PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KUBIS DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK AGRIBISNIS KEDELAI PADA USAHA ANEKA TAHU MAJU LESTARI DI KECAMATAN LANDASAN ULIN, KOTA BANJARBARU

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAPE SINGKONG DI KOTA PEKANBARU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

Arman dan Ruslang T., Et al / Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, Vol. 3 (2017) :

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG PUTIH GORENG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS KEUNTUNGAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (Studi Kasus di Koperasi Agung Jaya Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan)

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

AGROINDUSTRI TAHU PENYOKONG PENDAPATAN MASYARAKAT DI DESA TEJA TIMUR KABUPATEN PAMEKASAN. Zainol Arifin*)

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

23 ZIRAA AH, Volume 38 Nomor 3, Oktober 2013 Halaman ISSN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

BAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri

Nilai Tambah Produk Olahan Ikan Salmon di PT Prasetya Agung Cahaya Utama, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

ANALISIS EKONOMI DAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI BERBAGAI SKALA USAHA DI WILAYAH KABUPATEN JEMBER

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA JAYA

ANALISIS PENDAPATAN AGROINDUSTRI KERIPIK NENAS DAN KERIPIK NANGKA DI DESA KUALU NENAS KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

TITIK PULANG POKOK PRODUK OLAHAN COKELAT PADA INDUSTRI SA ADAH AGENCY DI KOTA PALU

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI KERUPUK TEMPE DI GAMPONG SEUNEUBOK SEUMAWE KECAMATAN PEULIMBANG KABUPATEN BIREUEN

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

ANALISIS USAHA INDUSTRI TAHU DI DESA TRIMURTI KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) ABSTRAK

X. ANALISIS KELAYAKAN USAHA

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013 ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHA AYAM RAS PETELUR DI KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI TANAMAN KETEPENG CINA (Cassia alata L) PADA PT. SRIKAYA SEGA UTAMA BANJARBARU

Available online at www. jurnal.abulyatama.ac.id/agriflora ISSN X (Online) Universitas Abulyatama. Jurnal Agriflora

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

III. METODE PENELITIAN. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

III. METODE PENELITIAN. Kumpulan dan i seluruh elemen (responden) tersebut dinamakan populasi.

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

KAJIAN NILAI TAMBAH PRODUK PANGAN OLAHAN UBIKAYU DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ANALISA PENDAPATAN USAHA TERNAK AYAM POTONG (Studi Kasus Peternakan Milik Dani L. Di Kecamatan Karang Ploso)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS TITIK IMPAS AGROINDUSTRI TAHU (Suatu Kasus di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI KEDELAI DAN NILAI TAMBAH TAHU DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

AGUS PRANOTO

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

Mohamat Nafiudin, Robin Jonathan, Adi Suroso. Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia ABSTRAKSI

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS EFISIENSI DAN PENDAPATAN USAHA PEMBIBITAN KARET PADA PTPN III KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI, SUMATERA UTARA

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

ANALISIS USAHA PADA PETERNAKAN RAKYAT AYAM PETELUR DI KECAMATAN SRENGAT KABUPATEN BLITAR

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM DI DESA TITIAN RESAK KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU

ANALISIS KOMPARATIF MONOKULTUR UBIKAYU DENGAN TUMPANGSARI UBIKAYU-KACANG TANAH DI BANYUMAS

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALSIS NILAI TAMBAH KERIPIK BUAH DI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN AIR TAWAR DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

