Identifikasi Mutasi Gen rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis Yang Berhubungan Dengan Resistensi Rifampisin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini pada umumnya menyerang paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) merupakan tuberkulosis yang

Identifikasi Mutasi Gen rpob Pada Daerah Hulu RRDR Mycobacterium Tuberculosis Multidrug Resistent Isolat P10

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

BAB I PENDAHULUAN. Multi-Drug Resistance Mycobacterium tuberculosis (MDR-TB) adalah jenis

OPTIMASI PCR (Polymerase Chain Reaction) FRAGMEN 724 pb GEN katg MULTI DRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUK AMPLIFIKASI

MUTASI C825T GEN katg ISOLAT L5 MULTIDRUG RESISTANT Mycobacterium tuberculosis TESIS RINA BUDI SATIYARTI NIM: Program Studi Kimia

2 Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Udayana, Bali-Indonesia

Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali-Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit paling mematikan di

Lampiran 1. Surat Persetujuan Komisi Etik

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

STUDI PENGARUH MUTASI GEN rpob PADA KODON 513: ANALISIS PADA ISOLAT PAPUA

* ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu sitogenetika.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Skripsi MADE RAI DWITYA WIRADIPUTRA

PROSES AMPLIFIKASI DAERAH PROMOTER inha PADAISOLAT P11Mycobacterium tuberculosis MULTIDRUG RESISTANCE DI BALI DENGAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION

DESAIN PRIMER SECARA IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANCE DI KOTA SURABAYA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru

BAB I PENDAHULUAN. sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,

ABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

AMPLIFIKASI FRAGMEN DAN IDENTIFIKASI MUTASI PROMOTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Sumber infeksi TB kebanyakan melalui udara, yaitu

ARTIKEL PENELITIAN Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis

BEBERAPA MUTASI GEN katg ISOLAT KLINIS Mycobacterium tuberculosis RESISTEN ISONIAZID TESIS. ELFIRA ROSA PANE NIM: Program Studi Kimia

Jonner Nainggolan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Cenderawasih Jayapura,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Februari Kata Kunci : Nested PCR, MDR-TB, Mutasi gen rpob

DESAIN PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN inha ISOLAT 134 MULTIDRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS (MDR-TB) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION

ABSTRAK. Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia

KONSTRUKSI PRIMER UNTUK MENDETEKSI MUTASI GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN METODE AMPLIFICATION REFRACTORY MUTATION SYSTEM (ARMS)-PCR

Identifikasi Faktor Resiko 1

Deteksi Resistensi Mycobacterium kusta Secara Molekuler

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

ISBN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bakteri Micobacterium tuberculosis (M. tuberculosis). Tuberkulosis disebarkan

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI BAGIAN GEN parc DENGAN METODE PCR PADA ISOLAT Salmonella typhi DARI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 2006

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi, yang juga dikenal sebagai communicable disease atau transmissible

Uji Kepekaan Obat Anti Tuberkulosis Lini Kedua Menggunakan BACTEC Mycobacterium Growth Indicator Tubes (MGIT) 960

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

RESISTENSI PRIMER MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN TARGET Gen rpob. Yunan Jiwintarum, Maruni Wiwin Diarti, Awan Dramawan

ABSTRAK. Veronica Patricia Tanod, 2007, Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes. Pembimbing II: Francisca S.T., dr., SpPK., M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

AMPLIFIKASI DAN IDENTIFIKASI MUTASI REGIO PROMOTER

Jl. Lebak Bulus Raya No. 49, Kotak Pos 7002 JKSKL, Jakarta Telp , Fax

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah utama. kesehatan global. TB menyebabkan kesakitan pada jutaan

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU MEDAN TAHUN Oleh : ANGGIE IMANIAH SITOMPUL

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. TB Paru merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Penyakit Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit. infeksi yang memberikan dampak morbiditas dan mortalitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis) complex (Isbaniyah et al., 2011;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

