BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni Juli 2012 dan bertempat di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dasar atau basic research yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif (Muhamad Ali, 1992). Jenis penelitian ini memberikan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni atau pure research yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif - eksploratif, yang

BAB III METODE PENELITIAN. analisa Indeks Keanekaragaman (H ) Shannon Wienner, Indeks Dominansi (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yang merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 di Repong Damar Pekon

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Telaga Bromo terletak di perbatasan antara desa Kepek kecamatan

III. METODE KERJA. A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif kuantitatif. Pengamatan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2014 di Kawasan Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Youth Camp Tahura WAR pada bulan Maret sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Margasari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. serangga yang ada di perkebunan jeruk manis semi organik dan anorganik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret 2012 di Rawa Bujung Raman

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Gorontalo Utara, yang meliputi 4 stasiun penelitian yaitu:

METODE PENELITIAN. A. Materi (Bahan dan Alat), Waktu dan Lokasi Penelitian

memiliki karakteristik topografi yang berbeda. Penelitian ini dilakukan selama enam

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB III METOE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung ke lokasi, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif dengan pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 3 Lokasi penelitian ( ) Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia. 1

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

III. METODE PENELITIAN. zona intertidal pantai Wediombo, Gunungkidul Yogyakarta.

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni Pengambilan

MATERI DAN METODE. 3.1.Waktu dan Tempat

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasi. odorata dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda berdasarkan bentuk lahan,

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. esculentum Mill.), serangga pollinator, tumbuhan T. procumbens L.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Indeks Keanekaragaman (H )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

Konsep Keanekaragaman METODE Tempat dan Waktu Penelitian

EKOLOGI. KOMUNITAS bag. 2 TEMA 5. Program Studi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2.1. Peta Lokasi Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Cagar Alam Gunung Ambang subkawasan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober tahun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2017 selama kurun waktu satu

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode transek belt yaitu dengan menarik garis lurus memanjang

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN Letak Giografis Lokasi Penelitian Pekanbaru terletak pada titik koordinat 101 o o 34 BT dan 0 o 25-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan data sampel menggunakan metode eksplorasi, yaitu pengamatan atau

Transkripsi:

25 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2012 - Juli 2012 dan bertempat di Kebun Botani UPI. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena penelitian ini melihat bagaimana keanekaragaman kupu-kupu serta interaksinya dengan keberadaan tanaman inang di Kebun Botani UPI tanpa memberikan perlakuan. C. Alat dan Bahan berikut. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel 3.1 Table 3.1. Alat yang digunakan selama penelitian No. Nama alat dan bahan Jumlah 1. Altimeter 1 unit 2. Anemometer 1 unit 3. Handy counter 1 unit 4. Insect net 1 unit 5. Kamera digital 1 unit 6. Kertas 500 lembar 7. Luxmeter 1 unit 8. Thermohygrometer digital 1 unit D. Sampel dan Populasi Populasi penelitian ini adalah keseluruhan kupu-kupu yang ada di Kebun Botani UPI. Sedangkan sampelnya adalah individu dari kupu-kupu diurnal dewasa

26 yang tercuplik insect net dan larva maupun pupa yang ditemukan saat cruising serta tanaman inang yang mendukung keberadaan Lepidoptera di Kebun Botani UPI. E. Desain Penelitian Sampel kupu-kupu dicuplik dengan menggunakan metode standard walk (Pollar & Yates, 1993; Tati-Subahar et. al., 2009), dikarenakan mobilitasnya yang tinggi. Metode standard walk digunakan dengan menghitung jumlah individu tiap spesies dan mengidentifikasi spesies kupu-kupu yang dapat diidentifikasi. Kupukupu yang tercuplik oleh insect net diidentifikasi lalu dihitung jumlah individu per spesiesnya. Sampling dilakukan dengan menyelusuri seluruh kawasan Kebun Botani dikarenakan luas wilayah yang kecil yaitu ± 8000 m 2. Pencuplikan dilakukan setiap minggu sebanyak 5 kali pengulangan. Gambar 3.1. Peta Lokasi Kebun Botani UPI Bandung (Google Map, 2012). Data hasil penelitian dimasukkan ke dalam format pengamatan yang terdiri dari tanggal pencuplikan, foto spesies untuk memudahkan, nama spesies, Familia, jumlah individu kupu-kupu dan tanaman inang yang dihinggapi oleh kupu-kupu dewasa serta tanaman inang larva (Tabel 3.2.).

27 Tabel 3.2. Lembar isian Pengamatan Lepidoptera di Kebun Botani UPI Tanggal pencuplikan No. Foto Familia Spesies Tanaman inang Jumlah individu Keterangan F. Prosedur Kerja 1. Survey dan Pra Penelitian Survey dilakukan pertama kali dengan mengamati kondisi lokasi penelitian dan mengetahui luas daerah. Survei bertujuan agar peneliti dapat memperkirakan tempat yang cukup representatif untuk penelitian. Tahap selanjutnya yaitu pra penelitian, agar peneliti dapat melakukan penelitian dengan tepat sesuai metode yang ditentukan. Metode yang dipakai pada pra penelitian yaitu cruising sampling, dimana sampel kupu-kupu diurnal diambil baik pada tahap larva, pupa maupun dewasa dan diidentifikasi. Pada pra penelitian dilakukan sensus tanaman inang yang terdapat larva dan kupu-kupu dewasa dan pengukuran profil daerah penelitian sehingga karakteristik daerah tersebut dapat diketahui secara pasti. 2. Penelitian Setelah semua tahap survey dan pra penelitian selesai, selanjutnya dilakukan penelitian dengan cara menghitung, mengamati, menangkap sampel kupu-kupu serta mencatat Familia, spesies dan habitus individu tanaman inang dari kupukupu. Selain itu, dilakukan juga pengukuran faktor abiotik di setiap titik yang telah ditentukan sebanyak 3 kali pengulangan. Identifikasi di lakukan di lapangan, sedangkan untuk sampel yang belum diketahui diambil dan diawetkan untuk

