PENGGUNAAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN LUMPUR SAWIT SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN UNTUK KAMBING POTONG

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI PENGGUNAAN SOLID DECANTER SEBAGAI SUPLEMEN TUNGGAL PADA RANSUM KAMBING

POTENSI INTEGRASI PETERNAKAN DENGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEBAGAI SIMPUL AGRIBISNIS RUMINAN

RESPON KINERJA PRODUKSI DOMBA YANG MEMPEROLEH SUBSTITUSI PAKAN BERBASIS LIMBAH PERKEBUNAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

PELUANG AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA KECIL DENGAN SISTIM INTEGRASI DENGAN PERKEBUNAN SAWIT

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit adalah salah satu komoditas non migas andalan Indonesia.

PEMANFAATAN PELEPAH KELAPA SAWIT SEBAGAI PAKAN BASAL KAMBING KACANG FASE PERTUMBUHAN

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

PENGGUNAAN TAPE KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI PAKAN KAMBING SEDANG TUMBUH SKRIPSI WINA J. SIHOMBING

LUMPUR MINYAK SAWIT KERING (DRIED PALM OIL SLUDGE) SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI DALAM RANSUM RUMINANSIA

Petunjuk Teknis TEKNOLOGI PEMANFAATAN PAKAN BERBAHAN LIMBAH HORTIKULTURA UNTUK TERNAK KAMBING

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMPLIT KULIT BUAH MARKISA (Passiflora Edulis Sims. F. Edulis Deg) TERFERMENTASI Aspergillus niger

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

sebagai tabungan sementara (BAHR[, 2007). Ternak kambing potensinya cukup besar dan tersebar hampir di sebagian besar propinsi di Indonesia. Komoditas

MATERI DAN METODE. Materi

Petunjuk Teknis PENGELOLAAN PAKAN DALAM USAHA TERNAK KAMBING

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

PENGGUNAAN PELEPAH DAUN KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN FISIK, KIMIA, BIOLOGI DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN

Gambar 6. Pemberian Obat Pada Domba Sumber : Dokumentasi Penelitian

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

Hasnudi dan Tri Hesti Wahyuni. (Staf Pengajar Departemen Peternakan Fakultas Pertanian USU)

ABSTRACT. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Yeteriner BATUBARA, MERUWALD DOLOKSARIBU dan JUNJUNGAN SIANIPAR

RESPON TIGA RUMPUN KAMBING TERHADAP PEMBERIAN TAMBAHAN KONSENTRAT

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Materi

PEMANFAATAN PAKAN MURAH UNTUK PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI LOKASI PRIMA TANI KABUPATEN TULANG BAWANG

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

PENAMBAHAN PROBIOTIK STARBIO PADA SUPLEMEN MULTINUTRISI TERHADAP ANALISIS USAHA SAPI BALI (Bos sondaicus)

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERFORMANS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

ANALISIS POTENSI EKONOMI LIMBAH DAN HASIL IKUTAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEBAGAI PAKAN KAMBING POTONG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Zootek ( Zootek Journal ) Vol. 37 No. 1 : (Januari 2017) ISSN

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT UNTUK PENGGEMUKAN TERNAK SAPI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 8. Rataan Hasil Pengamatan Konsumsi, PBB, Efisiensi Pakan Sapi PO selama 48 Hari Pemeliharaan

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KOMPOSISI KIMIAWI, KONSUMSI DAN KECERNAAN SILASE RANSUM KOMPLIT BERBASIS LIMBAH KELAPA SAWIT DAN KULIT KAKAO YANG DIBERIKAN PADA KAMBING

SUMBERDAYA INDUSTRI KELAPA SAWIT DALAM MENDUKUNG SWASEMBADA DAGING SAPI NASIONAL

PEMANFAATAN KULIT DAGING BUAH KOPI YANG DIAMONIASI PADA PAKAN DOMBA TERHADAP PERSENTASE NON KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN LEPAS SAPIH SKRIPSI

MATERI DAN METODE. Materi

Penampilan Kelinci Persilangan Lepas Sapih yang Mendapat Ransum dengan Beberapa Tingkat Penggunaan Ampas Teh

KECERNAAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP DOMBA JANTAN LOKAL

