BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai Khalifah di muka bumi, diperintahkan untuk berlaku adil sebagimana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. bermakna perbuatan ibadah kepada Allah SWT, dan mengikuti Sunnah. mengikuti ketentuan-ketentuan hukum di dalam syariat Islam.

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja sebagai sarana Hablumminallah dan juga sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya, dalam hidup bermasyarakat manusia selalu berhubungan satu

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu memberikan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENGENAI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh konstitusi Negara Indonesia yaitu UUD Tahun 1945 dalam. dengan membayar upah sesuai dengan perjanjian kerja.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang mendorong dirinya agar memperoleh sesuatu yang

BAB IV. Surabaya ini termasuk pada bab ija>rah karena merupakan akad yang objeknya. Menurut bapak A. Djohan Hidayat selaku PJS Penyelia Umum & SDM,

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. persamaan dengan orang-orang lain, sedangkan dalam hal-hal lain dia berbeda

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU DI PT. TIGA SERANGKAI PUSTAKA MANDIRI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008,

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUBUNGAN KERJA, PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL KECELAKAAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. mengerti dengan baik tentang hukum, baik dari segi agama maupun dari aturan

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kontrak kerja dalam kegiatan muamalah Islam, yaitu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mura>bah}ah merupakan produk finansial yang berbasis ba i atau jual beli.

MUD{A<RABAH DAN DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam transaksi bisnis modern tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya membangun

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang lain seperti: Wisata Edukasi Kampung Coklat, Candi. disekitar kita dengan plat nomor yang berbeda-beda.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA. Hubungan kerja adalah hubungan antara seseorang buruh dengan seorang

TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS. tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut hanya diatur

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pemikiran sumber daya manusia. Di era. sekarang ini telah memberikan dampak besar terhadap berbagai sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP JAMINAN SOSIAL PEKERJA. 2.1 Pengertian Tenaga Kerja, Pekerja, dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. membuat manusia tersebut berada dalam keadaan yang tertekan. Aktivitas

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK

2.1 Pengertian Pekerja Rumah Tangga dan Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sepeda motor yang di jual di beberapa showroom, baik secara tunai

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam al- Qur an surat Al-Ma idah ayat 2

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Perjanjian Penarikan Tarif Retribusi Parkir Wisata. 1. Menjaga kelancaran Arus Lalu Lintas di kawasan Wisata;

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi penelitian yang berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Pelaksanaan Perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TENAGA KERJA PEREMPUAN, CITY HOTEL, DAN PERJANJIAN KERJA. Adanya jaminan yang dituangkan di dalam Undang-undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil setelah dilakukannya penelitian maka dapat disimpulkan, antara lain :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN. PENYELENGGARA PERJALANAN UMRAH DAN HAJI PLUS (Studi

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan,

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan terkadang menjadi sangat dominan dibanding dengan aktifitas-aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. Islam di antara agama-agama lain yang ada di dunia adalah satu-satunya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH PRODUK SIMPANAN MUDHARABAH (Studi Kasus pada KJKS BMT Muamalat Rowosari, Kendal) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajaran islam tidak hanya dalam persoalan aqidah, tauhid. persoalan hubungan antar sesama manusia (muamalat).

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan sendirinya antara satu sama yang lainnya saling membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. barang, barang dengan jasa, atau jasa dengan jasa. Transaksi semacam ini dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. berbuat dan bertingkah laku yang baik agar dapat bermuamalah dan mencari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

KONSTRUKSI HUKUM PERUBAHAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU MENJADI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Maua malah adalah kegiatan yang mengatur hal-hal yang

RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan hidup manusia merupakan sesuatu alami (fitrah) yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai Khalifah di muka bumi, diperintahkan untuk berlaku adil sebagimana Allah SWT telah berbuat adil kepada hambanya, pada saat manusia memaknai keadilan bagi kehidupannya, maka pada saat tersebut manusia telah menjalani fitrahnya yang lurus. Keadilan merupakan kewajiban moral yang berasal dari fitrah manusia, karena dengan melaksanakan keadilan berarti manusia telah menjalankan dan mengalirkan fitrah manusia sebagai sesuatu yang esensial bagi kemanusiaan manusia. 1 Menurut Sayyed Hossein Nasr, bahwa berlaku adil adalah memperlakukan orang lain secara setara tidak pilih kasih, tidak membeda-bedakan suku, ras, dan Agama. Berlaku adil sesuai dengan syari at berarti bersikap adil terhadap Allah SWT. Dan juga terhadap makhluknya. Keadilan di tengah masyarakat menghendaki terwujudnya sikap empati kepada orang lain. 2 Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia dituntut untuk bekerja. Dengan bekerja berarti manusia juga telah berbuat adil pada diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya. Manusia memiliki kebutuhan yang beraneka ragam. Untuk memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia dituntut untuk bekerja dalam rangka mempertahankan hidupnya. Jenis pekerjaan yang bisa dilakukan dalam mempertahankan hidupnya bisa melalui perantaraan yang dia usahakan sendiri dalam arti dengan menggunakan tangan dia sendiri ataupun pekerjaan dengan perantaaran orang lain atau bekerja kepada orang lain. 1 Abdul Aziz. A. Sachedina, Kepemimpinan Dalam Islam, Perspektif Syi ah, terjemahan: Ilyas Hasan, Jurnal, Bandung: Mizan, 1994, h. 202. 2 Seyyed Hossein Nasr, Intelektual Islam, terjemahan: Suharsono & Djamaluddin MZ, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1984, h.305.

2 Pekerjaan yang diusahakan sendiri adalah bekerja atas usaha, modal dan tanggung jawab sendiri. Sementara bekerja untuk orang lain adalah bekerja dengan bergantung pada orang lain yang memberi perintah dan mengutusnya serta pekerja harus tunduk dan patuh kepada orang lain atau majikan yang memberinya pekerjaan tesebut. Oleh sebab itulah pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-undangan untuk melindungi pihak yang lemah, seperti pekerjaan pada orang lain atau bekerja diperusahaan perkebunan sawit misalnya terkadang kurangnya mendapatkan jaminan sosial bagi pekerja yang mengalami kecelakaan, padahal jaminan sosial pekerja dan ini sangat penting bagi pekerja. Pemerintah harus lebih peduli dan melindungi mereka dari kekuasaan majikan guna menempatkan pada kedudukan yang layak sesuai harkat dan martabat manusia. 3 Hubungan antara pihak pengusaha dengan pekerja seringkali dihadapkan pada hubungan antara majikan dan pekerja. Hubungan ini menempatkan pihak perusahaan sebagai pihak yang superior (pihak yang kuat) dan pekerja sebagai pihak inferior (pihak yang lemah). Idealnya adalah hubungan perusahaan dengan pekerja adalah hubungan kesetaraan yang menempatkan para pekerja sebagai mitra perusahaan. hubungan kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha/pemberi kerja, terjadi setelah diadakan perjanjian oleh pekerja dengan majikan, dimana pekerja menyatakan kesanggupannya untuk bekerja pada majikan dengan menerima upah dan majikan menyatakan ke sanggupannya untuk memperkerjakan pekerja dengan membayar upah yang layak. Perjanjian kerja diatur dalam Bab IX Undang-Undang No 13 Tahun 2003. Dalam pasal 1 angka 14 Undang-Undang No 13 Tahun 2003 diebutkan bahwa perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja dengan perusahaan atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Kemudian di dalam pasal 1 Nmor 15 Undang-Undang Ketenagakerjaan 3 Zainal Azikin, dkk, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: Raja Grafindo,.2008, h.1-3.