UJI KEPEKAAN MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS TERHADAP OBAT ANTI TUBERKULOSIS

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BABm METODE PENELITIAN

ANALISIS PRIMER UNTUK AMPLIFIKASI PROMOTER inha MULTIDRUG RESISTANCE TUBERCULOSIS (MDR-TB) DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS RESISTEN OBAT GANDA (TB ROG)

APLIKASI METODE POLYMERASE CHAIN REACTION

DETEKSI KEBERADAAN PLASMID IncHI1 MULTI-LOKUS PADA Salmonella typhi YANG RESISTEN TERHADAP OBAT TIFOID DI MAKASSAR

DETEKSI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS DENGAN PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DAN TEKNIK PCR PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS DARUL IMARAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengaruh Dukungan Keluarga, Pengetahuan, dan Pendidikan Penderita Tuberkulosis (TB Paru) Terhadap Kepatuhan Minum Obat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

J U R N A L M E T A M O R F O S A Journal of Biological Sciences ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

DIAGNOSTIK MIKROBIOLOGI MOLEKULER

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

III. BAHAN DAN METODE

ABSTRAK. Analisis Mutasi Gen Pengekspresi Domain B dan C DNA Polimerase HBV Dari Pasien Yang Terinfeksi Dengan Titer Rendah.

TUTIK KUSMIATI, dr. SpP(K)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun Bakteri Mtb termasuk ke dalam genus Mycobacterium dengan bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) sejak tahun 1993

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

RESISTENSI PRIMER FIRST LINE ORAL AGENTS ISONIAZID (INH) PADA PENDERITA TB PARU BTA (+) DENGAN TUJUAN gen katg MENGGUNAKAN NESTED PCR

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Artikel Penelitian Identifikasi Mutasi Gen rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis Yang Berhubungan Dengan Resistensi Rifampisin The Identification of rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis Gene Mutation That Associate with Rifampicin Resistance Ella Amalia 1, Maghfiroh Rahayu Nindatama 2, Lusia Hayati 3, dan Dwi Handayani 4 1. Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya 2. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya 3. Departemen Biologi Medik Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya 4. Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya Alamat Korespondensi: maghfirohrahayu@yahoo.co.id Abstrak Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kasus resistensi M. tuberculosis terhadap rifampisin sudah banyak dilaporkan di dunia termasuk Indonesia. Resistensi terhadap rifampisin pada M. tuberculosis sebagian besar disebabkan mutasi gen rpob yang menyandi RNA polymerase subunit ß. Mutasi gen rpob Ser531Leu yang berhubungan dengan resistensi terhadap Rifampisin paling sering terjadi. Adanya mutasi pada rpob akan menyebabkan perubahan pada struktur dan aktivitas target obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mutasi gen rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis pada sampel yang diambil dari penderita tuberkulosis paru di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif terhadap 40 penderita tuberkulosis paru di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Identifikasi mutasi gen rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis dilakukan dengan teknik Multiplex Polymerase Chain Reaction menggunakan primer rpob531. Dari 40 isolat gen rpob kodon 531 didapatkan 70% (21 dari 30) terjadi mutasi, wild type sebanyak 9 isolat (30%) dan isolat yang tidak menghasilkan pita sebanyak 10 isolat. Telah ditemukan mutasi gen rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis pada penderita tuberkulosis paru di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Kata Kunci: Mycobacterium tuberculosis, resistensi, rifampisin, gen rpob Ser531Leu Abstract Tuberculosis is a contagious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. M. tuberculosis rifampicin resistance cases were numerous reported in the world including Indonesia. The most common rifampicin resistance in M. tuberculosis caused by rpob gene mutation that code RNA polymerase subunit β. RpoB Ser531Leu gene mutation that associate with Rifampicin resistance is the most common. This mutation will cause the structure and drug target activity change. This research aimed to identify rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis gene mutation of sample that taken from pulmonary tuberculosis patient at RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. This research is a descriptive research to 40 pulmonary tuberculosis patients at RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Identification of rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis gene mutation was done by using Multiplex Polymerase Chain Reaction technique with rpob531 primer. Out of 40 codon 531 rpob gene isolates, identified 70% (21 of 30) mutation, wild type in 9 isolates (30%) and nonamplification isolates in 10 isolates. rpob Ser531Leu Mycobacterium tuberculosis gene mutation of pulmonary tuberculosis patient in RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang was found. Keywords: Mycobacterium tuberculosis, resistance, rifampicin, rpob Ser531Leu gene 30

