BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Bahkan perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat dan berbentuk sangat kompleks. Menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari kehidaupan sehari-harinya demi mempertahankan dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar pasar industri perawatan pribadi dan kosmetik semakin

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut sangat lah penting dalam pemakaian bedak tabur muka.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di

BAB I PENDAHULUAN. jenis kosmetika seperti lipstik, pelembab, pensil alis, mascara ataupun

BAB I PENDAHULUAN. atau yang biasa disebut bodycare juga digunakan para wanita untuk merawat tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu jembatan penghubung antara perusahaan dan customer-nya. Merek

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat identik dengan wanita. Kecantikan dan keindahan tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki umat Islam yang berjumlah kurang lebih 87% yang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di pasar menjadikan tugas seorang pemasar makin sulit dan kompleks.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

bukan lagi untuk memenuhi keinginan (wants) saja, melainkan karena kosmetik Berikut adalah tabel perkembangan pasar industri kosmetik di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. orang yang datang ke skin care ingin melakukan perawatan agar terlihat lebih

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif di dunia persaingan bisnis saat ini. Hal ini dapat terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan ( Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri maupun produksi luar negeri. Membanjirnya produk kosmetika di

BAB I PENDAHULUAN. meraih konsumen baru. Perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, produk kosmetik khususnya. yakni di pusat perbelanjaan, maupun di klinik kecantikan.

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari pengunaan untuk event-event penting hingga sebagai kebutuhan seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan (brand loyalty) loyalitas merek. Loyalitas terhadap merek

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada kenyataannya, penampilan merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang begitu cepat. Globalisasi merambah semua jenis produk dan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juga dari kebersihan dan kecantikan seseorang. Diera globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan baik lokal maupun perusahaan global, bersaing memikat hati konsumen. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, demi mendapatkan dan. mempertahankan kecantikan dari waktu ke waktu. Inilah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik,

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Peralatan canggih dan ditunjang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BEDAK WARDAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Riasan dan kosmetik merupakan dua kata yang tidak dapat dipisahkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Pemerintah mengklaim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bervariasi dan semakin selektif. Melihat hal ini perusahaan pun berlomba

BAB I PENDAHULUAN. oleh akhlak yang baik dari seorang wanita. Menjadi seorang wanita dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan ide-ide baru baik dari bidang makanan, pakaian, kosmetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator dari potensi pengembangan bisnis adalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis bukanlah hal yang asing, tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kosmetik secara industri baru dimulai secara besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas yang tidak lagi mengenal batas wilayah,

BAB I: PENDAHULUAN BAB I. Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, LATAR BELAKANG. rumusan masalah, tujuan penelitian dan kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan antar perusahaan semakin begitu ketat.

BAB I PENDAHULUAN. wanita, dimana kosmetik yang digunakan dapat berupa skin care maupun make

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

populasi konsumen Muslim di Indonesia telah mencapai 90% dari jumlah total penduduk (BPS,2013). Sebagai negara dengan populasi kaum Muslim terbesar,

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan dan khususnya di klinik kecantikan. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bahan-bahan kimia yang

BAB I PENDAHULUAN. baik lokal maupun luar negeri, yang tengah membanjiri pasar konsumen di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sekitar Rp. 11 triliun. Menurut Euromonitor Internasional, negara-negara

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perusahaan dituntut untuk bersaing secara cermat dan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan bagi pengusaha untuk tetap berada dalam persaingan industri.

BAB 1 PENDAHULUAN. ingin menunjukkan eksistensi dirinya dalam sosialitas. Bagi wanita, kecantikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi didunia bisnis yang begitu pesat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dunia kosmetik menjadi semakin ketat. Berdasarkan analisis data sekunder. diperoleh data pertumbuhan sektor industri kosmetik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Zaman terus berkembang, begitu pula dengan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kosmetik seolah menjadi kebutuhan primer

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara baru dalam mempertahankan pelanggan atau mencari pembeli-pembeli

BAB I PENDAHULUAN. dilirik pengusaha karena potensinya cukup besar. Ketatnya persaingan

