BAB I PENDAHULUAN. Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm., 1

dokumen-dokumen yang mirip
PEKERJA ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN (STUDI DI GAMPONG ALUE BU KEC. PEUREULAK BARAT) MUSLINA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA ANAK DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA. Emei Dwinanarhati Setiamandani Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang giat-giatnya. membangun untuk meningkatkan pembangunan disegala sektor dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pekerja rumah tangga atau yang lebih dikenal sebagai pembantu

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak dan perlindungannya tidak akan pernah

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

PEKERJA ANAK. Dibahas dalam UU NO 13 Tahun 2003 Bab X Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejaterahan Bagian 1 Paragraf 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak

HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia dalam

QUO VADIS PEKERJA ANAK PADA PERKEBUNAN TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER

Perdagangan dan Eksploitasi Manusia di Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KONVENSI HAK ANAK : SUATU FATAMORGANA BAGI ANAK INDONESIA?

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam,

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun antar negara, sudah sedemikian terasa ketatnya. 3

BAB I PENDAHULUAN. kajian tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I. memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah. dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja. Dalam melakukan pekerjaan harus dibedakan yaitu

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan karunia berharga dari Allah Subhanahu wa Ta ala yang

IMAM MUCHTAROM C

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kesenjangan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak: Kasus Hak Buruh

BAB I PENDAHULUAN. sewajarnya menjamin dan melindungi hak-hak anak, baik sipil, sosial, politik,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak negatif bagi generasi penerus bangsa. terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk anak-anak. Seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya. tujuan untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Melihat realitas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

LEMAHNYA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI BURUH WANITA Oleh: Annida Addiniaty *

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melakukan pemba

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas yang tidak menyadari dengan potensi yang mereka miliki. Sudah

Risdalina ISSN Nomor

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG EKPLOISTASI PEKERJA ANAK. A. Pengaturan Eksploitasi Pekerja Anak dalam Peraturan Perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Di masa lalu,

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

BAB I PENDAHULUAN. Tidak jarang terlihat dalam keluarga kelas bawah untuk menambah pendapatan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sedangkan. ikatan yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai pemenuhan hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja memiliki peranan penting sebagai tulang punggung. perusahaan, karena tanpa adanya tenaga kerja, perusahaan tidak dapat

PENULISAN HUKUM. Oleh: DIDIT ITON PURNAMA

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

Memahami Pekerja Anak. Foto: Peguyuban Uud Danum

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

& '() *+ )#*+ &-.& *0. 12"

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

I. PENDAHULUAN. keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian.

BAB III INKONSISTENSI KETENTUAN HUKUM PEKERJA ANAK Kontradiksi Pengaturan Tentang Pekerja Anak

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam konteks Indonesia, anak adalah penerus cita-cita perjuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu, jumlah. laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir,

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan untuk membiayai biaya hidup keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset masa depan dalam kehidupan berbangsa. Anak

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dengan mempertimbangkan prestasi kerja dan nilai. kemanusiaan yang menimbulkan harga diri.

Muchamad Ali Safa at INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA

BAB IV ANALISIS PEKERJA BANGUNAN DIBAWAH UMUR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN UU NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pelanggaran HAM, karena anak adalah suatu anugerah yang diberikan oleh Allah

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan generasi penerus bangsa indonesia, mempunyai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

Transkripsi:

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembicaraan tentang anak dan perlindungannya tidak akan pernah berhenti sepanjang sejarah kehidupan, karena anak adalah generasi penerus bangsa dan penerus pembangunan yaitu generasi yang dipersiapkan sebagai subjek pelaksana pembangunan yang berkelanjutan dan pemegang kendali masa depan suatu negara. Perlindungan anak berarti melindungi potensi sumber daya insani dan membangun manusia seutuhnya menuju masyarakat yang adil dan makmur.1 Seiring dengan perkembangan zaman, bidang ketenagakerjaan menjadi obyek yang sangat penting di dunia pada umumnya dan merupakan salah satu penunjang ekonomi bagi kemajuan negara Indonesia pada khususnya. Setiap pengusaha baik perseorangan maupun badan hukum pasti membutuhkan peran tenaga kerja. Tenaga kerja berperan penting dalam membantu meningkatkan prospek perusahaan menjadi lebih baik lagi, terutama dalam hal proses produksi perusahaan. Apabila melihat kepada tenaga kerja sebelumnya, masih banyak perusahaan yang menggunakan tenaga kerja lakilaki. Namun, sekarang ini perusahaan tidak hanya mempekerjakan tenaga kerja laki-laki saja, tetapi juga mempekerjakan tenaga kerja perempuan bahkan anak-anak yang masih belum cukup umur untuk dapat dipekerjakan. Tenaga kerja juga harus diberikan perlindungan yang menjadi salah satu hak mereka dan untuk mengetahui adanya perlindungan maupun batas-batas dalam ketenagakerjaan khususnya bagi pekerja anak, Pemerintah Indonesia membentuk peraturan yang mengatur mengenai ketenagakerjaan yaitu dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, terutama yang terdapat dalam Bab X yang mengatur mengenai Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejahteraan. 1 Nashriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm., 1 1

2 Anak merupakan harta yang tak ternilai harganya, tidak hanya dilihat dari perspektif sosial, budaya, ekonomi, politik dan hukum tetapi juga dalam perspektif keberlanjutan sebuah generasi keluarga, suku, trah, maupun bangsa. Mengingat pentingnya status dan posisi anak tersebut, anak dapat bermakna sosial (kehormatan,harkat, martabat keluarga tergantung pada sikap dan perilaku anak), budaya (anak merupakan harta dan kekayaan sekaligus merupakan lambang kesuburan sebuah keluarga), politik (anak adalah penerus trah atau suku masyarakat tertentu).ekonomi (pada sementara anggapan masyarakat jawa khusunya adda adagium banyak anak, banyak rejeki, sehingga mengkaryakan atau mempekerjakan anak dapat menambah penghasilan atau rejeki), hukum (anak mempunyai kedudukan strategis didepan hukum).2 Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) pada bulan Oktober tahun 2000, jumlah pekerja anak usia 10-14 tahun tercatat sebanyak 2,05 juta jiwa dan terus turun hingga pada oktober 2005 menjadi 1,64 juta jiwa. Setelah krisis yaitu pada tahun 2006 terjadi peningkatan menjadi 1,81 juta jiwa dan pada tahun 2007 mencapai angka 2,21 juta jiwa, sedangkan pada tahun 2008 mencapai angka 5,75 juta jiwa. Jumlah tersebut akan jauh lebih besar jika dihitung pekerja anak yang berusia dibawah 10 tahun dan diatas 14 tahun.3 Sedangkan potensi angka putus sekolah akibat krisis, berdasarkan perkiraan Bappenas meningkat tajam dari 2,8 juta jiwa menjadi 8 juta pertahun.4 Dan yang paling memprihatinkan bersamaan dengan makin tingginya kecenderungan anak putus sekolah adalah kemungkinan bertambahnya anak-anak usia sekolah yang terpaksa bekerja untuk membantu ekonomi keluarga. Secara yuridis, Indonesia telah mempunyai seperangkat peraturan perundang-undangan untuk menjamin hak-hak anak dan mengurangi dampak 2 Emei Dwinanarhati Setiamandani, Jurnal Reformasi ISSN 2088-7469. Vol. 2 No. 2 JuliDesember, Universitas Muhammadiyah Malang, 2012, hlm., 01 3 Dedi Haryadi Tjandraningsih dan Indrasari, Buruh Anak dan Dinamika Industri Kecil, Alkatiga, Bandung, 1995, hlm., 20 4 Ibid, hlm., 22