3 Nomor 13 Tahun 2003 hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Dengan demikian tidak ada keterkaitan apapun yang menyangkut pekerjaan antara pekerja dan pengusaha tertentu apabila sebelumnya tidak ada perjanjian yang mengikat keduanya. Perjanjian kerja ini bisa dilakukan baik secara tertulis maupun lisan. Perjanjian ini mutlak dilakukan dalam rangka membatasi hak dan kewajiban yang timbul dari perjanjian tersebut. Perjanjian kerja merupakan perjanjian yang dilakukan oleh seorang calon pekerja dengan pengusaha dalam ketentuan yang mereka sepakati bersama. 4 Isi dari perjanjian itu antara lain mengenai kapan pekerja mulai melaksanakan pekerjaan dan apa yang akan dikerjakan, kemudian besarnya upah yang akan diterima serta syarat-syarat kerja lain yang disepakati bersama, semua upaya tersebut semata-mata pekerja memperoleh upah dan bertujuan agar terpenuhinya hak-hak dan kewajiban dari masing-masing pihak. Hak yang paling pasti dimuat dalam perjanjian kerja itu adalah hak mendapatkan upah yang memadai dan jaminan sosial kerja. Suatu hubungan antara seorang pekerja dan perusahaan, yang mana hubungan kerja itu terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara kedua belah pihak. Mereka terikat dalam suatu perjanjian. Disatu pihak pekerja bersedia bekerja dengan menerima upah dan pengusaha mempekerjakan pekerja dengan memberi upah. 5 Didalam Al-Qur an Surat Al-Maidah ayat 1 Allah berfirman : 56. 4 Djumialdji, Perjanjian Kerja Edisi Revisi, Jakarta : Sinar Grafika Offet. 2008, h.7. 5 Lalu Husni, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia edisi Revisi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2000,h.

4 Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki- Nya. 6 Imam syafi i berkata, perintah menepati janji dan nazar, baik dengan sumpah maupun tidak. Redaksi ayat diatas merupakan bagian dari keluasan bahasa arab yang digunakan Al- Qur an. Secara tekstual, ayat ini berlaku umum pada setiap akad. Bisa jadi Wallahu alam Allah menghendaki kita agar melaksanakan seluruh akad, baik dengan sumpah atau tidak. Setiap akad adalah nazar, jika akad tersebut mengandung perbuatan taat kepada Allah. Ayat tersebut menegaskan kepada kita perihal untuk bersikap konsisten terhadap apa yang diperjanjikannya. 7 Ikatan kerja yang dituangkan dalam bentuk perjanjian tersebut harus memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian. Syarat sahnya suatu perjanjian bisa dilihat di dalam Pasal 1320 KUHPerdata, menyebutkan bahwa sahnya suatu perjanjian ialah kesepakatan mereka yang mengikatkan diri, kecapakan untuk membuat suatu perjanjian, suatu hal tertentu, dan yang terakhir suatu sebab yang halal. Perjanjian itu mengikat antar keduanya sehingga menimbulkan hak dan kewajiban. 8 6 Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahan, Bandung: PT. Syaamil Cipta Media, 2004, h.106. 7 Muhaqqiq Syaikh Ahmad bin Mustafa al-farran, Tafsir Imam Syafi i, terjemahan Fedrian Hasmand, dkk., Jakarta timur: PT. Niaga Swadaya, 2008, h. 275-276. 8 Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja Edisi Revisi,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,.1995, h. 12