2015 PENGARUH COUNTRY OF ORIGIN TERHAD AP PURCHASE D ECISION, SURVEI PAD A KONSUMEN ETUDE HOUSE TOSERBA YOGYA RIAU JUNCTION

BAB I PENDAHULUAN. setiap kesempaatan. Pada umumnya riasan tebal tersebut hanya digunakan oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang semakin maju dan persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menjaga stabilitas dan terus berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Setiap perusahaan berjuang sekeras mungkin menjalankan roda bisnisnya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Bahkan perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan image yang positif dan kesetiaan konsumen terhadap produknya. Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan kosmetik di Indonesia, munculnya pesaing-pesaing baru membuat persaingan bisnis kosmetik semakin ketat. Perusahaan tidak hanya bersaing dalam menarik pelanggan baru, tetapi juga perlu mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Bisnis kecantikan memang tidak akan ada matinya. Meski ekonomi melambat dan daya beli masyarakat merosot, industri kosmetik tetap saja berkibar. Permintaan pasar kosmetik memang terbilang tinggi. Apalagi, penduduk perempuan di Indonesia yang mencapai 118 juta orang adalah potensi pasar yang tak bisa diabaikan. Kementerian Perindustrian memaparkan bahwa industri kosmetik mencatatkan kinerja yang terus tumbuh. Sepanjang 2014, ekspor kosmetik menembus US$ 1,004 miliar yang berarti tumbuh 2,9% dibanding ekspor tahun 2013 yang mencapai US$ 975 juta. Jika ekspor kosmetik diperluas, penjualannya dapat lebih tinggi lagi. (Menteri Perindustrian Saleh Husin). 1

2 Sebagai negara berkembang Indonesia menjadi pasar potensial. Fenomena tersebut menggambarkan kondisi persaingan dunia bisnis saat ini semakin ketat. Menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, perusahaan dituntut untuk bisa menciptakan suatu keunikan tersendiri diiringi penanaman citra yang positif terhadap produk yang dikeluarkan agar bisa unggul diantara para pesaing. Melihat kondisi ekonomi dan gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini yang semakin cerdas dan selalu mencari hal-hal baru setiap waktu, pemasar harus pintar menarik perhatian konsumen dan mempertahankan pangsa pasar serta mengembangkannya agar dapat menguasai market share. Tingkat persaingan dalam dunia perindustrian saat ini, semakin marak dengan munculnya banyak perusahaan baru yang bergerak dalam bidang industri sejenis. Masing-masing perusahaan bersaing menghasilkan beragam jenis produk dengan kualitas dan keunikan tersendiri yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif untuk merebut pangsa pasar. Adapun fenomena yang terjadi kini, setiap perusahaan menghasilkan kualitas produk dimana tidak lagi menjadi suatu aset yang dapat dibanggakan. Di Indonesia sendiri pemilihan kosmetik adalah sesuatu yang mudah namun sulit, artinya para konsumen dihadapkan pada banyaknya pilihan yang menyebabkan mereka bingung untuk memilih, karena jika salah memilih dapat berakibat fatal bagi kesehatan, keindahan kulit dan wajah mereka.

3 Gambar 1.1 Perkembangan Penjualan Kosmetik di Indonesia Sumber : www.indonesiafinancetoday.com Gambar 1.1 mengambarkan perkembangan industri kosmetik, berdasarkan gambar tersebut terlihat perkembangan industri kosmetik meningkat pada setiap tahunnya hal ini terlihat dari peningkatan penjualan kosmetik pada 2012 sebesar 14% menjadi Rp. 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun dan dengan banyaknya jenis kosmetik beredar baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri, membanjirnya produk kosmetik di pasaran, ini sangat mempengaruhi sikap seseorang terhadap pembelian dan pemakaian barang. Pembelian suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan, melainkan karena keinginan. Adanya kosmetik yang beraneka bentuk dengan ragam warna dan keunikan kemasan serta keunggulan dalam memberikan fungsi bagi konsumen, menuntut industri kosmetik untuk semakin terpicu mengembangkan teknologi yang tidak saja mencakup peruntukkannya dari kosmetik itu sendiri namun juga kepraktisan didalam penggunaannya. Indonesia memiliki 760 industri kosmetik yang tersebar di wilayah Indonesia mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 75.000 tenaga kerja secara

