Jurnal Kesehatan Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
Unnes Journal of Public Health

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Unnes Journal of Public Health

Jurnal Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat Manado

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Sumbodo, 2007). Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA SANGRAI KACANG DI KECAMATAN KAWANGKOAN

HUBUNGAN UMUR, TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PERNIKAHAN, STATUS GIZI DAN KEJADIAN ANEMIA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA BURUH PABRIK PEREMPUAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Unnes Journal of Public Health

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

CORRELATION BETWEEN PHYSICAL FITNESS STATUS AND NUTRITION STATUS TOWARDS PRODUCTIVITY OF THE STONE WORKERS IN BLAWONG I, TRIMULYO, JETIS, BANTUL

Key words: Nutritional status, physical workload, physical fitness

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas. mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

Journal of Sport Sciences and Fitness

ISSN Vol 2, Oktober 2012

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA POLA KONSUMSI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT ABIYOSO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. RINGKASAN... vii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

Disusun Oleh: Oleh : J FAKULTAS

STUDI PERBEDAAN KELELAHAN KERJA BERDASARKAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (EXTRA FOODING) (Studi di PT. Besmindo Materi Sewatama, Pekopen Tambun Bekasi)

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN KOMPUTER BORDIR DI KELURAHAN CILAMAJANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN INDEKS KESEGARAN KARDIOVASKULER PEGAWAI PEMADAM KEBAKARAN KOTA MANADO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PETUGAS SAMPAH DI KELURAHAN SUMBER KOTA SURAKARTA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA PEGAWAI PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) CABANG MANADO TAHUN 2015

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Journal of Sport Sciences and Fitness

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

INFOKES, VOL. 4 NO. 1 Februari 2014 ISSN :

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Kondisi Fisik dan Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di Mts Al Asror Gunungpati Semarang)

PENGARUH KECUKUPAN MENU MAKAN SIANG TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI PT. MUTU GADING TEKSTIL KARANGANYAR SKRIPSI

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAH TANGGA RAMBAK KERING DESA DOPLANG KECAMATAN TERAS BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJAMBE

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

PENGARUH KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEBUGARAN FISIK PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Keywords: Anemia, Social Economy

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

DIABETES MELITUS (TIPE 2) PADA USIA PRODUKTIF DAN FAKTOR-FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHINYA (STUDI KASUS DI RSUD Dr. SOEROTO KABUPATEN NGAWI)

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN...

Journal of Sport Sciences and Fitness

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan kelompok peralihan dari masa anak-anak. menuju dewasa dan kelompok yang rentan terhadap perubahanperubahan

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

Transkripsi:

KEMAS 5 (2) (2010) 145-150 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEGARAN JASMANI DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA Eko Haris Adrianto, Dina Nur Anggraini Ningrum Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima 4 September 2009 Disetujui 12 Oktober 2009 Dipublikasikan Januari 2010 Keywords: Physical freshness levels Nutritional status Work productivity Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesegaran jasmani dan status gizi dengan produktivitas kerja penyadap karet di unit Plantukan/Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupaten Kendal. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik, dengan pendekatan belah lintang. Populasinya adalah seluruh pekerja penyadap karet di unit Plantukan/Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupaten Kendal Tahun 2007 yang berjumlah 118 orang. Sampel sejumlah 55 orang diperoleh dengan menggunakan teknik restriksi. Data yang diperolah dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan statistik uji chi-square (α = 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kesegaran jasmani dengan produktivitas kerja (p = 0,033) dan status gizi dengan produktivitas kerja (p = 0,020). Abstract The purpose of this study was to determine the relationship between the level of physical fitness and nutritional status of the productivity of workers in the rubber tappers Plantukan units/blabak PT. Nusantara Plantation District IX Boja Kendal. This type of research is a descriptive analytic cross sectional approach. It s population of rubber tappers of all workers in the unit Plantukan/Blabak PT. Nusantara Plantation District IX Boja Kendal in 2007 amounted to 118 peoples. The samples a number of 55 peoples were obtained using the technique Restrictions. The data in this study were processed using chi-square test statistic (α = 5%). The results showed that there is a significant relationship between level of physical fitness with labor productivity (p = 0.033) and nutritional status with labor productivity (p = 0.020). 2010 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung F1, Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 Email: dinanan@yahoo.com ISSN 1858-1196

