BAB III KARAKTERISTIK DAN PENGOLAHAN DATA GPS GUNUNGAPI PAPANDAYAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENGAMATAN GPS EPISODIK DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISIS 4.1 Vektor Pergeseran Titik Pengamatan Gunungapi Papandayan

BAB 4 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

BAB Analisis Perbandingan Hasil LGO 8.1 & Bernese 5.0

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B A B III GPS REALTIME UNTUK PENGAMATAN TROPOSFER DAN IONOSFER

BAB 3 DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Tabel 3.1 Data dampak penurunan tanah

BAB III PENENTUAN ZENITH TROPOSPHERIC DELAY

Analisa Pergeseran Titik Pengamatan GPS pada Gunung Merapi Periode Januari-Juli 2015

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

Determinasi sumber tekanan dan analisis regangan utama di Gunung Api Papandayan untuk mengetahui korelasi dengan kegempaan

BAB III PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

GEOLOGI DAERAH CISURUPAN DAN SEKITARNYA, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA NILAI TEC PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI PEMBIMBING EKO YULI HANDOKO, ST, MT

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS) Konsep Penentuan Posisi Dengan GPS

Jurnal Geodesi Undip April 2016

Analisa Pengolahan Data Stasiun GPS CORS Gunung Merapi Menggunakan Perangkat Lunak Ilmiah GAMIT/GLOBK 10.6

MONITORING AKTIVITAS DEFORMASI GUNUN API MENGGUNAKAN GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS. Lama Pengamatan GPS. Gambar 4.1 Perbandingan lama pengamatan GPS Pangandaran kala 1-2. Episodik 1 Episodik 2. Jam Pengamatan KRTW

Analisis Deformasi Gunung Merapi Berdasarkan Data Pengamatan GPS Februari- Juli 2015

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1 Suhu, tekanan, dan nilai ZWD saat pengamatan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Gunungapi

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

BAB I Pengertian Sistem Informasi Geografis

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan secara umum dapat dilihat pada alur penelitian sebagai berikut : Mulai

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMANFAATAN SISTEM GPS CORS DALAM RANGKA PENGUKURAN BIDANG TANAH

BAB 3 PEMBAHASAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGARUH DATA METEOROLOGI TERHADAP NILAI KOORDINAT HASIL PENGAMATAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

Jurnal Geodesi Undip Juli 2014

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN. Halaman Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Location Based Service Mobile Computing Universitas Darma Persada 2012

Studi Penurunan Tanah Kota Surabaya Menggunakan Global Positioning System

ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT PENGARUH ANGIN MENGGUNAKAN PENGUKURAN GPS KINEMATIK

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data yang Digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dimulai Pada bulan November 2012 hingga April 2013 dan bertempat

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dimulai pada Bulan April 2015 hingga Mei 2015 dan bertempat di

Analisis Ketelitian Penetuan Posisi Horizontal Menggunakan Antena GPS Geodetik Ashtech ASH111661

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

ANALISA PERUBAHAN KARAKTERISTIK TEC AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI TAHUN 2010

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

Penentuan Tinggi Orthometrik Gunung Semeru Berdasarkan Data Survei GPS dan Model Geoid EGM 1996

BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG

SISTEM KOORDINAT SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT RG091521

Latar Belakang STUDI POST-SEISMIC SEISMIC GEMPA ACEH 2004 MENGGUNAKAN DATA GPS KONTINYU. Maksud & Tujuan. Ruang Lingkup

B A B I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bab 1 pendahuluan

BAB V TINJAUAN MENGENAI DATA AIRBORNE LIDAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang. tatanan tektonik yang kompleks. Pada bagian barat Indonesia terdapat subduksi

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun Alur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Rekaman Seismik gunung Sinabung

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS

Transformasi Datum dan Koordinat

Bab 10 Global Positioning System (GPS)

KAJIAN REGANGAN SELAT BALI BERDASARKAN DATA GNSS KONTINU TAHUN ABSTRAK

Studi Kinerja Perangkat Lunak Starpoint untuk Pengolahan Baseline GPS Irwan Gumilar, Brian Bramanto, dan Teguh P. Sidiq

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Geodesi Undip Januari 2017

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

Penentuan Posisi dengan GPS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI GPS