RESPON KAMBING KACANG JANTAN TERHADAP WAKTU PEMBERIAN PAKAN ABSTRAK

POLA PENGEMBANGAN USAHA TERNAK KAMBING MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI DENGAN SISTEM USAHA PERKEBUNAN KARET DAN KELAPA SAWIT

POTENSI, PELUANG DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN INTEGRASI SAPI-SAWIT DI PROVINSI RIAU

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

ANALISIS EKONOMI PEMANFAATAN KULIT UMBI UBI KAYU ( Manihot Utilissima ) Fermentasi Aspergillus Niger TERHADAP PAKAN KONSENTRAT PADA DOMBA LOKAL JANTAN

PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

PEMANFAATAN HASIL IKUTAN TANAMAN SAWIT SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG DI SUMATERA BARAT

Menurut Ditjen Perkebunan (2011) bahwa luas areal perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia adalah 9,1 juta ha Kawasan secara ekonomis kurang

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

RESPONS SAPI PO DAN SILANGANNYA TERHADAP PENGGUNAAN TUMPI JAGUNG DALAM RANSUM

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN DOMBA DENGAN PERKEBUNAN KARET DAN KELAPA SAWIT

Evaluasi Pertambahan Bobot Badan Sapi Aceh Jantan yang Diberi Imbangan Antara Hijauan dan Konsentrat di Balai Pembibitan Ternak Unggul Indrapuri

Strategi Peningkatan Produktivitas Sapi Bali Penggemukan Melalui Perbaikan Pakan Berbasis Sumberdaya Lokal di Pulau Timor

PENGANTAR. Latar Belakang. Sebagian komponen dalam industri pakan unggas terutama sumber energi

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

TINGKAT PENGGUNAAN ONGGOK SEBAGAI BAHAN PAKAN PENGGEMUKAN SAPI BAKALAN

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

PENGGUNAAN SILASE KULIT BUAH MARKISA SEBAGAI PAKAN KAMBING KACANG SEDANG TUMBUH

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PADA KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

PENGARUH LAMA PEMBERIAN BUNGKIL INTI SAWIT (BIS) DALAM RANSUM TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK BABI LANDRACE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

TINGKAT KEPADATAN GIZI RANSUM TERHADAP KERAGAAN ITIK PETELUR LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Iskandar Sembiring, T. Marzuki Jacob, dan Rukia Sitinjak. Departemen Perternakan, Fakultas Pertanian USU

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

PEMANFAATAN JERAMI PADI FERMENTASI DENGAN PROBIOTIK STARBIO TERHADAP PERTUMBUHAN DOMBA JANTAN LOKAL

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

Transkripsi:

PENGGUNAAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN LUMPUR SAWIT SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN UNTUK KAMBING POTONG (The Utilization of Palm Kernel Cake and Solid Ex-Decanter as an Additional Feed on Growth of Goats) LEO P. BATUBARA, RANTAN KRISNAN, SIMON P. GINTING dan JUNJUNGAN S. Loka Penelitian Kambing Potong, PO Box 1, Galang Sei Putih, Deli Serdang 20585 ABSTRACT A feeding trial was conducted in utilization of solid ex-decanter (SED) and palm kernel cake (PKC) as an additional feed for growing young male goats. Twenty head of young male crossbreed goats (Kacang X Boer) were used within body weight range 12 16 kg and kept in individual pens. A good quality additional feed using konvensional feed stuff was used as a control ration. Additional feed and grass were fed in ad-libitum level. The results shows using up to 30% of solid ex-decanter mixed in palm kernel cake as an additional feed gave daily weight gain 54 62 g/h/d with a feed convertion ratio of 8,1 9,2 and gave 30 35% higher net gain in rupiah compared to the good quality additional feed. The cheaper price of solid ex-decanter and palm kernel cake gave the more benefit compare to good quality feed stuff when fed to the young male goats Key Words: Palm Kernel Cake, Solid Ex-Decanter, Goats ABSTRAK Telah dilakukan penelitian pemanfaatan bungkil inti sawit (BIS) dan lumpur sawit (LS) sebagai pakan tambahan untuk kambing jantan muda hasil persilangan kambing Kacang dengan Boer (F1) dengan bobot hidup 12-16 kg sebanyak 20 ekor. Kambing ditempatkan dalam kandang individu dan dibagi kedalam empat kelompok berdasarkan bobot hidup. Pakan tambahan perlakuan terdiri dari pakan tambahan berkualitas baik dan pakan tambahan berbasis bungkil inti sawit dan lumpur sawit. Rumput dan pakan tambahan diberikan secara ad libitum dan air disediakan secukupnya. Hasil penelitian menunjukkan campuran sampai 30% lumpur sawit dalam bungkil inti sawit cukup efisien digunakan sebagai pakan tambahan untuk pakan kambing potong masa pertumbuhan dengan pertambahan bobot hidup berkisar 54 62 g/ekor/hari dan konversi ransum 8,1 9,2, serta memberikan pertambahan keuntungan 30 35% lebih tinggi dibandingkan dengan ransum berkualitas baik (pertambahan bobot hidup harian 98 g/ekor/hari dan konversi ransum 6,0). Harga bungkil inti sawit dan lumpur sawit yang jauh lebih murah memberikan keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan bahan pakan konvensional. Kata Kunci: Bungkil Inti Sawit, Lumpur Sawit, Kambing Potong PENDAHULUAN Lahan perkebunan yang cukup luas di Indonesia yakni 2.461.827 ha (1997) merupakan salah satu alternatif sumberdaya hijauan dan pakan inkonvensional yang cukup potensial dikembangkan pemanfaatannya untuk pakan ternak ruminansia. Khusus perkebunan kelapa sawit yang luasnya mencapai 700.000 ha, diperkirakan dapat menampung sekitar 3.500.000 ekor ruminansia kecil (kambing/domba). Produk yang dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak antara lain: daun kelapa sawit, daging pelepah sawit, serta rumput atau hijauan penutup sebagai sumber pakan hijauan (sumber serat) serta bungkil inti sawit dan solid decanter sebagai hasil ikutan pengolahan minyak sawit sebagai sumber pakan penguat (protein dan energi). Lumpur sawit dan bungkil inti sawit merupakan hasil ikutan pengolahan minyak sawit. Pada proses pengolahan diperoleh rendemen sebanyak 4 6% lumpur sawit dan 45% bungkil inti sawit dari tandan buah segar. 611

Untuk setiap hektar kebun kelapa sawit, maka akan diperoleh limbah lumpur sawit sebanyak 840 1260 kg dan 567 kg bungkil inti sawit (SIANIPAR et al., 2003). Sebuah pabrik minyak sawit yang kapasitas mesinnya dapat memproses 800 ton buah sawit segar/hari akan menghasilkan 5 ton lumpur sawit kering dan 6 ton bungkil inti sawit kering per hari (HORNE et al., 1994). Bila dikonversikan terhadap kebutuhan ternak (20 70% dalam ransum), maka daya dukung satu pabrik (PKS) dapat memenuhi kebutuhan ± 15.000 ekor domba atau ± 1500 ekor sapi/tahun. Lumpur sawit boleh dikatakan limbah, belum dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pada beberapa perkebunan lumpur sawit ditebarkan di areal perkebunan sebagai pupuk, sedangkan bungkil inti sawit pada umumnya diekspor ke Eropa untuk pakan ternak. Percobaan pemanfaatan hasil ikutan perkebunan kelapa sawit sebagai ransum komplit (100%) ataupun sebagai campuran pakan penguat lainnya telah banyak dilakukan. WONG dan ZAHARI (1992) melaporkan bahwa bungkil inti sawit dapat diberikan 50% untuk sapi dan 30% untuk domba. Tetapi JELAN et al. (1991) melaporkan bungkil inti sawit dapat diberikan sampai 85% dalam ransum sapi, tanpa menunjukkan pengaruh terhadap pertambahan bobot hidup harian yakni, sebesar 650 750 g/ekor/hari. Pemanfaatan bungkil inti sawit dapat diberikan pada ternak sapi sebagai pakan tunggal sampai 90% dan lumpur sawit dapat diberikan sampai 66% dalam ransum (JELAN et al., 1991). Domba kurang toleran terhadap keracunan akibat chronic copper. Domba diberi 90% BIS + 10% hijauan, gejala keracunan bisa timbul dalam 8 minggu. Pemberian amonium molybdate atau zinc sulfat dapat mengatasi kejadian keracunan (BEJO et al., 1996). Penelitian pemanfaatan limbah dan hasil ikutan perkebunan kelapa sawit untuk ransum kambing potong masih terbatas. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian penggunaan limbah dan hasil ikutan kelapa sawit sebagai bahan penyusun ransum kambing potong. Sampai sejauh mana pengaruhnya terhadap produsi dan nilai ekonomisnya merupakan tujuan dari penelitian ini. MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan di Stasiun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sungei Putih dari bulan April Desember 2004. Ransum perlakuan Ransum kualitas baik (R0) disusun dari bahan pakan konvensional, yakni: dedak halus, jagung giling, bungkil kelapa, bungkil kacang kedelai, molases, urea dan mineral campuran. Ransum perlakuan berbasis limbah dan hasil ikutan perkebunan sawit yang terdiri dari lumpur sawit 10% (R1); 20% (R2); 30% (R3) dalam campuran dengan bungkil inti sawit tertera pada Tabel 1. Rumput dan pakan tambahan diberikan terpisah secara ad-libitum. Pemberian air minum selalu tersedia (ad-libitum) dalam keadaan segar dan bersih. Ternak penelitian Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah kambing hasil persilangan Boer X Kacang (F1) sebanyak 20 ekor dengan bobot hidup berkisar 12-16 kg. Kambing dibagi kedalam empat kelompok, yang terdiri 5 ekor setiap kelompoknya dan masing-masing ditempatkan pada kandang individu. Metode analasis Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Data dianalisis dengan uji sidik ragam menurut petunjuk STEEL dan TORRIE (1981). Parameter yang diukur meliputi konsumsi bahan kering, pertambahan bobot hidup harian, konversi pakan dan nilai ekonomis ransum. 612