Biomedical Journal of Indonesia, Vol. 1, No.1, Januari 2015 Pendahuluan Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. TB merupakan penyakit infeksi penyebab kematian tertinggi kedua di dunia setelah HIV 1. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global. Pada tahun 2012 terdapat 8,6 juta kasus baru dan 1,3 juta meninggal karena tuberkulosis. Di dunia, angka kejadian tuberkulosis adalah 12.000 per 100.000 orang dan angka kematian sebesar 940 per 100.000 orang. Di Indonesia, prevalensi tuberkulosis sebesar 730 per 100.000 orang dan angka kematian adalah 67 per 100.000 orang 2. Di Sumatera Selatan terdapat 8.702 kasus TB dan 5.838 basil tahan asam (BTA) positif dan di Palembang terdapat 2.438 kasus baru TB dan 1.613 BTA positif 3. Tingginya angka kejadian TB menjadi lebih kompleks akibat munculnya resistensi terhadap obat antituberkulosis (OAT) 4. Pengobatan primer untuk infeksi Mycobacterium adalah kemoterapi spesifik. Dua obat utama untuk mengobati tuberkulosis adalah rifampisin dan isoniazid 5. WHO telah mendefinisikan adanya multidrug resistant TB (MDR-TB) yaitu penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh strain M.tuberculosis yang resisten sekurang-kurangnya terhadap isoniazid dan rifampisin, OAT lini pertama yang paling efektif. Di Indonesia diperkirakan telah terjadi 5100 kasus MDR-TB dari kasus TB baru yang tercatat pada tahun 2010. Hal ini membuat Indonesia masuk dalam daftar negara dengan masalah MDR-TB yang serius (high burden MDR-TB country) 6. Resistensi dapat terjadi karena penggunaan obat yang tidak tepat dan tidak teratur 7. Kepatuhan pasien yang buruk terhadap pengobatan adalah faktor utama yang menyebabkan resistensi obat selama terapi 5. Salah satu obat utama tuberkulosis adalah rifampisin. Rifampisin menghambat pertumbuhan bakteri dengan berikatan secara kuat pada RNA polimerase dependen-dna bakteri, sehingga menghambat sintesis RNA bakteri 5. Resistensi M. tuberculosis terhadap rifampisin adalah salah satu komponen kunci untuk penentuan terapi dengan OAT 7. Timbulnya resistensi terhadap obat pada M. tuberculosis disebabkan mutasi random pada kromosom bakteri. Proses mutasi tersebut terjadi secara spontan 8. Resistensi terhadap rifampisin pada M. tuberculosis sebagian besar (> 95%) disebabkan mutasi gen rpoß yang menyandi RNA polymerase subunit ß pada 81 hot spot region 7. Subunit β dikode oleh gen rpob dan memiliki fungsi dalam pengikatan nukleotida dan mengikat senyawa penghambat transkripsi seperti pada antibiotik rifampisin. Adanya mutasi pada rpob akan menyebabkan perubahan pada struktur dan aktivitas target obat 9. Sampai saat ini sudah diidentifikasi adanya substitusi asam amino Serin (TCG) menjadi Leusin (TTG) pada kodon 531 (Ser531Leu) (42 %) 10. Apabila terjadi resistensi M. tuberculosis terhadap rifampisin, maka pemberantasan tuberkulosis menjadi lebih sulit 7. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk membuktikan adanya mutasi gen rpoß pada M. tuberculosis dan hubungannya dengan kegagalan atau resistensi pengobatan rifampisin. Uji sensitivitas terhadap rifampisin dengan teknik in vitro dan in vivo diberbagai daerah menunjukkan adanya resistensi terhadap rifampisin dan dari semua isolat yang resisten tersebut membawa alel mutan dari gen rpob kodon 531 (Ser531Leu) 11. Di Palembang belum tersedia data mengenai adanya mutasi gen rpob pada M. tuberculosis. Identifikasi terhadap mutasi gen rpob kodon 531 pada M. tuberculosis ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai terjadinya kegagalan atau resistensi pengobatan tuberkulosis terhadap rifampisin di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan rancangan penelitian laboratorium untuk mengidentifikasi mutasi gen rpob kodon 531 pada M. tuberculosis dengan menggunakan teknik multiplex PCR. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2014 hingga Januari 2015. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode consecutive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah 12 penderita TB paru yang berobat di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dalam kurun waktu Oktober 2014 hingga November 2014 yang memenuhi kriteria inklusi dan 28 arsip sampel berupa isolat DNA dari sputum penderita TB paru di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang yang dikumpulkan dari Oktober 2013 sampai Maret 2014. Isolasi DNA dilakukan dengan metode ekstraksi DNA Chelex-100 yang menggunakan Phosphate Buffer Saline (PBS) ph 7,4; Saponin 0,5% dalam PBS; dan Chelex 20% dalam ddh 2O ph 10,5. Tahap pencucian sputum menggunakan Phosphate Buffer Saline (PBS) ph 7,4 sebanyak 3 kali. Kemudian tambahkan 0,5% saponin dan diinkubasi di dalam es selama 5 menit dan mendapatkan hasil yang baik maka inkubasi campuran tersebut dilakukan pada suhu 20 0 C selama semalam. Keesokan harinya campuran disentrifugasi dan lakukan pencucian menggunakan 31