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.1.1 Lokasi Kompleks Gunung Guntur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab VIII. Penggunaan GPS

Analisis Perbedaan Perhitungan Arah Kiblat pada Bidang Spheroid dan Ellipsoid dengan Menggunakan Data Koordinat GPS

STUDI DEFORMASI GUNUNG KELUT DENGAN METODE SURVEI GPS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PEMBAHASAN START DATA KALIBRASI PENGUKURAN OFFSET GPS- KAMERA DATA OFFSET GPS- KAMERA PEMOTRETAN DATA FOTO TANPA GPS FINISH

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 15 TAHUN 2013 /2001 TENTANG SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA 2013

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN DATA CHECKING

IV. METODE PENELITIAN. Metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) merupakan metode yang

Bab III Pelaksanaan Penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

METODE PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

Transkripsi:

BAB III KARAKTERISTIK DAN PENGOLAHAN DATA GPS GUNUNGAPI PAPANDAYAN 3.1 Karakteristik Gunungapi Papandayan Gunungapi Papandayan terletak di sebelah selatan kota Garut, sekitar 70 km dari kota Bandung, Jawa Barat, pada posisi geografis 7 0 19 LS dan 107 0 44 BT, dengan ketinggian 2.662 meter di atas permukaan laut. Pada Gambar 3.1 terlihat lokasi Gunung api Papandayan. Gambar 3.1 Peta Lokasi Gunungapi Papandayan Pada Gambar 3.1, tanda panah menunjukkan lokasi Gunung api Papandayan di daerah Jawa Barat sedangkan yang di insert adalah penampakan dari Gunung api Papandayan. Gunung api Papandayan ini pertama kali meletus pada tahun 1772 yang menyebabkan banyaknya orang meninggal dan melenyapkan banyak perkampungan di sekitaran gunung. Letusan kedua terjadi pada tahun 1923 sampai tahun 1925. Setelah letusan terakhir yaitu pada tahun 1925 tercatat hanya dua kali letusan yang terjadi hingga pada bulan Juni 1998. 19

Gunungapi Papandayan berbentuk kerucut terpancung yang tidak teratur akibat erupsi yang terjadi sering berpindah pusat. Gunungapi Papandayan termasuk gunungapi strato yang memiliki empat kawah terbesar yaitu Kawah Mas, Kawah Baru, kawah Nangklak dan Kawah Manuk. Komplek Gunungapi Papandayan terbentuk oleh dua buah tubuh gunugapi, yaitu sebelah utara ditempati oleh gunung Puntungtua, dengna bagian baratnya terbentuk kerucut terpancung dan dibentuk oleh aliran lava dengan puncaknya berupa kawah yang relatif datar sampai bergelombang lemah, bekas kegiatan gunung puntang Tua. Di atas kerucut terpancung terbentuk puncak kerucut gunung Puntang dengan bentuk yang masih baik dan dibentuk oleh aliran lava, dibatasi oleh lembah-lembah sungai yang mengelilinginya antara lain hulu sungai Cibeureum Gede dan hulu Cidayeuh. Di sebelah selatan dijumpai tubuh Gunungapi Papandayan berbentuk kerucut terpancung dengan puncak-puncaknya terdiri dari Gunung Papandayan (2640 m), gunung Masigit (2671 m), gunung Malang (2679 m), and satu lagi yaitu Gunung Nangklak (2494 m) dibentuk oleh aliran lava, endapan aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik (Gultom, 1999). 3.2 Karakteristik data GPS Gunungapi Papandayan Pada tugas akhir ini, data GPS yang digunakan adalah data pengamatan dengan menggunakan GPS GPS Leica Geosystem 1200 series, GPS Leica Geosystem 1220 series, GPS Trimble 4000SSI dan GPS Topcon. Terdapat 8 titik pengamatan GPS yang akan diolah yaitu BMNG, KAWH, KMAS, ALUN, PARK, DPN5, DP06, NGLK. Titik POS adalah titik yang dianggap stabil dan menjadi referensi pengukuran titik pengamatan lainnya. Untuk persebaran titik pengamatan dapat dilihat pada gambar berikut : 20