Tabel 1. Susunan serta kandungan zat-zat makanan dan energi ransum penelitian Bahan pakan Ransum penelitian (%) R0 R1 R2 R3 Rumput Adlibitum Konsentrat Adlibitum BIS 0 86,4 76,8 67,2 Solid decanter 0 9,6 19,2 28,8 Urea 1,5 1,5 1,5 1,5 Garam 1,5 1,5 1,5 1,5 Tepung kapur 1,0 1,0 1,0 1,0 Tepung jagung 30,0 - - - Bungkil kelapa 25,0 - - - Dedak halus 26,0 - - - Bungkil kedelai 8,0 - - - Tepung ikan 7,0 - - - Protein kasar (%) 18,0 17,0 16,5 16,0 Energi metabolis (kkal/kg) 3,3 2,9 2,8 2,7 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi bahan kering Selama 60 hari pengumpulan data diperoleh rataan konsumsi bahan kering ransum sebagaimana tertera pada Tabel 2 bahwa pemberian rumput segar secara tidak terbatas per ekor per hari tidak menunjukkan perbedaan konsumsi bahan kering rumput secara nyata. Pemberian pakan kualitas baik (R0) memberikan rataan konsumsi bahan kering yang nyata lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan ketiga perlakuan pakan tambahan berbasis limbah dan hasil ikutan perkebunan (bungkil inti sawit dan lumpur sawit). Sementara itu, antar ketiga perlakuan pakan tambahan berbasis bungkil inti sawit dan lumpur sawit memberikan rataan konsumsi bahan kering yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Pola pakan menunjukkan ada kecenderungan pemberian pakan tambahan kualitas baik meningkatkan konsumsi bahan kering ransum. Pertambahan bobot hidup Dari hasil pengamatan selama 60 hari penelitian, pengaruh perlakuan ransum terhadap pertambahan bobot hidup harian kambing tertera pada Tabel 3. Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan kualitas baik memberikan rataan pertambahan bobot hidup harian kambing sebesar 98 g/ekor/hari yang sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga perlakuan pakan tambahan berbasis bungkil inti sawit dan lumpur sawit. Sedangkan antar ketiga perlakuan pakan tambahan berbasis bungkil inti sawit dan lumpur sawit tidak memberikan perbedaan rataan pertambahan bobot hidup yang nyata. (P>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa lumpur sawit (solid decanter) dapat digunakan sampai 30% dalam bungkil inti sawit (70%) sehingga dapat menekan biaya ransum. Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan bungkil inti sawit dan lumpur sawit sampai 51% (rumput 49%) tidak menunjukkan adanya gejala keracunan pengaruh Cu terhadap pertumbuhan dan kesehatan kambing. Konversi ransum Konversi ransum dihitung berdasarkan rasio konsumsi bahan kering ransum dengan pertambahan bobot hidup. Hasil perhitungan konversi ransum tertera pada Tabel 4. 613

Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian pakan tambahan berkualitas baik sangat nyata (P<0,01) meningkatkan efisiensi pemanfaatan ransum menjadi daging oleh kambing jantan muda dibandingkan dengan ketiga perlakuan pakan tambahan asal bungkil inti sawit dan lumpur sawit. Penggunaan lumpur sawit (10%) dalam campuran bungkil inti sawit (90%) memberikan pemanfaatan ransum yang nyata (P<0,05) lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan lumpur sawit 20 dan 30% dalam campuran dengan bungkil inti sawit. Sejauh mana perbedaan efisiensi penggunaan pakan tambhan ini terhadap efisiensi ekonomi (income over feed cost) tertera pada Tabel 5. Tabel 2. Rataan konsumsi bahan kering ransum selama 60 hari penelitian (g/ekor/hari) Konsumsi bahan kering Total konsumsi Konsumsi BK Perlakuan ransum BK % bobot hidup Rumput Pakan tambahan R0 258 (44%) 324 (56%) 582 a 3,4 a R1 255 (51%) 245 (49%) 500 b 3,1 b R2 251 (49%) 266 (51%) 517 b 3,1 b R3 245 (49%) 250 (51%) 495 b 3,0 b Superskript yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05) Tabel 3. Rataan pertambahan bobot hidup harian kambing (g/ekor/hari) Perlakuan ransum Bobot hidup (kg) Awal Akhir Pertambahan bobot hidup harian (g/ekor/hari) R0 14,60 20,50 98 a R1 13,70 17,40 62 b R2 14,40 17,70 55 b R3 14,50 17,70 54 b Rataan 14,30 18,30 67 Superskript yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05) Tabel 4. Rataan konversi ransum berdasarkan konsumsi bahan kering ransum dan pertambahan bobot hidup kambing Rataan konsumsi bahan kering PBHH Perlakuan ransum Rataan konversi ransum (g/ekor/hari) (g/ekor/hari) R0 582 98 6,0 a R1 500 62 8,1 b R2 517 55 9,4 c R3 495 54 9,2 c Rataan 524 67 8,2 Superskript yang berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05) 614

