PENGANTAR. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong manusia untuk

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR. sangat digemari oleh masyarakat. Sate daging domba walaupun banyak. dipopulerkan dengan nama sate kambing merupakan makanan favorit di

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Gaya hidup modern turut mengubah pola makan masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

I. PENDAHULUAN. hijauan serta dapat mengurangi ketergantungan pada rumput. seperti jerami padi di pandang dapat memenuhi kriteria tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

DHA dalam plasma sapi dengan pemberian ransum dengan CGKK (RK-45) lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian ransum dengan CMEK (RM-45).

Deskripsi KONSENTRAT ASAM LEMAK OMEGA-3 UNTUK SUPLEMENTASI PAKAN SAPI POTONG DAN METODE PEMBUATANNYA

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien Pakan Hasil pengamatan konsumsi pakan dan nutrien dalam bahan kering disajikan pada Tabel 7.

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

PENDAHULUAN. menyusutnya luas lahan pertanian karena sudah beralih hngsi menjadi kawasan

Peranan asam lemak omega-3 (n-3), yakni EPA (Eicosapentaenoic acid) Banyak hasil penelitian telah membuktikan adanya pengaruh EPA dan DHA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Theobroma cacao) dan biasa digunakan sebagai komponen utama dari coklat

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah Friesian Holstein (FH) merupakan salah satu jenis sapi perah

PENGANTAR. Latar Belakang. 14,8 juta ekor adalah sapi potong (Anonim, 2011). Populasi sapi potong tersebut

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cara peningkatan pemberian kualitas pakan ternak. Kebutuhan pokok bertujuan

(S). Tanpa suplementasi, maka mineral sulfur akan menjadi faktor pembatas pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

HASIL DAN PEMBAHASAN 482,91 55, ,01 67,22

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi tinggi yang selama ini sangat digemari masyarakat. Kuning telur

menjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh

PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun tahun 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

DAFTAR ISI. Halaman. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

BAB I. PENDAHULUAN. tahun 2005 telah difokuskan antara lain pada upaya swasembada daging 2014

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya. Karakteristik sapi FH yaitu warna hitam dan putih, dahi warna putih

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipelihara dengan tujuan menghasilkan susu. Ciri-ciri sapi FH yang baik antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanduknya mengarah ke depan (Rahman, 2007). Sapi FH memiliki produksi susu

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

I. PENDAHULUAN. nutrien pakan dan juga produk mikroba rumen. Untuk memaksimalkan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I. PENDAHULUAN. berasal dari gandum yang ketersediaannya di Indonesia harus diimpor,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Prarencana Pabrik Keju Cheddar Substitute I-1

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan Serat Kasar. Kecernaan serat suatu bahan pakan penyusun ransum akan mempengaruhi

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi lemak yang berlebih dapat membentuk plak yang mampu. merapuhkan pembuluh darah dan menghambat aliran dalam pembuluh darah

TINJAUAN PUSTAKA. Suplementasi Lemak dalam Pakan Ruminansia

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

PENDAHULUAN. terhadap lingkungan tinggi, dan bersifat prolifik. Populasi domba di Indonesia pada

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakan merupakan faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap tampilan

BAB I PENDAHULUAN. Statistik peternakan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa populasi

BAB I PENDAHULUAN. Suplemen berfungsi sebagai pelengkap bila kebutuhan gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2003). Pemberian total mixed ration lebih menjamin meratanya distribusi asupan

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

Perbedaan minyak dan lemak : didasarkan pada perbedaan titik lelehnya. Pada suhu kamar : - lemak berwujud padat - minyak berwujud cair

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

Pokok Bahasan: Kecernaan protein didalam rumen dan usus halus

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

PENGANTAR. Latar Belakang. Konsumsi daging telah dikenal dan menjadi pola hidup masyarakat sejak

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pemanfaatan gulma tanaman pangan sebagai pakan ternak. peternakan. Gulma tanaman pangan mempunyai potensi untuk dapat