Gambar 3.2 Persebaran titik-titik pengamatan pada Gunungapi Papandayan Pengamatan yang dilakukan secara periodik sebanyak 6 kala, yaitu pada bulan November 2002, Juni 2003, Agustus 2005, November 2008, Juli 2011, dan Agustus 2011. Untuk POS sebagai titik referensi, pengukuran dilakukan dengan selang waktu 3,5 jam-24 jam. Sementara untuk titik-titik pengamatan, pengukuran dilakukan dalam selang waktu 3 jam - 20 jam. Untuk titik pengamatan, waktu pengukuran pendek karena titik pengamatan terletak di sekitar puncak gunung sehingga waktu yang diguanakan dihabiskan untuk menaiki gunung. Ketersedian data GPS yang digunakan dalam tugas akhir ini diperoleh dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan pengambilan data lapangan oleh tim KK GD (Kelompok Keilmuan Geodesi dan Geomatika) ITB untuk pengamtan pada bulan Agustus 2011. 3.3 Pengolahan Data GPS Gunungapi Papandayan Pengolahan data GPS gunungapi Papandayan ini menggunakan software Bernese 5.0. Software ini digunakan karena software ini menghasilkan koordinat geosentrik dan geodetik secara teliti beserta standar deviasinya. Software ini digunakan karena kemampuannya dalam mengestimasi dan mereduksi kesalahan dan bias. 21

Kesalahan dan bias yang dapat diestimasi menggunakan software Bernese 5.0 adalah: Kesalahan orbit direduksi menggunakan informasi orbit yang teliti (precise ephimeris). Bias troposfer dan bias ionosfer. Mereduksi bias troposfer menggunakan model Saastomoinen, Niell, Hofield and Frome, dan Marini-Murray dan mereduksi bias ionosfer menggunakan model ionosfer global dan regional. Kesalahan jam receiver dan antenna receiver. Kesalahan pada jam receiver direduksi menggunakan model zero difference dengan menggunakan data fase dan kesalahan pada antenna receiver, model terkait variansi pusat antenna dapat digunakan unutuk mereduksi kesalahan. Ambiguitas fase. Pemecahan ambiguitas fase dalam pengolahan data fase dapat dilakukan dengan menggunakan metode, diantaranya Round, Sigma, Search, dan Quasi Ionosphere Free (QIF) 3.3.1 Persiapan Pengolahan Data GPS Sebelum mengolah data GPS di Bernese 5.0, terlebih dahulu dilakukan pengolahan di software Trimble Total Control (TTC) dan TEQC. TTC berguna untuk melihat jaring kerangka dasar pengukuran. TEQC berguna untuk memisahkan (split) data RINEX GPS menjadi data Rinex per hari. Setelah data observasi dengan format XXXXDOY0.0nO tersedia, maka perlu dipersiapkan yang lain seperti: Rapikan header dari data pengamatan berbentuk rinex tersebut. Pastikan spasi dan tab yang ada sejalur dan semua data header terisi seperti Marker Name, Marker Number, Tipe antena, tipe receiver, dan lain-lain. Kesesuaian header diperlukan untuk kelancaran pembuatan file.sta di Bernese. 22

Gambar 3.3 Contoh header data observasi Rinex Mendownload data-data informasi dan parameter dari ftp://ftp.unibe.ch/aiub/code. Data dapat diambil dari folder tahun yang diinginkan. Data-data yang perlu didownload adalah: o Koreksi jam satelit harian berformat CODwwwwd.CLK. o Informasi orbit satelit Precise Ephemeris harian berformat CODwwwwd.EPH dan mingguan berformat CODwwww7.ERP o Parameter troposfer harian berformat CODwwwwd.TRO o Parameter ionosfer harian berformat CODwwwwd.ION o Parameter Differensial Code Bias (DCB) pada satelit yang ada setiap bulan dengan format P1P2yymm.DCB dan P1C1yymm.DCB. Mendownload parameter GEN dimana didalamnya terdapat File Cost, Datum, receiver, phase_cos.rel, satellite.101 di http://www.aiub.unibe.ch/download/bswuser50/gen. Data koordinat ITRF, yaitu file ITRF2005.FIX dan ITRF2005_R.FIX yang berisi koordinat pendekatan semua titik-titik pengamatan, termasuk tititk referensi dan ITRF2005.VEL dan ITRF2005_R.VEL yang berisi pergerakannya. Koordinat pendekatan dapat dilihat di header file observasi. File.ABB yang berisi nama-nama titik pengamatan File.BLQ yang berisi Ocean Leading Displacement di berbagai belahan dunia. File.BSL sebagai bagian dari strategi pengolahan data manual yang berisikan baseline yang diamati. Berikut adalah baseline yang dibuat: 23