4 langsung dan 600.000 tenaga kerja di bidang pemasaran. Dari data ini kita optimistis kinerja industri kosmetik ke depan tetap cerah (Benny). kondisi perekonomian nasional yang kurang menguntungkan yang salah satunya ditandai dengan turunnya nilai tukar rupiah belum mempengaruhi kinerja industri kosmetik nasional. Tingginya permintaan dari dalam dan luar negeri menjadi salah satu alasan industri kosmetik tetap tumbuh. Dari sisi kapasitas produksi, omzet, penjualan, variasi produk, perolehan devisa dan tenaga kerja sehingga dapat dijadikan sebagai industri andalan yang mampu menggerakkan roda perekonomian nasional. Selain ekspor, impor produk kosmetika Indonesia juga terus meningkat. Tercatat tahun 2012 impor kosmetik Indonesia mencapai Rp 4,2 triliun. Nilai impor ini naik 20% dibandingkan tahun 2011 yang sebesar Rp 3,5 triliun. Menilai industri kosmetik dalam negeri mendapat tantangan berat dengan membanjirnya produk kosmetik impor, kenaikan nilai impor kosmetika karena perdagangan bebas antara negara-negara Asia Tenggara sebagai dampak harmonisasi tarif. Tabel 1.1 Penduduk Wanita Kota Bandung Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur Wanita 2013 2014 15-19 107 017 114 825 20-24 100 628 126 340 25-29 72 823 110 911 30-34 103 29 105 970 Sumber : Bps.go.id Berdasarkan tabel 1.1 jumlah penduduk wanita, dari usia 15 sampai 34 tahun mengalami peningkatan paling tinggi adalah penduduk wanita dewasa usia 20 sampai 24 tahun. Mayoritas industri kosmetik membidik target konsumen

5 utama adalah kaum wanita dan kebanyakan dengan beragama muslim sehinggan konsumen muslim sangat sensitif terhadap produk halal oleh karena itu perusahaan harus mampu menjamin kehalalan suatu produk dan persaingan antar pasar industri perawatan kosmetik semakin kompetitif. Berikut ini merupakan beberapa daftar kosmetik halal di Indonesia : Tabel 1.2 Daftar Kosmetik Halal di Indonesia Tahun 2015 No Nama Merek 1 Wardah 2 SariAyu 3 PAC 4 Mustika Ratu 5 Inez 6 Purbasari 7 La Tulipe 8 Garnier Sumber : LPPOM MUI Kosmetik menjadi salah satu kebutuhan dari wanita. Namun saat ini banyak beredar kosmetik yang mengandung unsur yang haram. Sebagi seorang muslimah pertimbangan kehalalan produk kecantikan yang akan dipakai menjadi pertimbangan utama untuk memilih suatu produk kosmetik. Dengan semakin meningkatnya kesadaran para muslimah untuk memakai hanya produk yang terjamin kehalalannya, maka saat ini produsen kosmetik mulai berlombalomba untuk memproduksi kosmetik halal. Pada daftar kosmetik halal tahun 2015 produk wardah sebagai pioner kosmetik halal di Indonesia saat mulai memperoleh buah perjuangannya yang berkomitmen dari awal untuk hanya memproduksi kosmetik yang terjamin kehalalannya. Saat ini wardah menjadi market leader kosmetik halal di Indonesia dan bahkan di dunia. Meskipun