3 bekerja dari anak, yaitu antara lain UUD 1945, ratifikasi konvensi ILO (International Labour Organitation) nomor 138 menjadi Undang-Undang Nomor 1 tahun 2000 tentang Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak, UU nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dan UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 98 ayat (1) disebutkan bahwa Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak cacat fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan. Artinya dewasa ketika sudah berumur 21 tahun atau sudah kawin, tidak cacat atau gila, dan dapat bertanggung jawab atas dirinya. Sehingga hukum Islam memandang bahwa pekerja anak adalah bagian dari perampasan hak yang harus terpenuhi oleh orang tua maupun pemerintah. Islam juga memberikan alternatif anak boleh bekerja dengan alasan tertentu dan sebagai bentuk pelajaran untuk mengasah bakat dan minat seorang anak agar anak menjadi berpotensi. Pekerjaan tersebut dapat diusahakan secara sendiri maupun dengan bekerja pada orang lain. Pekerjaan yang diusahakan sendiri maksudnya adalah bekerja atas modal dan tanggung jawab sendiri. Sedangkan bekerja pada orang lain bergantung pada orang lain yang memberi perintah dan mengutusnya serta harus tunduk dan patut pada orang lain yang memberikan pekerjaan tersebut. Bekerja pada orang lain inilah yang berkaitan dengan Hukum Perburuhan. Hukum perburuhan adalah sebagian dari hukum yang berlaku (segala peraturan-peraturan) yang menjadi dasar dalam mengatur hubungan kerja antara buruh (pekerja) dengan majikan atau perusahaannya, mengenai tata kehidupan dan tata kerja yang langsung bersangkut paut dengan hubungan kerja tersebut.5 5 hlm., 2 Zainal Asikin, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,

4 Walaupun ada seperangkat peraturan yang melindungi pekerja anak, tetapi kecenderungan kualitas permasalahan pekerja anak dari tahun ketahun mengalami perkembangan kompleksitas menuju bentuk-bentuk pekerjaan terburuk yang eksploitatif dan membahayakan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, moral, sosial dan intelektual anak. Jenis pekerjaan terburuk semakin marak ditemukan, seperti anak yang dilacurkan, anak yang diperdagangkan, anak bekerja dipertambangan, dan lain-lain.6 Anak seyogyanya adalah gambaran dan cerminan masa depan, aset keluarga, agama, bangsa, Negara dan merupakan generasi penerus di masa yang akan datang. Mereka berhak mendapatkan kebebasan menikmati dunianya, melindungi hak-hak mereka tanpa adanya pengabaian yang dilakukan oleh pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi. Pekerja anak pada era sekarang ini mungkin memang sudah tidak asing terdengar di telingga dan tidak pula menjadi sesuatu yang tabu ketika melihatnya, banyak sekali eksploitasi anak yang sekarang marak terjadi dimana-mana. Seperti hal nya di daerah Kabupaten Jepara Jawa Tengah atau biasa disebut dengan Kota Ukir, di daerah Jepara ini banyak sekali terdapat industri meubel yang sudah terkenal sampai ke luar negeri, namun banyak juga yang belum tahu bagaimana pekerja di dalamnya, adalah suatu kewajaran apabila yang bekerja adalah orang dewasa, namun pada kenyataannya di industri meubel jepara banyak juga yang mempekerjakan pekerja anak-anak, anak-anak yang terpaksa bekerja karena himpitan ekonomi keluarga mereka, namun yang paling disayangkan adalah dimana pabrik mereka bekerja kurang memperhatikan kesejahteraan mereka, mereka pun mendapat gaji dibawah gaji orang dewasa atau lebih tepatnya separo dari gaji orang dewasa. Padahal pada Pasal 90 Undang-Undang Ketenagakerjaan, menyebutkan bahwa pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah daripada upah minimum sebagai mana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) 6 Fifik Wiryani, Perlindungan Pekerja Anak, Pusat Studi Kajian Wanita, UMM Press, Malang, 2003, hlm., 3