Table 3.1 Baseline yang diamati TITIK IKAT TITIK PENGAMATAN POS ALUN POS DP06 POS DPN5 POS KAWH POS KMAS POS NGLK POS BMNG POS PARK 3.3.2 Proses Pengolahan Data di Bernese 5.0 Setelah semua parameter pendukung dalam pengolahan Bernese 5.0 telah disiapkan, maka masuklah pada tahap pengolahan data GPS. Berikut adalah tampilan awal Bernese 5.0 seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.4 : Gambar 3.4 Bernese 5.0 24

Sebelumnya telah ditetapkan parameter pengolahan data GPS seperti yang ditunjukkan pada tabel 3.2 : Tabel 3.2 Parameter Pengolahan GPS Berikut tahap pengolahan data menggunakan Bernese 5.0 : 1. Membuat Campaign. - Proses pembuatan campaign : Menu>Campaign>Edit List of Campaign>Save - Mengaktifkan campaign : Menu>campaign>Select active campaign>pilih campaign>ok - Menambah dan mengurangi sub-direktori adalah : Menu>Campaign>Create New Campaign>RUN Campaign digunakan untuk membuat projek pengolahan data dan sebagai direktori penyimpanan pengolahan data yang dilakukan. Setelah di Run pada campaign akan terbentuk folder-folder yang terdiri dari ATM, BPE, OBS, ORB, ORX, OUT, RAW, SOL, dan STA. Setiap sub-direktori campaign memiliki folder pengguna masingmasing. 2. Mengatur session Tahap ini berfungsi untuk mengatur waktu serta sesi pengamatan data yang akan diolah agar sesuai dengan maksud pengolahan. Proses dalam membuat session : Menu>Configure>Set Session>Tentukan doy pengolahan data 25

3. Pembuatan file STA File STA bisa dibuat dengan mengklik menu RINEX. Pilih RINEX Utilities, dan klik Extract Station Information. Pada Original RINEX observation file, pilih semua file observasi. Tentukan nama STA pada Station Information from Rinex File. Untuk menjalankan program, klik Run. File yang terbentuk berada di folder STA dan berisi informasi stasiun atau titk pengamatan yang digunakan. Edit file tersebut agar rapi dan sesuai. 4. Melakukan input file-file ke dalam beberapa sub-direktori campaign, misalnya: - CODxxxxx.ION, CODxxxxx.TRO ke dalam folder ATM. - CODxxxxx.EPH, CODxxxxx.ERP, CODxxxxx.CLK, P1C1yymm.DCB, P1P2yymm.DCB ke dalam folder ORB. - Data-data pengamatan Rinex Observation serta data titik referensi ke dalam folder ORX dan RAW. - SUNDA.ABB, SUNDA.BLQ, ITRF2005.CRD, ITRF2005_R.CRD, ITRF2005.VEL, ITRF2005_R.VEL, ITRF2005.FIX, BSLdoy0.BSL ke dalam folder STA. 5. Processing Pengolahan data GPS ini menggunakan tools BPE (Bernesse Processing Engine) agar seluruh data pengamatan dapat diolah secara sekaligus. Pada dasarnya BPE hanya bekerja pada komponen PCF (Processing Control File) saja. PCF atau Process Control File adalah script yang digunakan untuk menjalankan BPE. Pilih Menu BPE, pilih Edit PCF Program Input File, untuk memilih PCF yang diinginkan. Untuk strategi pengolahan data, ditentukan secara manual. Caranya dengan mengklik script 601. Pada Processing strategi pilih Defined. Pemilihan strategi pengolahan data ini penting untuk ditentukan, karena strategi yang berbeda akan menghasilkan hasil yang berbeda pula. Klik Next hingga sampai pada tampilan SNGDIF 2: Filenames, tentukan file.bsl pada Predefined baselines yang terhubung pada folder STA. Klik Save untuk menyimpan. Langkah selanjutnya adalah menjalankan BPE dengan mengklik menu BPE, dan Run. BPE akan mulai menjalankan script. 26