Amalia, Nindatama, Hayati &Handayani, Identifikasi Mutasi Gen Phosphate Buffer Saline (PBS) ph 7,4 sebanyak 2-3 kali dan supernatan dibuang selanjutnya ditambahkan Chelex 20% dalam ddh 2O ph dan 100 µl ddh 2O. Kemudian campuran diinkubasi dalam air mendidih, setelah itu disentrifugasi dan rebus kembali selama 5 menit lalu lakukan sentrifugasi. DNA akan berada pada bagian supernatan (DNA containing water). Kemudian ambillah bagian supernatant dan disimpan pada suhu -20 0 C. Tahapan setelah isolasi DNA adalah mendeteksi IS6110 menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Pada proses ini digunakan primer forward 5 -CTCGTCCAGCGC- CGCTTCGG-3 dan primer reverse 5 - CCTGCGAGCGTAGGCGTCGG-3 yang menghasilkan pita berukuran 130 bp 12. Proses PCR menggunakan suhu 95 o C selama 5 menit, dilanjutkan dengan 1 siklus yaitu 20 detik pada suhu 95 o C, 6 menit pada suhu 45 o C, dan suhu 72 o C selama 2 menit. Dilanjutkan dengan siklus berulang 30 kali yaitu 95 o C selama 20 detik, 62 o C selama 1 menit, dan suhu 72 o C selama 4 menit. Sampel yang tebukti terdapat M. tuberculosis, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan pemeriksaan multiplex PCR untuk mengidentifikasi mutasi pada gen rpob kodon 531. Identifikasi mutasi pada gen rpob kodon 531 menggunakan primer forward 5 -GTCGCC GCGATCAAGGA-3 dan primer reverse 5 - TGACCCGCGCGTACAC -3 dan primer inner 5 - ACAAGCGCCGACTGTC -3. Multiplex PCR ini menggunakan tahapan tertentu, yaitu didenaturasi denaturasi awal menggunakan suhu 96 0 C selama 3 menit, kemudian 5 kali siklus pada suhu 95 0 C selama 45 detik, 60 0 C selama 1 menit, dan 72 0 C selama 30 detik. Setelah itu 5 siklus pada suhu 95 0 C selama 40 detik, 59 0 C selama 50 detik dan 72 0 C selama 30 detik. Kemudian 25 siklus pada 94 0 C selama 50 detik, 55 0 C selama 40 detik dan 70 0 C selama 30 detik, dengan tahap elongasi terakhir pada suhu 72 0 C Selama 3 menit 13. Tahap selanjutnya setelah pemeriksaan multiplex PCR adalah elektroforesis. Elektroforesis dengan voltase sebesar 80 V selama 60 menit dan menggunakan gel agarosa 2% yang mengandung ethidium bromida 10%, setelah itu dilakukan visualisasi untuk melihat apakah terjadi mutasi pada isolat yang diteliti. Pada non mutan wild type produk PCR akan menghasilkan dua pita yaitu pada 167 bp dan pada 249 bp. Adanya mutasi pada produk PCR akan menghasilkan satu pita pada 249 bp dan digolongkan mutant 13. Hasil Amplifikasi gen spesifik M. tuberculosis menggunakan primer IS6110 menghasilkan satu pita pada 130 bp (Gambar 1). Amplifikasi gen spesifik M. tuberculosis dengan metode PCR untuk memastikan adanya bakteri M. tuberculosis dalam sputum sebagai penyebab TB paru. Visualisasi hasil amplifikasi gen spesifik M. tuberculosis menggunakan gel agarosa 4% yang mengandung ethidium bromida 10% dan dielektroforesis dengan voltase sebesar 80 V selama 70 menit. Seluruh sampel yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan satu pita pada 130 bp. Gambar 1. Visualisasi Hasil Digesti Gen Spesifik M. tuberculosis Keterangan: M : Marker/penanda ukuran DNA 1-12 : Sampel isolat M. tuberculosis Semua sampel yang mengandung DNA M. tuberculosis kemudian dilanjutkan dengan Multiplex PCR untuk mengetahui ada atau tidaknya mutasi yang terjadi pada gen rpob Ser531Leu. Deteksi mutasi pada gen rpob Ser531Leu menggunakan primer rpob531. Primer rpob531 akan mengenali dan memotong sekuen alel yang wild type dan menghasilkan dua pita yaitu pada 167 bp dan pada 249 bp. Adanya mutasi pada produk PCR akan menghasilkan satu pita pada 249 bp. Mutasi ini disebabkan perubahan pada sekuens nukleotida, sehingga primer yang spesifik untuk gen rpob Ser531Leu tidak dapat mengenalinya. Visualisasi dilakukan dengan gel agarosa 2% yang mengandung ethidium bromida 10% dan dielektroforesis dengan voltase sebesar 80 V selama 60 menit. Hasil visualisasi dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Hasil Visualisasi gen rpob Ser531Leu 32