Pendahuluan Produktivitas kerja seorang tenaga kerja merupakan hasil nyata yang terukur, yang dapat dicapai seseorang dalam lingkungan kerja yang nyata untuk setiap satuan waktu. Produktivitas kerja tersebut dipengaruhi oleh kapasitas kerja (umur, jenis kelamin, kesegaran jasmani, status gizi, antropometri), beban kerja, dan beban tambahan akibat lingkungan yang terdiri dari beban kerja karena faktor fisik, kimia, biologis, dan sosial (Tarwaka, 2004). Status gizi bagi pekerja adalah faktor penentu produktivitas kerjanya, makanan bagi pekerjaan berat ibarat bensin untuk kendaraan beban kerja yang terlalu berat sering disertai penurunan berat badan. Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup. Oleh karena itu program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat (Blazos, et al., 2007). Peningkatan status gizi diarahkan pada peningkatan intelektualitas, produktivitas kerja, prestasi belajar, dan prestasi olahraga serta penurunan angka gizi salah (Hariadi, 2001). Kesegaran jasmani sangat diperlukan oleh semua orang baik dari anak-anak sampai usia lanjut dan semua profesi tanpa terkecuali dengan kesegaram jasmani yang baik tubuh akan terhindar dari berbagai macam penyakit (Lacquaniti et al., 2009). Untuk dapat melaksanakan pekerjaannya, seorang tenaga kerja tidak hanya memerlukan makan yang sehat dan bergizi dengan nilai kalori yang cukup sesuai dengan jenis pekerjaan mereka, tetapi juga membutuhkan kesegaran jasmani yang baik pula (Gubata et al., 2006). Meskipun secara fisik tenaga kerja dalam keadaan sehat dengan asupan gizi yang cukup, tetapi apabila tidak segar maka tenaga kerja tersebut dalam melakukan pekerjaanya akan cepat menjadi lelah. Pekerja yang sehat, segar, dan bugar dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan (Häkkinen et al., 2009). Mengingat kondisi masing-masing perusahaan berbeda, maka sebaiknya kegiatan kesegaran jasmani disesuaikan dengan kondisi masing-masing perusahan (Budiono, 2003). Perkebunan karet Plantukan/Blabak merupakan perkebunan karet milik PTPN IX yang bentuk kegiatannya melakukan penyadapan karet, dengan jumlah pekerja 118 orang. Beban kerja yang didapat pekerja yaitu selama 6 hari dengan waktu kerja selama 7 jam kerja. Adapun target sadapan karet mentah yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 24 kg perorang per hari. Setiap bulannya target perolehan karet mentah di unit Plantukan/Blabak adalah 100% namun tidak setiap produksi karet mencapai terget tersebut hal ini dapat dilihat hasil produksi karet pada bulan Januari sebesar: 74,23%, Februari: 98,71%, Maret: 79,35%, April: 86,21%, Mei: 98,43%, Juni:96,42%, Juli:126,09%, Agustus: 145,93%, September:92,22%, adapun jumlah pekerja yang memenuhi target sadapan Januari 49,1% yang belum mencapai target 50,9%, Februari 71,1% yang belum mencapai target 28,9%, Maret 52,2% yang belum mencapai target 47,9%, April 57,6% yang belum mencapai target 42,4%, Mei 67,7% yang belum mencapai target 32,3%, Juni 65,2% yang belum mencapai target 34,8%, Juli 83,8% yang belum mencapai target 16,2%, Agustus 92,3% yang belum mencapai traget 7,7%, September 69,4% yang belum mencapai target 30,6%. Dari hasil wawancara pada tanggal 29 September 2007 pada kepala afdeling Plantukan/Blabak diketahui juga para pekerja penyadap karet tidak pernah diberikan kegiatan yang dapat meningkatkan kesegran jasmani seperti senam, sedangkan untuk masalah kebutuhan gizi kerja pihak persahaan tidak memberikan asupan berupa makanan tambahan di sela-sela waktu bekerja, namun digantikan dalam bentuk uang yang dibayarkan per bulan, padahal bekerja berat tanpa asupan makanan yang cukup akan mempengaruhi berat badan yang akan berpengaruh langsung pada keadaan status gizi pekerja (Moehji, 2003). Sedangkan kegiatan kesegaran jasmani seperti senam bila dilakukan secara rutin dapat meningkatkan derajat kesehatan yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja pekerja (Depkes RI, 2001). Latar belakang di atas menjadi alasan ditelitinya hubungan antara kesegaran jasmani dan status gizi dengan produktivitas kerja pekerja penyadap karet di Unit Plantukan/ Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupaten Kendal. Hasil diharapkan meningkatkan produktivitas kerja melalui peningkatan 146