3.3.3 Hasil Pengolahan Dara GPS dengan Bernese 5.0 Setelah BPE dijalankan,jika tidak ada kesalahan dalam proses pengolahan, maka akan didapat hasil pengolahan berupa koordinat geosentrik, koordinat geodetik serta ketelitian (standar deviasi) titik-titik pengamatan GPS. Untuk melihat koordinat geosentrik yang berhasil diolah dapat dilihat dari folder STA dengan format file FIN_yydoy0.CRD, Apabila pada kolom flag terdapat simbol A, menandakan bahwa baseline berhasil diolah. Apabila terdapat simbol W, menandakan titik itu adalah titik referensinya. Berikut contoh tamiplan filenya : Gambar 3.5 Contoh file FINyy.CRD pada folder STA Koordinat geodetik dapat diperoleh dari folder OUT dengan format file EST_yydoy0.OUT, berikut contoh tampilan fielnya : 27

Gambar 3.6 Contoh file ESTyyDOY0.OUT sedangkan untuk standar deviasinya terbentuk dalam folder SOL dengan format file RED_yydoy0.SNX, berikut contoh tampil filenya : Gambar 3.7 Contoh file REDyyDOY0.SNX 28

Berikut adalah koordinat geodetik dari titik-titik pengukuran dari tahun 2002-2011 : Tabel 3.3 Koordinat Geodetik titik Pengamatan dari tahun 2002-2011 Titik Tahun DOY θ ( ) λ ( ) H (m) ALUN CSRN DALU DP06 DPN5 KMAS NGLK BMNG KAWH 2005 228 2005.625-7.3247 107.7253 2529.97 2008 319 2008.874-7.3247 107.7253 2527.464 2011 188 2011.515-7.3247 107.7253 2527.643 2011 230 2011.63-7.3247 107.7253 2527.492 2005 228 2005.625-7.35872 107.7409 1521.863 2008 317 2008.868-7.35833 107.7411 1524.005 2011 190 2011.521-7.35833 107.7411 1524.177 2011 185 2011.507-7.30287 107.7523 1794.581 2011 229 2011.627-7.30287 107.7523 1794.534 2008 314 2008.86-7.3102 107.7366 2060.399 2008 316 2008.866-7.3102 107.7366 2060.38 2011 186 2011.51-7.3102 107.7366 2060.651 2011 229 2011.627-7.3102 107.7366 2060.508 2003 160 2003.438-7.30268 107.7507 1803.281 2005 228 2005.625-7.30268 107.7507 1805.687 2005 226 2005.619-7.31264 107.7365 2095.824 2008 315 2008.863-7.31264 107.7365 2093.27 2011 187 2011.512-7.31264 107.7365 2094.508 2011 229 2011.627-7.31264 107.7365 2093.387 2005 227 2005.622-7.31761 107.7271 2352.31 2011 188 2011.515-7.31761 107.7271 2349.78 2011 230 2011.63-7.31761 107.7271 2349.78 2002 323 2002.885-7.31259 107.7406 2123.677 2003 160 2003.438-7.31259 107.7406 2123.326 2005 228 2005.625-7.31259 107.7406 2125.812 2008 315 2008.863-7.31259 107.7406 2123.316 2011 187 2011.512-7.31259 107.7406 2123.459 2011 230 2011.63-7.31259 107.7406 2123.418 2002 322 2002.882-7.3135 107.7313 2094.781 2003 160 2003.438-7.31197 107.734 2196.542 2005 227 2005.622-7.31197 107.734 2198.964 2008 316 2008.866-7.31197 107.734 2196.459 2011 229 2011.627-7.31197 107.734 2196.585 29