Biomedical Journal of Indonesia, Vol. 1, No.1, Januari 2015 Keterangan: M : Marker/penanda ukuran DNA 1-7 : Sampel isolat M. tuberculosis 3, 6, 7 : Uncut/sampel yang tidak terpotong 2, 4, 5 : Sampel bergenotip mutan 1 : Sampel bergenotip wild type Tabel 1. Frekuensi Mutasi Gen rpob Ser531Leu Jumlah Isolat Positif Amplifikasi Jumlah Alel Mutan Persentase Mutasi (%) 40 30 21 70 Tabel 2. Distribusi Genotip Gen rpob Ser531Leu Genotip Jumlah Persentase (%) rpob Ser531 9 30 rpob Leu531 21 70 Total 30 100 Frekuensi mutasi genotip gen rpob Ser531Leu yang berhubungan dengan resistensi Rifampisin di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dari 40 isolat menunjukkan positif amplifikasi sebanyak 30 isolat, alel mutan sebanyak 21 isolat dan persentase mutasi sebesar 70%. Data frekuensi mutasi dan distribusi genotip gen rpob Ser531Leu yang berhubungan dengan resistensi Rifampisin di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang ditunjukkan dalam tabel 1 dan tabel 2. Hasil penelitian dari 40 isolat gen rpob kodon 531 menunjukkan sebanyak 70% (21 dari 30) terjadi mutasi, wild type sebanyak 9 isolat (30%) dan isolat yang tidak menghasilkan pita sebanyak 10 isolat. Pembahasan Dari hasil penelitian terdapat mutasi gen rpob sebanyak 70% (21 dari 30). Hal ini menunjukkan sudah terjadi mutasi gen rpob kodon 531 pada sampel yang diambil dari pasien yang didiagnosa sebagai penderita TB Paru di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pada penelitian ini terdapat 10 isolat yang tidak menghasilkan pita setelah dilakukan Multiplex PCR. Kemungkinan isolat tersebut tidak menghasilkan pita disebabkan oleh degradasi DNA target atau perubahan susunan nukleotida gen rpob yang mengakibatkan suhu annealing pada proses PCR penelitian ini tidak sesuai untuk isolat tersebut 14. Di Polandia, prevalensi mutasi pada kodon 531 sebesar 32,4% 15. Di Cina, mutasi pada kodon 531 sebanyak 35% di Provinsi Guangxi Zhuang dan 50% di Provinsi Jilin 16. Di Iran, mutasi pada kodon 531 (Ser531Leu) sebanyak 6.78% 17. Di Indonesia, dari 9 isolat klinik yang dilakukan sekuensing fragmen rpob531 menunjukkan sebanyak 4 isolat terjadi mutasi pada kodon 531 (Ser Leu), 4 isolat terjadi mutasi pada kodon lain, dan wild type sebanyak 1 isolat 7. Di seluruh dunia, mutasi yang paling sering adalah Ser-531-Leu 15,18.Uji sensitivitas terhadap