kesegaran jasmani dan status gizi pekerja. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square. Metode Penelitian ini bersifat penelitian penjelasan dengan menggunakan desain penelitian analitik observasional serta pendekatan belah lintang. Variabel bebas yang diteliti adalah kesegaran jasmani dan status gizi. Variabel terikatnya adalah produktivitas kerja. Adapun variabel perancunya adalah variabel umur dan jenis kelamin. Pengendalian variabel umur dengan restriksi, yaitu dengan membatasi umur dari 20-39 tahun, karena pada usia tersebut daya tahan otot mencapai kemampuan maksimal dan merupakan usia produktif dimana orang akan mampu bekerja secara maksimal (Depkes RI, 2001). Variabel jenis kelamin Pengendalian variabel jenis kelamin dengan restriksi, yaitu dengan membatasi hanya pekerja penyadap karet laki-laki, karena laki-laki mempunyai kemampuan fisik 1,5 dari wanita dan VO 2 max laki-laki lebih tinggi 15-30% dari wanita (Tarwaka, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja penyadap karet di unit Plantukan/Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupaten Kendal yang berjumlah 118 orang pekerja. Besar sampel minimal dalam penelitian ini (Lemeshow, 1997) didapatkan 52 orang. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria restriksi, yaitu: (1) Umur sampel 20-39 tahun; (2) Jenis kelamin laki-laki. Instrumen dalam penelitian ini adalah bangku harvard dengan tinggi 48 cm, stop watch dan metronom, lembar observasi untuk mencatat hasil pengukuran produktivitas kerja, pengukuran status gizi dengan IMT menggunakan alat timbangan injak untuk mengetahui data berat badan, dan microtoice untuk mengetahui data tinggi badan. Analisis univariat digunakan pada setiap variabel untuk mengetahui distribusi dan persentase dari masing masing kategori. Dalam penelitian ini analisis dilakukan pada variabel tingkat kesegaran jasmani, status gizi, dan produktivitas kerja. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat secara sendiri-sendiri. Hasil Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Variabel n % Umur (tahun) 20-22 23-25 26-28 29-31 32-34 35-37 38-40 2 4 7 14 5 12 11 4,0 7,0 13,0 25,0 9,0 22,0 20,0 Tingkat Kesegaran Jasmani Sangat Kurang Kurang Sedang Baik Sangat baik 4 10 13 28 0 7,0 18,0 24,0 51,0 0,0 Status Gizi Kurus Normal Gemuk 5 33 17 9,0 60,0 31,0 Tingkat Produktivitas Kerja Rendah Tinggi Pembahasan 21 34 38,0 62,0 Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat kesegaran jasmani dengan produktivitas kerja pekerja penyadap karet. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji chi-square sebesar 6,813 dengan signifikansi 0,033. Menurut Lutan (2000), kesegaran jasmani lebih menggambarkan kualitas kemampuan organ tubuh dalam menjalankan 147