5 yang menyatakan bahwa upah minimum harus berdasarkan sektor pada wilayah Provinsi atau Kabupaten/Kota.7Pelanggaran juga dilakukan terhadap Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 pada pasal lain yaitu Pasal 68-75 menyebutkan tentang pelarangan mempekerjakan anak dibawah umur, perjanjian sebelum bekerja dan waktu bekerja anak. Salah satu diantara Industri meubel jepara yang melakukan pelanggaran adalah Industri Meubel Desa Bawu Jepara, yang terletak di Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara. Maka berdasarkan rumusan masalah diatas penulis memutuskan untuk mengambil judul untuk pembuatan skripsi dengan tema PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK-HAK PEKERJA ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus Di Industri Meubel Desa Bawu Batealit Jepara).. B. Fokus Penelitian Pada penelitian ini akan memfokuskan penelitian mengenai perlindungan hukum terhadap hak-hak pekerja anak menurut perspektif hukum positif dan hukum Islam. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menarik beberapa rumusan masalah antara lain : 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan industri meubel furniture Desa Bawu Jepara mempekerjakan anak dalam menjalankan usahanya? 2. Bagaimanakah industri meuble furniture Desa Bawu Jepara memenuhi hak-hak pekerja anak? 3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap hak-hak pekerja anak dalam perspektif hukum Islam? 7 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 90

6 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian mempunyai tujuan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan, yaitu : 1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatar belakangi industri meubel furniture Desa Bawu Jepara mempekerjakan anak dalam menjalankan usahanya. 2. Untuk mengetahui bagaimana industri meubel furniture Desa Bawu Jepara memenuhi hak-hak pekerja anak. 3. Untuk mengetahui bagaimana hukum Islam memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak pekerja anak. E. Manfaat Penelitian Dalam melihat suatu kajian penelitian, pastinya terdapat manfaat yang melatar belakanginya, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut; 1. Manfaat teoritis a. Sebagai bahan dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai faktorfaktor yang menyebabkan suatu Industri/perusahaan mempekerjakan anak. b. Dengan penelitian ini akan menambah wawasan tentang perlindungan hukum terhadap hak-hak pekerja anak dalam hukum positif dan hukum Islam. 2. Manfaat Praktis a. Menjadi bahan kajian memperkaya wacana hukum positif dan hukum Islam dalam memberikan perlindungan hukum terhadap hakhak pekerja anak. b. Menjadi bahan kajian bagi industri meubel furniture Desa Bawu Jepara dan perusahaan lain serta bagi penulis sendiri dan masyarakat pada umumnya dari dampak sosial mempekerjakan anak.

7 F. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan proposal dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Pekerja Anak Menurut Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Industri Meubel Desa Bawu Batealit Jepara) diperlukan adanya status sistematika penulisan, sehingga dapat diketahui secara jelas kerangka penulisan skripsi ini: Sistematika yang penulis gunakan adalah sebagai berikut : I Pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah, fokus masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sitematika penulisan skripsi. II Kajian Pustaka, yang berisi tentang hak dan kewajban anak, hukum perburuhan, hak-hak pekerja menurut Undang-Undang 1945 dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, pekerja anak dalam hukum positif, pekerja anak dalam hukum Islam, metode ijtihad, hasil penelitian terdahulu, dan kerangka befikir. III Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, pendekatan masalah, sumber data, jenis data, lokasi penelitian, tehnik pengumpulan data, uji keabsaha data, dan analisis data. IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang deskripsi data tentang profil Desa Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara, profil industri meubel furniture Desa Bawu Jepara, data hasil wawancara, analisis dan pembahasan V Penutup, bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang telah dikemukakan dalam skripsi dan merupakan jawaban dari pokok masalah yang terkandung dalam pendahuluan skripsi. Di samping memuat kesimpulan, dalam bab ini juga memuat saransaran.