rifampisin dengan teknik in vitro dan in vivo diberbagai daerah menunjukkan adanya resistensi terhadap rifampisin dan dari semua isolat yang resisten tersebut membawa alel mutan dari gen rpob kodon 531 (Ser531Leu) 11.Sampai saat ini sudah diidentifikasi adanya substitusi asam amino Serin (TCG) menjadi Leusin (TTG) pada kodon 531 (Ser531Leu) (42 %) 10. Dari 12 isolat yang mengalami mutasi pada kodon 531, ditemukan 7 isolat terjadi perubahan pada TCG TTG (Ser Leu) dan 5 isolat pada TCG TTC (Ser Phe) 19. Penelitian yang terkait dengan mutasi gen rpob kodon 531 M. tuberculosis yang berhubungan dengan resistensi rifampisin di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang belum pernah diteliti sebelumnya. Pada penelitian ini terdapat mutasi gen rpob sebanyak 70%. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Elbir et al pada tahun 2014 di Sudan sebesar 61,5% dan penelitian yang dilakukan Bahrmand et al pada tahun 2009 di Iran sebesar 58,3%. Hasil ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan Bostanabad et al pada tahun 2007 di Iran sebesar 6,78% dan penelitian yang dilakukan Freitas et al pada tahun 2014 di Iran sebesar 7%. Rifampisin berikatan dengan subunit β RNA polymerase dependen-dna yang dimiliki bakteri sehingga menghambat sintesis RNA. Resistensi terjadi akibat salah satu dari beberapa mutasi titik pada rpob, gen untuk subunit β RNA polymerase. Telah diketahui bahwa resistensi terhadap RIF terjadi akibat mutasi pada segmen 81- bp gen rpob dari kodon 507-533 yang disebut sebagai Rifampicin Resistance Determining Region (RRDR) 20. Penyebab resistensi rifampisin juga dapat terjadi pada gen rpob kodon 531, 513, atau 526, dan sebagian kecil ditemukan pada posisi 514 dan 533 21. Perubahan RNA polymerase akibat mutasi kromosom yang terjadi dengan frekuensi tinggi 5.Timbulnya resistensi terhadap obat pada M. tuberculosis juga disebabkan mutasi random pada kromosom bakteri. Proses mutasi tersebut terjadi secara spontan 8. Resistensi terhadap rifampisin pada M. tuberculosis sebagian besar (> 95%) disebabkan mutasi gen rpob yang menyandi RNA polymerase subunit ß 7. Adanya mutasi pada rpob akan menyebabkan perubahan pada struktur dan aktivitas target obat 9. Ada beberapa faktor yang menyebabkan resistensi rifampisin dalam pengobatan TB paru. Faktor utama yang menyebabkan resistensi obat 33