6 produk Inez tidak menjadi pionir kosmetik halal di Indonesia produk Inez sudah terjamin kehalalan nya dan sudah bersertifikat halal dari LPPOM MUI. Tabel 1.3 Top Brand Kosmetik Merek TBI Sumber : http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/surveyresult/top_brand_index_2016_fase_2 Berdasarkan tabel 1.3 produk kosmetik yang memiliki tingkat Top brand paling tinggi adalah merek Viva dengan Tbi 15,5% dan tingkat Top brand paling rendah adalah La Tulipe sebesar 4,4%. Disini produk Inez tidak termasuk kedalam Top Brand kosmetik pada tahun 2016. Hal ini memperlihatkan bahwa produk Inez harus melakukan strategi pemasaran agar tingkat kesadaran merek pada produk Inez bisa lebih ungul daripada pesaing. Viva 15,5% Wardah 15,5% Marcks 12,1% Sari Ayu 8,3% Pixy 6,8% La Tulipe 4,4% Di Bandung merek inez sudah cukup terkenal bahkan sangat mudah ditemui di toko-toko kosmetik dibeberapa tempat/mall di Bandung seperti Baltos, Bip, Pasar Baru dan yang lainnya. Seringkali kita melihat produk inez digunakan oleh sebagian selebriti. Tetapi kurangnya merek Inez dalam melakukan strategi pemasaran sehingga mengakibatkan kurangnya tingkat kesadaran merek pada produk Inez menjadikan Inez kalah saing oleh merek-merek kosmetik lainnya seperti wardah, mustika ayu, makeover dan lain-lain.

7 Berikut ini merupaka pesaing Inez di Balubur town square : Tabel 1.4 Daftar Pesaing Merek Kosmetik di Balubur Town Square Nama Merek 1 Wardah 10 Inez 2 MakeOver 11 Mustika Ratu 3 Pac 12 Bali Alus 4 Caring Colours 13 Mustika Putri 5 Emina 14 Purbasari 6 Sari Ayu 15 Moor's Professiona 7 Viva 16 LT-Pro 8 Mineral Botanica 17 Belia Martha Tilaar 9 Polka Beauty Sumber : Hasil Peneliti Berdasarkan tabel 1.4 dapat diketahui bahwa ada beberapa merek kosmetik yang menawarkan produk sejenis pada toko kosmetik di balubur town square bandung tersebut meskipun bukan satu-satunya merek kosmetik yang ada di toko kosmetik tetapi merek Inez dapat bersaing dengan menawarkan beragam jenis produk yang berkualitas baik dan warna-warna dan produknya pun berbagai macam warna seperti tabel dibawah ini : Tabel 1.5 Jenis Produk Kosmetik Inez No Jenis Produk 1 Bedak Two Way Cake 2 Bedak Tabur 3 Lipstik 4 Eyeshadow 5 Blush On 6 Perawatan Muka 7 EyeLiner 8 Maskara 10 PencilAlis Sumber : Toko Kosmetik Balubur Town Square

8 Inez diproduksi oleh PT Kosmetika Super Indah, melalui brand Inez Kosmetik memproduksi hampir disetiap lini produk kosmetik, yaitu dari tata rias wajah (decorative). Hal ini sesuai dengan segmentasi PT Kosmetikatama Super Indah. Brand Inez mempunyai lini produk yang lengkap. Setiap lini produk brand Inez juga aman karena telah memiliki sertifikasi aman dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Untuk kemasan setiap produk di desain dengan cantik dengan warna mayoritas biru dan dikombinasikan dengan warna putih. Persaingan tersebut memaksa perusahaan untuk melaksanakan pengembangan strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang dimiliki perusahaan hendaknya tidak mudah ditiru oleh pesaing dan menompang tercapainya keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Salah satu cara agar konsumen tetap membeli produknya, maka pelaku usaha senantiasa berinovasi untuk memberikan lebih selain menawarkan produk inti dari produk yang ditawarkan. Upaya untuk memenuhi keinginan konsumen agar tenang lahir dan batin dalam mengkonsumsi produk, perusahaan harus memberitahukan manfaat produk dan cara penggunaannya. Selain itu ada pula kosmetik yang belum diuji secara resmi oleh laboratorium tertentu dan yang paling berbahaya banyak kosmetik yang juga memalsukan merek kosmetik terkenal sehingga produk mereka pun bisa laris terjual. Produk kosmetik saling bersaing dalam proses penjualannya, ini menjadikan perhatian yang sangat penting bagi perusahaan kosmetik untuk menjadikan produknya unggul dipasaran dan perusahaan harus membuat inovasi baru agar menarik perhatian konsumen.