fungsinya dan kelangsungan fungsi itu terjadi dalam sebuah sistem. Keseluruhan organ bekerja dalam satu keterkaitan yang komplek dan utuh, seperti misalnya sistem pembuluh darah, sistem pernafasan, dan sistem metabolisme. Secara umum sering diartikan sebagai derajat kemampuan seseorang untuk menjalankan tugas dengan derajat yang moderat, serta dapat meningkatkan produktivitas kerja. Karena kesegaran jasmani merupakan penunjang penting produktivitas seseorang dalam kerjanya. Kesegaran tersebut dimulai sejak memasuki pekerjaan dan terus-menerus dipelihara selama bekerja, bahkan sampai berhenti bekerja. Untuk dapat melaksanakan pekerjaannya, seorang tenaga kerja tidak hanya memerlukan makan yang sehat dan bergizi dengan nilai kalori yang cukup sesuai dengan jenis pekerjaan mereka, tetapi juga membutuhkan kesegaran jasmani yang baik pula. Meskipun secara fisik tenaga kerja dalam keadaan sehat dengan asupan gizi yang cukup, tetapi apabila tidak segar maka tenaga kerja tersebut dalam melakukan pekerjaanya akan cepat menjadi lelah. Pekerja yang sehat, segar dan bugar dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Mengingat kondisi masing-masing perusahaan berbeda, maka sebaiknya kegiatan kesegaran jasmani disesuaikan dengan kondisi masing-masing perusahan (Budiono, 2003). Aktivitas fisik dan olah raga merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena berkaitan langsung dengan kemampuan fisik, agar orang dalam melaksanakan tugas sehari-hari pada tingkat kesegaran jasmani yang optimal. Dengan melakukan olahraga secara baik, benar, dan teratur akan dicapai derajat kesehatan dan tingkat kesegaran jasmani yang optimal sebagai modal penting dalam meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Depkes RI, 2001). Hasil uji statistik chi-square menunjukkan ada hubungan antara status gizi dengan produktivitas kerja pekerja penyadap karet. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji chi-square sebesar 5,395 dengan signifikansi 0,020. Menurut pendapat Budiono (2003), kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja erat bertalian dengan status gizi. Bahwa gizi merupakan suatu segi bagi kesehatan, dalam hubungan dengan produktivitas kerja seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik. Gizi kerja adalah zat yang dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan pekerjaannya agar tingkat Tabel 2. Hubungan Antara Tingkat Kesegaran Jasmani dan Status Gizi dengan Produktivitas Kerja Pekerja Penyadap Karet di Unit Plantukan/Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupatan Kendal Variabel Produktivitas Kerja Total Rendah % Tinggi % N % Tingkat Kesegaran Jasmani Sangat Kurang 3 75,0 1 25.0 4 100 Kurang 5 50,0 5 50,0 10 100 Sedang 7 53,8 6 46,2 13 100 Baik 6 21,4 22 78,6 28 100 Total 21 38,2 34 61,8 55 100 Status Gizi Kurus 3 60,0 2 40,0 5 100 Normal 8 24,2 25 75,8 33 100 Gemuk 10 58,8 7 14,2 17 100 Total 21 38,2 34 61,8 55 100 p 0,033 0,020 148