Amalia, Nindatama, Hayati &Handayani, Identifikasi Mutasi Gen selama terapi adalah kepatuhan pasien yang buruk terhadap pengobatan 5. Kepatuhan pasien yang buruk terhadap pengobatan dapat menyebabkan timbulnya efek samping obat TB paru. Faktor penyebab resistensi selain kepatuhan pasien adalah status nutrisi seseorang yang berhubungan dengan fungsi sistem kekebalan tubuh. Nutrisi yang buruk dapat menyebabkan tingkat obat serum sub-terapi tidak responsif dan mempengaruhi penyerapan obat 21. Resistensi dapat terjadi karena penggunaan obat yang tidak tepat dan tidak teratur 7. Resistensi juga dapat disebabkan oleh pengobatan yang tidak adekuat dan tidak sesuai atau "mono therapy" (terapi satu obat) juga penggunaan obat yang tidak sesuai standar yang sudah ditetapkan. Secara proses biologik alamiah, daya tahan mikroba dapat melakukan upaya resistensi. Upaya resistensi ini dapat ditransmisikan secara genetik ketika diobati dengan suatu antimikroba atau penolakan (ekspulsi) fisik obat tersebut 21. Kesimpulan Mutasi gen rpob Ser531Leu ditemukan pada isolat M. Tuberculosis yang diisolasi dari sputum penderita TB Paru di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Distribusi mutasi genotip gen rpob Leu531 M. tuberculosis sebanyak 70% dan distribusi genotip non-mutan (wild type) gen rpob Ser531 M. tuberculosis sebanyak 30% pada sampel yang diambil dari pasien yang didiagnosis sebagai penderita TB paru di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang. Daftar Pustaka 1. World Health Organization. Multidrug-resistant Tuberculosis (MDR-TB) 2010. Geneva. 2. World Health Organization. 2013. Global Tuberculosis Report 2013. Geneva. 3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.. Data dan Informasi Tahun 2013: Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta, Indonesia, 2014. 4. Wijaya MD, Rusyanthini EP, Pradnyaniti DG, Komalasari KT, Sunarti LPSS. Identifikasi Mutasi Gen rpob Pada Isolat Mycobacterium tuberculosis Multidrug Resistant dengan Metode Nested Polymerase Chain Reaction 2006. 5. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz, Melnick, and Adelberg (Ed 23 rd). Terjemah oleh: Hartanto, H, et al. EGC, Jakarta, Indonesia, 2008: 325-333. 6. Wijaya, M. D, Rusyanthini E. P, Pradnyaniti D. G, Komalasari K.T, Sunarti L.P.S.S. Identifikasi Mutasi Gen rpob Pada Isolat Mycobacterium tuberculosis Multidrug Resistant dengan Metode Nested Polymerase Chain Reaction. 2006. 7. Lina, M. R. Deteksi resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap rifampisin berdasarkan mutasi gen rpoβ (RNA polymerase sub unit β) dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), Jurnal Respirologi Indonesia 2007; 27(3):161-166. 8. Lina MR. Deteksi Mycobacterium tuberculosis dan resistensinya terhadap rifampisin dengan metode nested polymerase chain reaction (PCR) dan sequencing, Universa Medicina 2007; 26(1):1-10. 