana diselenggarakannya proses belajar mengajar dan berperan dalam pengembangan mutu pendidikan (Wahjosumidjo 2003) Lingkungan fisik Lingkungan sosial Konstruktif Kreatif Partisipatif Kooperatif Sarana fisik dan alat alat yang digunakan Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat Mendorong dan membina setiap staf untuk berkembang Mencari gagasan dan cara baru dalam melaksanakan tugas Mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan di sekolah Mementing kan kerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan 1. Memberikan Kesejahteraan sesuai dengan aturan sekolah 2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas 3. Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan program sekolah 1. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas 2. Dapat merancang dan mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya 3. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah 4. Dibangunyakomunikasi dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masya-rakat. 5. Kepemimpinan kepala sekolah otoriter, demokratis, tradisional 6. Menetapkan program sekolah sesuai dengan sifat 7. Dapat menetapkan kebijakan secara personil 3. Merancang programprogram pembinaan staf. 4. Melakukan pembinaan pada staf secara rutin dan terprogram. 3. Selalu ada cara-cara baru dalam melaksanakan tugas 4. Selalu menemukan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan tugas 3. Memiliki inisiatif mendorong semua pihak terkait dalam kegiatan sekolah. 4. Bersedia melibatkan semua pihak terkait dalam kegiatan-kegiatan sekolah 4. Selalu mengajak staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan 5. Berupaya melibatkan semua staf maupun pihak 41
Delegatif Integratif Rasional dan objektif Pragmatis tiap kegiatan Mendelegasikan tugas kepada staf sesuai dengan tugas/ jabatan serta kemampuan staf Mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dihasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah Melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif Mendasarkan pada kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki sekolah lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah 6. Bersedia bekerjasama dengan staf dan pihak lain dalam melaksanakan kegiatan sekolah 4. Mempercayakan staf untuk melaksanakan tugas sesuai tugas/ jabatan serta kemampuan. 5. Melakukan seleksi untuk delegasi wewenang berdasarkan kemampuan staf. 6. Mendelegasikan wewenang didasarkan pada pengalamanpengalaman tugas dan jabatan staf. 4. Berupaya menyatukan berbagai ide mengenai kegiatan. 5. Mensinergikan setiap kemampuan yang dimiliki sekolah sehingga mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah 6. Mengintegrasikan program pemerintah pusat, daerah dan program-program sekolah demi mencapai tujuan sekolah. 3. Selalu melaksanakan tugas berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kemasukakalan dan dapat diterima setiap pihak di sekolah. 4. Bersikap terbuka dan jujur dalam melakukan setiap tugas-tugas terkait dengan sekolah 3. Dalam melaksanakan tugas, mendelegasikan wewenang, melakukan integrasi kegiatan, selalu berpiijak pada kondisi nyata sekolah. 4. Menyusun rencana, maupun program sekolah yang disesuaikan dengan kondisi nyata sekolah 42
Iklim sekolah adalah karakteristik dari keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan fisik (ecology), sosial (milieu), yaitu sistem sosial dan budaya (Tagiuri, dalam Owens, 2000) Keteladanan Fleksibel Lingkungan fisik Lingkungan sosial Dapat menjadi contoh yang baik Dapat beradaptasi dalam situasi baru dan menciptakan situasi kerja yang memudah kan staf untuk beradaptasi Sarana fisik dan alat alat yang digunakan Suasana kerja guru dengan kepala sekolah, guru dengan guru, dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat 3. Selalu menjadi teladan bagi guru-guru maupun staf lain di sekolah 4. Menjadi teladan dalam sikap dan tindakan bagi siswa di sekolah 4. Mampu beradaptasi dengan perubahanperubahan seperti perubahan kebijakan pendidikan nasional untuk diterapkan di sekolah 5. Berupaya menciptakan situasi kerja yang kondusif dan nyaman bagi guru-guru maupun staf lain. 6. Bersikap terbuka dan tidak memaksakan kehendak/keputusan tanpa melalui mendengar kan pendapat dari guru maupun staf lain. 1. Memberikan Kesejahteraan sesuai dengan aturan sekolah 2. Memberikan penghargaan pada staf terhadap tugas 3. Terpenuhinya sarana dan prasarana sesuai dengan program sekolah 8. Perlunya dukungan pemimpin dalam menjalankan tugas 9. Dapat merancang dan mendesain pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya 10. Adanya pengawasan dan disiplin kerja melalui peraturan sekolah 11. Dibangunyakomunikasi dan interaksi dengan teman sejawat, orangtua siswa, kepala sekolah,dan lingkungan masyarakat. 12. Kepemimpinan kepala sekolahotoriter, demokratis, tradisional 13. Menetapkan program sekolah sesuai dengan sifat 14. Dapat menetapkan kebijakan secara personil 43