Semua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

MEMANFAATKAN ASPEK NEGATIF ASAM LEMAK TRANS SEBAGAI FAKTOR PEMBANGUN CITRA MINYAK SAWIT

PROTEKSI MINYAK IKAN LEMURU, MINYAK KELAPA SAWIT, DAN BUNGKIL SAWIT TERHADAP ph DAN NH 3 DALAM RUMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing perah yang umumnya dipelihara di Indonesia adalah kambing Peranakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGANTAR Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan telah mendorong manusia untuk melakukan perbaikan terhadap kehidupannya. Sekarang ini, masyarakat semakin peduli dengan makanan yang sehat. Masyarakat semakin berminat terhadap produk-produk pangan yang berkualitas dari sisi kesehatan. Salah satunya adalah dengan lebih banyak mengkonsumsi makanan dan minuman yang bernilai kesehatan bagi tubuhnya. Susu sapi merupakan produk dari peternakan yang cukup populer di masyarakat karena perannya sebagai susu pendamping air susu ibu untuk bayi, dan juga sebagai sumber nutrisi yang lengkap bagi anakanak dan orang dewasa. Susu dapat menjadi sumber protein, kalsium, energi dan asam lemak bagi tubuh. Masyarakat semakin sadar pentingnya nilai bahan pangan berkhasiat medis, sehingga susu yang kandungan asam lemak jenuhnya rendah namun kaya asam-asam lemak tidak jenuh (oleat, linoleat, dan linolenat) mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi dan semakin diminati. Asam linoleat terkonjugasi (Conjugated Linoleic Acid / CLA) sebagai isomer asam linoleat yang banyak ditemukan dalam susu dapat mencegah perkembangan sel kanker (Dewhurst et al., 2006; Gill dan Cross, 2000, Kelly et al., 1998), mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler (Dewhurst et al., 2006; Gulati et al., 2002), mengurangi aterosklerosis, meningkatkan sistem immun, mengurangi lemak tubuh dan meningkatkan pembentukan tulang (Abu-Ghazaleh dan Jacobson, 2007; Mc Guire dan Mc Guire, 2000; Parodi, 1997). 1

Susu sebagai salah satu sumber nutrisi lengkap bagi manusia telah diupayakan untuk menjadi minuman yang lebih bernilai untuk kesehatan dengan cara meningkatkan kandungan asam lemak tidak jenuh dan menurunkan kandungan asam lemak jenuhnya. Susu yang ideal dari segi kesehatan adalah susu yang mempunyai kandungan asam lemak rantai panjang tidak jenuh tinggi dan kandungan asam lemak jenuh rendah (Jenkins dan McGuire, 2006). Secara alami kandungan lemak dalam susu paling besar adalah asam lemak jenuh (Reh et al.,2004). Salah satu upaya untuk mengubah komposisi asam lemak rantai panjang dalam susu sapi adalah melalui manipulasi pakan, salah satunya dengan memberikan suplemen sumber asam lemak tidak jenuh dalam ransum sapi perah. Di dalam rumen sapi perah, asam lemak tidak jenuh mengalami proses hidrolisis dan hidrogenasi. Proteksi lemak perlu dilakukan agar tidak mengalami hidrolisis dan biohidrogenasi di dalam rumen (Harvatine dan Allen, 2006; Gulati et al., 2005), dan untuk mengurangi pengaruhnya terhadap kecernaan serat dalam rumen ( Rotunno et al., 1998; Bayourthe et al., 1994). Penggunaan lemak dalam ransum ruminansia masih terbatas, yaitu maksimal 5% bahan kering karena akan menghambat aktivitas mikrobia rumen dalam mendegradasi serat (Doreau dan Chilliard, 1996; Palmquist et al., 1993a). Penggunaan lemak terproteksi tidak mengganggu proses fermentasi serat kasar di dalam rumen (Bayourthe et al., 1994; Bayourthe et al., 1993) dan lemak tersebut dapat menjadi sumber energi yang tidak berpengaruh negatif terhadap kecernaan karbohidrat struktural. Selain itu, asam-asam lemak tidak jenuh yang sampai di intestinum dapat meningkatkan kadar asam lemak tidak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acid) susu (Gulati et al., 2005). 2