99 Buana Sains Vol 12 No 1: 99-103, 2012 PERFORMANSI NILAI TAMBAH KEDELAI MENJADI TAHU DI KABUPATEN SAMBAS Muhsina, S. Masduki dan A A. Sa diyah PS. Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract The added value of soybean in agribusiness system either in the form of small industries and medium sized businesses by using as a main raw material, of as tofu industry in District Tangaran Sambas of Weast Kalimantan. This study aim to determine profit and feasibility of soybeans into tofu. The research method was the study conducted a census in distric Tangaran remember only has 3 Small Family Tofu process. Data analysis included analysis of cost, revenues, profits and efficiency such as R/C or BEP. The result showed: 1) The cost of procecing 616 kg soybeans is Rp. 4.541.307,- ; 2) Tofu (the BEP production) price is Rp. 177,21 per piece volume reaching 14.885 pieces with a size 4,5 cm x 4,5 cm per piece; 3) 1 kg soybean at Rp. 5.000,- obtain from the value added processing of soybeans into tofu is Rp. 8.455,- Key words: R/C, value added, tofu, regression analysys. Pendahuluan Pembangunan pertanian memiliki arti penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus meningkatkan pendapatan petani baik melalui penerimaan sebagai nilai tambah dari proses lanjutan secara berkesinambungan, penciptaan kesempatan kerja yang memadai di pedesaan, maupun peningkatan ekspor non migas, peluang pengembangan agribisnis dirasakan cukup besar, karena bertumpu diatas landasan keunggulan komparatif dalam memproduksi berbagai bahan mentah berupa komoditas perkebunan, hortikultura, peternakan, dan perikanan, dan peluang pasar baik di dalam maupun di luar negeri (Anonymous, 2007). Nilai tambah yang dihasilkan dari sistem agribisnis kedelai berasal dari usaha tani kedelai sampai pada agroindustri pengolahnnya baik dalam bentuk industri kecil dan rumah tangga atau yang umum dikenal uasaha kecil menengah dengan menggunakan kedelai sebagai bahan baku utama, adalah pengolah tahu sehingga diharapkan dapat diperoleh tambahan nilai dan keuntungan (Sinungan, 1992). Nilai tambah komoditas kedelai ini diperoleh dari nilai produksi (olahan) yang telah dikurangi dengan biaya-biaya yang menunjang dalam proses produksi, selain biaya tenaga kerja (intermediate cost) (Soetriono, 2009). Pengolahan kedelai menjadi tahu di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas umumnya dilakukan oleh usaha kecil (home industri). Sebagai usaha kecil, home industri ini sering dihadapkan pada berbagai masalah antara lain kekurangan bahan baku dan fluktuasi harga tinggi. Kondisi ini sering terjadi karena bahan baku tahu didatangkan dari luar daerah Kabupaten Sambas. Banyaknya faktor pembatas yang dimiliki pengusaha tahu mengakibatkan perlunya dilakukan kajian tentang gambaran usaha pengolahan tahu secara ekonomi, dan besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan kedelai menjadi tahu.

100 Metode Penelitian Sampel Prajitno (2004), berpendapat bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Nazir (2002), mengemukakan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha pengolah kedelai menjadi tahu di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas, dengan jumlah populasi sebanyak 3 orang. Sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang diambil sebagai sumber data yang dianggap mewakili karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penentuan jumlah sampel menurut Prajitno (2004) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 15% atau 20 25% atau tergantung setidaktidaknya dari: a) kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana; b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena menyangkut banyak sedikitnya data; c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Mengingat populasi penelitian kurang dari 100, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik total sampling disebut juga sebagai penelitian populasi karena menggunakan seluruh populasi dalam penelitian. Jadi yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua pengusaha pengolah kedelai menjadi tahu di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas. Waktu penelitian pada bulan Maret sampai April 2011. Metode analisis 1. Untuk mengetahui keuntungan usaha tahu digunakan formula sebagai berikut (Nicholson, 2001): Π = TR TC TR = p x q TC = TVC + TFC 2. Untuk mengetahui titik impas usaha pengolahan kedelai menjadi tahu digunakan formulasi sebagai berikut (Soekartawi, 2002): Total biaya produksi BEP produksi Harga jual Total biaya produksi BEP harga Total produksi 3. Untuk mengetahui nilai tambah hasil olahan kedelai menjadi tahu digunakan formulasi sebagai berikut (Gujarati, 2007): Vas = Ops - Ips Keterangan: Π = keuntungan (Rp/ha) TR = total revenue (Rp/ha) TC = total cost (Rp/ha) p = harga (Rp/kg) q = jumlah (t) TVC = total variable cost (Rp/ha) TFC = total fixed cost (Rp/ha) C = cost (Rp/ha) Vas = tambahan nilai masing-masing sektor Ops = keluaran sektor Ips = masukan sektor Hasil dan Pembahasan 1. Biaya usaha Usaha pembuatan tahu merupakan usaha kecil yang dikelola keluarga di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas. Dalam kegiatan usaha kecil keluarga tentu ada perhitungan-perhitungan berupa biaya usaha, penerimaan dan keuntungan usaha tersebut. Untuk lebih jelasnya perhitungan