Tabel 3.2 Konsep, Definisi Konsep, Epistemic Correlation dan Indikator Empirik dari Variabel Kinerja Guru Konsep Kinerja guru adalah hasil aktivitas yang dilakukan guru pada siswa dalam proses belajar (Biggs, 2004) Sub Konsep 1. Merencanakan pembelajaran 2. Melaksanakan pembelajaran 3. Mengevaluasi pembelajaran Epistemic Correlation 1. Persiapan mengajar dan efektivitas mengajar 1. Membuka pembelajaran menyampaikan materi pembelajaran dan menutup pembelajaran 1. Mengada kan penilaian baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar Indikator Empirik 1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar 2. Mengidentifikasi materi pokok 3. Mengembangkan pengalaman belajar 4. Merumuskan indikator keberhasilan belajar 5. Menentukan alokasi waktu 6. Menentukan sumber belajar 7. Pengembangan silabus berkelanjutan 1. Memotivasi siswa dan penguasaan bahan ajar 2. Menanamkan mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan bahan kajian 3. Penilaian akhir, mengkaji hasil tindak lanjut 4. Penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian 1. Penilaian dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan 2. Pengamatan kinerja 3. Sikap 4. Penilaian hasil karya berupa proyek atau produk 5. Penggunaan porfolio 6. Penilaian diri 44
3.5 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah suatu cara pengambilan data atau informasi dalam suatu penelitian. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara: a. Kuesioner Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara tertulis guna memperoleh tanggapan responden. Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan, kemudian peneliti akan mengambil angket yang telah diisi oleh responden yang bersangkutan. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diseleksi terlebih dahulu agar angket yang pengisiannya tidak lengkap, tidak diikutsertakan dalam analisis. Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatu pernyataan, dengan skala penilaian Likert dari 1 sampai dengan 5. Untuk menentukan skala sikap responden atas pertanyaan variabel ini digunakan Skala Likert yang menghasilkan jawaban dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 (Augusty Ferdinand, 2006). Nilai 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) Nilai 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) Nilai 3 untuk jawaban Ragu-ragu (R) Nilai 4 untuk jawaban Setuju (S) Nilai 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS) 45
b. Wawancara Yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan konsumen untuk mendapatkan datadata yang akan dianalisis. c. Pustaka Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun informasi melalui literature-literature, dan kajian-kajian penelitian terdahulu yang relevan. 3.6 Teknik Pengolahan Data Dalam penelitian ini, tahap pengolahan data yang dipergunakan meliputi beberapa tahap (Santoso dan Tjiptono, 2004): 1. Editing Merupakan tahap kegiatan memeriksa data yang telah terkumpul, baik cara pengisian, kesalahan pengisian, konsistensi dari setiap jawaban dari kuesioner, sehingga data benar-benar akurat, konsisten dengan informasi yang lain, lengkap, dan siap untuk dilakukan koding dan tabulasi. 2. Coding Data yang berupa data kualitatif harus dikuantifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka. Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan 46
data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabulasi. 3. Scoring Data yang berupa data kualitatif harus dikuantifikasi, yaitu mengubah sebuah data kualitatif atau yang berupa kata-kata (huruf) manjadi sebuah angka. Tujuannya adalah untuk memudahkan memasukkan data ke dalam komputer atau ke dalam lembar tabulasi. 4. Tabulation Menyajikan data-data yang diperoleh dalam bentuk tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulasi selesai dilakukan, kemudian diolah dengan program komputer SPSS for windows 20.0. 3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan meliputi: analisis deskriptif, uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. 3.7.1 Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dipakai oleh peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat ukur yang digunakan. Teknik pengambilan data yang digu- 47
nakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan survei dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner yang terdiri dari butir-butir pernyataan yang berkaitan dengan variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1), iklim organisasi sekolah (X2), dan kinerja guru (Y). Data disusun dalam bentuk skala Likert dengan lima butir pilihan yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Ragu-ragu (R), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). 3.7.2 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan suatu variabel yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya (Sugiyono 2008). Ukuran yang digunakan adalah mean, standar deviasi, skor minimum dan skor maksimum. 3.7.3 Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity, yang memiliki arti sejauh mana ketepatan atau kecermatan instrumen pengukur dalam melakukan fungsinya. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan total skor pertanyaan. 48
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Packagefor Social Science). Validitas data diukur dengan membandingkan rhitung dengan rtabel, dimana: c. Apabila rhitung > rtabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dikatakan kuesioner valid; d. Apabila rhitung < rtabel (pada taraf signifikansi 5%), maka dapat dikatakan kuesioner tidak valid. Untuk hasil uji validitas dan uji reliabilitas dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3.3 Kepemimpinan Kepala Sekolah 49
50 Tabel 3.4 Iklim Organisasi Sekolah
Tabel 3.5 Kinerja Guru 51
3.7.4 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya suatu variabel, dilakukan uji statistik dengan melihat Cronbach s Alpha. Kriteria yang digunakan adalah: a. Jika untuk nilai Cronbach s Alpha > 0,70 maka pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah reliable. b. Jika untuk nilai Cronbach s Alpha <0,70 maka pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel tersebut adalah tidak reliable). 52
3.7.5 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis grafik histogram dan normal probably plot of standardized residual. Dasar pengambilan keputusan melalui analisis grafik ini. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal sebagai representasi pola distribusi normal, 53
berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sementara dasar pengambilan keputusan Uji Kolmogorov Smirnov yaitu data yang normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,05. 3.8 Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen (variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah) terhadap variabel dependen (kinerja guru). Adapun bentuk umum persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 + e di mana: Y = kinerja guru a = Konstanta X 1 = kepemimpinan kepala sekolah X 2 = iklim organisasi sekolah b = Besarnya koefisien dari masing-masing variabel e = Error 3.8.1 Uji t (Uji hipotesis) Ketetapan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of Fit-nya, setidaknya ini dapat diukur dengan nilai F, uji t, dan nilai koefisien determinasi. 54
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel X (variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah) secara parsial terhadap variabel Y (kinerja guru). Kriteria pengujian: Ho : μ = 0; tidak ada pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru; Ho : μ < 0; ada pengaruh antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah terhadap kinerja guru. Taraf nyata (α) yang digunakan adalah 5%, di mana hasil pengujian: a. Sig < (0,05), maka Ho ditolak. Artinya: (1) variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat dan (2) ada pengaruh di antara dua variabel yang diuji. b. Sig > (0,05), maka Ho tidak berhasil ditolak. Artinya: (1) variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikatdan (2) tidak ada pengaruh di antara dua variabel yang diuji. 3.8.2 Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan) Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai hubungan secara bersama-sama terhadap 55
variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap perubahan nilai variabel dependen, dilakukan melalui pengujian terhadap besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh perubahan nilai semua variabel independen. Uji F dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi yang ditetapkan untuk penelitian dengan probability value dari hasil penelitian (Ghozali, 2011). 3.8.3 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi dinyatakan dengan koefisien determinasi (R 2 ), pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi berada antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang mendekati 1 memberi arti bahwa variabel-variabel independen memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Semakin besar koefisien determinasi (R 2 ) suatu variabel bebas, menunjukkan semakin dominan pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas. Besarnya R² yang didefinisikan, dikenal sebagai koefisien determinasi (sampel) dan merupakan besaran yang paling lazim digunakan untuk mengukur kebaikan (goodness of fit) sesuai garis regresi. Secara verbal, R² mengukur proporsi atau prosentase total variasi dalam Y dijelaskan oleh model regresi. Jika variabel bebasnya lebih dari satu maka yang digunakan Adjusted R Square. 56
39