Proteksi lemak dapat dilakukan dengan cara penyabunan sehingga terbentuk sabun yang cukup inert didalam rumen (Bayourthe et al., 1994; Bayourthe et al., 1993) atau dengan cara diproteksi dengan menggunakan formaldehid (Gulati et al., 2005). Hasil penelitian menggunakan kedua metode tersebut sangat bervariasi baik pada produksi maupun komposisi susu. Minyak nabati merupakan salah satu minyak yang kaya asam lemak tidak jenuh. Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang produksinya cukup berlimpah di Indonesia. Minyak sawit berpotensi diproteksi untuk memanipulasi komposisi asam lemak susu sapi perah. Suplementasi minyak pada sapi perah juga dapat berfungsi sebagai sumber energi karena kandungan energi lemak lebih tinggi dibanding sumber energi lain sehingga lebih murah per satuan berat (Teh et al., 1994). Penggunaan lemak pada ternak perah sampai jumlah tertentu tidak berisiko terhadap terjadinya penurunan kadar lemak susu dan gangguan metabolik rumen (Palmquist, 1996), terbukti dapat meningkatkan produksi susu (Leonardi et al., 2005; Maiga dan Schingoethe, 1997; Rodriquez et al., 1997; Chilliard, 1993; Chilliard et al., 1993; Kim et al., 1993; Ashes et al., 1992; Palmquist et al., 1986). Lemak pakan dapat menjadi sumber asam lemak tidak jenuh berantai panjang (Polyunsaturated Fatty Acids/PUFA) dalam sintesis asam lemak susu (Bauman dan Lock, 2006; Lacasse et al., 2002). Penambahan lemak dalam ransum biasanya akan menurunkan asam lemak rantai pendek dan menengah (C 6 C 16 ) dan menaikkan asam lemak rantai panjang (C 18 ) susu (Fearon et al, 1994). Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar menjadi pertimbangan pemakaian minyak sawit sebagai sumber lemak dalam penelitian ini. 3

Penelitian tentang penggunaan lemak terproteksi pada sapi perah telah banyak dikerjakan di negara-negara Eropa. Penelitian tentang lemak terproteksi perlu dilakukan mengingat kondisi iklim tropis dan perbedaan kualitas nutrisi bahan pakan lokal di Indonesia yang berbeda dengan Eropa. Metode proteksi lemak mana yang lebih efektif, bagaimana pengaruh lemak terproteksi terhadap fermentasi di dalam rumen dan profil asam lemak duodenum, bagaimana pengaruh lemak terproteksi terhadap konsumsi pakan, kecernaan nutrien, profil asam lemak plasma darah, produksi dan komposisi susu serta profil asam lemak susu akan dapat diketahui dengan penelitian ini. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendapatkan metode yang efektif dalam melakukan proteksi lemak. 2. Mengkaji pengaruh penggunaan lemak terproteksi terhadap parameter fermentasi rumen, profil asam lemak digesta duodenum dan plasma darah. 3. Mengkaji pengaruh penggunaan lemak terproteksi dalam ransum sapi perah terhadap konsumsi, kecernaan nutrien, profil asam lemak plasma darah, produksi dan komposisi susu serta profil asam lemak susu. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dapat digunakan sebagai acuan dalam memilih jenis metode proteksi lemak untuk sapi perah. 4

2. Sebagai bahan pertimbangan manfaat lemak terproteksi dalam ransum untuk meningkatkan produksi dan kualitas susu terutama kandungan asam lemak tidak jenuh rantai panjang. 5

TINJAUAN PUSTAKA Pengaruh Komposisi Asam Lemak Susu terhadap Kesehatan Manusia Secara umum, komposisi susu dipengaruhi oleh sifat genetik ternak, lingkungan, masa laktasi, paritas dan nutrisi yang diterima oleh ternak. Saat ini para peneliti di seluruh dunia berusaha untuk memanipulasi komposisi susu. Dasar yang mendorong upaya tersebut antara lain: (1) peningkatan pengolahan susu dan produk susu; (2) pemenuhan standar komposisi nutrisi seperti yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang; dan (3) menjadikan susu sebagai penyedia senyawa-senyawa nutraceutical yang diketahui menguntungkan bagi kesehatan manusia (Jenkins dan McGuire, 2006). Komposisi asam lemak susu tidak hanya berdampak terhadap kualitas susu, tetapi juga teknik dan biaya pengolahan yang harus dikeluarkan oleh produsen. Chilliard et al. (2000) menyatakan bahwa komposisi asam lemak susu berpengaruh besar terhadap sejumlah karakteristik kualitas susu, seperti sifat fisik (titik cair dan kekerasan mentega, kristalisasi dan fraksinasi lemak susu), maupun sifat organoleptik susu sebagai akibat adanya asam lemak rantai pendek bebas dan oksidasi asam lemak tidak jenuh. Di USA, meskipun kadar lemak merupakan faktor yang menentukan harga susu, namun karena konsumen menginginkan susu yang rendah kadar lemak maka industri susu mengeluarkan biaya ekstra pada pengolahan susu untuk menurunkan kadar lemaknya menjadi sekitar 1 2% (Jenkins dan McGuire, 2006). Komposisi asam lemak susu sapi perah umumnya terdiri atas sekitar 70% asam lemak jenuh (saturated fatty acid/sfa), 25% asam lemak tidak jenuh rantai tunggal (monounsaturated fatty acids / MUFA) dan 5% PUFA (Reh et al., 2004). Lemak susu relatif lebih jenuh 6