Tabel 3.4 Koordinat Geodetik titik Pengamatan dari tahun 2002-2011(lanjutan) Titik Tahun DOY θ ( ) λ ( ) H PARK POS 2002 319 2002.874-7.30773 107.7388 2026.759 2002 321 2002.879-7.30773 107.7388 2026.756 2003 160 2003.438-7.31197 107.734 2026.649 2005 226 2005.619-7.30773 107.7388 2029.063 2008 314 2008.86-7.30773 107.7388 2026.576 2008 317 2008.868-7.30773 107.7388 2026.615 2011 186 2011.51-7.30773 107.7388 2027.823 2011 229 2011.627-7.30773 107.7388 2026.742 2002 319 2002.874-7.27341 107.7913 1147.222 2002 321 2002.879-7.27341 107.7913 1147.237 2002 322 2002.882-7.27188 107.794 1249.347 2002 323 2002.885-7.27341 107.7913 1147.238 2003 160 2003.438-7.27341 107.7913 1147.259 2005 226 2005.619-7.27341 107.7913 1147.228 2005 227 2005.622-7.27341 107.7913 1147.244 2005 228 2005.625-7.27341 107.7913 1147.238 2008 314 2008.86-7.27341 107.7913 1147.224 2008 315 2008.863-7.27341 107.7913 1147.241 2008 316 2008.866-7.27341 107.7913 1147.237 2008 317 2008.868-7.27341 107.7913 1147.246 2008 318 2008.871-7.27341 107.7913 1147.239 2008 319 2008.874-7.27341 107.7913 1147.251 2011 185 2011.507-7.27341 107.7913 1147.247 2011 186 2011.51-7.27341 107.7913 1147.251 2011 187 2011.512-7.27341 107.7913 1147.251 2011 188 2011.515-7.27341 107.7913 1147.254 2011 189 2011.518-7.27341 107.7913 1147.251 2011 190 2011.521-7.27341 107.7913 1147.235 2011 229 2011.627-7.27341 107.7913 1147.236 2011 230 2011.63-7.27341 107.7913 1147.251 30

Berikut adalah koordinat geosentrik beserta standar deviasinya dari titik-titik pengukuran dari tahun 2002-2011 : Tabel 3.5 Koordinat Geosentrik titik Pengamatan dari tahun 2002-2011 Koordinat Geosentrik Titik Tahun DOY X (m) Y (m) Z (m) dx (m) dy (m)dz(m) 2005 228 2005.625-1926874 6028488-808085 0.002 0.002 0.002 2008 319 2008.874-1926873 6028486-808085 0.002 0.002 0.002 ALUN 2011 188 2011.515-1926873 6028486-808085 0.002 0.002 0.002 2011 230 2011.63-1926873 6028486-808085 0.002 0.002 0.002 2005 228 2005.625-1928062 6026553-811689 0.002 0.002 0.002 CSRN 2008 317 2008.868-1928087 6026553-811647 0.002 0.002 0.002 2011 190 2011.521-1928087 6026554-811647 0.002 0.002 0.002 2011 185 2011.507-1929578 6027180-805597 0.002 0.002 0.002 DALU 2011 229 2011.627-1929578 6027180-805597 0.002 0.002 0.002 2008 314 2008.86-1927983 6027859-806435 0.002 0.002 0.001 2008 316 2008.866-1927983 6027859-806435 0.001 0.002 0.001 DP06 2011 186 2011.51-1927983 6027859-806435 0.002 0.002 0.002 2011 229 2011.627-1927983 6027859-806435 0.001 0.002 0.001 2003 160 2003.438-1929419 6027242-805577 0.001 0.002 0.001 DPN5 2005 228 2005.625-1929420 6027245-805577 0.002 0.002 0.002 2005 226 2005.619-1927973 6027863-806706 0.002 0.002 0.002 2008 315 2008.863-1927972 6027861-806706 0.002 0.002 0.001 KMAS 2011 187 2011.512-1927972 6027862-806706 0.002 0.002 0.002 2011 229 2011.627-1927972 6027861-806706 0.001 0.002 0.001 2005 227 2005.622-1927040 6028355-807285 0.001 0.002 0.001 NGLK 2011 188 2011.515-1927039 6028352-807285 0.002 0.002 0.002 2011 230 2011.63-1927039 6028352-807285 0.002 0.002 0.002 31