9 Banyak perusahaan yang memproduksi kosmetik berusaha memenuhi kebutuhan akan kosmetik dengan berbagai macam inovasi produk. Town Square : Nama tempat/ Mall Balubur Town Square Berikut ini terdapat data penjualan produk kosmetik Inez di Balubur Tabel 1.6 Data Penjualan Kosmetik di Balubur Town Square Bandung bulan Maret-Mei Merek Pendapatan Maret Pendapatan April Pendapatan Mei PAC 77.297.510 79.610.550 80.792.000 Sari Ayu 49.795.200 47.986.213 47.195.700 Caring Colours 30.455.132 30.402.500 31.746.500 Wardah 31.255.400 29.696.250 27.946.000 Inez 13.525.174 12.765.200 11.952.900 Mustika Ratu 8.917.200 8.657.000 9.752.000 Sumber : diolah peneliti pada toko kosmetik di Balubur town square bandung Dari tabel 1.6 dapat dilihat bahwa penjualan kosmetik di Balubur town square mengalami kenaikan dan penurunan dari jumlah penjualannya. berdasarkan hasil sementara yang telah penulis teliti pada toko kosmetik di balubur town square. Terlihat merek Pac berada pada urutan pertama yang memiliki penjualan merek kosmetik tertinggi dengan pendapatan bulan maret sebesar Rp.77.297.510, bulan April Rp.79.610.550 dan bulan Mei Rp.80.792.000, berbeda dengan Mustika Ratu dengan penjualannya sangat rendah dibanding dengan kosmetik lain dengan pendapatan bulan Maret Rp. 8.917.200, bulan April 8.657.000 dan bulan Mei 9.752.000. Merek Inez memiliki penjualan yang cukup rendah setelah mustika ratu dan tiap bulannya mengalami penurunan dibandingkan dengan produk kosmetik lainnya yang memiliki pendapatan tertinggi dengan pendapatan dari bulan Maret sebesar Rp. 13.525.174, bulan April Rp. 12.765.200 dan bulan Mei

10 Rp. 11.952.900 terjadinya jumlah penurunan penjualan terjadi bisa dikarenakan beberapa factor, yaitu external maupun internal. Dilihat dari perkembangan kosmetik pada saat ini semakin meningkat pada tahun ke tahun dan banyak nya merek-merek baru yang bermunculan sehingga persaingan pun semakin kompetitif, apalagi penduduk wanita di bandung mengalami peningkatan dengan mayoritas muslim sehingga konsumen lebih teliti dalam memilih kosmetik yang halal. Dengan banyaknya pesaing merek kosmetik baru bermunculan membuat kosmetik Inez menjadi turun dan kurang diminati oleh konsumen dan data penjualan tiap bulannya pun ikut menurun karena produknya yang kurang cocok dengan konsumen dibandingan dengan merek kosmetik lain, banyak komplen negatif dari konsumen setelah pakai kosmetik Inez dan kurangnya merek Inez dalam melakukan strategi pemasaran sehingga mengakibatkan kurangnya tingkat kesadaran merek pada produk Inez menjadikan Inez kalah saing dengan merek lain. Sehingga membuat konsumen merasa tidak puas dengan kualitas produk yang ada pada Inez dan menjadikan konsumen tidak loyal terhadap merek Inez, karena loyalitas terkait erat dengan pengalaman menggunakan. Dari uraian diatas mengakibatkan bahwa terdapat masalah kepuasan dan loyalitas pelanggan yang menurun. Loyalitas pelanggan sudah lama menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada kosmetik inez. Ini mencerminkan bagaimana seorang pelanggan mungkin akan beralih ke kosmetik lain terutama jika kosmetik inez membuat suatu perubahan, baik dalam kualitas produk dan citra merek

11. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian terdahulu (pra survey) untuk mengetahui faktor-faktor dominan yang mempengaruhi loyalitas pada pemakai produk kosmetik Inez Peneliti melakukan survei dengan membuat kuesioner yang menjadi penyebab naik turunnya loyalitas yang megakibatkan pelanggan merasa tidak puas dengan kualitas produk dari Inez. pelanggan kepada 30 responden yang pernah mamakai produk kosmetik Inez. Pra survey ini dilakukan selama 5 hari dari tanggal 14 Juni 2016 sampai dengan 18 Juni 2016. Hasilnya dapat dilihat dalam gambar 1.2 dibawah ini : 21% 19% 9% 25% 25% Kualitas Produk Citra Merek Harga Promosi Kepuasan Pelanggan Gambar 1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi orang tidak loyal terhadap produk Inez Sumber: Hasil Survei Awal (2016) Dari hasil pra survey diatas dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan pada Produk Kosmetik Inez adalah Kualitas Produk sebesar 25% lalu diikuti Citra Merek 25%, harga 9%, Promosi 21%, kepuasan pealnggan 19%. Maka dari hasil pra survey diatas, maka faktor dominan yang mempengaruhi loyalitas pelanggan pada produk kosmetik Inez yaitu kualitas produk, citra merek dan kepuasan konsumen.

12 Faktor dominan yang pertama yaitu kualitas produk, perusahaan kosmetik inez perlu melakukan inovasi atau variasi untuk mengembangkan kualitas produknya menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat memperlebar jangkauan pasar dan dapat meningkatkan penjualan produk kosmetik inez tersebut. Faktor dominan kedua yaitu citra merek, citra yang baik bukan hanya untuk menarik konsumen dalam memilih produk, melainkan juga dapat memperbaiki sikap dan kepuasan konsumen terhadap suatu merek produk tersebut. Melihat bahwa banyak pesaing kosmetik lainnya yang memiliki citra merek yang baik, maka ini akan menjadi perhatian khusus bagi perusahaan kosmetik inez untuk lebih memperhatikan kredibilitas suatu merek didepan persepsi masyarakat umum. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda-beda tergantung pada bagaimana pemerataan produk tersebut. Ketika hidup konsumen menjadi semaki rumit, terburu-buru dan kehabisan waktu, kemampuan merek untuk menyederhanakan pengambilan keputusan dan mengurangi resiko adalah sesuatu yang berharga (Kotler dan Keller; 2012:264). Faktor dominan yang terakhir yaitu kepuasan konsumen, Banyak perusahaan juga telah menyadari pentingnya memperhatikan kepuasan konsumen sebagai alat untuk bersaing. Banyaknya jumlah dan beragamnya hasil penelitian di bidang kepuasan konsumen mengakibatkan sulitnya mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang sebenarnya paling berpengaruh terhadap kepuasan atau ketidakpuasan, dan apa yang dapat diakibatkan oleh kepuasan atau ketidakpuasan itu sendiri. Jadi apabila kinerja berada di bawah harapan, maka pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi

13 harapan, pelanggan puas, jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi ini dengan judul Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Kepuasan Konsumen dan Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Kosmetik Inez (Survey pada pengunjung Counter produk kosmetik Inez di Balubur Town Square Bandung) 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Penelitian Masalah pada hakekatnya merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya kesenjangan antara rencana dengan pelaksanaan, antara harapan dengan kenyataan, antara teori dengan fakta. Penelitian pada dasarnya dilakukan guna mendapat data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, untuk itu setiap penelitian yang dilakukan selalu berangkat dari masalah, begitupun dengan penelitian ini. 1.2.1 Identifikasi Masalah 1. Persaingan produk kosmetik semakin tinggi. 2. Banyaknya pesaing kosmetik lain yang memiliki kualitas produk yang lebih baik. 3. Citra merek Inez kurang di pandang baik di mata konsumen. 4. Penjualan kosmetik tiap bulannya menurun. 5. Produk Inez menempati peringkat rendah. 6. Inez tidak termasuk kedalam 10 kosmetik terbaik.

14 7. Kurangnya kesadaran konsumen dalam memilih produk yang halal. 8. Kurangnya Loyaitas pelanggan dengan berpindah kepada produk kosmetik lain. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasimasalah penelitian diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kualitas produk pada produk kosmetik Inez. 2. Bagaimana citra merek pada produk kosmetik Inez. 3. Bagaimana kepuasan konsumen pada produk kosmetik Inez. 4. Bagaimana loyalitas pelanggan pada produk kosmetik Inez. 5. Seberapa besar pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap kepuasan konsumen pada produk kosmetik Inez. 6. Seberapa besar pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelangan pada produk kosmetik Inez. 7. Seberapa besar pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap kepuasan konsumen dan dampaknya pada loyalitas pelanggan pada produk kosmetik Inez. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan Peneliti melakukan penelitian ini diantaranya adalah untuk mengkaji dan menganalisis : 1. Tanggapan Kualitas produk pada produk kosmetik Inez. 2. Tanggapan Citra merek pada produk kosmetik Inez. 3. Kepuasan konsumen pada produk kosmetik Inez. 4. Loyalitas pelanggan pada produk kosmetik Inez.