28 diidentifikasi di laboratorium. Data yang dikumpulkan yaitu jumlah individu kupu-kupu dewasa dan larva serta spesies dan habitus tanaman inang. Data faktor abiotik yang dicuplik yaitu ketinggian (altitude), suhu, kelembaban, intensitas cahaya serta kecepatan angin diambil sebanyak 3 kali. Karena seperti yang sudah dilaporkan bahwa faktor abiotik tersebut dapat mempengaruhi populasi kupu-kupu (Rizal, 2007; Efendi, 2009). a. Pencuplikan Larva dan Pupa Kupu-kupu Pencuplikan larva dan pupa kupu-kupu menggunakan metode standard walk (Pollard & Yates, 1993, Tati-Subahar et. al., 2009). Metode ini digunakan karena luas daerah Kebun Botani UPI yang kecil yaitu 8000 m 2 sehingga metode ini digunakan agar semua sampel kupu-kupu tercuplik dan wilayah Kebun Botani UPI dapat teramati. b. Pencuplikan Kupu-kupu Dewasa Pencuplikan kupu-kupu diurnal dewasa diperoleh dengan metode standard walk (Pollard & Yates, 1995, Tati-Subahar et. al., 2009) dikarenakan mobilitasnya yang tinggi. Metode ini dilakukan dengan berjalan dan dilakukan perhitungan serta pencuplikan jumlah individu kupu-kupu yang terlihat atau ditemukan. Keberadaan dan jumlah dari spesies yang dikenali dicatat ditempat, namun apabila tidak teridentifikasi kupu-kupu disimpan di dalam amplop dan diidentifikasi di laboratorium. Pengamatan dilakukan pada pukul 08.00-12.00 WIB. Lepidoptera dicatat hanya pada hari yang kering tanpa hujan, cerah dan hangat (Pollard & Yates, 1993).

29 c. Pencuplikan Tanaman Inang Kupu-kupu Informasi tanaman inang yang dicuplik yaitu informasi mengenai Familia, spesies dan habitus tanaman inang larva dan kupu-kupu dewasa. Pada pencuplikan dicatat juga mengenai spesifikasi sifat kupu-kupu yang monopagus atau polipagus. Pencuplikan tanaman inang dilakukan sejalan dengan pencuplikan larva dan pupa yaitu dengan metode survey dan cruising sampling dimana ditemukannya larva dan kupu-kupu dewasa. Tanaman inang diidentifikasi bersamaan dengan larva kupu-kupu yang berada di tanaman inang tersebut. Untuk tanaman yang sulit diidentifikasi di lapangan diawetkan dengan membuat herbarium specimen termasuk semua detail dari tanaman tersebut untuk identifikasi lanjutan. G. Analisis Data 1. Identifikasi Kupu-kupu Sampel kupu-kupu dewasa dihitung jumlah individunya dan diidentifikasi dengan literatur yang tersedia (Peggie & Amir, 2006; Morrell, 1960; www.foby.web.id). Sedangkan untuk sampel larva dan pupa yang ditemukan diidentifikasi oleh buku Jaques (1947). Diperlukan juga adanya ahli identifikasi kupu-kupu karena ada beberapa spesies yang mirip dan mungkin tertukar

30 2. Perhitungan Keanekaragaman, Kemerataan dan Kelimpahan Kupukupu a. Kelimpahan (Pi) Untuk melihat kelimpahan data yang diperoleh, digunakan rumus kelimpahan (Heryanto et al.,1986 dalam Dharmawan et al., 2005): b. Keanekaragaman (H ) Analisis statistika yang digunakan untuk perhitungan indeks keanekaragaman yaitu dengan menggunakan rumus Shannon-Wienner (Magurran, 1988). Keterangan: H = Indeks Keanekaragaman Shannon- Wienner Pi= ni= Jumlah total individu/spesies N= Jumlah individu seluruhnya s=jumlah total spesies Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu: Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas H 1 sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil. 1,0 H 3,322 Keanekaragaman tergolong sedang, produktivitas

31 cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang dan stabilitas komunitas sedang. keanekaragaman tergolong tinggi, stabilitas H 3 ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis dan stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima (stabil) c. Kemerataan (e) Keanekaragaman tidak dapat terlepas dari kemerataan (evenness), yang dapat dihitung dengan formulasi Pielou (Odum, 1971): Keterangan: e= Nilai kemerataan antar jenis H = Indeks Keanekaragaman Shannon- Wiener S= Jumlah spesies Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan nilai kemerataan yaitu: e 0,4 Kemerataan spesies termasuk kategori rendah 0,4 e 0,6 Kemerataan spesies termasuk kategori sedang e 0,6 Kemerataan spesies termasuk kategori tinggi Semakin kecil nilai e berarti semakin sempit penyebaran spesies dan semakin besar nilai e berarti semakin luas penyebaran spesies.

32 H. Alur Penelitian Studi literatur dan survey untuk Lepidoptera dan tanaman inang Pengamatan rona lingkungan Survey Pra Penelitian Penelitian Pencuplikan ulat dan kupu-kupu dewasa Pencuplikan tanaman inang Peggie & Amir, 2006 Morrell, 1960 Jaques, 1947 www.foby.com Ahli identifikasi kupukupu Identifikasi ulat, kupu-kupu dewasa dan tanaman inang larva Analisis data Kesimpulan Kelimpahan Keanekaragaman Kemerataan Penyusunan laporan