Tabel 3.6 Koordinat Geosentrik titik Pengamatan dari tahun 2002-2011(lanjutan) Koordinat Geosentrik Titik Tahun DOY X (m) Y (m) Z (m) dx (m) dy (m)dz(m) 2002 323 2002.885-1928405 6027755-806705 0.001 0.001 0.001 2003 160 2003.438-1928406 6027754-806705 0.001 0.002 0.001 2005 228 2005.625-1928407 6027756-806706 0.002 0.002 0.002 BMNG 2008 315 2008.863-1928406 6027754-806705 0.002 0.002 0.001 2011 187 2011.512-1928406 6027754-806705 0.002 0.002 0.002 2011 230 2011.63-1928406 6027754-806705 0.002 0.002 0.002 2002 322 2002.882-1927738 6028053-806646 0.002 0.002 0.002 2003 160 2003.438-1927738 6028053-806646 0.001 0.002 0.001 KAWH 2005 227 2005.622-1927739 6028055-806646 0.001 0.002 0.001 2008 316 2008.866-1927738 6028053-806646 0.001 0.002 0.001 2011 229 2011.627-1927738 6028053-806646 0.002 0.002 0.001 2002 319 2002.874-1928207 6027791-806160 0.002 0.002 0.002 2002 321 2002.879-1928207 6027791-806160 0.002 0.002 0.002 2003 160 2003.438-1928206 6027789-806159 0.001 0.002 0.001 2005 226 2005.619-1928207 6027791-806160 0.002 0.002 0.002 PARK 2008 314 2008.86-1928206 6027789-806159 0.002 0.002 0.001 2008 317 2008.868-1928206 6027789-806159 0.002 0.002 0.002 2011 186 2011.51-1928206 6027790-806160 0.002 0.002 0.002 2011 229 2011.627-1928206 6027789-806159 0.002 0.002 0.001 Berikut bagan yang menggambarkan proses pengolahan data menggunakan Bernese secara keseluruhan : 32

Bagan 3.1 Pengolahan Data GPS dengan Bernese 5.0 (dikutip dalam Yunazwardi, 2010) 33

3.4 Transformasi Koordinat Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah melakukan proses pengolahan data GPS menggunakan Bernese 5.0 adalah mengubah koordinat kartesian (X, Y, Z) dan geodetik (L, B, h) yang didapat dari tahap sebelumnya ke sistem koordinat toposentrik (n, e, u). Tujuan dari transformasi koordinat ini adalah memudahkan analisis karena koordinat kartesian (X,Y,Z) dan kooordinat geodetik (L,B,h) pusat salib sumbunya berimpit dengan pusat massa bumi sedangkan dalam analisis deformasi gunung api objek yang diamati adalah permukaan tanah sekitar gunung api. Oleh karena itu dilakukan transformasi koordinat dari sistem koordinat kartesian (X,Y,Z) dan sistem kooordinat geodetik (L,B,h) ke sistem koordinat toposentrik (e,n,u) yang pusat salib sumbu diletakan ditempatkan pada titik pengamatan. Hubungan kedua sistem koordinat ini sebagai berikut : Sistem koordinat Toposentrik Q : (0, 0, 0) P : (np, ep, up) Sistem koordinat Geosentrik Q : (XQ, YQ, ZQ) P : (Xp, Yp, Zp) Gambar 3.8 Hubungan Sistem koordinat Geosentrik dengan Toposentrik Berikut adalah persamaan matematis transformasi koordinat : n sinθcosλ sinθsinλ cosθ X e = sinλ cosλ 0 Y (3.1) u cosθcosλ cosθsinλ sinθ Z 34

Untuk matriks variansi dan kovariansi koordinat geosentrik : ΣGG = σ σ σ σ σ σ σ (3.2) σ σ matriks variansi dan kovariansi koordinat toposentrik sebagai berikut : ΣTT = σ σ σ σ σ σ σ (3.3) σ σ Matriks variansi dan kovariansi koordinat toposentrik dapat dihitung dengan persamaan : ΣTT = A ΣGG sinθcosλ sinθsinλ cosθ A = sinλ cosλ 0 (3.4) cosθcosλ cosθsinλ sinθ Keterangan : X, Y, dan Z adalah selisih antara koordinat titik pengamatan dengan titik ikat sistem koordinat tiga dimensi θ dan λ adalah koordinat geodetik titik ikat n, e, dan u adalah koordinat toposentrik ΣGG adalah matriks variansi dan kovariansi koordinat geosentrik ΣTT adalah matriks variansi dan kovariansi koordinat toposentrik A adalah matriks Jacobi. Berikut adalah koordinat toposentrik beserta standar deviasinya dari titik-titik pengukuran dari tahun 2002-2011 : 35