kesehatan dan produktivitas kerjanya tercapai setinggi-tingginya (Santoso, 2004). Tubuh memerlukan zat-zat dari makanan untuk pemeliharaan tubuh serta perbaikan dari kerusakan sel-sel maupun jaringan tubuh. Zat-zat makan ini diperlukan untuk pekerjaan dan meningkat berbanding lurus dengan beratnya pekerjaan. Pekerjaan memerlukan tenaga yang sumbernya adalah makanan, dalam kaitan dengan gizi kerja, nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja tidak berbeda dengan yang dibutuhkan oleh orang lain dan dalam kegiatan lain (Anies, 2005). Bekerja keras tanpa diimbangi dengan makanan yang bergizi yang dimakan setiap hari maka dalam waktu dekat akan menderita kekurangan tenaga, lemas, dan tidak bergairah dalam melakukan pekerjaanya. Tentu saja yang bersangkutan tidak dapat diharapkan adanya produktivitas yang dikehendaki (Kartasapoetra, 2002). Manusia harus memperoleh makanan yang cukup sehingga memperoleh zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan jaringan tubuh dan terlaksananya fungsi faal normal dalam tubuh, sehingga memperoleh energi untuk bekerja secara maksimal (Moehji, 2003). Penerapan gizi kerja di perusahaan sering mengalami kendala, sebagaimana upaya kesehatan kerja yang lain, gizi kerja masih dianggap sebagai pos rugi. Bukan hanya belum prioritas melainkan pemborosan bagi keuangan perusahaan, jarang disadari bahwa gizi kerja justru menunjang produktivitas kerja. Hal ini tidak hanya menguntungkan bagi pekerja, tapi juga keuntungan bagi perusahaan (Carrabba Jr et al., 2008). Gizi kerja merupakan salah satu syarat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal, khususnya bagi masyarakat pekerja. Kesehatan itu sendiri mencakup dua aspek, yaitu: aspek kesejahteraan dan aspek pengembangan sumber daya manusia. Demikian pula gizi di satu pihak mempunyai aspek kesehatan dan di lain pihak mempunyai aspek mencerdaskan kehidupan bangsa serta menunjang produktivitas. Oleh kerena itu perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya menyehatkan, mencerdaskan, serta meningkatkan produktivitas kerja (Anies, 2005). Simpulan dan Saran Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu, tingkat kesegaran jasmani pekerja penyadap karet di unit Plantukan/ Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupaten Kendal sebagian besar pada kategori baik yaitu sebanyak 28 orang (51 %) dari keseluruhan sampel. Status gizi pekerja penyadap karet di unit Plantukan/Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupaten Kendal sebagian besar pada kategori normal yaitu sebanyak 33 orang (60 %). Produktivitas kerja pekerja penyadap karet di unit Plantukan/Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupaten Kendal sebagian besar pada kategori tinggi yaitu sebanyak 34 orang (62 %). Ada hubungan antara tingkat kesegaran jasmani dengan produktivitas kerja pekerja penyadap karet di unit Plantukan/Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupaten Kendal (p=0,033). Ada hubungan antara status gizi dengan produktivitas kerja pekerja penyadap karet di unit Plantukan/Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja kabupaten Kendal (p=0,020). Bagi tenaga kerja penyadap karet di unit Plantukan/Blabak PT. Perkebunan Nusantara IX Boja Kabupatan Kendal yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang baik dan status gizi yang normal hendaknya mempertahankannya dengan cara makan makanan seimbang dan berolahraga secara teratur, sedangkan bagi tenaga kerja yang mempunyai tingkat kesegaran jasmani yang kurang dan status gizi yang tidak normal hendaknya menerapkan pola hidup sehat dengan makan makanan yang seimbang sehingga memiliki status gizi yang normal dan olahraga dengan teratur. Bagi pengambil kebijakan diharap agar lebih memperhatikan pekerja terutama dalam hal gizi kerja yaitu dengan tidak mengganti jatah makanan tambahan dengan uang sehingga program gizi kerja dapat tercapai. Daftar Pustaka Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: Kelompok Gramedia Blazos, A.K., Diet, G.D. and Wahlqvist, M.L. 2007. Health Economics of Weight Management: 149

Evidence and Cost. Asia Pac J Clin Nutr, 16 (Suppl 1): 329-338 Budiono, S. 2003. Hiperkes dan Kesehatan Kerja. Semarang: Badan Penerbit UNDIP Carrabba Jr, J.J., Scofield, S. and May, J. 2008. On- Farm Safety Program. Journal of Agromedicine, 13(3) Depkes RI. 2001. Pedoman Advokasi Kesehatan Olahraga. Jakarta. Gubata, M.E., Cowan, D.N., Bedno, S.A., Urban, N. and Niebuhr, D. 2006. Self-Reported Physical Activity and Preaccession Fitness Testing in U.S. Army Applicants. Military Medicine, 176 (8): 922 Häkkinen, A., Rinne, M., Vasankari, T., Santtila, M., Häkkinen, K. and Kyröläinen, H. 2009. Association of Physical Fitness with Health- Related Quality of Life in Finnish Young Men. Health and Quality of Life Outcomes, 8 (15) diunduh dari http://www.hqlo.com/ content/8/1/15 Hariadi, P. 2001. Pangan dan Gizi. Bogor: Ilmu Teknologi Industri dan Perdagangan, Sagung Seto dan Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi ITB. Kartasapoetra, G. 2002. Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Lacquaniti, A., Bolignano, D., Campo, S., Perrone, C., Donato, V., Fazio, M.R., Buemi, A., Sturiale, A. and Buemi, M. 2009. Malnutrition in the Elderly Patient on Dialysis. Renal Failure, 31: 239 245 Lemeshow, S. 1997. Besar Sampel Dalam Penelitian. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Lutan, R. 2000. Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta: Depdikbud Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas Sinar Sinanti Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka Tarwaka. 2004. Ergonomi. Surakarta: UNIBA PRESS 150