5 Perjanjian kerja yang diberlakukan oleh perusahaann perkebunan sawit PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 dengan pihak pekerja-pekerjanya mengenal dua jenis perjanjian. Pertama, perjanjian yang diberlakukan antara perusahaan dengan pekerja harian tetap dengan menggunakan perjanjian kerja secara tertulis. Kedua, perjanjian yang diberlakukan antara perusahaan dengan pekerja harian lepas (borongan, harian, brondol/pengepul biji sawit dengan menggunakan perjanjian kerja secara lisan. Dua jenis perjanjian ini dalam hukum positif Ketenagakerjaan dipandang sebagai perjanjian yang sah menurut hukum. Sehingga dua jenis perjanjian ini dapat dipakai sebagai dasar perusahaan untuk melakukan hubungan kerja dengan para pekerjanya. Perusahaan perkebunan sawit PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 dalam pelaksanaan perjanjian kerja dengan pekerja-pekerjanya, secara umum menurut obervasi peneliti telah memberlakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, seperti pemberian upah yang tepat waktu, pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan, beserta waktu kerja yang diperjanjikan. Akan tetapi Pelaksanaan perjanjian kerja terkait dengan hak-hak pekerja yang sifatnya fasilitas yang telah diperjanjikan perusahaan, seperti persoalan Jaminan sosial tenaga kerja, menurut pekerja belum diberikan meskipun mereka sudah menjadi pekerja harian tetap. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penting untuk dilakukan penelitian lebih mendalam terhadap perlindungan hukum hak-hak pekerja yang didasarkan pada perjanjian kerja yang telah disepakati bersama. Oleh karena itu, hal inilah yang menjadi daya dorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul: PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN PEKERJA MENURUT HUKUM ISLAM (Studi PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau)

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba merumuskan permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut.: 1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian kerja antara pihak perusahaan dengan pihak pekerja PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau? 2. Bagaimanakah hubungan kerja antara pihak perusahaan dengan pihak pekerja PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 di Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Pisau? 3. Bagaimanakah tinjauan hukum Islam terhadap pelaksanaan perjanjian kerja antara perusahaan dengan pekerja PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 di Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kerja antara pihak perusahaan dengan pihak pekerja. 2. Untuk mengetahui hubungan kerja antara perusahaan dengan pekerja PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 di Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau. 3. Untuk mengetahui tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan perjanjian kerja antara perusahaan dengan pekerja PT. Suryamas Cipta Perkasa 1 di Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau. D. Manfaat Penelitian

7 Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan Studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN ) Palangka Raya. 2. Sebagai bahan bacaan dan juga sumbangan pemikiran dalam memperkaya khazanah literatur Hukum Ekonomi Syariah bagi kepustakaan Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Palangka Raya. E. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan merupakan rangkaian urutan dari beberapa uraian suatu sistem pembahasan dalam suatu karangan ilmiah dan kaitannya dengan skripsi ini. Adapun susunan dari pembahasan penulisan penelitian ini terdapat lima bab, dengan urutan penyajian sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan, berisikan latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Kegunaan Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab II : Kajian Teori dan Konsep Peneltian, berisi penelitian terdahulu, landasan teori yang mencakup pengertian perlindungan hukum (perlindungan Hukum, dasar hukum ketenagakerjaan, dan macam-macam perlindungan Hukum dalam ketenagakerjaan). Perjanjian kerja (pengertian perjanjian kerja, syarat sahnya perjanjian kerja, jenis-jenis perjanjian kerja dan unsur-unsur dalam perjanjian Kerja). Hubungan kerja (pengertian hubungan kerja, pengertian perusahaan, dan pengertian buruh). Maqasid syariah ( pembagian syariah). Bab III : Metode Penelitian, Berisi paparan waktu dan tempat penelitian, pendekatan penelitian,obyek dan subjek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan kerangka pikir..

8 BAB IV : Hasil Penelitian dan Anilisis, Memaparkan tentang Sejarah PT. Suryamas cipta perkasa 1, Letak geografis, Visi dan Misi perusahan, isi perjanjian, pelaksanaan perjanjian kerja, hubungan dan bagaimana perjanjian menurut pandangan hukum Islam Perusahaan perkebunan Sawit PT. Suryamas cipta perkasa 1 Kecamatan Sebangau Kuala Kabupaten Pulang Piau. Bab V : Penutup, memuat kesimpulan dan saran-saran dari hasil hasil penelitian.