Tabel 3.7 Koordinat Toposentrik titik Pengamatan dari tahun 2002-2011 Titik Tahun DOY e(m) n(m) u(m) Standar Deviasi σe(m) σn(m) σu(m) 2005 228 2005.625 0.000 0.000 0.000 0.002 0.002 0.002 ALUN 2008 319 2008.874-0.033-0.012-2.525 0.002 0.002 0.002 2011 188 2011.515-0.043 0.003-2.362 0.002 0.002 0.002 2011 230 2011.63-0.043 0.004-2.513 0.002 0.002 0.002 2005 228 2005.625 0.000 0.000 0.000 0.002 0.002 0.002 CSRN 2008 317 2008.868 23.631 42.729 2.132 0.002 0.002 0.002 2011 190 2011.521 23.617 42.748 2.318 0.002 0.002 0.002 DALU 2011 185 2011.507 0.000 0.000 0.000 0.002 0.002 0.002 2011 229 2011.627 0.049 0.070 0.000 0.002 0.002 0.002 2008 314 2008.86 0.000 0.000 0.000 0.002 0.002 0.001 DP06 2008 316 2008.866-0.004-0.005-0.053 0.001 0.002 0.001 2011 186 2011.51-0.035-0.020 0.187 0.002 0.002 0.002 2011 229 2011.627-0.031-0.014 0.089 0.001 0.002 0.001 DPN5 2003 160 2003.438 0.000 0.000 0.000 0.001 0.002 0.001 2005 228 2005.625-0.016-0.025-2.433 0.002 0.002 0.002 2005 226 2005.619 0.000 0.000 0.000 0.002 0.002 0.002 KMAS 2008 315 2008.863-0.085-0.061-2.579 0.002 0.002 0.001 2011 187 2011.512-0.082-0.047-1.349 0.002 0.002 0.002 2011 229 2011.627-0.072-0.035-2.453 0.001 0.002 0.001 2005 227 2005.622 0.000 0.000 0.000 0.001 0.002 0.001 NGLK 2011 188 2011.515 0.055-0.001-2.542 0.002 0.002 0.002 2011 230 2011.63 0.049 0.019-2.550 0.002 0.002 0.002 2002 323 2002.885 0.000 0.000 0.000 0.001 0.001 0.001 2003 160 2003.438 1.028-0.346-0.485 0.001 0.002 0.001 BMNG 2005 228 2005.625 1.072-0.306 2.032 0.002 0.002 0.002 2008 315 2008.863 1.030-0.334-0.474 0.002 0.002 0.001 2011 187 2011.512 1.030-0.323-0.345 0.002 0.002 0.002 2011 230 2011.63 0.924-0.310-0.421 0.002 0.002 0.002 2002 322 2002.882 0.000 0.000 0.000 0.002 0.002 0.002 2003 160 2003.438-0.127-0.096-0.162 0.001 0.002 0.001 KAWH 2005 227 2005.622-0.049-0.088 2.283 0.001 0.002 0.001 2008 316 2008.866-0.024-0.139-0.223 0.001 0.002 0.001 2011 229 2011.627-0.055-0.170-0.092 0.002 0.002 0.001 36

Tabel 3.8 Koordinat Toposentrik titik Pengamatan dari tahun 2002-2011(lanjutan) Titik Tahun DOY e(m) n(m) u(m) Standar Deviasi σe(m) σn(m) σu(m) 2002 319 2002.874 0.000 0.000 0.000 0.002 0.002 0.002 2002 321 2002.879-0.008 0.011-0.044 0.002 0.002 0.002 2003 160 2003.438-0.129-0.049-2.504 0.001 0.002 0.001 PARK 2005 226 2005.619-0.048-0.005-0.049 0.002 0.002 0.002 2008 314 2008.86-0.065-0.020-2.526 0.002 0.002 0.001 2008 317 2008.868-0.095-0.031-2.521 0.002 0.002 0.002 2011 186 2011.51-0.126-0.052-1.325 0.002 0.002 0.002 2011 229 2011.627-0.105-0.028-2.381 0.002 0.002 0.001 37