101 biaya tersebut dapat diuruaikan sebagai berikut: a. Biaya penyusutan alat usaha Biaya penyusutan alat dalam pengolahan tahu diketahui dari nilai awal alat dikurangi nilai sisa tersebut dan dibagi umur ekonomis (lamanya pemakaian alat tersebut). Alat alat yang dihitung biaya penyusutan dalam pengolahan tahu adalah seperti mesin penggiling, panci, ember, bak, gayung, kain penyaring, alat peras, pisau, cetakan, drigen air dan tungku (Tabel 1). Tabel 1. Penyusutan alat pada usaha kecil keluarga pengolah tahu pada bulan Maret 2001 No Uraian Jumlah Harga satuan (Rp) Penyusutan Total biaya (Rp) 1 Mesin penggiling 1 2.500.00 27.777 27.777 2 Panci 4 120.000 5.000 20.000 3 Ember 4 10.000 138 598 4 Bak 3 40.000 694 2.082 5 Gayung 2 5.000 97 227 6 Kain penyaring 8 22.500 3.750 30.000 7 Alat peras 2 300.000 4.166 8.332 8 Pisau 3 5.000 97 291 9 Cetakan 2 50.000 556 1.112 10 Drigen air 2 30.000 417 834 11 Tungku 2 20.000 277 554 Jumlah 91.807 Dari Tabel 1 di atas ternyata jumlah penyusutan alat pada usaha kecil keluarga pengolahan tahu mencapai Rp. 91.807,- dengan biaya terbesar terjadi pada biaya penyusutan penggunaan mesin penggiling. b. Biaya bahan baku dan bahan lainnya Biaya bahan baku pengolah tahu berupa kedelai dimana biaya bahan baku diperoleh dari harga beli kedelai dari kedelai dalam dan luar Kecamatan Tangaran sehingga diperoleh harga rata-rata bahan baku kedelai adalah Rp. 5.000/kg, dan untuk bahan-bahan lainnya yang juga dipergunakan dalam pengolahan tahu adalah seperti obat tahu, air dan kayu bakar. Gambaran biaya bahan baku dan lainnya pengolahan tahu disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Biaya bahan baku dan bahan lainnya dalam usaha kecil keluarga pengolahan tahu pada bulan Maret 2011 No Uraian Jumlah Harga Total biaya (Rp) (Rp) 1 Kedelai 504 kg 5.000 2.520.000 2 Obat tahu 20.160 g 3 50.400 3 Air 1.512 L 50 75.600 4 Kayu bakar 112 ikat 5.000 560.000 Jumlah 3.206.000 Biaya bahan baku dan bahan lainnya pada usaha kecil keluarga pengolah tahu sebesar Rp. 3.206.000,-. Biaya terbesar memang untuk pembelian kedelai sebagai bahan baku utama. c. Sewa bangunan Meskipun usaha kecil keluarga tahu merupakan suatu usaha keluarga dan dilakukan di rumah milik sendiri tetapi

102 yang diperhitungkan disini adalah perhitungan sewa bangunan dan informasi yang diperoleh harga sewa bangunan untuk usaha kecil keluarga tahu adalah Rp. 50.000,-/bulan. d. Biaya listrik Pengugunaan mesin penggiling tahu dilakukan dengan memakai aliran listrik dengan daya 700 Watt dan dipakai rata-rata 5 jam sehari semalam selama 28 hari pemakaian dalam satu bulan, sehingga biaya yang dikeluarkan berupa biaya listrik dengan harga pembayaran adalah Rp. 73.500,-/bulan. e. Upah tenaga kerja Tenaga kerja dalam pada usaha kecil tahu ini merupakan tenaga kerja dalam keluarga sehingga dalam pemberian upah bagi tenaga kerjanya biasanya berupaya menyediakan makan, rokok dan sedikit uang untuk keperluan lainnya untuk keperluan sehari-hari, menurut informasi yang diperoleh dari responden tenaga kerja pengelolah tahu adalah Rp. 20.000,-/hari. 2. Biaya produksi Biaya produksi adalah keseluruhan biasa yang dikeluarkan selama proses produksi yang meliputi biaya tetap (penyusutan alat usaha) dan biaya tidak tetap/biaya variabel (biaya bahan baku kedelai, pelengkap, sewa bangunan, biaya listrik dan biaya tenaga kerja). Untuk lebih jelasnya biaya produksi pengolahan tahu disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Biaya produksi pengolahan tahu pada Bulan Maret 2011 No Uraian Biaya (Rp) 1 Biaya Tetap Total penyusutan alat usaha 91.807 Sewa bangunan 50.000 2 Biaya Variabel Bahan baku dan bahan 3.206.000 lainnya Biaya listrik 73.500 Tenaga kerja 2 orang Rp. 1.120.000 20.000 @ 28 HOK Total biaya produksi 4.541.307 Tabel 3 menunjukkan besarnya biaya Produksi pada pengolahan tahu Rp. 4.541.307,-. Biaya untuk pembelian bahan baku menempati urutan tertinggi pertama yang setelahnya adalah biaya untuk TK. Perlu dipahami bahwa TK yang digunakan disini meliputi TK dari dalam dan luar rumah tangga, sehingga sebagian dari pengeluaran untuk TK merupakan keuntungan. 3. Penerimaan Penerimaan usaha kecil keluarga yang mengolah tahu adalah sebesar Rp. 7.560.000,-. Penerimaan ini diperoleh dari olahan tahu sebanyak 25.200 potong tahu dengan harga Rp. 300,-/potong. 4. Keuntungan Keuntungan dari hasil usaha kecil keluarga pengolahan tahu adalah sebesar Rp. 3.018.693,-. Nilai ini didapat dari selisih antara penerimaan sebesar Rp. 7.560.000,- dengan total biaya Rp. 4.541.307,- 5. R/C Untuk mengetahui tingkat efisiensi usaha tahu digunakan R/C. Perhitungan R/C sebesar 1,66 menunjukkan usaha tahu ini efisien.