Tabel 5. Perbandingan nilai biaya pakan dengan nilai pertambahan bobot hidup kambing (Rp.) antar perlakuan Ransum perlakuan Harga (kg/bk-ransum) Nilai biaya pakan Harga per kg PBHH Net gain (Rp) R0 1.200 7.200 14.000 6.800 R1 585 4.750 14.000 9.250 R2 560 5.265 14.000 8.735 R3 540 5.000 14.000 9.000 Harga per kg (2005) Jagung giling = Rp. 1500; Bungkil kelapa = Rp. 1000; Dedak halus = Rp. 1200; Bungkil kedelai = Rp. 3500; Tepung ikan = Rp. 4500; BIS = Rp. 500; Solid ex-decanter = Rp. 250; Rumput = Rp. 500 Rataan konsumsi bahan kering yang nyata lebih tinggi oleh pemberian ransum kualitas baik tertera pada Tabel 2, memberikan pertambahan bobot hidup harian kambing yang nyata lebih tinggi penggunaan ransum yang lebih efisien tertera pada Tabel 3, dibandingkan dengan pemberian ransum berbasis lumpur sawit dan bungkil inti sawit. Namun Tabel 5 menunjukkan bahwa untuk menghasilkan setiap 1 kg pertambahan bobot hidup, ransum berbasis lumpur sawit dan bungkil inti sawit memberikan net income sekitar 30% lebih tinggi dibandingkan dengan ransum berkualitas baik. SIMANIHURUK et al (1995) melaporkan penggunaan lumpur sawit sebanyak 15 dan 30% dalam kosentrat dapat menekan biaya pakan 32% lebih murah untuk menghasilkan 1 kg pertambahan bobot hidup dibanding ransum berkualitas baik pada sapi Aceh. HORNE at al (1994) melaporkan penggunaan lumpur sawit sebanyak 21% dalam kosentrat (BIS 17%, molases 14%, dedak 17%) dapat mengurangi biaya kosentrat sebesar 40% tanpa menurunkan bobot hidup. Hal ini memberi petunjuk bahwa harga bahan pakan penyusun ransum sangat menentukan dalam usaha produksi ternak. Ransum berkualitas baik belum tentu akan memberikan keuntungan yang lebih tinggi. KESIMPULAN Dari hasil penelitian pemanfaatan bungkil inti sawit (palm kernel cake) dan lumpur sawit (Solid ex-decanter) sebagai pakan tambahan untuk kambing potong ternyata dapat diandalkan sebagai pakan tambahan alternatif yang cukup ekonomis. Penggunaan lumpur sawit sampai 30% dalam campuran dengan bungkil inti sawit (70%) sebagai pakan tambahan disamping rumput dapat memberikan pertambahan bobot hidup kambing jantan muda sekitar 54 62 g/ekor/hari dengan konversi pakan berkisar 8,1 9,4 serta memberikan kuntungan sebesar 30% lebih tinggi dibandingkan dengan ransum berkualitas baik untuk setiap pertambahan 1 kg bobot hidup kambing. Penggunaan lumpur sawit (30%) dalam campuran bungkil inti sawit (70%) dan diberikan sebanyak 50% dari kebutuhan bahan kering ransum selama 3 bulan penelitian tidak menunjukkan adanya gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan kambing. Dengan demikian, ke depan disarankan perlu dilakukan kerja sama dengan pabrik kelapa sawit untuk memproduksi ransum pakan ternak dengan menggunakan hasil ikutan dari limbah pengolahan minyak sawit seperti bungkil inti sawit dan lumpur sawit semi-padat (solid decanter). Kebijakan ini dapat mendorong pengembangan usaha ternak, khususnya ruminansia serta dapat menekan penggunaan bahan pakan kenvensional seperti tepung jagung, dedak halus dan bungkil kelapa. DAFTAR PUSTAKA ANONIMUS. 1997. Statistik perkebunan kelapa sawit Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan. AOAC. 1980. Official methods of analysis of the association official analytical chemist, 13 th Eds., Ass. of official Analytical Chemist, Washington DC. BEJO, M.H., M.P. DAVID, A.R. ALIMON and M. MOONAFIZAD. 1996. Chronic copper toxicosis; utilization of palm kernel cake in sheep feed; Solely an cancentrate diet. Proc. of First Int. Symp. on the Integration of Livestock to Oil Palm Production; Malaysia. 615

HORNE, P.M., K.R. POND and L.P. BATUBARA. 1994. Strategies for utilizing improve forage for developing sheep enterprises in North Sumatera and Aceh. Paper Presented at the Seminar Produksi Peternakan Domba di Sumatera Utara dan Prospek Pengembangannya Mendukung Segitiga Pertumbuhan Utara. Pusat Penelitian karet, Sei Putih, March 21, 1994. North Sumatera. JELAN, Z.A., Y. ISHAK and YAKUB. 1991. Proc. 14 th MSAP. Ann. Conf. Genting, Highland, Malaysia. KARO-KARO, S., E. SEMBIRING, M. D. SANCHEZ and H.C. KNIPHSCHER. 1989. Cost benefit analysis of sheep production at. village level. Proc. of the 13 th Ann. Conf. of MSAP. March, 6 9, 1990. Malacca, Malaysia. SIANIPAR, J., L.P. BATUBARA, SIMON P. GINTING, KISTON SIMANIHURUK dan ANDI TARIGAN. 2003. Analisis Potensi Ekonomi Limbah dan Hasil Ikutan Perkebunan Kelapa Sawit sebagai Pakan Kambing Potong. Laporan Hasil Penelitian. Loka Penelitian Kambing Potong Sungai Putih, Sumatera Utara. SIMANIHURUK, K., L.P. BATUBARA, J. SIANIPAR dan S. KAROKARO. 1995. Pemanfaatan solid decanter dalam pakan tambahan terhadap pertumbuhan sapi Aceh. JPPS, 1(6) Februari. Subbalitnak Sei Putih. STEEL, R.G.D. dan J.H. TORRIE. 1981. Principles and Prosedures of Statistical. Mc.Graw Hill Book Co. New York. WONG, H.K. and WAN ZAHARI, W.M. 1992. Oil palm by products as animal feed. Proc. of th MASP Ann. Conf. Kuala Trengganu pp. 58 61. 616