9. Yuwono T. Biologi Molekuler. Erlangga, Jakarta, Indonesia, 2005. 10. Ramaswamy S, Musser JM. Molecular genetic basis of antimicrobial agent resistance in Mycobacterium tuberculosis: 1998 update. Tuber Lung Dis 1998; 79(1):3-29. 11. Comas I, Borrell S, Roetzer A, Rose G, Malla B, Maeda MK, et al. Whole-Genome Sequencing of Rifampicin-Resistant M. Tuberculosis Strains Identifies Compensatory Mutations In RNA Polymerase. Nat Genet 2012; 44(1):106 110. 12. Khosravi AD, Goodarzi H, Alavi SM. Detection of genomic mutations in katg, inha and rpob genes of Mycobacterium tuberculosis isolates using polymerase chain reaction and multiplex allelespecific polymerase chain reaction. Braz J Infect Dis 2012; 16(1):57-62. 13. Noviana H, Nurachman Z, Ramdani M, Noer A. Multiplex PCR for rapid detection of Rifampin and Isoniazid resistance in Mycobacterium tuberculosis isolated from Bandung, Indonesia. Microbiol Indones 2007; 1(3):114-118. 14. Mokrousov I, Otten T, Vyshnevskiy B, Narvskaya O. Allele-specific rpob PCR assays for detection of Rifampin-resistant Mycobacterium tuberculosis in sputum smears. Antimicrob Agents Chemother 2003; 47(7):2231-2235. 15. Pauluch-Oles J, Koziol-Montewka M, Magrys A. Mutations in the rpob gene of Rifampin-Resistant Mycobacterium tuberculosis Isolates from Eastern Poland. New Microbiologica 2009; 32:147-152. 16. Yue J, Shi W, Xie J, Li Y, Zeng E, Wang H. Mutations in the rpob gene of multidrugresistantmycobacterium tuberculosisisolates from China. Journal of Clinical Microbiology 2003; 41(5):2209-2212. 17. Bostanabad SZ, Fateh A, Seyedi K, Abdolrahimi F, Karimi, Tasbiti AH, et al. Frequency and molecular characterization of rifampicin-resistance in rpob region of Multiple Drug Resitance (MDR) isolates from tuberculosis patients in southern endemic region of Iran. Iranian Journalof Biotechnology 2007; 5(4):212-217. 18. Sharma M, Sethi S, Mishra B, Sengupta C, Sharma SK.. Rapid Detection of Mutations in in rpob Gene of Rifampicin Resistant Mycobacterium tuberculosis Strains by Line Probe Assay. Indian Journal Medical Research 2003; 117:76-80. 19. Bahrmand, AR, Titov LP, Tasbiti AH, Yari S, Gravis EA. High-Level Rifampin Resistance Correlates with Multiple Mutations in the rpob Gene of Pulmonary Tuberculosis Isolates from the Afghanistan Border of Iran. J Clin Microbiol 2009; 47(9):2744-2750. 20. Chambers, H. F.. Obat Antimikobakterium. Dalam: B. G. Katzung (Ed.). Farmakologi Dasar dan Klinik (Ed 10 rd). Terjemah oleh: A. W. Nugroho, L. Rendy, and L. Dwijayanti. EGC, Jakarta, Indonesia, 2010: 796-798. 21. Syaifudin M, Rosilawati M, Irawan H, Bela B. Identifikasi Mycobacterium tuberculosis dan analisis mutasi gen rpob dan katg penyebab resistensi ganda dengan teknik molekuler. Laporan Penelitian Balitbang BATAN. Jakarta,2007:1-15. 34