15 5. Seberapa besar pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap kepuasan konsumen pada produk kosmetik Inez. 6. Seberapa besar pengaruh kepuasan konsumen terhadap loyalitas pelangan pada produk kosmetik Inez. 7. Seberapa besar pengaruh kualitas produk dan citra merek terhadap kepuasan konsumen dan dampaknya pada loyalitas pelanggan pada produk kosmetik Inez. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, terutama yang berhubungan dengan kualitas produk, citra merek sehingga bisa mempertahankan kualitas produk, citra merek, serta kepuasan konsumen dan loyalitas pelanggan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembacanya yang terurai sebagai berikut: 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1. Bagi Penulis a. Sebagai bahan pengalaman dan pembelajaran baru dalam bidang industri produk kosmetik agar selanjutnya dapat memberikan pengetahuan tambahan yang nantinya dapat digunakan oleh penulis dalam membuka bisnis industri di bidang kosmetik. b. Menambahkan ilmu pengetahuan dan pemahaman yang belum diperoleh peneliti dalam perkuliahan biasa dengan membandingkan teori dengan praktik di lapangan.

16 c. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang tata cara menyusun suatu penelitian. d. Menambah wawasan baru bagi peneliti mengenai sudut pandang bisnis industri kosmetik dari Inez yang telah ditunjukkan oleh teori atau konsep sebelumnya. 2. Bagi pengembangan ilmu manajemen a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi referensi untuk manajemen pemasaran secara umum dan khususnya tentang pengaruh kualitas produk citra merek terhadap kepuasan konsumen dan dampaknya pada loyalitas pelanggan. b. Sebagai bahan pengalaman dan pembelajaran dalam bidang indutri kosmetik agar selanjutnya dapat memberikan pengetahuan tambahan yang nantinya dapat digunakan oleh penulis untuk membuka bisnis industri dibidang kosmetik. 3. Bagi peneliti lain a. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang khususnya ingin meneliti faktor-faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan selain kualitas produk dan citra merek. b. Sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah didapat saat perkuliahan dengan realitas yang ada.

17 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Penulis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta gambaran bagi penulis yang menjadi umpan balik yang berkaitan dengan adanya produk yang berkualitas, citra merek yang baik serta kepuasan konsumen pada loyalitas pelanggan. b. Peneliti dapat mengetahui permasalahan apa yang terjadi pada produk kosmetik Inez di balubur town square. c. Dapat mengetahui aktivitas dari pengunjung baik yang membeli kosmetik ataupun hanya melihat produk kosmetik Inez di balubur town square. d. Peneliti memperoleh pengalaman praktis tentang penelitian, ditambah pengembangan wawasan kemampuan akademik dalam bidang manajemen pemasaran. e. Memberikan inspirasi pemikiran kepada peneliti maupun para akademis yang akan mengambil tugas akhir, sekaligus sebagai referensi untuk bahan penulisan. f. Memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan teori dan mengetahui sampai sejauh mana teori yang dipelajari tersebut sesuai dengan praktek sesungguhnya 2. Bagi Perusahaan a. Penelitian dapat memberi sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan

18 mengenai pentingnya pengaruh kualitas produk, citra merek kepuasan konsumen yang berdampak pada loyalitas pelanggan. 3. Bagi Pihak Lain a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau sumbangan pikiran yang bermanfaat untuk para pembaca yang akan mengadakan penelitian pada bidang yang sama b. Dengan penelitian ini diharapkan bisa membuka paradigm baru bagi pembaca mengenai kualitas produk, citra merek serta kepuasan konsumen yang berdampak pada loyalitas pelanggan.