103 6. Break even point BEP dari usaha kecil keluarga mengolah tahu dapat dilihat pada uraian di bawah ini: BEP Harga produksi = total biaya produksi : volume produksi = Rp. 4.541.307 : 25.200 potong = Rp. 180/potong BEP volume produksi = total biaya produksi : harga produksi = Rp. 4.541.307 : Rp. 300/potong = 15.137 potong Dari uraian di atas titik balik modal usaha pembuatan tahu selama 1 bulan produksi (28 hari) adalah jika harga jual tahu sebesar Rp 177,21/potong atau produksi mencapai 14.885 potong. 7. Nilai tambah Proses pengolahan kedelai menjadi tahu maupun tempe merupakan suatu rangkaian kegiatan agribisnis kedelai. Melalui pengolahan ini diperoleh nilai tambah bagi komoditi kedelai karena semula kedelai yang dalam bentuk biji selanjutnya diubah menjadi tahu dengan tempe yang siap untuk dikonsumsi dari nilai produksi (olahan) yang telah dikurangi dengan intermediate cost (biaya-biaya yang menunjang dalam proses produksi, selain biaya tenaga kerja) seperti yang disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai tambah usaha kecil pengolahan tahu Uraian Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Total penerimaan 15.000 Biaya-biaya : bahan baku 5.000 bahan lainnya 1.362 pnyusutan 183 Total Biaya 6.545 Nilai Tambah 8.455 Tabel 4 menunjukkan bahwa usaha kecil keluarga pengolahan tahu menguntungkan. Nilai tambah komoditas kedelai pada usaha kecil keluarga pengolah tahu rata-rata Rp 8.455,- Kesimpulan Usaha pengolahan kedelai menjadi tahu memperoleh keuntungan sebesar Rp. 3.018.693/bulan. Usaha pembuatan tahu efisien karena nilai BEP nya sebesar 1,33, nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan 1 kg kedelai menjadi tahu sebesar Rp. 8.455,- dengan berat tambahan 0,5 kg tahu. Ucapan Terima Kasih Terima kasih disampaikan kepada pemilik usaha pengolah tahu di Kecamatan Tangaran Kabupaten Sambas yang telah bersedia menjadi responden dan telah banyak membantu dalam penelitian ini. Daftar Pustaka Anonymous. 2007. Probolinggo dalam Angka. Bappeda Kabupaten Probolinggo. Probolinggo. Gujarati, D. 2007. Ekonometrika. Erlangga. Jakarta. Sinungan, M. 1992. Produktivitas Apa dan Bagaimana. LP3ES. Jakarta. Nazir, M. 2002. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Nicholson, W. 2001. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Jilid I. Bina Rupa. Jakarta. Prajitno, D. 2004. Analisa Regresi dan Korelasi. Liberty. Jakarta. Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta. Soetriono. 2009. Daya Saing Pertanian Dalam Tinjauan Analisis. Bayumedia Publishing. Malang.